"NJEP, CEPETAN!!!!! "
Zidan menyalakan motornya tanpa memanaskan mesinya terlebih dahulu. Pagi ini, mereka terlambat karena semalam terlalu lama berbain dengaaaby Zee. Sebuah rekor untuk Zidan, si anak rajin, dg terlambat pagi ini. Semua karena zeva tentunya.
" Iya bentar!!! Balas zeva. Yang keluar rumah sambil mengikat rambutnya. Zeva memukul pelan bahu Zidan setelah posisinya sudah terasa nyaman di boncengan. " Okay. "
Zidan menjalankan motornya di atas rata-rata. Hanya butuh waktu 10 menit untuk sampai di sekolah. " Parkir motor lo deket warung depan, jangan masuk ke pekarangan sekolah. " sahut Zeva , memajukan kepalanya agar sejajar dengan Zidan.
Zidan mengerutkan keningnya. " Kenapa? "
" Lo mau dihukum? Gue sih, ogah!!! "
Zeva tidak mau lagi mendengar ocehan Zidan. Setelah Zidan memarkirkan motornya, Zeva langsung meuju ke belakang sekolah. Zidan mengikutinya. Mereka berjalan tergesa-gesa.
" Loh, tangganya kemana?" Zeva bermonolog sambil celingak-celinguk mencari sesuatu.
" Tangga apaan?" tanya Zidan.
"Akh sial pasti Pak Supri yang mindahin ini!" Gadis itu menggerutu dalam hati. Tembok di depannya cukup tinggi. Ia tidak yakin bisa melewati itu tanpa tangga.
" Gue bisa manjat kok, kalau lo? " ucap Zidan tiba-tiba.
" Ya, nggak bisalah. Orang gue pakai rok. " kata Zeva sedikit kepancing emosi.
" Ya udah kalau gitu lo duluan yang manjat. Jadiin tangan gue sebagai pijakan. " usul Zidan.
Zeva memicingkan matanya. " Tapi lo, jangan ngintip ya!!!"
" Siapa juga yang mau ngintip, PD!!!!!"
Tanpa mau bedebat lagi, Zidan menyatukan tangannya agar bisa menjadi pijakan kaki Zeva. Meski awalnya tampak ragu, gadis itu akhirnya menurut. Sedikit bersusah payah Zeva berpegangan ke tembok dan menjadikan tangan Zidan sebagai pijkan kakinya. Ia pun berhasil melewati tembok yang tingginya sekitar dua meter itu.
Zidan menyusul dengan mudah. Keduanya pun berhasil melewati tembok belakang itu. Namun, saat ingin berjalan menuju ke kelas, mereka melihat Pak Supri sedang berkeliling dengan membawa penggaris di tangannya.
" Zidan, ngumpet dulu!!!!bisik Zeva dengan panik.
Zidan menoleh ke Zeva. Ia tidak pernah telat ke sekolah, makanya tidak berpengalaman dalam hal seperti ini. Berbeda dengan Zeva.
" Ngumpet dimana? " ujar Zidan.
" Tuh, di sana ada WC rusak." Zeva menunjuk Wc lama yang sudah tidak di gunakan lagi. " Kita ngumpet disana aja dulu. "
Ia menarik tangan Zidan dengan cepat, sebelum ketahuan oleh Pak Supri. Dengan hati-hati a membuka pintu Wc yang sudah rapuh itu. Pemendangan yang sangat menjijikan langsung menyapa mata seorang Zidan Airlangga. Lantainya kumuh, bau menyengat, dan barang-barang tak terpakai bertumpukkan di pojok.
" Zeva kita nggak akan muat di dalam. " ucap Zdan.
" Muatin ajalah, lo tinggal nunduk kalau ke tinggian. " balasnya dengan enteng.
Zidan menunduk, mensejajarkan tubuhnya dengan Zeva agar kepalanya tidak menyentuh bagian atas Wc itu. Zeva memutar kepalanya, dan langsung berhadapan dengan Zidan. Matanya membulat.
CUP.
Sepersekian detik bibir mereka bertemu. Mata pun mereka beradu pandang.
Zeva lebih dahulu sadar atas apa yang terjadi. Ia langsung menendang pusaka Zidan dengan lututnya.
" DAsar cowok!!!! Nyari kesempatan dalam kesempitan!!!! Ia pun langsung keluar dari Wc dengan wajah yang memerah.
Zidan mengeluh kesakitan. Padahal yang mengajaknya ke tempat ini adalah Zeva. Bahkan Zidan tidak sadar kalau bibir mereka bertemu tadi. Sekarang, kenapa ia yang di tuduh mencari kesempatan dalam kesempitan? Saking kencangnya tendangan Zeva, ia sampai tidak sadar bahwa lenguhannya itu terdengar sampai ke lorong sekolah.
" Siapa disana???!!! "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments