10 Duel Yang Mempertaruhkan Harga Diri: Mo Xie Melawan Tian Lei

Tawa penonton semakin keras. Bahkan, beberapa murid Kelas C dan B di sekitar Tian Lei mulai menahan senyum, meskipun mereka berusaha untuk tetap terlihat netral. Hinaan Mo Xie langsung menusuk harga diri Tian Lei.

Dengan suara geram, Tian Lei menunjuk Mo Xie. “Cukup omong kosongmu, pecundang! Jika kau memang seberani itu, tunjukkan di arena. Aku menantangmu untuk berduel di sini, sekarang juga!”

Kerumunan langsung riuh. Semua orang tahu bahwa tantangan duel di arena adalah tradisi sakral akademi. Menolaknya sama saja dengan kehilangan muka di depan semua orang. Namun, beberapa dari mereka juga mulai tertarik dengan apa yang terjadi, lebih tepatnya tertarik melihat Mo Xie babak belur dihajar karena telah bersikap sombong.

Mo Xie menatap Tian Lei sejenak, kemudian melirik arena di belakangnya. Ia menghela napas pendek, lalu berkata dengan nada acuh, “Duel? Denganmu?” Ia menatap Tian Lei seolah pria itu adalah lelucon. “Aku tidak punya waktu untuk membuang tenaga pada sesuatu yang tidak berarti.”

Namun, sebelum Tian Lei sempat meledak lagi, Mo Xie menambahkan dengan senyum tipis, “Tapi baiklah, aku akan menerimanya. Lagipula, aku ingin tahu seberapa buruk ‘bakat kelas atas’ yang kalian banggakan itu.”

Sorakan langsung membahana. Semua orang kini semakin antusias. Seorang murid Kelas D, yang selama ini dipandang rendah, menerima tantangan dari Tian Lei, salah satu bintang Kelas C? Bagi mereka, ini akan menjadi pertunjukan penghinaan besar bagi Mo Xie.

Namun, saat Mo Xie melangkah santai menuju arena, beberapa murid tidak bisa mengabaikan sesuatu yang aneh—tatapannya. Itu bukan tatapan seorang yang akan kalah, melainkan seperti seseorang yang tahu persis apa yang akan terjadi. Tatapan seorang predator yang baru saja masuk ke sarang mangsanya.

Akhirnya, Mo Xie dan Tian Lei berdiri berhadapan di tengah arena. Sorakan dan ejekan penonton menggema di sekeliling mereka. Di tribun, sebagian besar murid yakin bahwa ini akan menjadi kekalahan telak bagi Mo Xie, sementara beberapa lainnya mulai penasaran dengan ketenangan yang ditunjukkannya.

Tian Lei tersenyum sinis, membusungkan dadanya dengan penuh percaya diri. “Mo Xie, aku sebenarnya kasihan padamu. Kau tahu, ini bukan hanya tentang melawanku, tapi juga tentang mempermalukan dirimu sendiri di depan semua orang. Aku takut setelah ini kau tak akan berani lagi menginjakkan kaki di akademi ini.”

Mo Xie tetap tenang. Ia melirik Tian Lei dari ujung kepala hingga kaki dengan tatapan yang terlihat jelas seperti penilaian kritis. “Oh? Kalau begitu, mari kita buat ini lebih menarik. Bagaimana kalau kita bertaruh?”

Tian Lei menyipitkan matanya. “Bertaruh? Apakah kau tidak sadar situasimu?" ucapnya sambil tersenyum mengejek. "Tapi baiklah. Apa taruhannya, pecundang?”

Mo Xie menahan senyumnya, lalu berkata dengan nada yang cukup keras untuk didengar semua orang, “Yang kalah harus menjilat kaki pemenang di depan semua orang di sini.”

Kerumunan langsung heboh. Sebagian besar murid tertawa terbahak-bahak, sementara yang lain berseru tak percaya. Mereka semua menganggap bahwa taruhan yang dipasang Mo Xie adalah sesuatu yang nantinya hanya akan mempermalukannya.

Wajah Tian Lei penuh kesombongan. “Baiklah! Kau yang memintanya, jadi jangan menangis ketika aku memaksamu melakukannya nanti!”

Mo Xie hanya tersenyum tipis, lalu mengambil posisi santai di arena. Ia berdiri dengan satu tangan di belakang punggungnya, sementara tangan lainnya menunjuk Tian Lei dengan gerakan ringan. “Mulailah kapan saja. Aku akan memberimu kesempatan pertama.”

Ejekan itu memicu ledakan emosi Tian Lei. Dengan teriakan marah, ia menyalurkan Qi-nya, menciptakan aura biru yang menyelimuti tubuhnya. “Kau terlalu sombong, pecundang! Aku akan membuatmu menyesal!”

