Rekan Pertama

Beberapa hari setelah insiden peretasan yang sukses, Ethan memutuskan untuk melanjutkan salah satu hal yang paling ingin dia akhiri—hubungannya dengan Clara.

Sang jenderal yang sekarang hidup sebagai Ethan Zhao sudah tidak memiliki rasa apa pun terhadap wanita itu, hanya jijik dan kebencian. Proses perceraian mereka berlangsung cepat, dan akhirnya, hari itu tiba.

Di luar kantor catatan sipil, Ethan baru saja menerima salinan akta cerainya. Ia berdiri tegak dengan sikap dingin dan ekspresi tenang yang menunjukkan betapa tidak pentingnya hal ini baginya. Clara, di sisi lain, terlihat penuh emosi. Wanita itu berdiri di hadapannya dengan wajah penuh amarah dan kebencian.

"Ethan," Clara memanggil namanya dengan suara mencemooh. "Kau pikir dengan menceraikan aku, hidupmu akan membaik? Kau salah besar. Kau tidak akan pernah menjadi apa-apa. Kau hanya pria gagal yang hidup di bawah bayang-bayang keluargamu!"

Ethan hanya menatapnya tanpa emosi, ekspresi wajahnya begitu datar hingga membuat Clara semakin frustrasi.

"Aku dan Felix akan hidup bahagia, dan kau akan menderita selamanya!" lanjut Clara dengan suara keras. "Kau akan menyesal karena telah kehilangan aku!"

Ethan akhirnya membuka mulutnya, suaranya tenang namun dingin. "Clara, jika itu yang kau pikirkan, maka aku tidak akan menghentikanmu. Tapi ingat satu hal—aku tidak pernah kehilangan apa pun dari perceraian ini, kecuali beban berat yang selama ini kupikul."

Wajah Clara memerah karena marah, tetapi Ethan tidak memberinya kesempatan untuk membalas. Ia berbalik dengan tenang, meninggalkan Clara yang masih berdiri di tempat itu dengan amarah membara.

Saat memasuki mobil Evelyn, yang menunggu di dekat situ, Ethan menghela napas ringan. Evelyn meliriknya dari balik kemudi. "Selesai?" tanyanya singkat.

Ethan mengangguk. "Sangat selesai. Dia berpikir aku akan menderita setelah ini. Lucu sekali."

Evelyn tersenyum tipis. "Wanita seperti itu hanya akan menjadi duri dalam hidupmu. Bagus kau akhirnya melepaskannya."

Ethan menatap keluar jendela, matanya menyipit seolah melihat masa depan yang jauh di depan sana. "Perceraian ini hanyalah langkah kecil. Aku punya rencana besar yang jauh melampaui ini. Clara dan Felix... mereka akan mendapatkan apa yang pantas mereka terima."

Evelyn mengangguk, memahami betapa seriusnya Ethan. "Aku akan membantumu. Tapi kau harus memastikan satu hal."

"Apa itu?" tanya Ethan.

"Jangan biarkan masa lalumu menjadi beban. Jadikan itu bahan bakar untuk meraih kemenangan," ujar Evelyn sambil menghidupkan mesin mobil.

Ethan tersenyum tipis, senyuman yang membawa aura seorang pemimpin sejati. "Aku tidak akan membiarkan apa pun menghalangiku. Masa lalu hanya akan kujadikan pijakan untuk melangkah lebih jauh."

Dengan itu, mereka melaju pergi, meninggalkan babak lama dalam hidup Ethan yang penuh dengan penghinaan dan penderitaan, dan menuju babak baru yang penuh dengan ambisi, kekuatan, dan balas dendam.

*****

Kali ini, Ethan memutuskan untuk bergerak dalam diam. Dengan keahlian hacking yang semakin ia kuasai, ia mulai menyusun strategi besar untuk menciptakan jaringan pengikut setia yang akan menjadi pilar kekuatannya di dunia modern. Ia tahu bahwa untuk menghancurkan musuh-musuhnya dan membangun kekaisaran barunya, ia membutuhkan orang-orang berbakat yang bisa diandalkan.

Duduk di depan laptopnya, Ethan mulai meretas berbagai database publik dan pribadi, mencari profil individu dengan potensi besar. Ia mencari mereka yang memiliki keahlian unik—baik itu dalam teknologi, medis, keuangan, strategi, atau bahkan seni bela diri.

Ethan Zhao memutuskan untuk bergerak menuju pelelangan ilegal yang terkenal sebagai tempat jual beli manusia dengan harga fantastis.

Di sana, budak-budak yang diperjualbelikan bukanlah sembarang orang—kebanyakan adalah individu yang memiliki keahlian khusus atau bakat luar biasa yang diperbudak oleh kekuatan gelap.

Salah satu dari mereka adalah target Ethan, Alex Sing, seorang sniper legendaris yang pernah mengguncang dunia militer sebelum ia menghilang secara misterius.

Pelelangan berlangsung di sebuah gudang tua yang sudah dimodifikasi menjadi tempat eksklusif bagi para pembeli gelap.

Gedung itu penuh dengan orang-orang berkuasa dari dunia bawah tanah, mengenakan pakaian mahal dan memandang budak-budak yang dipajang di atas panggung dengan tatapan seperti pemburu yang memilih mangsa.

