Zidan tersenyum simpul saat menemukan seseorang yang dicarinya baru saja keluar dari kantin. Ia sedang meneguk minumannya sambil berjalan tanpa memperhatikan sekitar. Ziva adalah sosok gadis yang selalu membuat naik pitam akibat tingkah bar-barnya yang aneh. Tidak di sekolah, di rumah , mereka selalu bertemu.
" Gotcha!!! "
Zidan merentangkan tangannya, bermaksud menahan langkah Zeva. Ia memukul botol minuman Zeva, sehingga membuat gadis itu tersedak minumannya sendiri.
" Uhuk! Uhuk! " Zeva menjauhkan botol itu, lalu menutupnya. Tangan kirinya mengusap hidungnya yang basah. " Gila lo, ya? " Bentaknya kepada Zidan yang sedang tertawa atas nasib Zeva.
" Makanya , kalau minum itu sambil duduk bukan sambil jalan." ucap Zidan tanpa rasa bersalah, Zidan mendekatkan wajahnya ke depan wajah Zeva. "Enak, kan?" Ujarnya.
Zeva membalik botol itu, lalu memukulnya ke kepala Zidan. Cowok itu pun meringis kesakitan akibat pulan Zeva sambil berkata. " Sakit, Anjir!!!!" ujarnya sambil mengusap kepalanya.
" Bodo amat!!!! " kata Zeva dengan cuek. Baru saja hendak beranjak, tiba-tiba tangannya dicekal oleh Zidan.
" Mau kemana lo? " tanya Zidan tanpa melepaskan cekelan tanganya.
" Ke kelas lah, bego. Lo pikir, gue mau kemana lagi? " Balas Zeva dengan jutek. Saat ingin melangkahkan langkahnya, tapi lagi-lagi cowok itu menahannya. Kali ini lebih parah, Zidan menarik ujung rambut Zeva yang di kuncir, sampai membuat Zeva memekik dengan keras.
" Barengan. Ntar lo kabur lagi." ucap Zidan, lalu berjalan mendahului dengan masih menarik rambut Zeva. Satu tangan Zidan lainnya di masukan ke saku celana.
Zeva meringis sambil memukuli punggung Zidan. " Lepasin dulu, woy!!! Lo pikir gue hewan ternak apa, segala di tarik-tarik gini.!!" ujar Zeva sewot.
Namun Zidan mengabaikannya. Dirinya tetap berjalan penuh karisma melewati segerombolan adik kelas yang memakai seragam olahraga. Mereka menatap Zidan dengan terkagum-kagum tanpa berani menyapanya. Zidan terkenal cuek dan sering melontarkan kata-kata pedas di lingkungan sekolahnya.
Tapi, sikap cueknya tidak berlaku kepada gadis manis di belakangnya itu. Sebenci apa pun dirinya kepada Zeva, ia tidak bisa mengabaikannya. Bukan karena suka, tapi karena Zeva seru untuk di jahili. Ia adalah gadis yang aktif, ceria dan sedikit lola alias loading lama, terlebih lagi dalam pelajaran akademik.
" ZIDAN!!!!!!!!!!! " pekikan keras Zeva mengema di koridor SMA Cendrawasih, membuat mereka berdua menjadi pusat perhatian lagi. " Lepasin dulu!!! Gue janji nggak bakalan kabur , kok, Suerr!!!!!" Ucap Zeva dengan tatapan memohonnya.
Hembusan nafas lega terdengar dari Zeva saat Zidan sedikit melonggarkan tarikannya. " Jaminannya apa kalau lo nggak bakalan kabur ?" tanya Zidan sambil membalikkan tubuhnya.
Zeva sedikit mengerucutkan bibirnya, memikirkan sesuatu. Sesaat kemudian, ia tersenyum manis.
" Gini." Gadis itu meraih tangan Zidan, lali menyatukan jari-jari tangan mereka, ia mengangkat keduanya sambil tersenyum manis." Kalau gini, gue gak bisa kabur lagi, kan?" ucapnya tanpa memudarkan senyum manisnya.
Tanpa menunggu balasan dari Zidan, Zeva berjalan sambil mengayun-ayunkan tangannya dan sambil bersenandung pelan.
Zidan yang memperhatikan rambut Zeva yang bergoyang ke kanan dan ke kiri. Tanpa sadar tersenyum , dan tatapanya beralih menunduk untuk melihat tangannya yang di genggam erat oleh Zeva.
Langkah Zeva terhenti. Ia menoleh dan mendapati Zidan yang tersenyum sambil menatap genggaman tangan mereka. " Kenapa, lo?" ucapnya merasa penasaran.
Zidan yang tertangkap basah pun langsung melepaskan genggamannya dan membuang muka ke samping dan berdehem untuk menghilangkan rasa gugupnya.
" Ngapain berhenti? Cepat jalan lagi!!!" ucap Zidan tanpa ingin menjawab pertanyaan Zeva.
Zeva mendelik. " Dih, nggak jelas!" ia kembali meraih tangan Zidan tapi segera di tepis oleh Zidan.
" Nggak usah pegang-pegang!!!" ujarnya dengan ketus dan jutek.
" lah? Kan , biar gue nggak kabur, Gimana sih?" ujar Zeva dengan heran reaksi Zidan.
Zidan membalikan tubuh Zeva, memegang kedua sisi kepalanya dari belakang. Gini aja." pintanya.
Mata Zeva sukses di buat melotot. Ia tak bisa menoleh kemana pun karena kepalanya di tahan seperti itu, tap__"
" Bisa diemkan?" ucap Zidan.
Zidan menghela nafas pelan. Perasaan gugupnya ini membuat dirinya merasa konyol. Bisa-bisanya ia tersenyum hanya karena tangannya di genggam oleh Zeva yang notabennya adalag orang yang ia blacklist dari kisah percintaannya.
Akhirnya mereka pun sampai di depan kelas. Baru saja keduanya ingin mengetuk pintu, suara teriakan yang tidak asing lagi bagi keduanya terdengar tepat di belakang mereka.
" Bukannya masuk kelas, malah pacaran. Ikut bapak ke ruang Bk sekarang juga."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments