Malam Pertama dan Pertemuan Tak Terduga

Setelah berbincang lama dengan Rani di beranda, Sarah akhirnya masuk ke kamar yang sudah disediakan keluarga Pak Haji Malik. Kamar itu sederhana: lantai semen, dinding papan kayu, ranjang besi tua dengan kasur tipis, serta jendela kayu yang menampakkan bintang di langit malam.

Rani sudah sibuk merapikan barang-barangnya, sementara teman sekamar mereka yang lain, Mira, langsung rebahan dengan ponsel di tangan. Sarah mengambil ponselnya, lalu membuka grup keluarga di WhatsApp. Jari-jarinya sempat ragu. Ia tahu ibunya pasti menunggu kabar.

Akhirnya ia mengetik:

Sarah: Alhamdulillah, sudah sampai di desa. Rumahnya nyaman, orang-orangnya baik. Nanti kalau ada foto Sarah kirim ya, Mah, Yah.

Tak butuh lama, notifikasi balasan berdatangan.

Ibu: Alhamdulillah nak. Jaga diri baik-baik ya. Jangan lupa makan.

Ayah: Ingat pesan Ayah. Fokus belajar sama pengabdian. Jangan main HP terus.

lia: kk Sarah, jangan lupa bawa pulang juragan kalau ada, hehe 😂😂

Anti : semoga betah ya kk..

Membaca pesan terakhir, Sarah langsung menutup wajahnya dengan bantal sambil tertawa tertahan. Rani yang penasaran segera mendekat.

“Ada apa, Sar? Kok ngakak sendiri?”

Sarah menunjukkan layar ponselnya. Begitu membaca pesan lia, Rani langsung meledak tertawa. “Astaga! Adikmu visioner banget. Kayak cenayang aja!”

Mira yang tadinya rebahan pun ikut nimbrung. “Eh, siapa tahu bener lho. Di sini katanya ada juragan muda. Namanya… siapa tadi?”

“Andi Kerrang,” jawab Rani dan Sarah hampir bersamaan.

Mira mengangkat alis. “Wih, namanya keren. Kayak tokoh film action. Jangan-jangan nanti kalian ketemu dan—”

“Udahlah, jangan ngaco!” potong Sarah sambil melempar bantal kecil ke arah Mira.

Suasana kamar mendadak pecah dengan tawa. Mereka saling lempar bantal, bercanda, bahkan sesekali berlari kecil menghindar. Hingga akhirnya, terdengar suara batuk-batuk dari luar kamar.

Tolong jangan ribut, anak-anak. Ini sudah malam,” suara Pak Haji Malik terdengar tegas.

Mereka bertiga langsung terdiam, saling pandang, lalu menutup mulut menahan tawa. Setelah suasana kembali hening, Sarah berbaring di kasurnya. Ia menatap langit-langit kamar, mencoba memejamkan mata.

Namun, pikiran berputar tak karuan. Bayangan wajah Ibu dan Ayah, suara tawa lia,anti bahkan obrolan tentang juragan Andi Kerrang berputar di kepalanya. Ia gelisah, bolak-balik di kasur, hingga akhirnya membuka ponsel lagi.

Jam menunjukkan pukul 23.47. Ia mengetik pesan singkat di grup keluarga:

Sarah: Susah tidur. Kangen rumah.

Balasan datang cepat.

Ibu: Istighfar nak. Nanti juga terbiasa.

Ayah: Jangan lupa doa sebelum tidur.

Sarah : Iye Bu

Lalu akhirnya mencoba kembali memejamkan mata.

...----------------...

Pagi hari, ayam berkokok membangunkan mereka. Sarah keluar kamar dengan mata agak sembab. Rani menepuk bahunya sambil menggoda, “Kurang tidur ya? Jangan-jangan semalaman mikirin juragan.”

Sarah hanya mendengus. “Ih, apa sih. Biasa aja.”

