Salam Perkenalan

Aksi kejar-kejaran pun dimulai dengan intensitas tinggi. Tujuh mobil hitam masih mengejar mobil yang dikendarai Ethan dan Evelyn.

Dor!

Dor!

Jalanan yang sepi di sore menjelang malam menjadi arena adu kecepatan dan tembakan yang memacu adrenalin.

Ethan dengan dingin mengarahkan pistolnya ke salah satu mobil yang berusaha memotong jalur mereka. Dengan satu tembakan presisi, ban depan mobil itu meledak.

Boom!

Duar!

Mobil tersebut berputar liar, menabrak pembatas jalan, dan melayang sebelum akhirnya meledak dengan suara menggelegar.

"Dua turun," gumam Ethan sambil mengisi ulang peluru.

Evelyn yang tetap fokus mengendalikan kemudi membelok tajam ke jalanan sempit. "Pegangan!" serunya saat mobil mereka nyaris bersenggolan dengan dinding beton.

Dor!

Dor!

Mobil-mobil musuh terus menembaki mereka tanpa henti. Peluru berdesing menghantam bodi mobil, membuat percikan logam beterbangan. Evelyn dengan tenang tetap memacu kendaraan.

"Aku akan membawa mereka ke jalan lurus," kata Evelyn dengan nada dingin.

"Tinggalkan sisanya padaku," jawab Ethan sambil membuka jendela samping.

Tiga mobil mendekat dari belakang. Ethan dengan cepat menembakkan peluru beruntun ke arah kap mesin salah satu mobil.

Dor!

Boom!

Duar!

Ledakan keras pun terdengar ketika mobil itu kehilangan kendali dan melayang ke udara sebelum menghantam tanah dalam kobaran api.

Evelyn terkekeh kecil meski napasnya memburu. "Kau menikmati ini, ya?"

Ethan menyeringai. "Ini seperti medan perang biasa."

Dua mobil musuh yang tersisa terus mengejar dengan ganas. Salah satunya mencoba menyalip dari sisi kanan, tetapi Ethan lebih cepat. Dengan tembakan terukur, dia mengenai tangki bahan bakar mobil tersebut. Ledakan dahsyat kembali menghiasi jalanan.

Sisa satu mobil mencoba melarikan diri setelah menyadari kekuatan lawannya. Namun Evelyn tidak memberinya kesempatan.

Brak!

Evelyn mempercepat laju mobil mereka dan dengan manuver tajam menabrakkan sisi mobil ke kendaraan musuh, membuat mobil itu terguling dan meledak.

Asap dan kobaran api menjadi saksi bisu dari pertempuran brutal itu. Evelyn menghentikan mobil dengan napas terengah.

"Kita menang," katanya dengan nada puas.

Ethan mengangguk sambil menyimpan kembali pistolnya. "Tapi ini baru permulaan."

Mereka tahu musuh yang lebih besar sedang menanti, dan malam itu menjadi bukti bahwa siapa pun yang mencoba menghalangi jalan mereka akan berakhir dalam kehancuran.

Setelah kembali dari aksi kejar-kejaran yang mendebarkan, Ethan dan Evelyn tiba di apartemen dengan suasana yang tenang meski tubuh mereka masih diliputi adrenalin.

Evelyn langsung menuju dapur untuk mengambil air minum, sementara Ethan duduk di depan laptopnya dengan ekspresi serius.

Malam itu, suasana hening hanya diisi oleh suara ketukan keyboard yang cepat dan tegas. Ethan dengan kemampuan hackernya mulai menyelidiki siapa dalang di balik serangan yang mereka alami sore tadi.

Data demi data terbuka di layar laptop. Nama, rekening bank, dan komunikasi rahasia muncul satu per satu. Hingga akhirnya, sebuah informasi penting menarik perhatian Ethan.

"Keluarga Long ...." gumamnya sambil menyipitkan mata.

Ethan menemukan jejak transaksi mencurigakan yang terhubung dengan salah satu saudara ibunya, Hector Long. Bukti itu cukup jelas menunjukkan bahwa salah satu paman atau bibinya tidak rela melihatnya naik tahta sebagai pewaris keluarga Long.

"Dugaan yang menarik," pikir Ethan dengan tatapan tajam. "Jadi ini permainan mereka?"

Evelyn yang baru saja kembali dengan segelas air melihat ekspresi serius Ethan. "Kau menemukan sesuatu?"

Ethan menoleh sambil menyeringai kecil. "Sepertinya keluargaku tidak semua senang dengan kembalinya pewaris Long. Ada yang mencoba menghapusku sebelum aku benar-benar mengambil posisi itu."

Evelyn mengerutkan kening. "Saudara ibumu?"

