Dini hari seraya berkabut, terlihat para prajurit berlalu lalang di depan gerbang siap melindungi kerajaan Alamore yang sedang menunggu guncangan perang dari musuh yang menginginkan kekekalan mutiara abadi.
Mereka semua telah mendapatkan informasi jikalau Raja Thomas telah tiada di medan perang. Akan tetapi, Pangeran Putra Mahkota dari kerajaan Alamore yaitu Pangeran Stiven Delacour tetap kokoh berdiri di atas menara kerajaan untuk tetap bersiaga melindungi rakyat dan keluarganya.
Meskipun ia masih berusia tujuh tahun, ia telah siap menggantikan sosok ayahnya yang telah gugur di medan perang. Pangeran Stiven sangat terkenal akan keberaniannya, Ia memiliki sifat kepemimpinan dan banyak rakyatnya berharap, Pangeran Stiven akan menjadi raja yang kuat untuk menjaga kerajaan Alamore di masa depan.
Pangeran Stiven memantapkan dirinya untuk memimpin peperangan di garda depan bersama para kesatria lainnya. Ia bersi keras akan melindungi kerajaannya dari serangan musuh dan menggantikan ayahnya yang telah wafat untuk memimpin kerajaan Alamore.
"Apa mereka benar-benar akan menyerang kita, Paman?" Pertanyaan polos Pangeran Stiven kepada salah satu prajurit yang berdiri bersamanya.
"Iya, Pangeran. Kita harus siap kapan pun untuk menjaga kerajaan kita," tegas prajurit.
Sedangkan, di balik kediaman sang Ratu Alamore, para kesatria dan dayang hendak menyelamatkan Ratu Amanda yang sedang kesakitan karena akan melahirkan.
"Mohon maaf Ratu, ini adalah pesan dari Yang Mulia Raja untuk membawa Ratu keluar dari kerajaan ini ke tempat yang lebih aman," sahut salah satu Kesatria sambil menggendong sang Ratu keluar dari kamar besar itu. Mereka berlarian untuk mencari jalan keluar.
"Tapi, aku tak mau meninggalkan kerajaan ini, bagaimana nasib kerajaan Alamore nanti?" tanya Ratu Amanda dengan suara terguncang
"Jika kerusuhan sudah teratasi, kami akan membawa Anda kembali ke kerajaan. Untuk sementara ini, kami akan melaksanakan perintah mendiang Raja Thomas untuk menyelamatkan Anda dan yang lainnya," tutur kesatria pemberani itu.
"Musuh hanya menginginkan Anda, Yang Mulia," kata Kesatria terus berlari menggendong sang Ratu dan memandu para pelayan dan dayang istana. Beberapa dayang Ratu pun juga ikut berlari dan mengamankan diri.
Setelah lama mereka menaiki kereta kuda dan berhasil kabur dari kerajaan Alamore, Ratu Amanda pun merasa kesakitan hendak melahirkan. Para dayang sangat bingung sehingga mereka mencari rumah kecil untuk tempat persalinan ratu Amanda.
Di rumah kecil yang sedikit usang itu, Ratu Amanda berjuang untuk melahirkan. Dia tak mau menyerah akan kondisinya. Ia harus melahirkan seorang putri karena aturan yang ia miliki.
"Ratu berjuanglah dengan seluruh tenaga," kata salah satu dayang yang sedang menangani dan membantu ratu dalam persalinan.
"Aku harus bisa mempertahankan mutiara ini bagaimana pun caranya," kata Ratu Amanda yang berusaha keras melahirkan anak ke duanya.
"Oooeekkk...Ooeekkk" suara bayi yang sangat cantik terlahir di dunia.
"Selamat Yang Mulia Ratu, harapan Anda untuk mempunyai seorang putri telah tercapai," sahut pelayan itu.
"Akhirnya, aku lega sekali, aku mempunyai seorang putri," tutur ratu sambil meneteskan air mata. Para dayang pun tersentuh dan ikut menangis.
"Itu artinya, apakah putri ini yang akan mewarisi mutiara abadi itu, Yang Mulia Ratu?" tanya dayang begitu khawatir.
"Tentu" sambil menganggukkan kepala Ratu Amanda tersenyum.
"Lalu, apa yang harus kita lakukan setelah ini?" tanya dayang yang lain.
"Jaga putriku dengan baik, jangan biarkan siapapun merebutnya dari Alamore" Sambil meletakkan bayi mungil itu di sampingnya.
"Aku tak akan bertahan lama lagi, karena tubuhku sudah kehilangan mutiara abadi." Tubuh Ratu Amanda lemas tak berdaya.
