8 Berita Di Pagi Hari: Apa Itu Keadilan?

Mo Lin tertawa kecil mendengar jawaban itu. Setelah memastikan semuanya sudah beres, ia kemudian meninggalkan apartemen kecil mereka untuk bersekolah. Sementara Mo Xie lebih santai dan tidak terburu-buru.

Mo Xie menatap layar televisinya yang sesekali nampak error karena sudah tua dan usang. Di layar televisi yang buram itu, seorang reporter wanita berdiri di lorong sempit yang dipenuhi garis polisi.

Sorot kamera menangkap suasana suram di sekitar lokasi, dengan polisi dan tim forensik yang masih bekerja mengumpulkan bukti. Di belakang reporter, terlihat beberapa kantong jenazah yang telah diangkut ke dalam mobil ambulans.

“Pagi ini, publik dikejutkan oleh penemuan enam korban tewas di lorong Distrik Jingfeng,” kata reporter dengan suara tegas namun penuh kewaspadaan. “Korban terdiri dari lima pria dan satu wanita. Berdasarkan informasi awal dari pihak kepolisian, mereka adalah anggota geng lokal yang sering kali meresahkan warga. Pemimpin geng ini, Go Jin, adalah salah satu korban.”

Mo Xie menatap layar dengan ekspresi datar, tangannya meraih cangkir kopi di meja. Ia meneguk sedikit, matanya tidak lepas dari televisi.

“Polisi belum memberikan pernyataan resmi tentang apa yang sebenarnya terjadi di sini,” lanjut reporter itu. “Namun, berdasarkan kondisi tubuh para korban, ini bukan serangan biasa. Empat pria ditemukan dengan luka parah akibat serangan Qi, sementara kepala Go Jin terputus dari tubuhnya.”

Reporter itu berhenti sejenak, wajahnya terlihat lebih serius ketika ia menyebutkan detail terakhir. “Namun, yang paling mengerikan adalah kondisi korban wanita. Tubuhnya, yang telah diidentifikasi sebagai Sue Lan—murid SMA Jinhai, ditemukan dalam keadaan tidak utuh, hampir tidak bisa dikenali. Sumber dari tim forensik menyatakan bahwa kerusakan ini sangat mungkin disebabkan oleh kekuatan kultivator berelemen gelap yang tidak terdaftar.”

Mo Xie menyandarkan tubuhnya di sofa, satu sudut bibirnya melengkung kecil. Sue Lan adalah orang yang dia ingat betul, salah satu yang memulai penghinaan terhadapnya dan penyebab kematian adiknya di kehidupan sebelumnya.

Wanita itu adalah simbol kesombongan dan keangkuhan dalam geng Go Jin, seseorang yang selalu merasa di atas angin karena memiliki bekingan banyak pria. Sekarang, dia menjadi angka dalam statistik korban di berita pagi.

“Wanita busuk itu pantas mendapatkannya,” gumam Mo Xie sambil tersenyum tipis.

Layar televisi kini menampilkan seorang pria paruh baya dengan tubuh tegap dan wajah penuh wibawa. Rambutnya sedikit beruban, tetapi mata tajamnya mengintimidasi siapa pun yang menatapnya. Ia mengenakan seragam polisi dengan pangkat tinggi yang terpampang jelas di dadanya.

“Ini adalah kasus yang serius dan tidak bisa dianggap enteng,” kata pria itu dengan suara tegas. “Saya, Kepala Kepolisian Qing Wei, ingin menegaskan kepada semua pihak bahwa kami akan menemukan pelaku dari pembantaian keji ini. Tidak peduli seberapa pintar atau kuat mereka, hukum akan selalu mengejar mereka.”

Mo Xie meneguk kopinya perlahan, matanya tetap fokus pada layar. Tatapan Qing Wei tampak seolah menembus layar, langsung menuju ke arah penonton. Lebih tepatnya, seolah menatap langsung ke arah Mo Xie.