Ethan mengenakan pakaian formal dengan topeng hitam, menyembunyikan identitasnya. Di tangannya, ia memegang tablet kecil yang sudah ia program untuk meretas sistem pelelangan, memastikan bahwa ia memiliki kendali penuh atas jalannya acara.

Ketika Alex Sing dibawa ke atas panggung, suasana ruangan berubah. Pria itu mengenakan rantai di kedua pergelangan tangannya, wajahnya kotor, namun sorot matanya tetap tajam meskipun tubuhnya terlihat lelah.

Tidak ada yang tahu siapa sebenarnya pria itu, kecuali Ethan, yang sudah mempelajari segalanya tentang Alex melalui dokumen rahasia militer.

Alex adalah mantan sniper militer yang dikenal dengan sebutan “Shadow Wolf” karena kemampuannya yang luar biasa untuk membunuh target dari jarak jauh tanpa pernah terlihat.

Namun, dalam sebuah misi rahasia, ia dikhianati oleh komandannya sendiri dan dijadikan kambing hitam atas kegagalan misi tersebut.

Alex akhirnya dijual ke dunia bawah tanah, menjadi budak yang diperdagangkan dari satu tangan ke tangan lainnya.

Ethan mengenal cerita ini dari dokumen militer rahasia yang ia retas. Ia tahu bahwa Alex adalah aset berharga yang harus ia selamatkan, bukan hanya karena keahliannya, tetapi juga karena dendam yang membara di dalam dirinya.

Ethan tidak hanya datang untuk membeli Alex. Ia sudah merencanakan cara untuk mengacaukan pelelangan dan mengambil alih tempat itu.

Dengan keahlian hacking-nya, ia berhasil mengontrol sistem keamanan gedung, memutuskan komunikasi para penjaga, dan menciptakan kekacauan kecil tanpa menimbulkan kecurigaan.

Ketika pelelangan untuk Alex dimulai, Ethan memainkan perannya dengan sempurna. Ia ikut dalam tawar-menawar, sengaja menaikkan harga hingga para pembeli lainnya mundur karena angkanya terlalu tinggi. Dalam hitungan menit, Ethan memenangkan pelelangan.

Saat Alex diturunkan dari panggung dan diserahkan ke Ethan, pria itu memandang Ethan dengan tatapan curiga.

“Siapa kau?” tanya Alex dengan suara serak.

Ethan tersenyum samar di balik topengnya. “Aku seseorang yang membutuhkanmu, Shadow Wolf.”

Alex terlihat terkejut mendengar julukannya yang sudah lama ia tinggalkan. Namun sebelum ia sempat bertanya lebih jauh, Ethan menyalakan tablet di tangannya, dan seluruh gedung tiba-tiba mengalami pemadaman listrik.

“Sekarang kita keluar dari sini,” kata Ethan, melepas rantai di tangan Alex dengan alat canggih yang ia bawa.

Dalam kegelapan, para penjaga panik dan mencoba menyalakan kembali sistem keamanan, tetapi semuanya telah dikendalikan oleh Ethan. Ia memimpin Alex keluar melalui jalur darurat yang sudah ia rencanakan sebelumnya.

Sepanjang perjalanan, mereka harus melewati beberapa penjaga yang mencoba menghalangi, namun Ethan membuktikan bahwa tubuh barunya masih mampu bertarung dengan kecepatan dan ketangkasan luar biasa.

Alex, yang awalnya ragu, mulai mempercayai Ethan setelah melihat keterampilan dan ketenangannya. Ketika mereka akhirnya berhasil keluar dari gedung, Alex berhenti sejenak dan memandang Ethan dengan serius.

“Kau tahu siapa aku, dan kau tahu aku tidak bekerja untuk siapa pun,” kata Alex tajam.

Ethan menatapnya dengan dingin. “Aku tidak memintamu untuk bekerja untukku. Aku menawarkan sesuatu yang lebih besar—kesempatan untuk membalas dendam pada mereka yang menghancurkan hidupmu.”

Alex terdiam, sorot matanya menunjukkan bahwa ia tergoda oleh tawaran itu.

“Aku tahu semuanya tentangmu, Alex Sing,” lanjut Ethan. “Dan aku tahu bahwa kau tidak pernah menyerah pada dendammu. Bersamaku, kau akan mendapatkan kesempatan itu.”

Setelah beberapa saat, Alex mengangguk perlahan. “Aku akan mendengarkan apa yang kau tawarkan. Tapi jika kau mencoba memanfaatkanku, aku tidak akan ragu untuk menghabisimu.”

Ethan hanya tersenyum kecil. “Kita akan lihat.”

Malam itu, Ethan berhasil merekrut Alex sebagai anggota pertamanya. Dalam perjalanan pulang, Ethan menjelaskan visinya untuk membangun tim yang akan mendominasi dunia bawah tanah.

Alex, meskipun masih ragu, mulai melihat potensi besar dalam rencana Ethan dan memutuskan untuk ikut bergabung, setidaknya untuk sementara waktu.

Dengan Alex di sisinya, Ethan kini memiliki seorang sniper yang tak tertandingi, langkah pertama dalam membangun pasukan yang akan mengubah segalanya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***