Malam Pertama

"Ayana, kamu tidak apa-apa?" Tanya Bu Fatimah pada Ayana yang sedari tadi pandangannya menerawang jauh keluar sana.

"Tidak apa-apa, Ibu. Ayana hanya bersedih saja karena meninggalkan Kyai Akbar dan Umi Farida yang sudah Ayana anggap seperti orang tua kandung sendiri. Mereka begitu sangat menyayangi Ayana sedari kecil hingga sampai saat ini. Bahkan Pondok Pesantren sendiri sudah menjadi rumah bagi Ayana selama bertahun-tahun lamanya." Ayana menjelaskan sedikit perasaannya.

Ibu Fatimah menggenggam dan mengusap lembut tangan milik menantu baru nya. Ia dapat merasakan betapa sedihnya Ayana meninggalkan semuanya.

"Sudah, Bu. Biarkan saja Ayana menenangkan dirinya. Mungkin ia sedang menstabilkan emosinya karena harus pindah jauh dari Pesantren serta Kyai dan Umi." Nabila berucap untuk memberikan waktu bagi Ayana untuk beradaptasi dengan keluarga baru dan lingkungan yang baru.

Terlihat dari kaca spion, Zidan memperhatikan Ayana yang sedang mengusap air matanya menggunakan tissue.

Namun sialnya, pandangan mata Zidan dari kaca spion tertangkap oleh Ayana sendiri.

Seketika Zidan melemparkan pandangan nya kembali lurus kedepan.

***

"Nah ini rumah Ibu nak. Ini juga akan menjadi rumah kamu juga. Semoga kamu betah dan bisa cepat beradaptasi dengan keluarga ini dan lingkungan sekitar ya, nak." Ujar Bu Fatimah kepada Ayana yang sedari tadi tangannya menggandeng tangan Ayana.

"Baik, Bu." Ucap lirih dari mulut Ayana.

Nabila segera memasuki kamarnya untuk beristirahat sejenak, karena tidak lama lagi ia akan dijemput oleh suaminya. Kebetulan suaminya tidak dapat menghadiri pernikahan Fahmi dan Ayana.

Zidan turut membantu Fahmi untuk membawa beberapa koper milik Ayana untuk dibawa kedalam kamar pengantin.

"Terima Kasih, Kak. Selamat beristirahat ya." Ucap Fahmi kepada Zidan yang telah membantu membawakan koper-koper masuk ke dalam kamarnya.

"Sama-sama. Mulai sekarang kamu sudah menjadi suami bagi Ayana. Perlakukan dan bimbing Ayana dengan baik. Serta di jaga dengan baik juga. Itu pesan Kyai sebelum melepas Ayana pindah ke rumah ini." Pinta Zidan kepada adiknya.

"Siap, Kak. Terima kasih sebelumnya. Maaf telah merepotkan."

"Santai saja. Aku ke kamar ya. Ingin istirahat." Jawab Zidan yang langsung berlalu meninggalkan Fahmi didalam kamar.

Tampak Bu Fatimah mengantar Ayana menuju kamar pengantin.

"Nah ini kamar kamu nak. Ini menjadi kamar kalian. Kamar nya sudah dirapikan sama mbak Lusi pembantu rumah ini. Sudah rapi dan harum kan?" Ucap Bu Fatimah dengan lembut, nampak ia bahagia sekali memiliki menantu baru yang sangat cantik dan sholehah.

"Terima kasih banyak, Ibu. Mohon maaf jika Ayana telah merepotkan seisi rumah ini." Jawab Ayana sungkan.

"Tidak apa-apa, nak. Ya sudah Ibu ke kamar ya, ingin istirahat. Kalian juga istirahat ya nak. Selamat malam." Jawab Bu Fatimah seraya meninggalkan Ayana dan Fahmi di dalam kamar.

"Tolong pintunya ditutup dan dikunci ya isteriku." Perintah Fahmi yang sedari tadi sudah duduk menanti Ayana.

Fahmi rupanya telah membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaiannya dengan pakaian santai.

"Baik, Mas." Ayana segera melaksanakan perintah suaminya.

Dengan langkah pelan Ayana meletakkan tas jinjing yang telah ia bawa di atas meja.

