CH2 : Pertemuan The Ones

Astel berjalan keluar gerbang sekolah, matanya kemudian menatap langit yang mulai berubah menjadi jingga, menandakan hari telah berganti sore...

Astel menatap dengan perasaan campur aduk antara jengkel dan sedih, kalau saja dia lebih bisa mengendalikan diri pagi ini, mungkin dia tidak akan menerima surat skorsing.

"Ahhh aku benar-benar bodoh", katanya dalam hati sontak Sesaat wajahnya berubah muram ketika dia memikirkan bagaimana dia akan menyampaikan hal ini kepada saudara laki-lakinya.

"Astel! Sudah selesai?"

Astel kemudian menoleh ke sumber suara memanggilnya dan mendapati Bram dan Hanako telah menunggunya di luar gerbang sekolah.

Wajahnya yang awalnya murung seketika berubah ceria kembali, meski Bram dan Hanako meninggalkannya sendirian untuk dihukum oleh Bu Suryatini, ia tidak bisa menyalahkan mereka karena dialah yang salah dan mereka telah berusaha mencegahnya.

Mereka bertiga lalu berkumpul bersama di mana Astel melihat jelas raut wajah khawatir di wajah Bram dan Hanako.

“Astel, bagaimana pertemuanmu dengan Ibu Suryatini?” tanya Hanako yang khawatir Astel akan mendapatkan hukuman berat dari Bu Suryatini.

Astel kemudian hanya tertawa dan menggaruk bagian belakang kepalanya.

"Hahahaha...ini masalah serius tapi lebih baik aku bicarakan nanti di kafe Pak Ahmad", kata Astel lalu berjalan mendahului kedua sahabatnya.

"Kafe Pak Ahmad?"

"Ya, saya haus setelah mengobrol selama 10 menit dengan Bu Suryatini. Mungkin lebih baik kalau saya ceritakan saja di sana."

Mereka kemudian berjalan menuju ke Kafe Pak Ahmad.

....

.........

.........................

Sesampainya di kafe , mereka memesan makanan dan minuman, seta mencari tempat untuk mengobrol, yaitu meja di dekat pintu keluar dengan jendela kaca di sampingnya dan 2 kursi kayu panjang yang dapat menampung 6 orang.

Setelah makanan diantar ke meja mereka, Astel akhirnya menceritakan semuanya ia alami selama di ruangan BK.

"Apa! hukumanmu seberat itu?!" kata Bram dan Hanako dengan cukup terkejut, setelah mendengar Astel akan menerima skorsing dan peringatan DO jika berkelahi lagi.

"Ya, hukumannya berat, tapi apa yang bisa kulakukan sore ini? Ini salahku," ujar Astel lalu meminum milkshake vanilla-nya yang ia telah pesan.

"Bodoh! Kenapa kamu masih saja tenang-tenang saja? Apa kamu tidak takut dikeluarkan dari sekolah?", Ujar Bram dengan perasaan khawatir setelah ia melihat Astel tampak santai saja setelah menerima surat itu.

"Ya aku takut sih tapi mau bagaimana lagi ?", ujar Astel dimana ia kemudian hanya menghela nafasnya.

Hanako kemudian terdiam sejenak dan menatap Astel.

"Maaf Astel, seharusnya aku ikut denganmu untuk membicarakan kesalahpahaman ini agar ibu Suryatini bisa meringankan hukumanmu.", ujar Hanako dengan perasaan bersalah kepada Astel.

Namun Astel lalu hanya mendesah.

"Tidak, Hanako...ini semua salahku dan kalaupun kamu ikut Bu Suryatini belum tentu mau meringankan hukumanku."

"Tetapi..."

"Tidak apa-apa Hanako, kalau kau ikut campur situasinya bisa bertambah buruk dan kau juga akan dihukum... sudah biar aku saja yang dihukum."

"Baik..." ujar Hanako dengan pelan, tampak wajah pada siswi perempuan itu  masih merasa bersalah.

Astel menatap Hanako sejenak yang masih terlihat tampak bersalah... namun Astel berusaha untuk tetap tegar meski di pantulan kaca jendela yang terletak tepat di samping meja berkata lain.

Astel kemudian mulai mengalamun tentang apa yang harus ia lakukan berikutnya...

Tetapi di kala ia sedang  mengalamun tiba-tiba muncul sebuah wajah seorang siswi perempuan di depan jedelanya.

"BAAAAAAA!!!"

"HIYAAAAAAAAA!!", teriak Astel dengan terkejut setengah mati setelah siswi perempuan itu membuatnya terkejut.

Terlihat dengan jelas seorang wanita tinggi berambut hitam yang mengenakan seragam sekolah yang sama dengan Astel muncul di jendela dan mengejutkan Astel hingga tubuhnya terpental ke belakang hingga kepalanya membentur kursi kayu yang keras.

"ADUH!!!", Astel menjerit kesakitan, lalu ia memegang kepalanya yang terbentur dan kembali ke posisi duduk sambil menahan rasa sakit akibat kepalanya/

"HAHAHAHAHAHA! KAMU ASTEL!", ujar siswi itu dengan tertawa terbahak-bahak.

"Kau---Kau!!! Putri!", ujar Astel dengan kesal.

Sontak siswi bernama Putri yang juga merupakan anggota gengnya masih tertawa bahagia dan karena perbuatan Putri sebelumnya Hanako dan Bram pun  juga ikut menahan tawa mereka karena melihat reaksi terkejut Astel.

Tentu saja Astel segera menyadari bahwa Hanako dan Bram sebenarnya menertawakannya.

"Oh ayolah! Itu sama sekali tidak lucu!" ujar Astel yang terlihat wajahnya langsung memerah karena malu.

"Maaf Astel...teriakanmu...lucu sekali", balas Bram sambil berusaha menahan tawanya namun akhirnya sahabat kecilnya itu tidak lagi dapat menahan tawanya.

Sementara di luar, Putri masih tertawa sebelum akhirnya dipukul kepala bagian belakang kepalanya dengan kertas yang digulung oleh seorang murid lainnya.

"Oh! apa-apaan sih?", kata putri seketika menengok kebelakang dimana sudah ada Karls seorang bocah berkacamata, berkulit putih, dan rambutnya kelihatan berantakan serta dialah yang memukul putri menggunakan kertas digulung yang merupakan laporan PR-nya.

Selain itu di samping Karls juga ada murid laki-laki lain bernama John berpenampilan mirip dengan Bram hanya saja perutnya sedikit gemuk, kepalanya botak dan tidak kekar seperti Bram. Heri juga merupakan seorang siswa cukup nakal  dan cerewet seperti Putri, hanya saja dia masih bisa lebih mengendalikan diri.

Karls kemudian memukul sekali lagi kertasnya ke kepala Putri.

"Sakit tau!  apaan sih Karls?", jerit putri tetapi Karls tampak kesal.

"Lo bisa gak sih tau situasi dikit!? bukannya Bram sudah kontak kamu kalau tujuan kita untuk menghibur Astel? lalu kenapa kamu malah bikin dia semakin kesal?", ujar Karls sambil memarahi Putri.

"Ehh...iya juga tapi ada kesempatan sih...jadi aku kaget saja"

Mendengar ucapan Karls sontak menghela nafasnya di ikuti John dan Putri mereka kemudian masuk kedalam kafe,  Astel kemudian langsung memandangi Bram yang seketika membuang mukanya berpura-pura tidak tahu apa-apa.

"Bram....Kenapa kamu memberitahu masalahku ke-anggota geng the ones yang lain?"

"Maaf Astel....."

Astel masih tetap memandangi Bram disaat ketiga temannya yang lain akhirnya masuk dan mulai duduk mengisi bangku yang kosong.

Astel kemudian menghela nafas padahal hari ini setelah berbicara dengan Hanako dan Bram tapi malah berakhir ramai begini pikirnya.  Astel yang awal hanya ingin mengobrol dengan Hanako dan Bram kini jadi berpikiran untuk segera pulang karena bila anggota gengnya yang lain sudah datang maka akan ada obrolan panjang yang akan terjadi.

"Hah...ya sudahlah sebenarnya kenapa sih juga kamu undang yang lain ke sini hanya cuma untuk menghiburku doang? ", Kata Astel sambil menggigit sedotan di gelas milkshake vanillanya dengan perasaan sedikit kesal.

