2 Pembalasan Iblis Yang Terpendam: Mo Xie Menghancurkan Perundung

Go Jin menyeringai lebar, tatapannya penuh penghinaan. “Apa kau lupa waktu itu? Saat aku mematahkan lenganmu dan membuatmu koma? Bahkan keluargamu tidak bisa berbuat apa-apa, kan? Sepertinya aku harus mengingatkanmu lagi siapa yang berkuasa di sini.”

Mo Xie memandang Go Jin tanpa ekspresi. Dalam benaknya, kilasan ingatan dari tubuh lamanya berputar seperti film rusak—rasa sakit, penghinaan, dan ketidakberdayaan. Namun, itu semua hanya menambah rasa dingin di hatinya.

“Kau benar,” ujar Mo Xie perlahan, suaranya tenang namun menusuk. “Aku ingat. Kau mematahkan lenganku dan hampir membunuhku. Kau menyebutku sampah, sesuatu yang bahkan tidak layak untuk hidup.”

Go Jin tertawa keras, suara tawa itu menggema di gang sempit tempat mereka berada. “Bagus! Setidaknya kau sadar akan tempatmu. Sekarang, kenapa tidak kau merangkak saja dan memohon ampun pada gadisku? Mungkin aku akan membiarkanmu hidup kali ini.”

Sue Lan tersenyum mengejek. "Jilat sepatuku sampai bersih. Nanti, aku akan memberikan satu kaos kakiku untukmu. Kau mungkin bisa ereksi dengan itu."

Mo Xie terdiam, hanya menatap sepatu Sue Lan yang sengaja disodorkan ke wajahnya. Semua orang menunggu reaksinya, menduga ia akan merangkak dan memohon ampun seperti yang biasa ia lakukan di masa lalu. Namun, saat ia mengangkat kepala, kilatan merah pekat muncul di matanya, seperti bara api yang menyala dari dasar neraka.

“Heh...” Mo Xie mendengus pelan, lalu berdiri perlahan. Tubuhnya sangat kurus dan lemah, tetapi ada sesuatu yang lebih kuat—sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh mata manusia biasa. Aura gelap yang samar mulai menyelimuti dirinya, membuat udara di sekitarnya terasa berat dan mencekam.

Go Jin menyipitkan mata, merasa ada sesuatu yang aneh. “Apa-apaan itu? Kau berani berdiri di hadapanku seperti itu?” Ia maju dengan langkah kasar, menyodorkan tangan untuk meraih kerah Mo Xie.

Namun, sebelum tangannya mencapai sasarannya, Mo Xie menggerakkan tangannya dengan kecepatan luar biasa. Dalam sekejap, pergelangan tangan Go Jin telah berada dalam cengkeramannya.

“Apa...?” Go Jin tertegun. Cengkeraman Mo Xie terasa seperti baja, menekan tulangnya hingga hampir retak.

Mo Xie mendekatkan wajahnya ke arah Go Jin, matanya yang merah menatap tajam, menusuk hingga ke dalam jiwa. “Jadi, ini tangan yang kau gunakan untuk mematahkan lenganku dulu?” suaranya rendah, dingin, dan penuh kebencian yang terkendali.

“Lepaskan aku, bajingan!” Go Jin berusaha menarik tangannya, tetapi sia-sia. Wajahnya mulai memucat ketika Mo Xie semakin menekan, terdengar suara retakan kecil dari tulang pergelangan tangannya.

“Lepaskan dia!” salah satu anak buah Go Jin berteriak, meluncurkan pukulan ke arah kepala Mo Xie. Namun, Mo Xie bahkan tidak melirik. Ia hanya mengangkat tangan kirinya dan menangkap pukulan itu dengan mudah.

Krek!

Suara tulang yang patah terdengar, diikuti jeritan memilukan dari anak buah Go Jin yang kini memegangi tangannya yang bengkok ke arah yang tidak wajar.

Semua orang terdiam. Sue Lan bahkan melangkah mundur, wajahnya pucat pasi.

Go Jin menggertakkan giginya, menahan rasa sakit di pergelangan tangannya. “Kau... sejak kapan kau jadi seperti ini? Kau pasti menggunakan kekuatan terlarang! Aku akan melaporkanmu!”

Mo Xie tersenyum tipis, tetapi senyumnya bukanlah senyum manusia biasa. Itu adalah senyum iblis. “Kekuatan? Kau benar. Aku memang memiliki kekuatan... tapi itu bukan sesuatu yang bisa kau pahami.”

Dengan satu gerakan cepat, Mo Xie memutar lengan Go Jin hingga pria itu jatuh berlutut sambil berteriak kesakitan. Lalu, dengan santai, Mo Xie menghentakkan kakinya ke dada Go Jin, membuat pria itu terlempar hingga membentur tembok di ujung gang.