Setelah sarapan bersama keluarga Pak Haji, rombongan mahasiswa berkumpul di balai desa. Mereka diberi pengarahan singkat sebelum memulai aktivitas pertama: turun ke sawah bersama warga untuk mengenal lahan pertanian yang jadi sumber utama desa itu.

Sarah mengenakan topi caping pinjaman, celana longgar, dan sandal jepit. Panas matahari belum terlalu terik, tapi bau lumpur sawah sudah menyapa sejak mereka melangkah ke pematang.

“Wah, ini pengalaman baru banget,” ujar Mira sambil mencoba menyeimbangkan langkah. Beberapa kali ia hampir terpeleset.

Rani menahan tawa. “Hati-hati, Mir. Jangan sampai nyemplung beneran.”

Sarah sendiri berjalan hati-hati sambil sesekali melirik sekeliling. Hamparan padi hijau terbentang sejauh mata memandang. Ada petani yang sedang menyiangi rumput, ada juga ibu-ibu yang membawa bekal untuk suaminya. Suasananya tenang sekaligus hidup.

Namun, langkah Sarah tiba-tiba terhenti ketika melihat seorang pria berdiri di tepi sawah, berbicara dengan beberapa warga. Ia mengenakan kemeja sederhana yang dilipat di lengan, celana kerja lusuh, dan topi lebar. Meski penampilannya biasa, wibawanya terasa jelas. Warga mendengarkan ucapannya dengan penuh hormat.

“Eh, itu dia,” bisik salah satu pemuda desa di dekat Sarah. “Itu Andi Kerrang, juragan kita.”

Deg. Sarah spontan menoleh. Jadi itu orangnya? Juragan yang semalam jadi bahan obrolan?

Pria itu menoleh sejenak, pandangannya menyapu ke arah kelompok mahasiswa. Sekilas mata mereka bertemu. Tatapannya tajam tapi tenang, membuat dada Sarah berdebar aneh.

“Mahasiswa KKN, ya?” suara Andi terdengar berat namun jelas. Ia berjalan mendekat, menyalami dosen pembimbing, lalu menyapa para mahasiswa dengan singkat. “Selamat datang. Semoga kalian betah di sini. Desa kami butuh banyak ide dari anak muda.”

Suara itu sederhana, tapi berwibawa. Sarah hanya bisa diam, mencoba menahan ekspresi agar tidak terlalu terlihat kagum.

Namun, nasib berkata lain. Saat mencoba melangkah mundur untuk memberi ruang, sandal Sarah malah terperosok ke lumpur. Ia kehilangan keseimbangan dan hampir jatuh ke sawah.

“Sarah!” teriak Rani dan Mira bersamaan.

Dalam sepersekian detik, seseorang sigap menarik lengannya. Tubuh Sarah terhenti hanya beberapa inci dari lumpur. Ia menoleh, dan matanya langsung bertemu wajah pria itu. Andi Kerrang.

“Jalan di pematang jangan sambil melamun,” katanya datar.

Wajah Sarah langsung panas. “Ma… maaf, Pak. Saya nggak sengaja…”

Andi hanya melepas tangannya perlahan. “Hati-hati lain kali.” Setelah itu, ia berbalik dan kembali berbicara dengan warga.

Rani langsung menahan tawa. “Ya ampun, Sar! Baru pertama ketemu juragan aja udah bikin drama jatuh cinta ala FTV.”

Mira menambahkan sambil cekikikan, “Kalau tadi beneran nyemplung, mungkin juragannya langsung jadi pahlawan penyelamat. Wah, Dina pasti seneng banget kalau tahu cerita ini.”

Sarah menutup wajah dengan tangan. Malunya bukan main. Tapi di balik itu, ada sesuatu yang berdesir di dadanya. Pertemuan pertama yang konyol itu justru meninggalkan kesan mendalam.

Dan entah mengapa, dalam hati kecilnya, Sarah yakin ini baru awal dari kisah yang lebih panjang antara dirinya dan Andi Kerrang.