"Ya, dan aku akan pastikan mereka menyesal mencoba melawan darah keluarga yang sah. Tapi aku akan memberikannya salam perkenalan terlebih dahulu."

Ethan menutup laptopnya dengan tekad yang membara. Malam itu dia menyusun strategi baru, bukan hanya untuk mempertahankan posisinya sebagai pewaris Long, tetapi juga untuk menunjukkan bahwa siapa pun yang berani melawannya akan menghadapi konsekuensi yang tidak terbayangkan.

Di ruang kerja Hector Long yang mewah dan dipenuhi ornamen antik, pria paruh baya dengan wajah penuh wibawa itu melempar dokumen tebal ke meja dengan keras.

Suara berdebum memenuhi ruangan, membuat beberapa asistennya yang berdiri di dekat pintu gemetar ketakutan.

"Gagal lagi?!" seru Hector dengan suara penuh amarah. "Sepuluh mobil, puluhan orang bersenjata lengkap, dan kalian bahkan tidak bisa menyentuhnya?! Apa gunanya aku membayar kalian?"

Seorang pria berpakaian serba hitam dengan luka gores di pelipis mencoba menjelaskan dengan suara bergetar. "Tuan Hector, dia tidak seperti yang kami perkirakan. Ethan Zhao memiliki keterampilan bertarung yang luar biasa ... dan ada seorang wanita bersamanya yang juga sangat tangguh."

Mata Hector menyipit penuh kebencian. "Wanita itu Evelyn Tang, putri keluarga Tang. Mereka pasti merencanakan sesuatu bersama. Kalau anak haram itu benar-benar jadi pewaris Long, nama keluarga kita akan tenggelam dalam aib!"

Hector berjalan ke jendela besar ruangannya, melihat ke arah kota dengan tatapan gelap. "Aku tidak peduli siapa yang harus dikorbankan. Temukan cara untuk menghancurkannya. Baik itu di dunia bisnis, bawah tanah, atau bahkan secara pribadi."

Salah satu asistennya yang lebih muda angkat bicara dengan hati-hati. "Tuan, mungkin kita bisa memanfaatkan keluarga Zhao atau musuh lain yang dimilikinya. Biarkan mereka melakukan pekerjaan kotor untuk kita."

Hector tersenyum dingin mendengar saran itu. "Ide yang menarik ... Aku ingin laporan lengkap semua musuh dan masalah yang pernah dia buat. Kali ini, aku akan memastikan dia tidak punya tempat untuk bersembunyi."

Ruangan itu kembali hening, tetapi atmosfernya penuh dengan niat gelap yang akan segera digerakkan. Hector Long telah memulai permainan baru yang berbahaya—dan dia tidak berniat kalah.

Baru saja Hector Long merencanakan strategi jahatnya, tiba-tiba telepon kantornya berdering nyaring. Asisten pribadinya dengan wajah pucat segera menyerahkan gagang telepon kepadanya.

"Ada apa lagi?" bentak Hector dengan nada tidak sabar.

"Tuan, ada masalah besar!" suara cemas dari direktur salah satu perusahaan utama keluarga Long terdengar di ujung telepon. "Sistem keuangan kami diretas, data klien bocor, dan transaksi dalam jumlah besar menghilang dari akun perusahaan!"

"Apa?!" Hector hampir menjatuhkan telepon dari tangannya. "Bagaimana mungkin? Siapa yang melakukannya?"

"Kami tidak tahu, Tuan. Tapi ini seperti serangan terkoordinasi. Beberapa bisnis judi Anda juga lumpuh total!"

Hector menutup telepon dengan wajah gelap. Ia merasakan darahnya mendidih. Baru saja ia berpikir akan menguasai situasi, kini bisnis keluarga Long yang dipegang serta bisnisnya sendiri kacau balau.

Di sisi lain ruangan, asistennya yang lain menerima laporan serupa dari pihak keamanan internal. "Tuan Hector, kami mendeteksi aktivitas hacking tingkat tinggi yang masuk ke sistem utama. Ini bukan kerja amatir—orang ini tahu persis apa yang dia lakukan."

Mata Hector menyipit penuh kebencian. "Ethan," gumamnya dengan penuh kepastian. "Anak itu lebih licik dari yang kukira."

Namun sebelum dia sempat membuat langkah balasan, notifikasi pesan anonim muncul di layar komputer ruang kerjanya. Tulisan berwarna merah menyala terpampang jelas:

"Anda menyentuh saya, saya hancurkan Anda." — EZ

Brak!

Hector menggebrak meja dengan kemarahan yang memuncak. "Anak keparat! Aku akan membuatmu menyesal sudah menantangku!"

Namun dalam hati, untuk pertama kalinya Hector merasa gentar. Ethan Zhao bukan sekadar pewaris biasa—dia adalah musuh yang berbahaya dan tidak mudah ditaklukkan.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***