Li Ranran sedang sibuk memasak untuk makan malam. Sebelum itu dia memberi tahu kakaknya tentang kedatangan Gu Shaoting nanti. Kali ini dia akan membuat tumis daging babi dengan paprika hijau. Tumis kecambah kedelai dengan kubis dan tahu. Dia juga membuat pangsit kukus isi daging cincang dengan daun bawang.
Setelah selesai Li Ranran segera menata masakannya di meja ruang tamu, karena akan ada tamu jadi akan makan disana.
Terdengar suara pintu diketuk, Sun Weiwei yang sedang menyulam segera bergegas untuk membukakan pintu. Dia melihat seorang pria yang tampan disana. Tadi siang dia tidak melihat penampakan Gu Shaoting karena Bakpao mengantuk.
"Apakah saudara Haoran ada?" tanya Gu Shaoting pada Sun Weiwei.
"Siapa yang datang menantu?" Li Haoran berjalan ke pintu. Dia melihat seorang pria yang gagah sedang berdiri di depan pintu. "Apakah kamu Gu Shaoting?"
Gu Shaoting tersenyum kala melihat Li Haoran.
"Haiii, cepat suruh dia masuk menantu, dia adalah temanku yang diceritakan Ranran tadi siang." Li Haoran segera menyuruh Gu Shaoting masuk. Dia sangat senang bisa bertemu sahabatnya dulu. Walaupun umurnya lebih tua 3 tahun, mereka masih senang bermain bersama.
Gu Shaoting lalu menyerahkan barang yang dibawanya ke Sun Weiwei, "Kakak Ipar, ini ada sedikit oleh-oleh untuk keluargamu. Tolong diterima, ini adalah niat baikku."
"Haiiis, kamu ini masih saja seperti dulu, kalau datang kesini selalu saja membawa sesuatu." protes Li Haoran.
"Aku sudah lama tidak kesini, biarlah."
Sun Weiwei segera berjalan kebelakang dengan barang yang dibawa Gu Shaoting.
"Apa itu kakak ipar?" tanya Li Ranran ketika melihat kakak iparnya membawa sebuah tas.
"Ini adalah barang yang dibawa teman kakakmu." Sun Weiwei mengeluarkan barang yang ada dalam tas, dia meletakkannya diatas meja di dapur. Dari dalam tas ada 2 kati gula, 2 kati daging, susu matl, mie putih, buah dan toffe kelinci.
"Banyak sekali barang yang dibawanya, apakah tidak merepotkan." Sun Weiwei terkejut dengan barang-barang yang dibawa Gu Shaoting.
Sedangkan Li Ranran hanya tersenyum, "Kakak Gu masih saja seperti dulu, apa dia masih berfikir aku ini anak kecil sehingga dia membawakanku toffe ini. Kalau begini kan ini jadi jatah Bakpao manisku." Li Ranran menyentuh toffe kelinci.
"Ya sudak kakak ipar, tolong bawa mangkuk dan sumpit ini kedepan, aku akan membuatkan minuman hangat dulu dan susu untuk Bakpao."
Sun Weiwei segera membawa mangkuk dan sumpit kedepan. Dia memanggil suaminya, memintanya mengajak Gu Shaoting untuk ikut makan malam.
Sampai dimeja makan, Gu Shaoting melihat hidangan yang menggugah seleranya. Aroma harum tercium dari masakan di meja.
"Ayo Shaoting, ini masakan yang dibuat Ranran kita. Dia sangat pintar memasak." Li Haoran memamerkan keahlian adiknya.
"Sudah jangan hanya dilihat saja, ayo segera makan, Li Ranran akan segera datang, dia sedang membuatkan minuman hangat untuk kita." Sun Weiwei menggendong Bakpao membantunya duduk disebelahnya. "Bakpao ayo sapa Paman Gu."
"Paman baik. " Bakpao tersenyum pada Gu Shaoting.
"Halo pria kecil." Gu Shaoting cukup menyukai anak kecil ini. Karena dia terlihat sangat manis dan sopan.
"Kakak Gu, kau sudah datang." Sapa Li Ranran yang baru keluar sambil membawa minuman. Dia meletakkan minuman itu satu persatu untuk mereka.