Di bawah cahaya lampu neon yang berkedip, aura mencekam terus menguar dari tubuh Mo Xie. Udara di sekitar mereka seolah membeku, membuat para preman yang tersisa gemetar di tempat. Go Jin tergeletak di sudut gang dengan napas tersengal, sementara Sue Lan berdiri terpaku, wajahnya pucat seperti mayat.

“Apa yang kalian tunggu!? Bunuh dia!” Go Jin meraung, matanya dipenuhi kemarahan.

Para preman yang tersisa, meski ragu, akhirnya menyerang bersama-sama. Salah satu dari mereka mengeluarkan pisau yang bersinar tajam di bawah cahaya neon, sementara yang lain membawa pentungan besi besar.

Mo Xie memandang mereka dengan ekspresi dingin. Dia tidak bergerak hingga salah satu dari mereka hampir mendekatinya. Dalam sekejap, dia mengangkat tangan kanannya, dan gelombang energi hitam keluar seperti bayangan hidup, menyelimuti tubuh pria itu.

“Apa ini? Tidak! Lepaskan aku!” pria itu berteriak panik, mencoba meraih sesuatu untuk melarikan diri. Namun, tubuhnya dengan cepat layu, kulitnya mengerut, dan matanya kosong. Dalam hitungan detik, dia berubah menjadi mayat kering yang terjatuh ke tanah dengan suara gedebuk pelan.

Sue Lan menjerit histeris, mundur dengan tangan menutupi mulutnya. “Apa-apaan dia... dia monster!”

“Monster?” Mo Xie bergumam pelan sambil menatap tubuh yang sudah menjadi mayat itu. “Aku sudah melewati batas itu sejak lama.”

Salah satu preman yang lebih besar berteriak marah dan menyerang dari belakang, mengayunkan pentungannya dengan kekuatan penuh. Namun, Mo Xie menghilang dalam sekejap mata.

“Di sini.”

Suara dingin itu datang dari belakangnya. Sebelum pria itu sempat bereaksi, Mo Xie menempelkan dua jarinya ke punggungnya. Gelombang energi gelap langsung merembes masuk ke tubuhnya, menghancurkan organ dalamnya seketika. Darah segar muncrat dari mulut pria itu saat tubuhnya ambruk ke lantai.

“Kalian semua tidak punya kesempatan,” ujar Mo Xie tanpa emosi, berjalan perlahan ke arah yang lain.

Salah satu preman, yang tampak lebih muda, menjatuhkan senjatanya dan mencoba melarikan diri. “Aku tidak mau mati! Tolong! Ampuni aku!”

Mo Xie mengangkat tangan, dan bayangan hitam panjang menyeruak dari tanah, mengejar pria itu seperti ular lapar. Dalam hitungan detik, bayangan itu membelit tubuhnya, menghancurkan tulangnya dengan suara gemeretak yang mengerikan sebelum menariknya kembali ke Mo Xie.

Jiwa pria itu terserap ke dalam Inti Demonic di dalam tubuh Mo Xie, menambah kekuatan di tubuhnya yang mulai terasa menguat.

“Siapa lagi?” tanya Mo Xie dengan nada santai.

Sue Lan gemetar di sudut, tubuhnya tersandar pada dinding dingin. Ia melihat tubuh-tubuh yang berserakan di sekelilingnya—semua temannya telah mati. Bahkan Go Jin, yang selama ini ia anggap tak terkalahkan, kini tampak tak lebih dari pria ketakutan yang merangkak mundur, mencoba melarikan diri.

“Mo Xie! Berhenti! Kau tidak akan lolos dari hukum kalau membunuhku!” Go Jin mencoba berdiplomasi, meski suaranya bergetar hebat.

Mo Xie mendekat, memandang Go Jin dari atas. “Hukum?” Dia tertawa kecil, suara tawanya seperti duri yang menusuk jiwa. “Di mana hukum itu saat kau mematahkan lenganku? Di mana hukum itu saat kau membuat keluargaku tidak berdaya?”

Dia mengangkat tangan, dan bayangan gelap membentuk bilah tajam yang berdenyut seperti hidup. “Yang kuatlah yang menciptakan hukum, dan aku jauh lebih kuat darimu.”

Dengan satu ayunan cepat, kepala Go Jin terpisah dari tubuhnya, darah menyembur liar ke lantai beton.

Sue Lan menjerit histeris, air mata mengalir deras di wajahnya. “T-Tolong! Jangan bunuh aku! Aku tidak tahu apa-apa! Mereka yang menyuruhku!”

