MENDADAK NIKAH SAMA CEO
Hari ini seperti biasa Ani akan kembali ke sekolahnya setelah satu minggu diliburkan oleh pihak sekolah. Seminggu ini, Ani berada di rumahnya dan bekerja. Karena Ani tidak akan dikasih makan oleh orang tuanya jika tidak bekerja sesuai perintah, jika Ani melawan kepada mereka dipastikan Ani tidak bisa hidup tenang mereka akan memukuli serta menendang Ani keluar dari rumah dan mengurung Ani semalam di luar rumah. Tidak hanya ibunya saja yang berlaku seperti itu, namun Ayah serta kakak laki-lakinya juga seperti pada dirinya. Ani sungguh tersiksa jika seperti itu tapi apalah daya Ani. Ani bersiap -siap ke kamar untuk berangkat ke sekolah sekarang ia sudah Kelas 2 SMA dia termasuk siswa yang pintar buktinya dia sekolah dengan Beasiswa prestasi yang dirinya raih walau keluarganya dari orang kaya, tetapi itu tak pernah diharapkan sama sekali oleh Ani.
Ani sekolah dengan beasiswa, makan dengan hasil jerih payahnya bekerja di sebuah kafe. Bagi dirinya tak akan mengeluh dia menerima semua dengan ikhlas. Setelah dirinya memasukkan semua bukunya ke dalam tas dia segera meraih bekal yang disiapkan tadi karena dia belum sempat untuk sarapan. Ia sudah keluar dari kamar tersebut lalu berjalan keluar menuju bibi Siti dan berpamitan dengan bibi Siti.
"Bibi, Ani berangkat sekolah dulu," kata Ani.
"Hati-hati ya nak!" kata Bi Siti.
"Ya Bibi jangan telat makan ya bi."
Setelah itu Ani segera pergi dari rumah bak istana itu tapi di dalamnya neraka bagi Ani. Dengan gontai dia mengayuh sepeda miliknya itu menuju sekolah yang ia cintai tak pernah lelah kakinya mengayuh sepeda tersebut. Sepeda buntut miliknya itu yang selalu menemaninya ke sekolah sehari -hari. Sedangkan Kakak laki -lakinya pergi dengan mobil sport yang diberikan kedua orang tuanya tak pernah dapat apa-apa dari kedua orang tuanya.
Wajah ceria selalu diperlihatkan oleh Ani tak seperti yang dia rasakan setiap hari, dia berusaha menutupi semuanya dengan pandai hingga dirinya tak menjadikan sosok dikasihani. Saat ini Ani sudah sampai di gerbang sekolah tempat ia bersekolah ia sudah memikirkan sepedanya di parkiran lalu melangkahkan kakinya menelusuri koridor sekolah tersebut .
Sekolah ini sekolah terfavorit berisi dengan anak pejabat saja, orang kaya dan sebagainya terkecuali dirinya dari kalangan miskin namun Ani tidak patah keinginannya untuk menjadi sukses dari sini. Setelah dia sampai di depan pintu kelas dia sudah disambut oleh kekacauan yang super buruk, bagaimana tidak jika di hadapannya sekarang terdapat Kursi dan mejanya penuh dengan oli. Entah siapa pelakunya Ani tidak tahu dirinya tetap menuju meja tersebut lalu ia mengeluarkan satu bungkus tisu dan sehelai sapu tangan untuk membersihkan oli yang di atas meja dia. Yang lain hanya melihat dan menatap jijik kepada Ani, ya sebagian dari mereka ada yang tidak menyukai Ani. Namun Ani menghiraukan semua itu karena tujuan dirinya ke sekolah bukan untuk itu.
"Hey...kamu jorok bangat si! dah tahu tuh meja ada oli masih juga dipakai."
"Lalu saya harus buang gitu?" tanya Ani.
"Ya jelaslah kan lo juga sama dengan itu kuman dan sampah."
"Sayang sekali, ini masih bisa dipergunakan so untuk apa dibuang."
"lhhhh, lo itu ya gak usah de dekat -dekat kita baun," ujar gadis itu.
"Terserah kalian, capek saya dengerin ocehan tak berguna kalian ."
"Apa? lo bilang tak berguna! bentak gadis itu."