Tian Lei melesat maju dengan kecepatan tinggi, tinjunya yang dilapisi energi Qi mengarah langsung ke wajah Mo Xie. Penonton menahan napas, yakin bahwa serangan itu akan menghantamnya dengan keras.

Namun, yang terjadi justru mengejutkan semua orang. Mo Xie hanya menggeser kakinya sedikit, tubuhnya bergerak seolah mengalir mengikuti angin. Serangan Tian Lei meleset begitu saja, tanpa sedikit pun menyentuh Mo Xie.

“Lambat,” komentar Mo Xie dengan nada datar.

Sorakan dan tawa langsung terdengar dari penonton. Tian Lei, yang tidak percaya dirinya gagal melancarkan serangan pertama, kembali melanjutkan serangannya. Ia melancarkan pukulan demi pukulan, tendangan demi tendangan, tetapi Mo Xie menghindari semuanya dengan gerakan yang tampak terlalu santai untuk dianggap serius.

“Kau serius?” kata Mo Xie sambil memiringkan kepalanya, menghindari serangan yang nyaris mengenai pipinya. “Kalau ini yang disebut bakat Kelas C, aku rasa Kelas D sebenarnya jauh lebih baik.”

Wajah Tian Lei memerah karena malu dan marah. “BERHENTI BICARA OMONG KOSONG, PECUNDANG!” teriaknya. Ia lalu melompat mundur, mengumpulkan energi Qi di tangannya. Sebuah bola energi biru yang berputar-putar terbentuk di telapak tangannya, menciptakan riak-riak energi yang membuat kerumunan bersorak.

“Tian Lei sampai menggunakan jurus terbaiknya untuk melawan sampah itu!” teriak salah satu murid berseru.

“Sekarang dia selesai. Tidak mungkin Mo Xie bisa menghadapi itu,” sahut yang lainnya.

Tian Lei meluncurkan bola energi itu ke arah Mo Xie dengan kecepatan tinggi. Serangan itu menciptakan angin kencang yang berputar-putar, seolah mengancam untuk menghancurkan apa pun yang dilaluinya.

Namun, Mo Xie tetap tidak bergerak. Ia menunggu hingga bola energi hampir mencapai dirinya, lalu dengan satu gerakan cepat, ia menepukkan telapak tangannya ke bola Qi itu. Penonton terdiam saat melihat bola energi biru itu berhenti, tertahan oleh satu tangan Mo Xie.

“Kau serius menyebut ini ‘teknik terbaikmu’?” tanya Mo Xie dengan nada mencemooh. Ia memutar bola energi itu di tangannya seolah-olah itu hanya mainan, lalu melemparkannya kembali ke Tian Lei.

Tian Lei terkejut dan tidak sempat menghindar. Bola energi itu menghantam tanah di depannya, menciptakan ledakan yang membuat tubuhnya terhempas ke belakang. Debu beterbangan, dan ketika debu itu mereda, Tian Lei tampak terhuyung-huyung dengan wajah pucat.

Penonton terdiam, lalu perlahan mulai bergemuruh dengan bisikan tak percaya.

“Apa-apaan itu?”

“Dia menghentikan Ledakan Gelombang Qi dengan satu tangan...”

“Mo Xie, murid Kelas D paling rendah, melakukan itu?!”

Mo Xie berjalan mendekati Tian Lei, menatapnya dengan dingin. “Apa kau sudah selesai? Atau kau ingin terus mempermalukan dirimu sendiri?”

Tian Lei mencoba menyerang lagi, tetapi tubuhnya terlalu lemah untuk bergerak dengan cepat. Sebelum ia sempat melancarkan serangan, Mo Xie menghilang dari pandangannya dan muncul di belakangnya. Dengan satu tendangan ringan, Mo Xie menjatuhkan Tian Lei ke tanah.

“Dan begitulah seorang bintang Kelas C kalah di hadapan ‘pecundang,’” kata Mo Xie dengan suara yang cukup keras untuk didengar semua orang. “Sekarang, jangan lupa taruhannya.”

Tian Lei terdiam, wajahnya berubah pucat. Penonton berseru kaget, dan beberapa mulai tertawa mengejek Tian Lei. Mo Xie, dengan sikap santai, melipat tangannya di dada dan menunggu. “Atau kau ingin lari? Itu akan lebih memalukan.”