"Kamu bersihkan tubuhmu ya, supaya lebih segar." Perintah Fahmi kembali.

Ayana mengangguk dan mengiyakan perintah Fahmi.

*

Ayana telah keluar dari kamar mandi dengan menggunakan dress silky berwarna putih. Entah dari mana Ayana mempunyai pakaian seperti itu.

Dengan rambut tergerai panjang sebahu menambah kecantikan Ayana semakin sempurna.

Fahmi yang sedang asyik dengan ponselnya seketika dibuat terkejut melihat kecantikan wanita dihadapan nya itu.

Mata Fahmi membulat tak berkedip.

"Maaf ya, Mas. Aku pakai pakaian seperti ini. Aku tidak pantas ya? Kalau tidak pantas aku akan menggantinya kembali." Ucap Ayana dengan rasa kurang nyaman karena Fahmi melihatnya dengan sedikit mata membulat lebar, yang dikira Ayana bahwa Fahmi marah dan tidak menyukai pakaian yang telah ia kenakan.

"Eh tidak perlu diganti Isteriku, kamu sangat cantik sekali. Aku sampai tidak mengenali jika itu adalah kamu. Jujur kamu sangat cantik. Aku suka kamu berpakaian seperti ini. Tapi hanya khusus buatku saja ya." Goda Fahmi pada Ayana.

Ayana tersipu malu dengan tubuh masih mematung di depan ranjang.

"Sini sayang." Fahmi memerintahkan Ayana untuk mendekatinya seraya menepuk-nepuk kasur pada ranjangnya.

Ayana langsung menghampiri Fahmi yang telah duduk bersandar di ranjang sedari tadi.

Setelah Ayana duduk disebelah Fahmi, Fahmi segera menggeserkan tubuhnya lebih mendekat ke tubuh Ayana.

Fahmi meraba tangan Ayana dengan lembut. Fahmi dan Ayana sama-sama sudah bersandar di ranjang dengan sandaran bantal empuk.

"Ayana."

"Iya, Mas."

"Enaknya aku panggil kamu apa ya? Apakah Dek saja? Atau Ayank saja?" Ucap Fahmi dengan wajah bingung karena sampai saat ini ia belum menemukan panggilan yang cocok untuk isterinya.

"Terserah kamu saja, Mas. Senyamannya kamu saja." Jawab Ayana dengan sedikit tersenyum hingga mempertontonkan deretan gigi putihnya yang bersih.

"Aku panggil Dek saja ya. Usia kamu juga jauh kan dibawah aku?" Ujar Fahmi.

Ayana mengangguk tanda mengiyakan.

"Oh iya,Dek. Kalau aku boleh tahu. Usia kamu berapa?" Fahmi bertanya dengan penasaran.

"Dua puluh tahun, Mas." Sahut Ayana dengan santun.

"Berarti kita berbeda lima tahun ya, Dek." Jawab Fahmi kembali.

"Memangnya Mas Fahmi dua puluh lima tahun ya?" Ayana mulai memberikan sedikit pertanyaan kepada suaminya.

Fahmi mengangguk cepat.

"Iya, Dek." Fahmi terus memandangi wajah cantik Ayana.

Ayana melirik kearah Fahmi. Keduanya saling berpandangan.

Tangan Fahmi mengusap lembut pipi halus Isterinya.

Ayana menjadi tersipu malu mendapat perlakuan dari Fahmi.

Wajah Fahmi semakin mendekat ke wajah Ayana. Hembusan nafas keduanya saling bertabrakan. Terasa hangat dan mulai memburu.

Jantung Ayana berdetak sangat kencang, karena memang belum pernah ada laki-laki yang menyentuh dirinya.

Ayana adalah gadis yang benar - benar masih bersih dari sentuhan laki-laki.

Jarak keduanya hanya tinggal dua centi saja.

Fahmi mendaratkan c*uman pertamanya untuk Isterinya.

B*bir mereka saling bertautan.

Fahmi mel*mat lembut b*bir Isterinya.

Tidak ada penolakan dari Ayana. Karena memang sudah menjadi kewajiban Ayana untuk melayani suaminya.

Fahmi langsung meraba tengkuk Ayana dengan masih mel*mat. Nafas keduanya telah memburu.