“Kepada pelaku, dengarkan ini baik-baik,” Qing Wei melanjutkan, nada suaranya semakin berat. “Kami tidak akan berhenti sampai Anda tertangkap. Anda mungkin berpikir telah melarikan diri dari keadilan, tetapi itu hanya masalah waktu. Tindakan Anda tidak hanya menjatuhkan korban jiwa, tetapi juga mengganggu keseimbangan yang telah kami pertahankan di Distrik Jingfeng. Jangan berharap bisa lolos.”

Mo Xie tersenyum kecil, seperti menanggapi tantangan itu. Ia menyandarkan tubuhnya ke sofa, menaruh cangkir kopinya di meja dengan gerakan tenang.

“Keseimbangan, ya?” gumamnya pelan, suaranya terdengar seperti ejekan. “Keseimbangan macam apa yang kau maksud, Qing Wei? Keseimbangan di mana orang seperti aku diinjak-injak tanpa keadilan?”

Reporter di lokasi kembali mengambil alih, memberikan ringkasan singkat tentang situasi terkini.

Mo Xie berdiri dari sofa, melangkah perlahan ke arah jendela kecil apartemennya. Tirai usang yang masih setengah tertutup membiarkan cahaya matahari masuk, menciptakan bayangan samar di wajahnya. Dari sini, ia bisa melihat sebagian Distrik Jingfeng yang mulai sibuk dengan aktivitas pagi.

“Qing Wei… kau selalu menjadi orang yang berani melawan ketidakadilan, tapi kau juga tahu batasanmu,” bisiknya, matanya menyipit seolah menimbang. “Aku ingin tahu… apakah kau cukup pintar untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi, atau kau hanya boneka dari mereka yang lebih besar?”

Mo Xie menarik napas dalam, lalu tertawa kecil. “Kalau begitu, mari kita lihat seberapa jauh kau bisa melangkah, Qing Wei…”

Di layar, sang reporter menutup laporan dengan serius, tetapi Mo Xie sudah kehilangan minat. Ia mematikan televisi dengan remote-nya, melemparkannya ke meja, kemudian berjalan ke kamar mandi untuk bersiap pergi ke akademi.

Sebenarnya, Mo Xie tidak ingin kembali ke tempat yang dipenuhi anak-anak nakal itu, tempat di mana dia selalu dirundung dan dibully habis-habisan. Namun, sang ayah sudah bekerja keras demi kedua anaknya bisa menempuh pendidikan yang layak, jadi dia tidak ingin mengecewakan keinginan mendiang ayahnya.

...

Mo Xie berdiri di depan cermin kecil yang menempel di dinding kamar mandinya. Uap air hangat membentuk lapisan tipis di permukaan cermin, membuat pantulannya terlihat samar. Ia mengusap permukaan kaca dengan tangannya, menghapus kabut itu hingga wajahnya terlihat jelas.

Wajah Mo Xie kurus, hampir seperti tidak mendapatkan cukup makanan selama bertahun-tahun. Tulang pipinya menonjol, dan kulitnya terlihat pucat dengan lingkaran hitam samar di bawah mata—tanda dari kurang tidur yang kronis.

Rambut hitamnya basah, meneteskan air ke bahu dan lehernya yang juga terlihat kurus. Rambut itu sedikit berantakan, tapi cukup panjang hingga menutupi sebagian mata dan leher belakangnya.

Namun, yang paling mencolok adalah matanya. Pupilnya yang dulu berwarna hitam kini berubah menjadi merah darah—sesuatu yang tidak biasa dan membuat siapa pun yang melihatnya merasa tidak nyaman. Tatapan itu dingin dan tajam, seolah-olah membawa kebencian yang tidak pernah padam.

Mo Xie memiringkan kepalanya sedikit, menatap bayangan dirinya dengan ekspresi datar. “Apa ini benar-benar aku yang sekarang?” gumamnya pelan, suaranya hampir tenggelam oleh bunyi air yang mengalir dari pancuran.