Terpopuler

Comments

Mahrita Sartika

Mahrita Sartika

adegan romantis kurang durasi 😍

2025-10-19

1

lihat semua
Episodes
1 Kehidupan Sarah dan Persiapan KKN
2 perjalanan KKN ke desa
3 Malam Pertama dan Pertemuan Tak Terduga
4 hari pertama mengabdi
5 Percakapan
6 bayang bayangan di hati
7 Langkah Pertama Juragan
8 langkah yang mendekatkan
9 Perhatian yang Mulai Terlihat
10 Gosip yang Membesar
11 Tekanan yang Makin Nyata
12 Langkah yang Tak Bisa Lagi Ditunda
13 Niat yang Dinyatakan
14 Licik yang Mengusik
15 Fitnah yang Terbongkar
16 Jebakan yang Gagal
17 Lamaran yang Menggetarkan
18 Fitnah yang Terselubung
19 Cinta yang Terbukti
20 Awal Baru Sarah dan Andi
21 pindah Rumah Baru, Cinta Baru
22 candu
23 Hari-hari Terakhir KKN
24 malam hangat
25 kesibukan dan kehangatan
26 godaaan di sela kejutan
27 suasana haru
28 bahagia
29 kedatangan ortu
30 syukuran kecil
31 kehangatan keluarga
32 ngidam
33 manja
34 Jatah Manis Setelah Maghrib
35 Godaan Sarah dan Salam Perpisahan Keluarga
36 Permainan Panas di Malam yang Dingin
37 Mimpi Indah di Balik Peluh
38 tuntas
39 kabar bahagia
40 ngidam nakal
41 Lulus dengan Manja
42 Rumah Kost Juragan
43 ungkapan mendalam
44 Pemandangan Memikat, Godaan Pagi,
45 sambutan di rumah
46 Kembali ke Rumah Juragan Sawah
47 Pelepasan di Tengah Kelelahan
48 di kelonin
49 jalan sehat
50 Puk Puk Juragan
51 wisuda
52 Pagi yang Berubah Kelabu
53 frustasi
54 rumahnya telah kembali end
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Kehidupan Sarah dan Persiapan KKN
2
perjalanan KKN ke desa
3
Malam Pertama dan Pertemuan Tak Terduga
4
hari pertama mengabdi
5
Percakapan
6
bayang bayangan di hati
7
Langkah Pertama Juragan
8
langkah yang mendekatkan
9
Perhatian yang Mulai Terlihat
10
Gosip yang Membesar
11
Tekanan yang Makin Nyata
12
Langkah yang Tak Bisa Lagi Ditunda
13
Niat yang Dinyatakan
14
Licik yang Mengusik
15
Fitnah yang Terbongkar
16
Jebakan yang Gagal
17
Lamaran yang Menggetarkan
18
Fitnah yang Terselubung
19
Cinta yang Terbukti
20
Awal Baru Sarah dan Andi
21
pindah Rumah Baru, Cinta Baru
22
candu
23
Hari-hari Terakhir KKN
24
malam hangat
25
kesibukan dan kehangatan
26
godaaan di sela kejutan
27
suasana haru
28
bahagia
29
kedatangan ortu
30
syukuran kecil
31
kehangatan keluarga
32
ngidam
33
manja
34
Jatah Manis Setelah Maghrib
35
Godaan Sarah dan Salam Perpisahan Keluarga
36
Permainan Panas di Malam yang Dingin
37
Mimpi Indah di Balik Peluh
38
tuntas
39
kabar bahagia
40
ngidam nakal
41
Lulus dengan Manja
42
Rumah Kost Juragan
43
ungkapan mendalam
44
Pemandangan Memikat, Godaan Pagi,
45
sambutan di rumah
46
Kembali ke Rumah Juragan Sawah
47
Pelepasan di Tengah Kelelahan
48
di kelonin
49
jalan sehat
50
Puk Puk Juragan
51
wisuda
52
Pagi yang Berubah Kelabu
53
frustasi
54
rumahnya telah kembali end

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!