Saat Li Ranran sedang memukuli dua penjahat itu, ada beberapa orang yang mendekat.
"Apa yang sedang terjadi disini? " Tanya salah seorang dari mereka.
Mendengar suara, kedua penjahat itu segera meminta tolong, "Tolong saya tuan, gadis ini memukuli kami. "
"Apa maksudmu dengan aku memukulimu haa?" Li Ranran semakin mengeraskan pukulannya, tanpa menoleh pada beberapa orang yang datang, "Aku memukuli kalian karena kalian akan merampokku dan akan berbuat sesuatu yang tidak baik."
"Kamerad tolong berhenti dulu." Ucap pria yang terlihat seperti pemimpin dari rombongan itu.
Li Ranran menghentikan pukulannya, lalu menoleh kepada rombongan tersebut, dia melihat seorang pria yang memakai kemeja dengan celana bahan. Pria tersebut terlihat sangat gagah, walaupun kulitnya terlihat sedikit kecoklatan, tapi terlihat bersih. Pria itu terkejut setelah melihat Li Ranran.
"Apakah kamu Li Ranran." Ucap pria itu.
Li Ranran mengerut heran, karena pria itu mengenalnya. "Siapa dia?" Batin Li Ranran bertanya pada sistem. Karena menurut ingatan yang diberikan sistem tidak ada pria ini.
"Dia adalah Gu Shaoting nona, dia dulu adalah teman kakak anda, tapi dia sudah lama meninggalkan desa karena bergabung dengan ketentaraan."
Melihat Li Ranran terdiam, seperti tidak mengingatkannya, pria itu terlihat sedikit kecewa.
Li Ranran pun mengingat, "Apakah kamu Kakak Gu? "
Mengetahui Li Ranran masih mengingatnya, pria bernama Gu Shaoting itu tersenyum. "Rupanya Ranran masih mengingat Kakak."
Beberapa orang yang bersama Gu Shaoting terkejut saat melihat pimpinan mereka tersenyum. Pasalnya Gu Shaoting terkenal sebagai pria yang mengerikan, tegas dan kaku.
"Apakah kalian barusan melihat pimpinan tersenyum." Bisik seorang lelaki yang memakai seragam pada teman-temannya.
"Kalaupun itu ilusi, sepertinya akupun melihatnya." jawab seorang lainnya.
"Akupun sama." dua orang lainnya juga menjawab pertanyaan temannya.
Pria Gu Shaoting itu tidak memperdulikan ucapan-ucapan anak buahnya.
"Apa yang terjadi disini Ranran?" suara Gu Shaoting terdengar sedikit lembut saat berbicara dengan Li Ranran.
"Aku sedang berbelanja beberapa bahan, lalu karena melihat seekor kucing berjalan kearah sini, aku mengikutinya. Tapi setibanya disini aku dihadang oleh dua penjahat ini. Karena dulu Kakak Gu dan Kakak Haoran pernah mengajariku sedikit keterampilan bela diri, akhirnya aku melawannya Kak." jawab Li Ranran, tidak mungkin dia akan mengatakan jika baru keluar dari gang pasar gelap, apakah dia mencari mati.
Gu Shaoting ingat dia dulu dengan Kakak Li Ranran memang mengajari sedikit ketrampilan bela diri untuk Li Ranran saat mengetahui gadis ini ingin meneruskan sekolah menengah. Sebenarnya Gu Shaoting cukup kawatir ketika mengetahui fakta jika Li Ranran menghadapi dua pria itu sendirian, tapi ketika melihat keadaan dua penjahat itu yang lumayan parah, Gu Shaoting justru bangga dengan gadis itu.
"Baiklah, biar masalah ini Kakak yang menyelesaikannya." Gu Shaoting menoleh kearah anak buahnya, "kalian bawa dua pria ini ke kantor yamen, katakan saja dua pria ini ketahuan mencuri akhirnya dihajar beberapa penduduk. Lalu pastikan keduanya mendapat hukuman yang berat." Dua pria penjahat itu semakin menyesali perbuatan mereka, dan merasa jika hari ini adalah hari tersialnya.
Dua orang rombongan Gu Shaoting segera membawa penjahat itu pergi.
"Kalian berdua ikutilah mereka, nanti aku menyusul kalian." Perintah Gu Shaoting pada sisa rekannya.