Episodes
1 1 Mo Xie: Kebangkitan Iblis di Dunia Modern
2 2 Pembalasan Iblis Yang Terpendam: Mo Xie Menghancurkan Perundung
3 3 Kematian Sue Lan: Pembalasan Pertama
4 4 Kultivator Yang Menyerap Aura Negatif: Dunia Yang Dipenuhi Penderitaan
5 5 Distrik Xuanshi: Hidup Di Bawah Garis Kemiskinan
6 6 Alasan Kembali Ke Masa Lalu: Tekad Melindungi Adiknya
7 7 Memulai Hidup Dengan Lebih Baik: Hubungan Yang Hangat
8 8 Berita Di Pagi Hari: Apa Itu Keadilan?
9 9 Akademi Kultivasi Zhenhai: Dua Devisi Yang Saling Berlawanan
10 10 Duel Yang Mempertaruhkan Harga Diri: Mo Xie Melawan Tian Lei
11 11 Kekalahan Yang Memalukan: Kedatangan Primadona Akademi
12 12 Teman Sekelas Yang Munafik: Mo Xie Yang Tidak Peduli
13 13 Kultivator Kuno Vs Kultivator Modern: Siapa Yang Lebih Hebat?
14 14 Mo Xie dan Gadis yang Nyaris Tak Terlihat
15 15 Perkelahian Di Distrik Xuanshi: Kultivator Peringkat Silver
16 16 Lonceng Kematian Di Tangah Malam: Kematian Yu Feng
17 17 Hari Yang Damai Setelah Tragedi: Keseharian Mo Lin
18 18 Bertahan di Dunia Keras: Mo Xie dan Pekerjaan Berbahaya
19 19 Agensi Teratai Merah: Menantang Anggota Agensi
20 20 Ujian Calon Agensi: Melawan Kultivator Gold
21 21 Satu Pukulan, Seribu Yuan: Mo Xie Menguasai Taruhan
22 22 Mengambil Misi Pertama Sebagai Anggota Agensi Teratai Merah
23 23 Zona Orange: Tempat Para Pemburu Menjadi Mangsa
24 24 Melawan Beast Tingkat 6: Inti Demonic Yang Semakin Kuat
25 25 Perburuan Bloodfang Tiger: Kemunculan Tamu Tak Diundang
26 26 Pertempuran di Hutan: Keberanian atau Kebodohan?
27 27 Membunuh Tiga Kultivator Peringkat Gold: Menyelesaikan Misi
28 28 Pagi Hari Yang Damai: Interogasi Yang Menegangkan
29 29 Bisikan di Antara Dua Hati: Mo Xie dan Lin Xiaoyu
30 30 Pelajaran Pengendalian Sihir: Elemen Air Yang Fleksibel
31 31 Kejutan di Lapangan Akademi Zhenhai: Serangan Angin Mo Xie
32 32 Satu Langkah Lebih Dekat: Qing Wei Mencurigai Mo Xie
33 33 Malam yang Dingin, Kursi yang Kosong: Mo Xie dan Harapan yang Memudar
34 34 Kekerasan Di Rumah Tangga: Perasaan Yang Tak Dapat Diartikan
35 35 Pagi Hari Yang Suram: Perburuan Di Lembah Beracun
36 36 Lembah Beracun: Sarang Black Viper Dan Kemunculan Orang-orang Bodoh
37 37 Mo Xie di Surga Hiburan: Klub, Alkohol, dan Wanita
38 38 Anak Orang Kaya Yang Sombong: Arti Kesenangan
39 39 Malam yang Tak Terlupakan: Mo Xie dan Yu Lan
40 40 Pagi Yang Hangat: Benang Merah Yang Selalu Mengarah Pada Satu Nama
41 41 Qing Wei: Pemimpin yang Dihormati, Ayah yang Gagal
42 42 Monopoli CFC: Ketika Kekayaan Lebih Berkuasa daripada Kekuatan
43 43 Darah dan Penyesalan: Dendam yang Tak Terhindarkan
44 44 Ayah yang Menjual Putrinya, Iblis yang Mengadilinya
45 45 Kematian Lin Gua: Dosa yang Harus Dibayar dengan Darah
46 46 Bunga Putih dan Perasaan yang Samar: Duka atau Lega
47 47 Kultivator Peringkat Platinum: Orang Yang Melukai Jin Hao.
48 48 Tantangan Duel Dari Seorang Wanita: Kultivator Tersembunyi
49 49 Shi Hua: Kultivator Platinum, Anggota Inti Agensi Langit Surgawi
50 50 Mansion Mewah Keluarga Qing: Hubungan Yu Lan dengan Qing Wei.
51 51 Hasrat Yang Terpendam: Yu Lan dan Mo Xie
52 52 Pagi yang Tenang di Distrik Xuanshi: Preman Yang Pemarah
Episodes