Tangannya menyentuh sisi wajahnya, merasakan tekstur kulit yang kasar akibat luka lama dan bekas memar. Tubuhnya yang lemah dan kurus selalu menjadi bahan ejekan, tapi sekarang, ia tahu bahwa kelemahan itu hanyalah masa lalu.

Di balik tubuhnya yang rapuh, kekuatan baru mengalir melalui nadinya—kekuatan gelap yang ia peroleh dari kehidupannya sebagai iblis.

“Mereka akan melihat apa yang bisa dilakukan tubuh ini, tidak peduli seberapa lemahnya aku terlihat.”

Mo Xie menarik napas dalam-dalam, kemudian mengguyur tubuhnya dengan air hangat. Sensasi itu membawa rasa tenang sementara, tetapi tidak bisa menghapus dinginnya tekad yang kini menguasai dirinya.

Setelah selesai mandi, ia mengeringkan tubuhnya dengan handuk kecil yang sudah lusuh. Ia mengenakan pakaian sederhana—kemeja putih kusam dan celana hitam panjang—yang hampir terlalu longgar untuk tubuh kurusnya. Tapi baginya, itu cukup.

Tidak ada alasan untuk tampil mewah di tempat yang penuh dengan mereka yang meremehkannya.

Mo Xie menatap sekali lagi bayangannya di cermin sebelum meninggalkan kamar mandi. “Hari ini… adalah awal dari segalanya,” bisiknya, suara itu penuh keyakinan. “Mereka yang menghancurkan hidupku akan merasakan balasanku, satu per satu.”

Ia mengambil tas sekolahnya yang sudah usang, lalu melangkah keluar dari apartemen kecil itu menuju akademi. Di luar, Distrik Jingfeng mulai hidup dengan kesibukan pagi, namun bagi Mo Xie, dunia ini tidak akan pernah sama lagi. Tidak dengan dia di dalamnya.