Dua orang tersisa pun segera mengikuti dua temannya tadi. "Baik pemimpin. "
Gu Shaoting berjalan mendekati Li Ranran, "Apakah Ranran masih akan membeli sesuatu, jika iya Kakak Gu akan menemanimu. "
Sebenarnya Li Ranran masih ingin pergi berkeliling, tapi ketika dia melihat waktu yang sudah semakin siang, dia takut keluarganya kawatir, "Tidak Kakak Gu, karena waktuku sudah tertunda cukup lama karena kejadian ini, aku harus segera pulang, nanti Kakak dirumah kawatir. " Li Ranran bergegas mengambil dua bungkusan tasnya.
Melihat barang bawaan Li Ranran lumayan banyak, Gu Shaoting segera mengambil tas itu untuk membantunya. "Biar Kakak yang membawanya. "
"Eh, apa yang Kakak Gu lakukan, ini akan merepotkan." Li Ranran terkejut. Sebenarnya dia berniat memasukkan barang bawaan ke sistem, dia hanya ingin terlihat membeli sedikit saja karena tidak ingin menghadapi tatapan beberapa penduduk yang penasaran.
" Sudahlah, ayo Kakak antar kamu ke tempat pertemuan gerobak." Gu Shaoting berjalan sambil membawa dua tas besar Li Ranran.
Sesampainya ditempat bertemu gerobak pengangkut, beberapa Bibi terkejut melihat Li Ranran berjalan dengan seorang pria.
"Gadis Ranran siapa pria yang bersamamu ini." tanya Bibi Liang yang juga merupakan tetangga Li Ranran.
"Bibi Liang, dia adalah Kakak Gu Shaoting, dia teman Kakak Li Haoran. Tadi aku menemui sedikit masalah, dan Kakak Gu ini yang datang membantuku." Li Ranran segera menjelaskan kepada Bibi Liang, yang juga sebenarnya menjawab rasa penasaran beberapa orang lainnya.
"Apakah kamu Pria Gu yang adalah anak dari Gu Shaolin dari Desa Bulan yang telah pergi ke kentaraan?" tanya seorang Bibi Liang.
"Benar Bibi." Jawab singkat Gu Shaoting dengan ekspresi datarnya.
"Waaah sekarang kamu jadi orang besar, lalu apakah kamu sudah selesai dengan tentaramu." beberapa Bibi mulai melakukan QnA ya readeeers.
"Saya masih di tentara, hanya sedang ada tugas disini. " Jawab Gu Shaoting
"Ranran segeralah naik gerobak, biar barangmu nanti Kakak antar kerumahmu sekalian Kakak ingin bertemu dengan Kakakmu Haoran." Perintah Gu Shaoting pada Li Ranran.
"Apakah tidak apa-apa Kakak Gu?" Sebenarnya Li Ranran senang jika ada yang mau repot untuknya(realistis saja laah). Tapi dia tidak mau dianggap merepotkan apalagi ini dipertemuan pertama mereka.
"Tidak apa-apa. Setelah selesai dengan urusan tadi, Kakak akan segera pergi ke rumahmu. "
Beberapa Bibi yang melihat percakapan itu berfikir. Walaupun Li Ranran adalah adik dari teman Gu Shaoting, bagaimanapun Li Ranran sekarang telah menjadi Gadis yang dewasa. Ada juga sebagian Bibi yang berharap jika pria hebat seperti Gu Shaoting bisa menjadi menantunya.
____***____
Setelah sampai di desanya kembali, Li Ranran segera bergegas pulang, dia ingin memberitahu kakaknya tentang pertemuannya dengan Gu Shaoting. Tapi sebelum itu saat melihat tidak ada orang, Li Ranran mengeluarkan tas kecil yang berisi beberapa kue ayam, kue persik, kue bulan, dan susu malt.
Sesampainya dirumah ternyata kakak dan kakak iparnya sudah pulang dari ladang.
"Bibi baik." Teriak Bakpao saat melihat Li Ranran berjalan memasuki pekarangan rumahnya.
"Hai Bakpao, lihat apa yang Bibi bawakan untukmu." Li Ranran bergegas mendekati keponakannya itu.
"Cuci tangan dulu Ranran, kamu baru dari luar." Nasihat kakak iparnya sambil memukul pelan tangan Li Ranran yang akan mencubit pipi Bakpao.