Updated 52 Episodes

1
1 Mo Xie: Kebangkitan Iblis di Dunia Modern
2
2 Pembalasan Iblis Yang Terpendam: Mo Xie Menghancurkan Perundung
3
3 Kematian Sue Lan: Pembalasan Pertama
4
4 Kultivator Yang Menyerap Aura Negatif: Dunia Yang Dipenuhi Penderitaan
5
5 Distrik Xuanshi: Hidup Di Bawah Garis Kemiskinan
6
6 Alasan Kembali Ke Masa Lalu: Tekad Melindungi Adiknya
7
7 Memulai Hidup Dengan Lebih Baik: Hubungan Yang Hangat
8
8 Berita Di Pagi Hari: Apa Itu Keadilan?
9
9 Akademi Kultivasi Zhenhai: Dua Devisi Yang Saling Berlawanan
10
10 Duel Yang Mempertaruhkan Harga Diri: Mo Xie Melawan Tian Lei
11
11 Kekalahan Yang Memalukan: Kedatangan Primadona Akademi
12
12 Teman Sekelas Yang Munafik: Mo Xie Yang Tidak Peduli
13
13 Kultivator Kuno Vs Kultivator Modern: Siapa Yang Lebih Hebat?
14
14 Mo Xie dan Gadis yang Nyaris Tak Terlihat
15
15 Perkelahian Di Distrik Xuanshi: Kultivator Peringkat Silver
16
16 Lonceng Kematian Di Tangah Malam: Kematian Yu Feng
17
17 Hari Yang Damai Setelah Tragedi: Keseharian Mo Lin
18
18 Bertahan di Dunia Keras: Mo Xie dan Pekerjaan Berbahaya
19
19 Agensi Teratai Merah: Menantang Anggota Agensi
20
20 Ujian Calon Agensi: Melawan Kultivator Gold
21
21 Satu Pukulan, Seribu Yuan: Mo Xie Menguasai Taruhan
22
22 Mengambil Misi Pertama Sebagai Anggota Agensi Teratai Merah
23
23 Zona Orange: Tempat Para Pemburu Menjadi Mangsa
24
24 Melawan Beast Tingkat 6: Inti Demonic Yang Semakin Kuat
25
25 Perburuan Bloodfang Tiger: Kemunculan Tamu Tak Diundang
26
26 Pertempuran di Hutan: Keberanian atau Kebodohan?
27
27 Membunuh Tiga Kultivator Peringkat Gold: Menyelesaikan Misi
28
28 Pagi Hari Yang Damai: Interogasi Yang Menegangkan
29
29 Bisikan di Antara Dua Hati: Mo Xie dan Lin Xiaoyu
30
30 Pelajaran Pengendalian Sihir: Elemen Air Yang Fleksibel
31
31 Kejutan di Lapangan Akademi Zhenhai: Serangan Angin Mo Xie
32
32 Satu Langkah Lebih Dekat: Qing Wei Mencurigai Mo Xie
33
33 Malam yang Dingin, Kursi yang Kosong: Mo Xie dan Harapan yang Memudar
34
34 Kekerasan Di Rumah Tangga: Perasaan Yang Tak Dapat Diartikan
35
35 Pagi Hari Yang Suram: Perburuan Di Lembah Beracun
36
36 Lembah Beracun: Sarang Black Viper Dan Kemunculan Orang-orang Bodoh
37
37 Mo Xie di Surga Hiburan: Klub, Alkohol, dan Wanita
38
38 Anak Orang Kaya Yang Sombong: Arti Kesenangan
39
39 Malam yang Tak Terlupakan: Mo Xie dan Yu Lan
40
40 Pagi Yang Hangat: Benang Merah Yang Selalu Mengarah Pada Satu Nama
41
41 Qing Wei: Pemimpin yang Dihormati, Ayah yang Gagal
42
42 Monopoli CFC: Ketika Kekayaan Lebih Berkuasa daripada Kekuatan
43
43 Darah dan Penyesalan: Dendam yang Tak Terhindarkan
44
44 Ayah yang Menjual Putrinya, Iblis yang Mengadilinya
45
45 Kematian Lin Gua: Dosa yang Harus Dibayar dengan Darah
46
46 Bunga Putih dan Perasaan yang Samar: Duka atau Lega
47
47 Kultivator Peringkat Platinum: Orang Yang Melukai Jin Hao.
48
48 Tantangan Duel Dari Seorang Wanita: Kultivator Tersembunyi
49
49 Shi Hua: Kultivator Platinum, Anggota Inti Agensi Langit Surgawi
50
50 Mansion Mewah Keluarga Qing: Hubungan Yu Lan dengan Qing Wei.
51
51 Hasrat Yang Terpendam: Yu Lan dan Mo Xie
52
52 Pagi yang Tenang di Distrik Xuanshi: Preman Yang Pemarah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!