Ada apa dengan ular

"ULAR ADA TUMPUKAN ULAR!" ucap Rahmat telunjuknya sambil mengarah kepada tumpukan ditengah meja yang mana saat ini meja tersebut sedang mereka lingkaran.

Mendengar hal itu beberapa orang yang disaat menganggap bahwa apa yang dikatakan oleh Rahmat ini hanyalah halusinasi yang kemungkinan diakibatkan oleh kadar alkohol dari minuman yang ia nikmati.

"Kau ini bicara apa Rahmat jelas jelas itu tumpukan uang dan koin. Jika kau takut kalah dan tidak ingin bermain satu putaran lagi lebih baik kau meninggalkan meja ini dan bawa uang menang ini." Ucap seseorang lelaki tua. Rahmat yang tidak terima dengan perkataan seperti itu langsung mengedipkan kedua matanya beberapa kali. Menyakinkan juga bahwa apa yang dilihat tadi hanyalah halusinasi semata.

"Ayo bos main lagi. Kau sedang berhalusinasi." Bisik perempuan seksi dan cantik yang berada disisi sebelah kanannya.

"Aku ikut satu putaran lagi."

Menanggapi hal ini pun tentunya Gadis tersenyum bahwa tumpukan ular yang dilihat oleh Rahmat itu adalah ulah Gadis dan ia sekarang sedang berada diantara mereka lebih tepatnya di meja bagian mereka dan akan menyaksikan permainan judi malam ini harus berakhir tragis. Gadis hanya tinggal menunggu waktu yang pas untuk menjalankan aksinya.

Detik berikutnya permainan satu putaran ini dimulai dan pada akhirnya Rahmat memenangkan putaran permainan yang baru lagi. Melihat Rahmat menang lagi banyak dari mereka sorak menyoraki namanya bahkan terdengar jelas di area meja mereka sampai meja yang lain pun ikut menyoraki meja yang berisikan Rahmat.

"Kau benar benar hoki Rahmat."

Dipuji seperti itu tentunya Rahmat merasa besar kepala dirinya tak henti henti menunjukkan senyuman kesombongan ke setiap lawan bahkan ke arah meja yang lain sembari menepuk dadanya sendiri.

"Apa kau sekarang ingin bermain dengan big bos kami?" Tawar seseorang banker

"Mau big bos pandai seperti ku?" Ledek Rahmat diiringi dengan tawa yang begitu angkuh.

Tentunya semua percakapan yang ada di meja ini bisa di dengar jelas oleh Gadis. Sampai Gadis pun merasa muak dengan orang yang ada disini terutama orang yang suka berjudi seperti Rahmat.

"Aku rasa tidak pandai seperti anda namun jika anda penasaran boleh ikut dengan saya."

Rahmat pun mengikuti langkah seorang banker tersebut dengan jalan yang sedikit sempoyongan tentunya juga ditemani oleh dua perempuan seksi dan cantik. Namun tidak hanya mereka juga Gadis pun ikut membuntuti Rahmat dari arah belakang.

Sampai ditengah langkahnya membuntuti Rahmat, Gadis mulai menjalankan aksinya. Dengan memunculkan seekor ular berukuran lengan perempuan dewasa tepat berada di leher sang banker yang sedang mengantarkan Rahmat menuju bos besarnya untuk bermain judi kembali.

Perempuan yang sedang mendampingi Rahmat pun sontak meneriaki kepada banker tersebut dan mengatakan bahwa dilehernya dia terdapat seekor ular. banker yang mendengar hal itu pun sempat memegang lehernya dan seketika tidak butuh menit yang lama ular itu dengan kasar langsung mematuk leher banker yang mengakibatkan dirinya langsung ambruk ke dasar lantai serta kejang-kejang diikuti dengan mulutnya yang mengeluarkan busa dan ular itu tentunya masih mematuk leher banker seolah ular tersebut sedang menghisap darah.