Episodes
1 1 Mo Xie: Kebangkitan Iblis di Dunia Modern
2 2 Pembalasan Iblis Yang Terpendam: Mo Xie Menghancurkan Perundung
3 3 Kematian Sue Lan: Pembalasan Pertama
4 4 Kultivator Yang Menyerap Aura Negatif: Dunia Yang Dipenuhi Penderitaan
5 5 Distrik Xuanshi: Hidup Di Bawah Garis Kemiskinan
6 6 Alasan Kembali Ke Masa Lalu: Tekad Melindungi Adiknya
7 7 Memulai Hidup Dengan Lebih Baik: Hubungan Yang Hangat
8 8 Berita Di Pagi Hari: Apa Itu Keadilan?
9 9 Akademi Kultivasi Zhenhai: Dua Devisi Yang Saling Berlawanan
10 10 Duel Yang Mempertaruhkan Harga Diri: Mo Xie Melawan Tian Lei
11 11 Kekalahan Yang Memalukan: Kedatangan Primadona Akademi
12 12 Teman Sekelas Yang Munafik: Mo Xie Yang Tidak Peduli
13 13 Kultivator Kuno Vs Kultivator Modern: Siapa Yang Lebih Hebat?
14 14 Mo Xie dan Gadis yang Nyaris Tak Terlihat
15 15 Perkelahian Di Distrik Xuanshi: Kultivator Peringkat Silver
16 16 Lonceng Kematian Di Tangah Malam: Kematian Yu Feng
17 17 Hari Yang Damai Setelah Tragedi: Keseharian Mo Lin
18 18 Bertahan di Dunia Keras: Mo Xie dan Pekerjaan Berbahaya
19 19 Agensi Teratai Merah: Menantang Anggota Agensi
20 20 Ujian Calon Agensi: Melawan Kultivator Gold
21 21 Satu Pukulan, Seribu Yuan: Mo Xie Menguasai Taruhan
22 22 Mengambil Misi Pertama Sebagai Anggota Agensi Teratai Merah
23 23 Zona Orange: Tempat Para Pemburu Menjadi Mangsa
24 24 Melawan Beast Tingkat 6: Inti Demonic Yang Semakin Kuat
25 25 Perburuan Bloodfang Tiger: Kemunculan Tamu Tak Diundang
26 26 Pertempuran di Hutan: Keberanian atau Kebodohan?
27 27 Membunuh Tiga Kultivator Peringkat Gold: Menyelesaikan Misi
28 28 Pagi Hari Yang Damai: Interogasi Yang Menegangkan
29 29 Bisikan di Antara Dua Hati: Mo Xie dan Lin Xiaoyu
30 30 Pelajaran Pengendalian Sihir: Elemen Air Yang Fleksibel
31 31 Kejutan di Lapangan Akademi Zhenhai: Serangan Angin Mo Xie
32 32 Satu Langkah Lebih Dekat: Qing Wei Mencurigai Mo Xie
33 33 Malam yang Dingin, Kursi yang Kosong: Mo Xie dan Harapan yang Memudar
34 34 Kekerasan Di Rumah Tangga: Perasaan Yang Tak Dapat Diartikan
35 35 Pagi Hari Yang Suram: Perburuan Di Lembah Beracun
36 36 Lembah Beracun: Sarang Black Viper Dan Kemunculan Orang-orang Bodoh
37 37 Mo Xie di Surga Hiburan: Klub, Alkohol, dan Wanita
38 38 Anak Orang Kaya Yang Sombong: Arti Kesenangan
39 39 Malam yang Tak Terlupakan: Mo Xie dan Yu Lan
40 40 Pagi Yang Hangat: Benang Merah Yang Selalu Mengarah Pada Satu Nama
41 41 Qing Wei: Pemimpin yang Dihormati, Ayah yang Gagal
42 42 Monopoli CFC: Ketika Kekayaan Lebih Berkuasa daripada Kekuatan
43 43 Darah dan Penyesalan: Dendam yang Tak Terhindarkan
44 44 Ayah yang Menjual Putrinya, Iblis yang Mengadilinya
45 45 Kematian Lin Gua: Dosa yang Harus Dibayar dengan Darah
46 46 Bunga Putih dan Perasaan yang Samar: Duka atau Lega
47 47 Kultivator Peringkat Platinum: Orang Yang Melukai Jin Hao.
48 48 Tantangan Duel Dari Seorang Wanita: Kultivator Tersembunyi
49 49 Shi Hua: Kultivator Platinum, Anggota Inti Agensi Langit Surgawi
50 50 Mansion Mewah Keluarga Qing: Hubungan Yu Lan dengan Qing Wei.
51 51 Hasrat Yang Terpendam: Yu Lan dan Mo Xie
52 52 Pagi yang Tenang di Distrik Xuanshi: Preman Yang Pemarah
Episodes