"Hehe iya kakak ipar, aku lupa. Salahkan Bakpao kita ini yang sangat menggemaskan." Li Ranran hanya meringis, lalu dia masuk ke dalam rumah untuk mencuci tangannya.
Setelah mencuci tangan, Li Ranran keluar dengan membawa setengah gelas susu malt dan beberapa kue yang sudah dipindahkan ke piring.
"Ayo minum susu dulu Bakpao, kakak cobalah kue yang aku beli tadi di komune, aku melihat ada bibi yang menjual kue ini, sepertinya enak jadi aku ingin mencobanya. " Li Ranran meletakkan kue itu disebelah kakak iparnya, lalu dia memberikan gelas susu pada keponakannya.
Mata Bakpao berbinar ketika melihat susu yang diberikan olah bibinya itu. "Susu-susu, manis-manis. " Terdengar celotahan Bakpao.
Syn Weiwei mengingat jika adik iparnya ini hanya membawa bungkusan kecil, "Apa kamu hanya membeli sedikit barang? "
"Aah, tidak kak. Aku membeli semua kebutuhan dapur, tapi tadi aku bertemu teman Kakak Haoran, jadi dia mengatakan untuk membawakan barang-barang milikku. Nanti akan dia antar kesini. " Jelas Li Ranran.
"Teman kakakmu, siapa? "
"Itu kak, Kakak Gu Shaoting yang sekarang sudah menjadi tentara. "
Sun Weiwei terlihat diam berfikir, dia mencoba mengingat siapa teman suaminya yang menjadi tentara. Sepertinya suaminya itu berteman sebelum dia menikah, jadi dia tidak terlalu jelas.
"Oh ya kak, dimana kakak Haoran. Kenapa aku tidak melihatnya? " Li Ranran celingukan mencari kakaknya.
" Dia baru saja memotong kayu bakar, mungkin sekarang sedang membersihkan diri. " Jawab Sun Weiwei sambil melanjutkan acara mengupas kulit kacang tanah.
Melihat susu yang sudah diminum keponakannya, Li Ranran ikut membantu kakak iparnya mengupas kacang tanah. Li Ranran berencana untuk membuat kue kacang, tapi bahan tepung dan gulanya masih belum datang karena dibawa oleh Gu Shaoting.
Li Ranran mendengar suara mobil berhenti di depan pekarangan rumahnya, dia menoleh dan melihat beberapa pria turun, salah satunya adalah Gu Shaoting. Li Ranran bergegas menghampirinya.
"Kakak Gu, kau sudah datang. " Sapanya.
Gu Shaotint menoleh, dia tersenyum kala mendapati Li Ranran berjalan kearahnya, "Ya, apakah kamu menunggu lama? "
"Tidak lama kak. "
Gu Shaoting menyerahkan dua tas besar kepada Li Ranran, " Ini barang-barang milimu, periksalah apakah ada yang hilang! "
" Apa maksud kakak Gu, apakah ada yang memeriksa tas milikku tadi? " Li Ranran segera menerima tas itu.
"Tid.. "
"Ranran" Tiba-tiba suara seorang gadis memotong ucapan Gu Shaoting.
Li Ranran dan Gu Shaotin menoleh, mendapati Mei Yuri berjalan kearahnya, mata Mei Yuri berbinar ketika melihat kearah tasnya.
"Ranran, apakah kamu baru saja berbelanja" Tanya Mei Yuri ketika sudah berada di dekat Li Ranran.
" Ya. " Jawab singkat Li Ranran.
Mei Yuri segera menyadari ada seseorang dengan Li Ranran, dia melihat seorang pria yang sangat gagah dengan penampilan yang bagus. Mei Yuri segera berpura-pura membenahi rambutnya.
"Li Ranran siapa dia? " Tanya Mei Yuri sok lembut.
Li Ranran memutar matanya malas, "Dia teman kakak Haoran. " Li Ranran terlalu malas untuk menjelaskan pada Mei Yuri.
"Halo kamerad, aku Mei Yuri, aku adalah teman dekat Li Ranran. " Ucap Mei Yuri tersenyum malu-malu.
"Segeralah bawa barangmu masuk, itu terlalu berat, kakak pulang dulu. " Gu Shaoting tidak memperdulikan Mei Yuri sama sekali.