Terpopuler

Comments

Hardware Solution

Hardware Solution

mawar 🌹 untukmu Thor...yg rajin update /Heart//Heart//Heart//Heart/

2025-01-27

1

Wyne nais

Wyne nais

sip

2025-02-14

1

lihat semua
Episodes
1 1 Mo Xie: Kebangkitan Iblis di Dunia Modern
2 2 Pembalasan Iblis Yang Terpendam: Mo Xie Menghancurkan Perundung
3 3 Kematian Sue Lan: Pembalasan Pertama
4 4 Kultivator Yang Menyerap Aura Negatif: Dunia Yang Dipenuhi Penderitaan
5 5 Distrik Xuanshi: Hidup Di Bawah Garis Kemiskinan
6 6 Alasan Kembali Ke Masa Lalu: Tekad Melindungi Adiknya
7 7 Memulai Hidup Dengan Lebih Baik: Hubungan Yang Hangat
8 8 Berita Di Pagi Hari: Apa Itu Keadilan?
9 9 Akademi Kultivasi Zhenhai: Dua Devisi Yang Saling Berlawanan
10 10 Duel Yang Mempertaruhkan Harga Diri: Mo Xie Melawan Tian Lei
11 11 Kekalahan Yang Memalukan: Kedatangan Primadona Akademi
12 12 Teman Sekelas Yang Munafik: Mo Xie Yang Tidak Peduli
13 13 Kultivator Kuno Vs Kultivator Modern: Siapa Yang Lebih Hebat?
14 14 Mo Xie dan Gadis yang Nyaris Tak Terlihat
15 15 Perkelahian Di Distrik Xuanshi: Kultivator Peringkat Silver
16 16 Lonceng Kematian Di Tangah Malam: Kematian Yu Feng
17 17 Hari Yang Damai Setelah Tragedi: Keseharian Mo Lin
18 18 Bertahan di Dunia Keras: Mo Xie dan Pekerjaan Berbahaya
19 19 Agensi Teratai Merah: Menantang Anggota Agensi
20 20 Ujian Calon Agensi: Melawan Kultivator Gold
21 21 Satu Pukulan, Seribu Yuan: Mo Xie Menguasai Taruhan
22 22 Mengambil Misi Pertama Sebagai Anggota Agensi Teratai Merah
23 23 Zona Orange: Tempat Para Pemburu Menjadi Mangsa
24 24 Melawan Beast Tingkat 6: Inti Demonic Yang Semakin Kuat
25 25 Perburuan Bloodfang Tiger: Kemunculan Tamu Tak Diundang
26 26 Pertempuran di Hutan: Keberanian atau Kebodohan?
27 27 Membunuh Tiga Kultivator Peringkat Gold: Menyelesaikan Misi
28 28 Pagi Hari Yang Damai: Interogasi Yang Menegangkan
29 29 Bisikan di Antara Dua Hati: Mo Xie dan Lin Xiaoyu
30 30 Pelajaran Pengendalian Sihir: Elemen Air Yang Fleksibel
31 31 Kejutan di Lapangan Akademi Zhenhai: Serangan Angin Mo Xie
32 32 Satu Langkah Lebih Dekat: Qing Wei Mencurigai Mo Xie
33 33 Malam yang Dingin, Kursi yang Kosong: Mo Xie dan Harapan yang Memudar
34 34 Kekerasan Di Rumah Tangga: Perasaan Yang Tak Dapat Diartikan
35 35 Pagi Hari Yang Suram: Perburuan Di Lembah Beracun
36 36 Lembah Beracun: Sarang Black Viper Dan Kemunculan Orang-orang Bodoh
37 37 Mo Xie di Surga Hiburan: Klub, Alkohol, dan Wanita
38 38 Anak Orang Kaya Yang Sombong: Arti Kesenangan
39 39 Malam yang Tak Terlupakan: Mo Xie dan Yu Lan
40 40 Pagi Yang Hangat: Benang Merah Yang Selalu Mengarah Pada Satu Nama
41 41 Qing Wei: Pemimpin yang Dihormati, Ayah yang Gagal
42 42 Monopoli CFC: Ketika Kekayaan Lebih Berkuasa daripada Kekuatan
43 43 Darah dan Penyesalan: Dendam yang Tak Terhindarkan
44 44 Ayah yang Menjual Putrinya, Iblis yang Mengadilinya
45 45 Kematian Lin Gua: Dosa yang Harus Dibayar dengan Darah
46 46 Bunga Putih dan Perasaan yang Samar: Duka atau Lega
47 47 Kultivator Peringkat Platinum: Orang Yang Melukai Jin Hao.
48 48 Tantangan Duel Dari Seorang Wanita: Kultivator Tersembunyi
49 49 Shi Hua: Kultivator Platinum, Anggota Inti Agensi Langit Surgawi
50 50 Mansion Mewah Keluarga Qing: Hubungan Yu Lan dengan Qing Wei.
51 51 Hasrat Yang Terpendam: Yu Lan dan Mo Xie
52 52 Pagi yang Tenang di Distrik Xuanshi: Preman Yang Pemarah
Episodes