Gu Shaoting tersenyum hangat saat melihat Li Ranran.
Mereka segera duduk untuk menyantap masakan Li Ranran. Gu Shaoting terkejut saat memakannya, dia merasa ini adalah rasa yang sangat enak. Suasana dimeja makan sangat hangat, sesekali terdengar celotehan Bakpao.
Setelah selesai makan, Li Ranran dan Sun Weiwei segera membersihkan meja, makanannya sama sekali tidak bersisa. Gu Shaoting akan ikut membantu, tapi Li Haoran melarangnya. Dia mengajaknya mengobrol saja.
Selesai mengobrol dan dirasa sudah larut, Gu Shaoting segera berpamitan. Li Haoran meminta Li Ranran untuk mengantarkannya sampai depan pekarangan.
"Kakak Gu, aku mengucapkan terimakasih untuk semua tadi siang." ucap Li Ranran sambil berjalan berdampingan dengan Gu Shaoting.
Gu Shaoting hanya berdehem saja, saat sampai di depan pagar, Gu Shaoting tiba-tiba menoleh ke Li Ranran. "Ranran apakah kamu masih ingat apa yang kamu ucapkan sebelum Kakak Gu berangkat ke tentara?"
Pertanyaan mendadak Gu Shaoting membuat Li Ranran mendongak "Haa?"
Gu Shaoting menghela nafas, dia juga sudah menduga jika gadis didepannya ini sudah melupakan ucapannya 5 tahun lalu. "Dulu ada seorang gadis kecil yang memintaku untuk berjanji suatu hal padanya."
"Janji apa ini sistem?" Li Ranran segera bertanya pada sistem.
"Li Ranran dulu pernah meminta pada Gu Shaoting jika sudah besar untuk menjadi pengantinnya nona."
"Apaaaa?" Li Ranran melotot lalu berkedip-kedip saat sistem memberitahuanya sebuah kenyataan yang uwwaaooww.
Gu Shaoting masih memperhatikan gadis didepannya yang sedang menunjukkan banyak ekspresi, dia tersenyum. Sepertinya gadis ini ingat dengan ucapannya dulu. Hanya saja dia masih sedikit ragu dengan tanggapan yang akan diberikan gadis itu padanya.
"Apa Ranran sudah ingat?" tanya Shaoting dengan hati-hati.
Li Ranran hanya mengangguk malu, seluruh wajahnya memerah.
"Lalu bagaimana menurut Ranran sekarang? Karena terus terang saja kedatanganku kali ini sebenarnya untuk memastikan apakah Ranran masih sendiri?" Gu Shaoting memberanikan diri memegang tangan Li Ranran.
"Maksud Kakak Gu apa?" Menurut Li Ranran sendiri, akan bagus jika dia bisa memiliki pasangan seperti Gu Shaoting. Dia adalah pria yang mapan dan baik. Hanya saja dia masih belum terlalu mengenalnya.
"Aku ingin menikah denganmu Ranran. Tanpa kejadian siang tadipun aku memang berniat untuk datang kesini untuk menemuimu. Apakah kamu mau bersamaku?"
Ya sudahlah, tidak ada salahnya juga bersama pria ini. Li Ranran akhirnya hanya menganggukan kepalanya lagi. Melihat itu Gu Shooting sangat senang hingga reflek mendekap tubuh Li Ranran.
"Terimakasih Ranran, aku bernjanji akan membahagiakanmu." Lagi-lagi Gu Shaoting dengan berani mengecup pucuk kepala Li Ranran.
Li Ranran sedikit terkejut dengan respon Gu Shaoting, karena bagaimanapun di era ini masih sedikit kuno dengan kedekatan antara pria dan wanita.
"Kak nanti ada yang melihat." Li Ranran mengingatkan.
"Ah, maafkan ku." Gu Shaoting segera melepaskan pelukannya. "Baiklah, tunggu aku menyelesaikan urusanku, aku akan pergi menemui dan berbicara dengan kakakmu tentang hubungan kita. Besok setelah 5 hari aku akan datang kesini."
"Humm." Li Ranran lagi-lagi hanya mengangguk.