"Eh, apakah Kakak Gu tidak ingin bertemu Kakak dulu, dia pasti senang bertemu dengan kakak Gu. "
" Nanti malam kakak akan datang kemari lagi untuk bertemu kakakmu, sekarang kakak masih ada hal yang harus diurus. "
"Baiklah, kalau begitu datangladatanglah saat makan malam Kakak Gu. "
Mei Yuri tidak suka ketika dua orang di didepannya itu mengacuhkannya. Apalagi mereka berdua terlihat sangat dekat. Dia iri karena Li Ranran dapat mengenal pria yang bagus.
Dapat dilihat jika pria ini seperti orang yang kaya, penampilan yang bagus dan terlihat sangat gagah. Walaupun Song Dawei juga terlihat bagus, tapi siapa disini yang tidak ingin mendapat pasangan yang akan membuat iri banyak orang. Mei Yuri sudah membayangkan jika dirinya diperebutkan oleh dua pria yang bagus ini.
Mei Yuri disadarkan oleh suara mesin mobil yang melaju pergi, "Eh kemana perginya pria tadi? " Dia menoleh mendapati Li Ranran berjalan masuk dengan membawa dua tas besar.
"Ranran kenapa kamu meninggalkanku. " Mei Yuri berjalan menyusul Li Ranran.
Li Ranran hanya diam saja saat Mei Yuri mendekat, "Ranran, kulihat kamu sudah membeli bahan daput, apakah aku bisa memintamu untuk memasakkan makan siang untuk Dawei lagi. "
Li Ranran langsung berhenti, dia heran dengan sikap tidak tahu Mei Yuri, "Maaf Yuri, aku kan sudah bilang kalau aku tidak akan membantumu lagi. "
"Tapi jika kamu tidak membantuku, bagaimana aku bisa memberikan makan siang pada Dawei. "
"Itu adalah urusanmu Yuri, itu tidak ada hubungannya denganku. Lagipula barang-barang ini dibeli dengan uang kerja keras kakak dan kakak iparku. Aku tidak tega menghabiskan barang-barang ini untuk keuntunganmu. " Li Ranran mulai jengah dengan Mei Yuri.
Mei Yuri terkejut dengan respon Li Ranran, dia merasa jika tidak bisa memanfaatkan Li Ranran dia tidak akan bisa mendekati Song Dawei lagi. "Tapi Ranran, aku kan sahabatmu, kamu seharusnya menolongku. Lagipula kalau aku menikah dengan Dawei nanti aku akan mengenalkanmu dengan pria kota juga. "
" Aku tidak tertarik dengan urusanmu Yuri, sudahlah aku mau sibuk dulu. " Li Ranran semakin malas untuk meladeni Mei Yuri.
"Apakah kamu tidak akan mengundangku, aku bisa membantumu. " Mei Yuri masih berusaha untuk mendekati Li Ranran, bukankah dengan ini dia juga memiliki kesempatan untuk mengenal pria tadi.
"Tidak usah, sudah ada kakak iparku, dan lagi apakah kamu tidak membantu orangtuamu dirumah. " Tolah Li Ranran mentah-mentah. Tanpa menoleh Li Ranran berjalan cepat untuk masuk kerumah dan segera menutup pintu.
Melihat itu, Mei Yuri menghentakkan kakinya, dia semakin tidak suka dengan respon Li Ranran yang terlihat menjauhinya. Tanpa Li Ranran, dia benar-benar tidak berarti apa-apa. Keluarganya sangat patriarki, orangtuanya sangat mementingkan kakak lelakinya saja. Selama ini dia selalu memanfaatkan kepolosan Li Ranran untuk bisa tampil cantik sehingga bisa memikat pemuda pelajar dari kota. Dia membuat Li Ranran meminjamkan beberapa barang tanpa mau mengembalikannya, dan memaksa Li Ranran memasak untuk diberikan kepada Song Dawei.
#seharusnya bikin cerita baru, malah di bikin repot sama pihak yang tidak bertanggung-jawab
#semoga othor manis diberikan kesabaran yang agak tebal yaaa
#terimakasih yang sudah vote
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Mazaya Izzati
aku dukung thor
semangat terus berkarya nya ceritanya bagus 👍🤩
dilapak sebelah juga ada ternyata dia jiplak dari sini, kasihan thor pasti sakit karyanya dijiplak tanpa izin
2025-01-31
1
Icaa
semangat thorr 😊
2025-02-12
0
Wi Tan
sabar yah kak
2025-01-31
0