Kaki Fahmi melingkarkan tangannya ke tubuh Ayana. Sampai pada akhirnya Fahmi dapat memeluk erat Isterinya dengan c*uman yang masih membara.

"Dek, apakah kamu sudah siap untuk melakukannya untukku?" Tanya Fahmi pada Ayana dengan tatapan yang penuh harapan.

Mata Ayana menatap manik mata Fahmi dengan lekat.

Ayana mengangguk.

" Iya, Mas. Aku siap."

Mendapat jawaban dari Ayana, Fahmi langsung meraup kembali b*bir ranum Ayana.

Tangan Fahmi mulai bergerilya menuju area-area yang lain pada tubuh Ayana.

Keduanya sangat menikmatinya.

"Dek, siap? Tahan ya! Ini akan sakit. Tapi lama-lama sakitnya akan hilang." Fahmi memberikan aba-aba.

Ayana telah siap dengan jantung yang teramat berdebar-debar karena baru pertama kalinya ia melakukan hal seperti ini.

Fahmi mencoba untuk menjebol benteng pertahanan Ayana yang sangat sulit. Butuh beberapa kali untuk meruntuhkannya.

"Awww sakit, Mas. Pelan-pelan." Rintih Ayana yang telah merasakan sakit pada area int*mnya.

"Tahan ya, sayang. Nanti lama-lama enak kok." Jawab Fahmi dengan terus mencobanya.

"Memang Mas pernah melakukannya? Kok bisa bilang ini enak?" Ayana mulai menyelidiki.

"Belum pernah, Sayang. Hanya dengar kata orang-orang saja." Jawab Fahmi kemudian.

Fahmi terus mencobanya.

Dan akhirnya benda kerasnya mampu menembus dinding pertahanan milik Ayana.

"Ahhhh sakit, Mas." Ayana merintih kesakitan karena tubuhnya serasa dibelah oleh benda keras.

Fahmi berhenti sejenak. Lalu ia langsung mel*mat kembali b*bir Ayana untuk meredakan rasa sakit pada area int*m Ayana.

Namun pelan-pelan Fahmi menggerakannya dengan tempo yang sangat lambat, karena masih mengimbangi rasa sakit yang didera oleh Ayana.

L*matan b*bir keduanya masih saling bertaut, karena rupanya sembari berc*uman dapat meredakan rasa sakit dan menambah rasa nikmat pada gerakan temponya.

Fahmi masih dengan tempo yang pelan.

"Gerak sedikit cepat, Mas." Pinta Ayana.

Mendapat perintah dari Ayana, Fahmi semakin tertantang dan menggerakan p*nggulnya lebih cepat.

"Ahhhh." Desahan Ayana terdengar pada telinga Fahmi. Membuat Fahmi semakin bergairah. Pertanda bahwa Ayana sudah sangat menikmatinya.

"Lebih cepat lagi, Mas. Ini enak." Perintah Ayana kembali.

"Enak kan, Sayang?" Tanya Fahmi pada Isterinya yang sudah memejamkan matanya.

Ayana mengangguk pasrah.

"Iya,Mas. Enak sekali. Lebih cepat lagi, Mas."

Fahmi langsung menggerakan p*nggulnya dengan tempo yang sangat cepat, membuat ranjang turut bergerak menyaksikan sepasang pengantin baru yang sedang dimabuk asmara.

Akhirnya Ayana melepaskan pelepasan pertamanya. Dan disusul lah oleh Fahmi.

"Ahhhhh." Desah keduanya berbarengan.

"Jangan dilepas, Mas. Biarkan tetap seperti ini." Perintah Ayana.

Terasa hangat c*iran keduanya saling bertemu didalam sana.

Fahmi telah melepaskan benih pertamanya pada rahim Isterinya.

"Dek, terima kasih ya."