Gu Shaoting mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya, itu adalah sebuah liontin batu Giok berwana merah yang sangat indah. Entahlah berapa harganya itu dijaman ini. Gu Shaoting lalu memakaikan kalung itu pada Li Ranran. "Tunggu aku yaa." Lagi-lagi mengecup kening Li Ranran.
____***____
Di dalam kamar Li Ranran.
"Sist, apakah Gu Shaoting ini bersih, dan kenapa dicerita tidak ada namanya."
"Anda tenang saja nona. Pria bernama Gu Shaoting ini bersih, dan tidak pernah berhubungan dengan wanita manapun kecuali keluarganya. Dan kenapa dicerita tidak ada namanya, sebenarnya saat Gu Shaoting dulu akan menemui anda, saat itu anda sudah dekat dengan saudara protagonis pria. Jadi dia memilih untuk mundur."
"Lalu berapa usia Gu Shaoting?"
"Dia berusia 26 tahun nona."
"Jadi seperti itu, syukurlah akhirnya si Gu Shaoting ini belum terlambat. Usianya juga sudah pas dengan seleraku." Li Ranran menyentuh liontin giok yang di berikan oleh Gu Shaoting. "Sekarang tinggal berurusan dengan Mei Yuri, gadis tak tahu malu ini pasti akan terus mendekatiku. Saat ini dia pasti kebingungan karena tidak bisa apa-apa dan tidak punya modal apa-apa tanpa aku."
"Anda benar nona, apalagi saat ini orangtuanya akan menjodohkan dia dengan seorang pria dari desa sebelah. Keluarga Mei Yuri sedang butuh uang untuk membeli pekerjaan di pabrik untuk kakaknya. Pria ini menyanggupi memberikan mahar senilai 300yuan nona."
Li Ranran terkejut mendapati kenyataan tentang Mei Yuri. Saat ini gadis itu pasti sedang merencanakan sesuatu untuk menghindari perjodohan itu. Li Ranran penasaran melihat apa yang akan dilakukan Mei Yuri padanya besok.
Esok paginya di desa Menghai.
Setelah makan sarapan pagi yang ditinggalkan kakak iparnya, Li Ranran segera bersiap untuk pergi ke gunung. Dia juga ingin melihat suasana gunung di jaman ini. Dia juga penasaran seperti apa nanti sayuran liar. Apakah dia juga bisa menemukan kelinci atau burung pegar seperti dicerita novel.
Ketika sampai dijalan masuk ke gunung Li Ranran bertemu dengan rombongan Protagonis pria yang sepertinya baru saja dari gunung.
"Kamerad Li, apakah kamu akan ke gunung." Sapa Song Dawei ketika melihat Li Ranran. Bagaimana dia bisa mengenal Li Ranran, itu semua karena dia adalah teman Mei Yuri.
"Halo kamerad Song, iya aku akan mencari sayuran liar digunung dan juga akan mencari beberapa rempah." Jawab Li Ranran, dia tahu jika Song Dawei sebenarnya adalah pria yang baik dan ramah.
"Eheem." Seorang pria dibelakang Song Dawei berdehem.
"Oh ya, kamerad Li perkenalkan ini adalah saudaraku. Namanya Song Dasan. Yang satu itu namanya Liu Jiyan. Mereka berdua baru saja sampai kemarin. "
"Song Dasan ini yang dicerita menjadi suami anda karena bujukan Mei Yuri nona. Anda harus berhati-hati nona, karena dia bukan pria yang baik. Dia juga hanya saudara jauh Song Dawei yang kebetulan bertemu di desa ini." Suara sistem mengingatkan Li Ranran.
"Halo kamerad Song Dasan, halo Kamerad Liu Jiyan. Saya Li Ranran. Semoga kalian betah di desa ini. Kalau begitu saya akan pergi ke gunung dulu, permisi." Li Ranran ingin segera pergi dari situ, karena risih dengan cara pandang Song Dasan ini.
"Hati-hati kamerad Li, oh ya sebentar dulu, tadi saya mendapatkan jamur liar yang lumayan banyak, ini terimalah sedikit." Song Dawei mengambil beberapa jamur dari keranjangnya lalu memberikannya kepada Li Ranran.
"Eh, jangan repot-repot kamerad Song." Li Ranran menolah pemberian Song Dawei.