"ADA ULAR! BANKER ITU DIGIGIT!" teriak perempuan yang menyaksikan kejadian tadi dan awalnya beberapa orang disana menghampiri banker tersebut namun ketika mereka melihat disana nampak ular yang sekarang masih mematuk leher banker dengan ganas seperti dihisap oleh mampir mereka semua mengurung niatnya dan berbalik badan dan mengatakan untuk cepat keluar karena ular yang mereka lihat yang masih mematuk leher banker tersebut sekarang kepalanya bercabang menjadi empat.

Karena kejadian itu pun beberapa orang disana berhamburan. Mereka yang berada disana saling berdesakan mengabaikan lantunan musik edm dan minuman surga mereka bahkan uang dan koin yang mereka taruh diatas meja pun mereka hiraukan. Namun sepertinya malam ini adalah malam yang paling mengerikan bagi mereka semua. Ular itu semakin bertambah di setiap meja judi dan tentunya mengigit beberapa orang yang ada disini termasuk Rahmat.

Melihat hal ini pun Gadis ikut tersenyum puas. Bahwa apa yang terjadi malam ini pun karena ulah dirinya ular ular yang ada di tempat ini adalah ular gaib suruhan Gadis. Meksipun ular gaib gigitan dan bisa mereka tidak kalah mematikan.

"Selamat menikmati kekacauan malam ini Rahmat."

***

"Aku sudah menyuruh orang untuk menguntit Anwar selama satu hari dan menurut orang suruhanku tidak ada hal janggal yang dia lakukan malah dia melihat jika Anwar masuk rumah sakit." Kata Umbar

"Satu hari itu mana kelihatan hal janggalnya. Lagi pula aku sudah bilang bukan jika mau mencurigai Anwar bukan dengan menguntit keseharian nya tetapi dengan menemui seiring mungkin orangnya dan dari sana kita bisa melihat gelagat aneh Anwar."

"Benar juga apa yang kau katakan tapi setidaknya rasa penasaran sudah tuntas."

"Kita lupakan dulu tentang Anwar. Kapten Hadi tadi pagi sebelum kita ke kantor sudah mengirim berkas file pdf lewat email ku yang berisikan dua kasus yang terjadi kemarin malam. Apa kau sudah tahu?" Jelas Anton yang langsung menyuruh Umbar untuk menyalakan komputer yang berada di mejanya karena detik sekarang juga ia akan mengirim ulang file pdf tersebut tentunya ia kirim di group chat divisi mereka.

"Baca." Perintah Anton

Umbar pun langsung membaca file pdf itu yang berisikan dua kasus yang terjadi kemarin.

"Ular? Kenapa garis besarnya harus ular? Apa apa dengan ular?" Tanya Umbar

"Entahlah namun yang jelas dua tempat yang berbeda di kasus tersebut sama sama dihebohkan oleh ular. Yang satu kasus pengusaha gorengan dan satu lagi markas judi yang selama ini kita cari."

"Apa ini semuanya benar? Aku kurang yakin jika ular penyebabnya atau aku belum fokus karena belum sarapan? Ini masih jam tujuh pagi dan sepertinya aku harus sarapan terlebih dahulu apa kau mau ikut sarapan di cafetaria bersama ku? Mumpung kapten Hadi belum menyuruh divisi kita untuk ke tkp."

"Tidak aku sudah sarapan di rumah kau saja Umbar dan selama kau sarapan aku akan menelaah ulang berkas dan data lainnya sesingkat mungkin agar nantinya mudah dipahami oleh dua anggota nya lainnya termasuk kau."

Umbar tersenyum kaku "Aku kurang fokus karena belum sarapan tapi terimakasih untuk hal itu. Aku benar benar salut dengan mu. Pantas saya berkas file itu dikirim secara mandiri kepada ketimbang kepada ku dan yang lainnya. Kau memang kesayangan kapten Hadi Anton."

"Aku bosan mendengar hal itu dari mulut kau."

"Jangan marah aku hanya bercanda. Yasudah kalau begitu aku pergi ke cafetaria dulu untuk sarapan enak apa kau mau menitip sesuatu?"

"Tidak."

"Baiklah selamat berkerja reserse Anton, aku izin sarapan."

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***