Updated 52 Episodes

1
1 Mo Xie: Kebangkitan Iblis di Dunia Modern
2
2 Pembalasan Iblis Yang Terpendam: Mo Xie Menghancurkan Perundung
3
3 Kematian Sue Lan: Pembalasan Pertama
4
4 Kultivator Yang Menyerap Aura Negatif: Dunia Yang Dipenuhi Penderitaan
5
5 Distrik Xuanshi: Hidup Di Bawah Garis Kemiskinan
6
6 Alasan Kembali Ke Masa Lalu: Tekad Melindungi Adiknya
7
7 Memulai Hidup Dengan Lebih Baik: Hubungan Yang Hangat
8
8 Berita Di Pagi Hari: Apa Itu Keadilan?
9
9 Akademi Kultivasi Zhenhai: Dua Devisi Yang Saling Berlawanan
10
10 Duel Yang Mempertaruhkan Harga Diri: Mo Xie Melawan Tian Lei
11
11 Kekalahan Yang Memalukan: Kedatangan Primadona Akademi
12
12 Teman Sekelas Yang Munafik: Mo Xie Yang Tidak Peduli
13
13 Kultivator Kuno Vs Kultivator Modern: Siapa Yang Lebih Hebat?
14
14 Mo Xie dan Gadis yang Nyaris Tak Terlihat
15
15 Perkelahian Di Distrik Xuanshi: Kultivator Peringkat Silver
16
16 Lonceng Kematian Di Tangah Malam: Kematian Yu Feng
17
17 Hari Yang Damai Setelah Tragedi: Keseharian Mo Lin
18
18 Bertahan di Dunia Keras: Mo Xie dan Pekerjaan Berbahaya
19
19 Agensi Teratai Merah: Menantang Anggota Agensi
20
20 Ujian Calon Agensi: Melawan Kultivator Gold
21
21 Satu Pukulan, Seribu Yuan: Mo Xie Menguasai Taruhan
22
22 Mengambil Misi Pertama Sebagai Anggota Agensi Teratai Merah
23
23 Zona Orange: Tempat Para Pemburu Menjadi Mangsa
24
24 Melawan Beast Tingkat 6: Inti Demonic Yang Semakin Kuat
25
25 Perburuan Bloodfang Tiger: Kemunculan Tamu Tak Diundang
26
26 Pertempuran di Hutan: Keberanian atau Kebodohan?
27
27 Membunuh Tiga Kultivator Peringkat Gold: Menyelesaikan Misi
28
28 Pagi Hari Yang Damai: Interogasi Yang Menegangkan
29
29 Bisikan di Antara Dua Hati: Mo Xie dan Lin Xiaoyu
30
30 Pelajaran Pengendalian Sihir: Elemen Air Yang Fleksibel
31
31 Kejutan di Lapangan Akademi Zhenhai: Serangan Angin Mo Xie
32
32 Satu Langkah Lebih Dekat: Qing Wei Mencurigai Mo Xie
33
33 Malam yang Dingin, Kursi yang Kosong: Mo Xie dan Harapan yang Memudar
34
34 Kekerasan Di Rumah Tangga: Perasaan Yang Tak Dapat Diartikan
35
35 Pagi Hari Yang Suram: Perburuan Di Lembah Beracun
36
36 Lembah Beracun: Sarang Black Viper Dan Kemunculan Orang-orang Bodoh
37
37 Mo Xie di Surga Hiburan: Klub, Alkohol, dan Wanita
38
38 Anak Orang Kaya Yang Sombong: Arti Kesenangan
39
39 Malam yang Tak Terlupakan: Mo Xie dan Yu Lan
40
40 Pagi Yang Hangat: Benang Merah Yang Selalu Mengarah Pada Satu Nama
41
41 Qing Wei: Pemimpin yang Dihormati, Ayah yang Gagal
42
42 Monopoli CFC: Ketika Kekayaan Lebih Berkuasa daripada Kekuatan
43
43 Darah dan Penyesalan: Dendam yang Tak Terhindarkan
44
44 Ayah yang Menjual Putrinya, Iblis yang Mengadilinya
45
45 Kematian Lin Gua: Dosa yang Harus Dibayar dengan Darah
46
46 Bunga Putih dan Perasaan yang Samar: Duka atau Lega
47
47 Kultivator Peringkat Platinum: Orang Yang Melukai Jin Hao.
48
48 Tantangan Duel Dari Seorang Wanita: Kultivator Tersembunyi
49
49 Shi Hua: Kultivator Platinum, Anggota Inti Agensi Langit Surgawi
50
50 Mansion Mewah Keluarga Qing: Hubungan Yu Lan dengan Qing Wei.
51
51 Hasrat Yang Terpendam: Yu Lan dan Mo Xie
52
52 Pagi yang Tenang di Distrik Xuanshi: Preman Yang Pemarah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!