Episodes
1 SAH!
2 Pulang Ke Rumah
3 Malam Pertama
4 Sedang Sakit
5 Hanya Kelelahan
6 Canggung
7 Terjadilah Sudah
8 Kembali
9 Ditinggal Tugas
10 Mulai Terbiasa
11 Berdua
12 Bahagia
13 Ditinggal Umroh
14 Pulang Umroh
15 Kesepian
16 Pesantren Ar-Rahman
17 Sebuah Kekhawatiran
18 Dilema
19 Pengajar Baru, Bernama Difa Azahra
20 Merasa Tersaingi
21 Ada Apakah Gerangan?
22 Happy Anniversary
23 Dingin dan Acuh
24 Semakin Dingin
25 Luka Hati, Luka Tubuh
26 Perasaan Terdalam
27 Sebuah Pengakuan
28 Khawatir
29 Menjenguk Umi
30 Perhatian
31 Pertemuan 2 Keluarga
32 Perjodohan
33 Perdana Singgah ke Pesantren
34 Putra Bungsu?
35 Iya, Dia Fahmi!
36 Bakso Cuanki
37 Jujur Lebih Baik
38 Rela Menjadi Madu
39 Apa? Poligami?
40 Terbongkarnya Rahasia
41 Galau
42 Kesimpulan Pahit
43 Kembali ke Jakarta
44 Alhamdulillah, Sudah Membaik
45 Keputusan Berat
46 Mutlak, Lanjut Poligami!
47 Galau Membawa Luka
48 Hmm.. Bolehkah Sedekat Ini?
49 H-3 Pernikahan
50 Hari Pernikahan Fahmi dan Sarah
51 Resmi Menjadi Madu
52 Penyemangat Dari Zidan
53 Malam Penuh Dengan Tanda Tanya
54 Malam Penuh Ketegangan
55 Menyelesaikan Masalah
56 Pergi Honeymoon?
57 Honeymoon
58 Saling Menjaga
59 Zidan Sakit
60 Kekhawatiran Ayana
61 Sarah Pulang ke Rumah
62 Kembali ke Rumah
63 Merasa Kalah Saing
64 Sarah Merajuk
65 Positif Hamil
66 Tersingkirkan
67 Perhatian Zidan
68 Hampir Frustasi
Episodes

Updated 68 Episodes

1
SAH!
2
Pulang Ke Rumah
3
Malam Pertama
4
Sedang Sakit
5
Hanya Kelelahan
6
Canggung
7
Terjadilah Sudah
8
Kembali
9
Ditinggal Tugas
10
Mulai Terbiasa
11
Berdua
12
Bahagia
13
Ditinggal Umroh
14
Pulang Umroh
15
Kesepian
16
Pesantren Ar-Rahman
17
Sebuah Kekhawatiran
18
Dilema
19
Pengajar Baru, Bernama Difa Azahra
20
Merasa Tersaingi
21
Ada Apakah Gerangan?
22
Happy Anniversary
23
Dingin dan Acuh
24
Semakin Dingin
25
Luka Hati, Luka Tubuh
26
Perasaan Terdalam
27
Sebuah Pengakuan
28
Khawatir
29
Menjenguk Umi
30
Perhatian
31
Pertemuan 2 Keluarga
32
Perjodohan
33
Perdana Singgah ke Pesantren
34
Putra Bungsu?
35
Iya, Dia Fahmi!
36
Bakso Cuanki
37
Jujur Lebih Baik
38
Rela Menjadi Madu
39
Apa? Poligami?
40
Terbongkarnya Rahasia
41
Galau
42
Kesimpulan Pahit
43
Kembali ke Jakarta
44
Alhamdulillah, Sudah Membaik
45
Keputusan Berat
46
Mutlak, Lanjut Poligami!
47
Galau Membawa Luka
48
Hmm.. Bolehkah Sedekat Ini?
49
H-3 Pernikahan
50
Hari Pernikahan Fahmi dan Sarah
51
Resmi Menjadi Madu
52
Penyemangat Dari Zidan
53
Malam Penuh Dengan Tanda Tanya
54
Malam Penuh Ketegangan
55
Menyelesaikan Masalah
56
Pergi Honeymoon?
57
Honeymoon
58
Saling Menjaga
59
Zidan Sakit
60
Kekhawatiran Ayana
61
Sarah Pulang ke Rumah
62
Kembali ke Rumah
63
Merasa Kalah Saing
64
Sarah Merajuk
65
Positif Hamil
66
Tersingkirkan
67
Perhatian Zidan
68
Hampir Frustasi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!