hari sudah larut ketika maximilian pulang ke petenhouse, hujan rintik rintik membasahi kaca jendela menciptakan pola samar yang berpendar dalam cahaya lampu jalan, pelayan membuka pintu dan ia masuk denganlangkah tenang, jasnyamasih rapi hanya dasinya yang sedikit longgar.
di ruang makan ahzel tengah duduk santai, menyantap makan malam dengan lahab. begitu melihat suaminya, ia menatap sekilas lalu kembali fokus pada makananya.
"kau pulang terlambat" ujarnya tanpa basa basi.
maximilian membuka jasnya lalu pelayan mengambilnya dan menggantung jas dengan rapi maximilian menarik kursi di hadapan ahzel. ia tak langsung menjawab hanya mengambil gelas anggur miliknya dan menyesapnya perlahan.
"banyak urusan" ujarnya singkat.
Ahzel mendengus"tentu saja kau pria sibuk"ia mengambil potongan terakhir dari piringnya, mengunyah dengan puas"aku tadi ingin membawakanmu makan malam, tapi ku pikir kau tak akan sempat memekanya."
Maximilian hanya menatapnya sorot matanya seakan bis menembus pikiranya"kau pergi ke mana"tanyanya akhirnya.
Ahzel menyandarkan punggungnya ke kursi tersenyum samar"hanya jalan jalan".
Maximilian terlihat diam sejenak mempertimbangkan ucapanya namun ia tak mau menakan terlalu jauh. maka ia memilih untuk menyelesaikan makan malamnya dengan diam, sementara Ahzel menatapnya dengan ekspresi geli.
Setelah makan malam keduanya bersiap tidur. kamar mereka luas dan gelap, hanya diterangi lampu meja yang rameng Ahzel berbaring lebih dulu menyelipkan diri di balik selimut tebal sementara maximilian duduk disisi ranjang, melepaskan arlojinya dengan gerakan lambat.
Lalu tiba tiba ia menoleh ke arah ahzel "saya ingin sesuatu".
Ahzel mengerjapkan mata menatap dengan ekspresi bingung"maksudmu? "
macimilian hanya menatap dalam diam dan dalam tak perlu ada yang dijelaskan.
Ahzelendengus lalu berbalik menarik selimutnya hingga ke dagu"aku tidak mau"
Maximilian mengangkat alis sedikit "kenapa".
" aku lelah"apa yang melelahkan dari hasil yang kau habiskan untuk jalan jalan.? "
Ahzel melirik dari balik selimut"banyak kau tak akan mengerti.
Maximilian menatap sejenak lalu menghelan nafas berat ia tidak akan memaksanya tidak pernah sekalipun ia memaksa ahzel untuk hal seperti itu, ia hanya merebahkan dirinya di samping ahzel satu lenganya disilangkan dibalik kepalanya sementara yang lain menarik selimut sendiri.
"Besok mita akan bertemu ibuku" ujarnya tenang.
Ahzel langsung menoleh"apa"
Maximilian tetap menatap langit langit"kau dengar aku"
Ahzel mengerjab beberapa kali otaknya memperoses informasi itu dengan lambat. lalu tiba tiba ia terduduk"kenapa kau baru memberitahuku sekarang".
"karna aku baru ingin memberitahui mu sekarang."
Ahzel manatap curiga"kau menjebakku ya".
Maximilian menoleh padanya sorot matanya tetap dingin"apa maksudmu"
"aku harus bersiap siap mental tahu? bagaimana kalau ibumu tak menyukaiku." ujar ahzel mulai heboh
maximilian memejamkan matanya tak terpengaruh"Tidak ada alasan baginya untuk tidak menyukaimu".
ahzel menatapnya lalu mendengus"kau terlalu percaya diri".
Maximilian tidak menjawab hanya membiarkan keheningan menggantung diantara keduanya ahzel masih ingin membantah tapi akhirnya ia lelah kembali merebahkan diri dengan gerutu pelan.
"kalau ibumu tak menyukaiku aku akan buat dia menyukaiku".
Maximilian hanya tersenyum tipis sangat tipis, ahzel memang seperti itu bar bar keras kepala tak mau kalah dan selalu banyak kejutan.
********
hi hi hi gyus gimana ceritanya? kolo dapat kata yang typo maafin wk wk wk see you di bab selanjutnya bay💋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments