Reverse BAB: Eye Of Massacre Dan Dunia Para Tierfling

Reverse BAB: Eye Of Massacre Dan Dunia Para Tierfling

Prolog

Perayaan Tahun Baru 2023 akan menjadi tahun menyenangkan bagi masyarakat Indonesia...

Setelah 3 Tahun terkena wabah Covid-19 kini wabah mulai mereda.

Walaupun begitu Masyarakat Indonesia masih tetap selalu waspada hingga menunggu waktu pemerintah mereka menyatakan akan mengubah status Covid-19 dari pandemi menjadi endemi.

Tapi terlepas dari itu masyarakat Indonesia kini sudah dapat bersuka cita karena mulai hari ini mereka bisa merayakan pesta tahun baru 2023 melupakan segala kenangan pahit dan membuka sebuah lembaran baru untuk masa depan mereka.

Pada siang hari di kota bernama Pavolia yaitu sebuah kota maju di Indonesia tepatnya berdekatan dengan Daerah Istimewa Yogyakarta, kini terlihat banyak sekali masyarakat di pusat kota mulai mempersiapkan sebuah festival tahun baru 2023 yang akan mereka rayakan nanti malam.

Berbagai stock makanan, kembang api, balon, bahkan peralatan untuk panggung konser sudah mereka siapkan hanya untuk meriahkan malam festival tahun baru 2024..

"Hey Pak Arkon apakah semua peralatan konser sudah disiapkan untuk konser nanti malam?"

"Sudah pak! tinggal nanti sore seluruh band yang ikut konser menguji peralatan musiknya!"

"Sip! tidak boleh ada yang terlewat ya!"

"Baik Pak!"

Arkon kemudian mulai mengangkat berapa gitar dan menaruhnya dekat dengan sound system.

"Fiuh...capek sekali hari ini ya", ujar Arkon kemudian mengusap keringatnya dengan handuk kecil terletak di punggungnya.

Disaat yang sama tampak seseorang mendekatinya.

"Kerja bagus sayang..."

Arkon kemudian menoleh ke sumber suara, terlihat seorang wanita  cantik disampingnya  berumur 45 tahunan yang merupakan istrinya bernama Elisa mulai berjalan menghampirinya dengan membawakannya sebuah botol minuman.

Arkon tentu dengan senang hati menerima botol minuman dari istrinya itu dengan senyuman bahagia.

"Terima kasih sayang ini yang aku butuhkan"

"Kamu pasti cukup kelelahan setelah membantu membangun panggung konser ini dengan pekerja lainnya"

"Hahaha ini tidak ada apa-apanya kamu tahu kalau aku laki-laki kuatkan!"

"Tentu saja apalagi malam ini akan menjadi sebuah kenangan menyenangkan untuk anak-anak kita"

Arkon kemudian meminum botolnya dan sambil menatap panggung konser yang telah dia bangun bersama pekerja lainnya.

Dimana ia mulai memikirkan anak-anaknya terutama anaknya paling bungsu bernama Emmy.

"Ahhh...aku harap Emmy juga pulang lebih awal sesuai janjinya anak itu setelah tumbuh menjadi dokter malah menjadi pekerja cukup gila bahkan hari libur-pun dia masih saja gas bekerja"

"Hahaha memang Emmy anak pertama kita memang mirip denganmu saat pertama kali bertemu"

"Hei! tapi saat itu aku masih mau mengambil cuti!"

Elisa tertawa kecil melihat suaminya mulai menunjukkan kemerahan di  wajahnya  setelah ia menyamakan dirinya dengan anak pertama mereka.

Namun tawanya seketika terhenti ketika Elisa melihat ke-arah langit di mana seketika wajahnya jadi tampak cemas..

"Hmm sayang ada apa?"

"Arkon...lihat diatas langit "

Arkon kemudian melihat langit dimana ketika matanya telah menatap langit di sekitar mereka sudah tertutup oleh banyangan dari awan gelap.

Tidak...ini bukan mendung biasa jika mendung karena akan turun hujan pasti wajah Elisa tidak akan secemas seperti ini.

Awan di langit memang bewarna hitam tapi langit mulai bewarna kemerahan darah sebuah fenomena yang tidak pernah Elisa dan Arkon lihat sebelumnya.

Tidak hanya itu tetapi matahari seakan berubah menjadi bola bewarna hitam pekat yang mengerikan.

Semua orang di kota Pavolia tentu mulai menjadi waspada dan ketakutan akan kemunculan mata itu.

"Ada apa ini?", ujar salah satu pekerja dengan keadaan panik.

"Lihat di langit dan matahari kok jadi gelap gitu?", ujar salah satu ibu-ibu yang sedang menggendong anaknya.

Kemunculan bola misterius mengganti matahari sontak membuat  Arkon dan Elisa mulai berpegangan tangan merasa akan ada sesuatu yang buruk akan terjadi.

"Sayang...sepertinya kita harus pulang ke rumah"

"Iya Arkon...apapun ini bukanlah sesuatu yang baik...mari kita utamakan kedua anak kita dulu dirumah dulu!"

Namun saat Arkon dan dan Elisa hendak berjalan pergi dari panggung konser sebelum.....

"NGINGGGGGGGG!!!!!!"

Suara  seperti suara mic rusak yang mengerikan begitu keras muncul, sontak membuat semua orang di kota  menutup kuping mereka karena kesakitan saat mendengar suara bising begitu keras.

Bukan hanya itu suara itu juga mengakibatkan gempa bumi begitu dahsyat membuat semua bangunan dan panggung konser telah dibangun oleh Arkon mulai roboh.

"Kyaaa!"

"Elisa!!"

Arkon kemudian mulai meloncat mendorong tubuhnya dan istrinya menjauh  dari lampu-lampu panggung yang berjatuhan akibat gempa.

"Bruk!"

Suara perabotan konser dan lampu-lampu mulai terjatuh begitu kencang.

"Kamu tidak apa-apa?"

"Iya aku baik-baik saja...tapi kita harus keluar dari sin----"

"NGINGGGGGG!"

Sontak sebelum menyelesaikan kata-katanya Elisa dan Arkon menjadi terdiam ketika suara itu berbunyi lagi dan kali ini mulai menunjukkan sesuatu yang sangat mengerikan.

Matahari yang kini berupa bola hitam itu mulai seperti membuka bagian tengahnya menunjukkan sebuah mata bewarna kemerah-kuningan menatap masyarakat di kota tersebut dengan tatapan seperti orang sedang marah.

"Ya Tuhan apa itu?!", Teriak Arkon dengan panik yang kemudian semakin memegangi tangan istrinya itu agar tidak menjauh darinya.

"NGIIINGGGGGG!!!!!!"

Mata itu mengeluarkan suara kerasnya sekali lagi...membuat semua orang melihat mata itu semakin ketakutan.

Orang-orang mulai berlari terberit-birit untuk menyelamatkan diri mereka masing-masing.

Sementara mata yang memandangi mereka seperti mengumpulkan energi bercahaya kekuningan dan siap melepaskannya ke arah orang-orang yang berlarian.

"ZZZINGGGG!!!!"

Mata itu kemudian menembakan sinar energi berbentuk seperti sinar laser keluar dari matanya secara lurus menuju arah Arkon dan Elisa.

"Nak........"

"BOOM!!!! "

laser  itu mengenai semua orang yang berdiri lurus searah dengan laser di penampakan satelit terlihat  laser itu tidak kunjung berhenti dan sinarnya layaknya melingkari bumi.

Menghanguskan setiap manusia dan hewan yang terkena laser mata tersebut,  serta merusak bangunan dan rumah-rumah yang dilewatinya.

...

....

..................................