"Ratu !" seru semua dayang yang saat itu menemani ratu.
"Kalian semua harus menjalankan hidup dengan baik. Jangan sampai kalian melupakan momen menyedihkan ini," ucap Ratu Amanda yang sedikit menutup matanya.
Tiba-tiba Pangeran Stiven dan kesatria pribadinya datang. Kemudian, pangeran segera menghampiri dan memeluk ibundanya. Dia sangat khawatir dengan kondisi ibunya setelah apa yang terjadi di kerajaan Alamore. Namun, kedatangan Pangeran Stiven sedikit terlambat. Namun, apa daya Pangeran Stiven tidak mempunyai kesempatan berbicara untuk yang terakhir kali bersama ibu yang sangat ia sayangi.
"Ibu aku kembali, Ibu harus bertahan sedikit lagi. Kita harus pulang ke kerajaan Alamore karena kami sudah berhasil mengusir mereka," sambil tersenyum dan memeluk ibunya yang sudah mulai merenggangkan tangannya dan perlahan jatuh ke pangkuannya.
"Ratuuuu ..." teriak sang dayang menangis karena mengetahui sang Ratu sudah tiada.
"Ibuu ... Ibu ! Jangan tinggalkan aku sendirian Ibu. Bagaimana bisa aku memimpin kerajaan tanpamu Ibu," tangis keras Pangeran Stiven merangkul ibunya yang sudah menyusul ayahnya untuk pergi dari dunia selamanya.
Mereka semua pun menangis terseduh - seduh akan kepergian Ratu Alamore.
"Yang Mulia Pangeran, Anda harus kuat. Kuatkan diri Anda, karena mulai sekarang Pangeranlah yang akan menjadi wali sekaligus melindungi putri kecil yaitu adik Anda, Yang Mulia." Menyerahkan bayi kecil itu ke lengan putra mahkota yang masih rentan.
"Itukah sebabnya ibu pergi?" tanya Pangeran malang itu.
"Ibu Anda melahirkan seorang putri kecil, Pangeran." kata dayang yang menggendong bayi di tangannya.
"Adik kecil, kakak berjanji akan melindungimu sekuat tenaga meskipun nyawa taruhannya. Kau harus tumbuh dengan baik dan menjadi putri Alamore yang cantik nantinya," tutur Pangeran Stiven seraya mengecup pipi bayi perempuan itu.
"Pangeran, untuk sementara kita harus tinggal di rumah ini dulu beberapa hari, sampai hilangnya rumor mutiara abadi benar-benar tidak terdengar," nasihat kesatria pada pangeran.
"Iya, Paman," saut Pangeran Stiven kepada kesatria sekaligus guru dalam latihan beladiri nya.
"Adikku telah mewarisi mutiara abadi milik ibu, aku harus benar-benar melindunginya. Aku berjanji akan mengembalikan kondisi kerajaan Alamore sebagaimana mestinya. Untuk sementara ini aku mohon kalian bersabarlah," kata pangeran dengan memantapkan hatinya.
"Iya Yang Mulia Pangeran," jawab para pelayan dengan serentak.
"Kita harus menyebarluaskan informasi bahwa Ratu Alamore telah meninggal dalam peperangan. Sehingga mereka yang mengincar mutiara abadi akan menyerah dan menganggap mutiara abadi sebagai mitos lagi, apa kalian mengerti?" Kesatria memperingatkan para dayang.
"Baik, Tuan," jawab para dayang serentak.
Pangeran Stiven dan semua dayang menjalani hidupnya di rumah itu. Sampai waktunya tiba mereka akan kembali ke kerajaan Alamore. Apa yang dialami hari ini sangatlah pahit bagi dua kerajaan yang saling bersahabat. Hanya karena sebuah adu domba yang sangat sempurna, membuat banyak sekali kerusakan dan tumpah darah.
Sejarah yang sangat menyakitkan telah tertulis dalam kenangan semua korban baik kerajaan Alamore maupun kerajaan Endom. Namun, selain meninggalkan rasa sakit, peperangan itu juga menjadi hari kelahiran para penerus kerajaan yang akan memperbaiki hubungan ini di masa depan. Akan tetapi tidaklah semudah itu untuk mencapainya. Semua itu membutuhkan proses dan pengorbanan yang luar biasa.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
snaaflh_desu
mangat thor
2022-12-21
2
Ika Fitri
bagus karyamu Thor
2022-09-04
1
Fitzu Taufik
serru nich
2022-08-17
1