"Hahaha! tenang pak ketua! disini kami datang bukan cuma hibur kamu kami juga ingin mendengar pesan ingin disampaikan oleh Bram!", kata Heri kemudian merangkul Astel seperti memberinya pesan bahwa tidak ada obrolan tidak penting seperti yang Astel akan bayangkan.

"Tenang saja Astel...kami juga cuma sebentar setelah kami mendengar Bram kami akan menemanimu sebentar lalu pulang...karena aku juga masih banyak PR dari liburan ini...dan kusaranin kalian semua juga jangan lupa mengerjakannya", kata Karls sambil membetulkan posisi kacamatanya.

"Ahhhh! Karls kenapa sih harus bahas PR segala saat kita kumpul-kumpul gini! kamu gak liat tuh wajah Hanako sudah mulai panik dengar kata PR??", Kata Putri sambil menunjuk Hanako yang sebenarnya masih cemas dengan Astel.

Sontak Hanako langsung terkejut mendengar ucapan Putri yang mengira ia cemas karena belum mengerjakan PR-nya.

"Ehhh?? Tapi PR-ku sudah kuselesaikan dari kemaren ", ujar Hanako mencoba meluruskan kesalah pahaman Putri.

"Hah? terus kenapa kamu masang wajah cemas seperti itu?"

"Tidak...aku...."

"Apa jangan-jangan kamu masih cemas dengan Astel?"

"Tidakk! kamu salah paham!"

Astel kemudian menyedot minuman Milkshake vanilanya sampai habis sambil menaruh kepalanya di meja dengan tatapan malas Putri dan Hanako, tetapi di pandangan mereka Astel sepertinya kelihatan marah karena wajah malas Astel terlihat seperti orang marah.

"Hiiiiiiii!", jerit Hanako dan Putri dalam hati karena mengira Astel marah dengan mereka.

.

"Hahaha ya sudah-sudah...biar tidak terlalu lama dan juga supaya Astel bisa beristirahat untuk memutuskan tindakan selanjutnya aku akan segera beritahu ke kalian kenapa aku mengumpulkan kalian semua disini!", ujar Bram untuk melerai keributan yang telah terjadi.

Mendengar ucapan dari Bram akhirnya mereka semua pun berhenti, sedangkan Astel hanya menghela nafas merasa lega semuanya akan  berakhir.

"Baiklah jadi apa yang sebenarnya kamu ingin katakan Bram?", tanya  Hanako yang memang sudah mulai penasaran mengingat Bram juga tidak memberitahukannya bahwa akan ada pertemuan geng.

Bram kemudian tersenyum kemudian ia mengeluarkan sesuatu dari tasnya yang ternyata adalah 6 tiket konser nonton band The Januar yang akan diadakan di pusat kota pada hari esok...tepat perayaan tahun baru 2028.

“Wahhhh! Ini kan tiket konser The Jaguar besok kan????”, kata Putri dengan nada penuh kegirangan mengingat band The Januar adalah band musik favoritnya.

Sontak mereka Astel,Hanako,Karls dan John juga ikutan terkejut mendengar teriakan kegirangan Putri.

“Ehhhhh??? Masak”, Hanako kemudian mengambil salah satu tiket dan melihatnya dengan seksama.

“Yang benar??", di ikuti oleh John dan Karls  yang langsung mengambil tiket tersebut dan memeriksanya dan mereka bertiga sama-sama yakin bahwa tiket itu asli.

“Bram darimana kamu mendapat tiket ini bukankah 1 tiket aja harganya mahal???”, kata Jeff  yang kemudian langsung menoleh ke arah Bram.

Bram kemudian tertawa seperti orang berlagak sombong setelah melihat wajah teman-temannya yang terkejut.

“Jadi gini teman-teman ayahku kemaren barusan pulang kerja dari Malaysia dia telah sukses membuka bisnis perusahaan udang disana..nah kebetulan ia juga bingung ingin memberikanku apa jadinya dia memutuskan membeli tiket konser the jaguar untukku dan kalian", jelas Bram kembali sontak semua teman-temannya pandangannya menuju ke-arah Bram.

“Wah ayahmu baik banget!! aku sembah deh ayahmu besok hehehe”, kata Putri dengan kegirangan.