"Emang iya kan kenyataan begitu, jelas kamu yang letakin oli itu di atas meja aku lalu kamu sok jijik dan tak bersalah pula dan ngomel-ngomel kayak orang peduli padahal ini pekerja rendahan sekali!" balas Ani.
"Hey berani juga ya lo anak kismin."
"Terus saya harus biarin kami begitu, jangan harap."
"Jangan sok de lo kalau di sini
lo itu hanya sekolah beasiswa di sini."
"Kalau memang iya kenapa?
masalah kah buat kamu." "Ya Jelaslah ini gak level sama kamu ,ini sekolah anak orang kaya, pejabat, pengusaha," ujar gadis itu.
"Terus aku harus bilang wow gitu, asal kamu tau ya! walaupun saya di sini sekolah karena beasiswa, ingat saya bukan sekolah karena beasiswa miskin tapi prestasi jadi saya gak malu dan ini pantas buat saya, karena saya lebih pintar dari kamu."
Gadis itu semakin kesal sama Ani niatnya ia mau bikin Ani malu hari ini karena ia selalu tak menyukai kehadiran Ani.
"Itu aja lo udah bangga."
"Ya tentu bangga dong, hasil usaha sendiri tanpa main suap dengan uang," jawab Ani dengan tegas.
"Benarkah?" tanya Gadis itu.
"Tentu
“lah, saya tidak seperti kamu masuk hanya mengandalkan uang dan menyogok dengan uang biar kayak anak yang lain tapi sayang, otakmu isinya hanya Uang itulah yang kamu banggakan."
Gadis yang bernama rini sangat tersinggung dengan perkataan Ani memang benar yang dikatakannya Ani. Ani tak akan diam saja jika dirinya diperlakukan seperti anak- anak yang bisa mereka bully. Ani segera duduk di kursinya dengan santai tanpa terasa ada beban pikiran dengan kejadian barusan ia bisa mendengar bisikan dari teman -temannya sekelas, dan mata yang tertuju pada dirinya. Ia setelah mengeluarkan buku pelajaran hari ini dengan sekilas dirinya kembali membaca apa materi yang akan disajikan untuk hari ini. Ia sampai larut dalam membaca, semuanya apa yang ia baca sangat lengket otaknya dan mengerti .
Ya Ani memiliki daya tangkap yang sama kuat dan IQ yang tinggi. Tak lama kemudian mulai terdengar suara bell untuk masuk dan akan segera dimulai pelajaran pertama.
"Assalamualaikum, selamat pagi semua."
"Waalaikumsalam buk, selamat pagi juga," balas mereka.
"Oke hari ini kita akan belajar mengenai gaya potensial yang ibu kasih tau kemaren, apa kalian sudah membaca serta mempelajarinya di rumah?" tanya bu Vini.
“Sudah buk jawab sebagian dari mereka termasuk Ani."
“Baik sekarang siapa yang berani menjelaskan ke depan, ini Akan jadi point bagi yang mau?”tanya bu Vini.
"Saya buk," kata Ani.
"Ya Ani persilakan untuk menjelaskannya."
Ani maju ke depan lalu menjelaskan apa itu gaya potensial kepada semua teman -teman sekelas itu.
"Wah kamu sangat pintar Ani," puji gurunya itu.
"Gak buk saya, biasa aja kok."
"Baiklah silahkan duduk kembali," suruh Bu Vini.
"Oke selanjutnya siapa yang ingin maju biar saya kasih point."
Tapi tak ada seorangpun yang mau maju lalu buk Vini mulai menjelaskan apa itu gaya potensial serta detail detailnya. Akhirnya mereka disuruh menyimpulkan sendiri mengenai pelajaran hari ini. Ani mulai mencoret bukunya dengan rapi menyimpulkan semua materi yang disampaikan oleh bu Vini hingga pelajaran sama buk Vini selesai berganti dengan pelajaran kedua dengan guru yang galak kata semua teman -teman sekelas nya tapi menurut Ani gak seperti itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Muhammad Irsan Lubis
bagus
lebih teliti lagi dalam typo
2021-09-20
0
Dhina ♑
thor, pelan pelan saja, teliti nulis nya, nama orang pake huruf besar dulu, dan hati hati, typo seperti ku
2021-01-10
1
Dhina ♑
like 👍
2020-10-19
0