"Kak!....Kak! bangun kak!"

"Ehmm..."

Disuatu rumah yang telah hancur dan terlihat api sudah mengelilingi puing bangunan tersebut...

Terdengar suara tangisan seorang bocah perempuan berusaha membangunkan kakak laki-lakinya..

"Kak kumohon bangun!"

"Aahh....?"

Kakak dari bocah perempuan yang merupakan bocah masih berusia 10 tahun, seketika mulai membuka matanya dimana dengan pandangan yang sedikit kabur  mulai  melihat wajah adik perempuannya yang memiliki luka goresan kecil di wajahnya menangis dengan perasaan ketakutan.

"Kakak...kamu baik-baik saja?!"

"Mery...? apa yang terjadi ?", tanya bocah laki-laki itu kepada adiknya bernama Mery.

"Aku tidak tahu kak!...tiba-tiba gempa dan ada semacam sinar mengerikan melewati rumah kita..menghancurkan semuanya"

Bocah laki-laki itu kemudian mulai memposisikan tubuhnya menjadi duduk..

Ia lalu memegangi kepalanya yang ternyata terluka...menandakan tadi ia sempat pingsan kejatuhan benda keras saat gempa dan tidak mengetahui  cahaya apa yang dimaksud oleh adik perempuannya yang 2 tahun lebih muda darinya.

"Ngingggggg!!"

Suara mata itu mulai muncul kembali sontak membuat mereka berdua sangat ketakutan ketika sosok mata yang menggantikan matahari seperti memandangi mereka yang sekarang hanya berada di puing-puing rumah mereka tanpa ada atap ataupun tembok yang bisa melindungi mereka dari mata itu.

"Kak.....apa...itu?"

"Aku....tidak...tahu..Mer...Dimana...ayah dan ibu?."

"Mereka...belum...pulang kak..."

Kedua bocah itu kemudian saling berpelukan satu sama lain..walaupun penuh dengan ketakutan dan luka mereka berusaha mencoba melindungi satu sama lain dari mata itu.

"Brummm!!"

Hingga mereka terkejut ketika dengan munculnya suara motor mendekat kearah mereka berdua...terlihat seorang memakai jas dokter dengan helm di kepalanya menghampiri mereka dengan motor sejenis vario-nya dengan tergesa-gesa.

"Astel! Meryy!", teriak seorang pria dengan nada begitu panik.

Teriakan dari pria itu sontak dikenali oleh kedua bocah itu.

"Kak Emmy! kami disini!"

Mendengar suara kedua adiknya pria bernama Emmy itu langsung mengarahkan motornya ke sumber teriakan mereka.

"Brakkk!"

Motor milik Emmy kemudian menabrak tembok rumahnya yang telah menjadi puing bangunan, dikarenakan akibat gempa tembok tersebut menjadi rapuh sehingga motor Emmy bisa menjatuhkannya.

Emmy kemudian melihat kedua adiknya sudah berpelukan dengan kondisi sangat ketakutan

Bahkan Emmy juga melihat mata berukuran raksasa itu seakan melihat mereka bertiga, bukan hanya itu mata itu seperti mengumpulkan energi lagi se-akan akan melepaskan tembakan berikutnya.

Melihat itu Emmy kemudian menjatuhkan motornya dan buru-buru berlari sekuat tenaga menuju kedua adiknya itu...

"Awas!!"

Emmy kemudian memeluk dan membelakangi mata yang hendak menembakan sinarnya lagi ke-arah kedua adiknya..Emmy melakukan ini supaya apapun yang mata itu keluarkan akan mengenai dirinya dan bukan kedua adiknya.

"ZZZINGGGG!!!!"

Terlihat cahaya kemerahan begitu terang menyilaukan seluruh area sekitar mereka bertiga yang saling menutup mata mereka masing-masing.