"Tidak kamerad, ini tidak merepotkan. Karena selama ini Saudara Haoran sering membantuku bekerja. Jadi aku mohon terimalah sedikit dariku. Aku juga akan memberikan jamur ini kepada Kepala Desa." jelas Song Dawei.
Akhirnya Li Ranran menerima jamur pemberian Song Dawei, lagipula bukan hanya dia yang diberi. Jadi tidak akan menimbulkan gosip.
"Terimakasih kamerad Song" Li Ranran menerima jamur dari Song Dawei lalu setelahnya dia berjalan masuk ke gunung.
Setelah kepergian Li Ranran, "Saudara Dawei, apakah kamu kenal dekat dengan Li Ranran." Tanya Song Dasan
"Aku hanya tau saja, tidak begitu mengenalnya. Justru aku kenal dengan kakaknya karena sering membantuku bekerja di ladang." jawab Song Dawei sambil berjalan.
"Apakah dia masih sendiri?" tanya Song Dasan lagi.
"Dasan tolong jangan macam-macam disini, tugasmu disini adalah bekerja untuk mendapat nilai yang bagus supaya bisa segera kembali ke kota." Song Dawei memperingatkan Song Dasan, karena dia sangat tahu dengan sifat saudaranya itu.
Sedangkan Liu Jiyan hanya diam menyimak, dia membenarkan ucapan Song Dawei semakin cepat dia mengumpulkan nilai semakin cepat juga dia kembali ke kota.
Sesampainya di gunung, Li Ranran langsung melihat burung pegar yang sedang bertelur. Aneh burung itu diam saja saat Li Ranran akan menangkapnya.
"Maaf ya burung pegar, kamu dan calon anakmu ini harus rela menjadi korbanku yaa." ucap Li Ranran sambil mengikat kaki burung pegar dengan rumput liar.
Berjalan lagi Li Ranran melihat kelinci betina yang gemuk dengan dua anaknya. Lagi-lagi kelinci itu juga diam saja saat Li Ranran menangkapnya.
"Apa aku seberuntung itu yaa" gumam Li Ranran keheranan.
Setelah dirasa cukup mendapatkan jarahan, Li Ranran segera berjalan keluar gunung, dia juga menambahkan beberapa buah segar dari sistem. Dia menutupinya dengan sayuran liar.
Saat diperjalanan pulang Li Ranran bertemu denga Mei Yuri.
"Ranran apakah kamu dari gunung."tanya Mei Yuri.
"Iya Yuri, aku baru mencari sayuran liar dari gunung." jawab Li Ranran sambil terus berjalan, dia tidak berniat berhenti mengobrol dengan Mei Yuri.
"Ranran apakah kamu marah denganku." Mei Yuri berpura-pura sedih.
"Kenapa aku harus marah denganmu?" Li Ranran berpura-pura tidak tahu arah pertanyaan Mei Yuri.
"Ya-ya mungkin saja aku melakukan sesuati yang tidak menyenangkan. " Mei Yuri mencari alasan.
Sebenarnya aku sangat berhak marah denganmu wahai gadis tidak tahu malu. "Aku harus segera pulang Yuri, aku akan memasak dan mengirim makan siang keluargaku."Li Ranran buru-buru meninggalkan Mei Yuri.
Mei Yuri yang ditinggalkan begitu saja sangat marah. Berani-beraninya Li Ranran ini mengacuhkannya.
Sampai dirumah Li Ranran segera mengolah jamur dengan daging babi. Membuat mie jamur untuk keponakannya. Dia juga membuat minuman yang diberi daun mint dan madu.
Segera Li Ranran pergi mengirimkan makan siang untuk keluarganya, dia juga berniat untuk meminta kakaknya membuatkan kandang untuk kelinci yang tadi ditemukannya. Untuk burung pegar, dia masih mengurungnya dengan keranjang, karena tidak berani dan tidak tega membunuhnya.
🌸🌸🌸🌸🌸
#pokoknya authro ga Terima kalo karya author di JIPLAK😭😭😭
#terimakasih buat yang sudah vote yaa🥰🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Icaa
sabar thor 😊 pasti ad balasan buat orang yg jiplak karyamu
2025-02-12
1
lily
berarti ini suaminya kalo manggil istrinya "menantu"? gtu ya kan
2025-04-13
0