Updated 52 Episodes

1
1 Mo Xie: Kebangkitan Iblis di Dunia Modern
2
2 Pembalasan Iblis Yang Terpendam: Mo Xie Menghancurkan Perundung
3
3 Kematian Sue Lan: Pembalasan Pertama
4
4 Kultivator Yang Menyerap Aura Negatif: Dunia Yang Dipenuhi Penderitaan
5
5 Distrik Xuanshi: Hidup Di Bawah Garis Kemiskinan
6
6 Alasan Kembali Ke Masa Lalu: Tekad Melindungi Adiknya
7
7 Memulai Hidup Dengan Lebih Baik: Hubungan Yang Hangat
8
8 Berita Di Pagi Hari: Apa Itu Keadilan?
9
9 Akademi Kultivasi Zhenhai: Dua Devisi Yang Saling Berlawanan
10
10 Duel Yang Mempertaruhkan Harga Diri: Mo Xie Melawan Tian Lei
11
11 Kekalahan Yang Memalukan: Kedatangan Primadona Akademi
12
12 Teman Sekelas Yang Munafik: Mo Xie Yang Tidak Peduli
13
13 Kultivator Kuno Vs Kultivator Modern: Siapa Yang Lebih Hebat?
14
14 Mo Xie dan Gadis yang Nyaris Tak Terlihat
15
15 Perkelahian Di Distrik Xuanshi: Kultivator Peringkat Silver
16
16 Lonceng Kematian Di Tangah Malam: Kematian Yu Feng
17
17 Hari Yang Damai Setelah Tragedi: Keseharian Mo Lin
18
18 Bertahan di Dunia Keras: Mo Xie dan Pekerjaan Berbahaya
19
19 Agensi Teratai Merah: Menantang Anggota Agensi
20
20 Ujian Calon Agensi: Melawan Kultivator Gold
21
21 Satu Pukulan, Seribu Yuan: Mo Xie Menguasai Taruhan
22
22 Mengambil Misi Pertama Sebagai Anggota Agensi Teratai Merah
23
23 Zona Orange: Tempat Para Pemburu Menjadi Mangsa
24
24 Melawan Beast Tingkat 6: Inti Demonic Yang Semakin Kuat
25
25 Perburuan Bloodfang Tiger: Kemunculan Tamu Tak Diundang
26
26 Pertempuran di Hutan: Keberanian atau Kebodohan?
27
27 Membunuh Tiga Kultivator Peringkat Gold: Menyelesaikan Misi
28
28 Pagi Hari Yang Damai: Interogasi Yang Menegangkan
29
29 Bisikan di Antara Dua Hati: Mo Xie dan Lin Xiaoyu
30
30 Pelajaran Pengendalian Sihir: Elemen Air Yang Fleksibel
31
31 Kejutan di Lapangan Akademi Zhenhai: Serangan Angin Mo Xie
32
32 Satu Langkah Lebih Dekat: Qing Wei Mencurigai Mo Xie
33
33 Malam yang Dingin, Kursi yang Kosong: Mo Xie dan Harapan yang Memudar
34
34 Kekerasan Di Rumah Tangga: Perasaan Yang Tak Dapat Diartikan
35
35 Pagi Hari Yang Suram: Perburuan Di Lembah Beracun
36
36 Lembah Beracun: Sarang Black Viper Dan Kemunculan Orang-orang Bodoh
37
37 Mo Xie di Surga Hiburan: Klub, Alkohol, dan Wanita
38
38 Anak Orang Kaya Yang Sombong: Arti Kesenangan
39
39 Malam yang Tak Terlupakan: Mo Xie dan Yu Lan
40
40 Pagi Yang Hangat: Benang Merah Yang Selalu Mengarah Pada Satu Nama
41
41 Qing Wei: Pemimpin yang Dihormati, Ayah yang Gagal
42
42 Monopoli CFC: Ketika Kekayaan Lebih Berkuasa daripada Kekuatan
43
43 Darah dan Penyesalan: Dendam yang Tak Terhindarkan
44
44 Ayah yang Menjual Putrinya, Iblis yang Mengadilinya
45
45 Kematian Lin Gua: Dosa yang Harus Dibayar dengan Darah
46
46 Bunga Putih dan Perasaan yang Samar: Duka atau Lega
47
47 Kultivator Peringkat Platinum: Orang Yang Melukai Jin Hao.
48
48 Tantangan Duel Dari Seorang Wanita: Kultivator Tersembunyi
49
49 Shi Hua: Kultivator Platinum, Anggota Inti Agensi Langit Surgawi
50
50 Mansion Mewah Keluarga Qing: Hubungan Yu Lan dengan Qing Wei.
51
51 Hasrat Yang Terpendam: Yu Lan dan Mo Xie
52
52 Pagi yang Tenang di Distrik Xuanshi: Preman Yang Pemarah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!