Namun setelah berapa saat cahaya itu muncul Emmy dan kedua adiknya seperti tidak merasakan apapun. Mereka bertiga kemudian saling membuka mata mereka masing-masing dan mereka masih berada di rumah mereka yang telah hancur.

"Apa kalian terluka?"

"Tidak kak...kami baik-baik saja..."

Sontak Emmy menengok ke-arah mata raksasa tersebut yang rupanya mata itu menembakan cahaya yang terlihat berbeda....

Mata itu menembakan cahaya bulat di depannya membentuk sebuah portal bewarna hitam seperti black hole.

"Apa yang...dia lakukan...sekarang?"

"Kak lihat!"

Mery kemudian menunjuk sebuah cahaya kecil terangkat menuju ke portal tersebut..awalnya jumlahnya hanya ada sepuluh namun kemudian bertambah banyak sehingga membuat bumi seakan dilewati oleh banyaknya bintang jatuh.

Namun Emmy kemudian sadar bahwa cahaya kecil yang menuju portal mata tersebut bukanlah cahaya biasa...melainkan manusia yang terkena laser dari mata tersebut.

"Oh ya Tuhan...mereka mau dibawa kemana?"

Mereka bertiga melihat peristiwa itu sampai semua cahaya kecil sudah terserap semua kedalam portal..

Setelah semua cahaya kecil terserap portal kemudian menghilang secara langsung dan kemudian hanya menyisakan mata raksasa itu menempel tetap di posisi matahari.

Emmy kemudian tetap membuat kedua adiknya berada dibelakangnya berjaga-jaga bila ada kemungkinan terburuk berikutnya.

Namun mata itu kemudian perlahan-lahan menutup dan kemudian menghilang di ikuti langit menjadi orange kesorean dan matahari kembali bersinar.

Emmy kemudian menghela nafas lega ketika semua sudah berakhir..pria yang pekerjaannya menjadi dokter itu terduduk lemas setelah peristiwa yang di alaminya.

Astel dan Mery juga kemudian memeluk kakaknya itu sambil masih menangis  ketakutan.

"Kak kami takut"

Emmy yang merupakan kakak yang sayang dengan kedua adiknya kemudian mengelus kedua punggung adiknya itu dengan perlahan-lahan berusaha untuk menangkan mereka.

"Sudah-sudah..ini sudah berakhir"

Saat mereka menangis dan memeluk kakaknya, Mery mulai teringat dengan orang tua mereka yang belum juga pulang..

"Kak...lihat ayah dan ibu?"

Emmy terlihat gugup..mendengar pertanyaan Mery tentang kedua orang tua mereka namun kemudian ia mengelus kepala kedua adiknya itu.

"Kakak juga tidak tahu...tapi semoga mereka masih selamat dan kembali bersama kita"

Emmy kemudian memandangi matahari yang mulai tenggelam sambil terus mengelus kepala kedua adiknya itu.

Disaat bersamaan terlihat dari kejauhan sebuah mobil ambulans dan pemadam kebakaran sedang menuju ke rumah mereka yang telah hancur.

-----------------------------------------------

Pada hari itu perayaan tahun baru berubah menjadi sebuah tragedi menakutkan bagi seluruh umat manusia di bumi.

Peristiwa itu telah menewaskan sekitar 10.000  manusia dan menghilangkan 25% populasi manusia di seluruh dunia, di tahun berikutnya penampakan mata itu tidak terlihat kembali  begitu juga 2 tahun  berikutnya sehingga orang-orang mulai percaya bahwa mata raksasa misterius yang muncul pada tahun 2023 hanya muncul sekali.

Namun melihat banyaknya korban akibat peristiwa tersebut pada akhirnya seluruh umat manusia sepakat menamai mata tersebut sebagai *"Eye of Massacre" * dan menobatkan peristiwa awal tahun 2023 sebagai pembantaian mengerikan di sejarah umat manusia yang disebut "Pembantaian oleh mata misterius di tahun 2023".

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!