"Hahaha tidak perlu lebay seperti itu..yang penting pesannya berhati-hati saja ketika menonton"

"Kalau begitu tolong beritahukan ke ayahmu kami semua mengucapkan terima kasih ya Bram", ujar Karls dimana siswa laki-laki itu sebenarnya berharap bisa bertemu dengan ayahnya Bram dan mengucapkan terima kasih secara langsung.

"Iya Karls nanti aku sampaikan kepadanya"

Bram kemudian menoleh ke-arah Astel yang terlihat ragu-ragu mengambil tiketnya dan mukanya juga terlihat cemas…bukan masalah karena ia mungkin tidak diperbolehkan kakaknya karena mendapat skorsing...tetapi  dia sebenarnya punya memiliki masalah lain yaitu : “itu” pada dirinya yang membuatnya cemas.

Bram dan anggota geng lainnya sebenarnya mengetahui  soal masalah lain di dalam diri Astel karena sebagai sahabat dan geng solid mereka bisa semua bisa tahu masalah satu sama lain.

“Astel…kamu tidak perlu ikut lo..jika memang kamu masih dalam kondisi belum baik tidak apa-apa kita juga tidak ada akan memaksamu untuk ikut”, ujar Bram yang langsung menasehati Astel dengan kondisi yang ia alami.

"Iya Astel tidak apa-apa tiketmu mungkin bisa kamu berikan kepada Mery kan ? adikmu itu juga suka ama band tersebut kan?", kata Hanako juga memberikan nasehat pada Astel.

Astel kemudian hanya menarik nafas panjang-panjang dan dengan tatapan serius ia kemudian melihat kelima sahabat gengnya tersebut.

"Tidak apa-apa...aku akan ikut", jawab Astel dengan tegas.

"Tapi...."

"Tidak apa-apa hanako....aku yakin aku akan baik-baik saja mengikuti konser tersebut", ujar Astel yang kemudian memberikan senyuman kepada Hanako supaya temannya itu bisa tenang dan tidak terlalu mengkhawatirkannya.

"Bagaimana dengan kakakmu apakah ia akan memberikanmu ijin?", tanya John  yang kemudian Astel menoleh ke-arahnya.

"Santai! aku yakin dia akan ijinkan aku lagipula aku juga perlu membiasakan diri lagi mengikuti hal seperti ini", kata Astel dengan nadanya dibuat periang Walaupun ia sendiri masih ragu kakaknya akan mengijinkannya.

"Terlebih lagi....aku ingin bersenang-senang juga dengan kalian semua"

Mendengar ucapan Astel, teman-temannya saling memandang satu sama lain namun pada akhirnya mereka sepakat membiarkan Astel ikut.

“Baik kalau begitu ...kita besok akan kumpul di pusat kota pada jam 10 pagi dan untuk Astel besok aku akan ikut mengawasimu nanti sampaikan juga ini ke kakakmu supaya menyakinkan dia mengizinkanmu”, kata Bram yang kemudian menyerahkan tiket konsernya band The Jaguar terakhir kepada Astel.

Astel menerima tiket itu dengan perasaan gembira melihat teman-temannya sangatlah mendukung keputusannya ini.

"Semua terimakasih mulai besok kita akan bersenang-senang!", kata Astel dengan nada gembira sontak di ikuti dengan teman-temannya yang lain.

"IYA!"

Sore itu mereka berenam menghabiskan waktu mereka hingga pukul 7 malam, setelah itu mereka berpamitan dan pulang kerumah mereka masing-masing.

Hari ini memanglah hari sedih sekaligus menyenangkan bagi Astel hanya saja saat perjalanan pulang ia masih memikirkan bagaimana caranya membujuk kakaknya untuk mengijinkannya ikut. Astel sontak melihat bulan yang bewarna kekuningan indah.

.....

.......

.............

Namun yang tidak Astel ketahui adalah terdapat dunia berbeda namun mirip seperti di bumi..terdapat  sosok wanita berambut merah dengan kuping runcing seperti elf melihat bulan ke-arah bulan juga yang membedakan dengan bulan Astel lihat adalah bulan dilihat wanita itu bewarna merah darah.

"Huh...sudah mulai lagi ya?", kata wanita itu sambil menarik pedangnya dari kepala seorang prajurit manusia yang barusan ia bunuh...mengeluarkan darah dan isi otaknya.

**Lanjutan: Bab 3: Mishophonia dan Konflik**

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!