Istri Mayor Gu Yang Dimanjakan
Li Ranran dibangunkan oleh silau sinar matahari yang masuk ke jendela kamarnya.
"Aiish, kenapa silau sekali?" Li Ranran membuka matanya merasa ada yang aneh, karena dia merasa kalau kamar di apartemennya tidak seperti ini.
"Ding, selamat datang di dunia ini nona. " Li Ranran terkejut, dia menoleh kekanan-kiri untuk mencari suara tersebut.
"Saya adalah sistem serbaguna, dan saya ada difikiran anda nona. "
Li Ranran diam berfikir, ada sistem, lalu dia terbangun ditempat aneh. Apakan dia mengalami sesuatu seperti yang selalu dia baca di novel.
"Apa aku menyebrang seperti dinovel-novel?" tanyanya pada suara sistem.
"Anda cukup membatin saja jika ingin berkomunikasi dengan saya."
Li Ranran hanya mengangguk.
"Baiklah, sekarang saya akan menceritakan segalanya. Anda saat ini berada dicerita novel 'Bunga Persik yang Indah'. Novel ini menceritakan tentang kehidupan di tahun 90an tentang gadis desa yang berhasil memikat hati seorang pemuda pelajar dari kota. Gadis desa itu bernama Mei Yuri, dia seorang yang lemah lembut dan ramah. Lalu pemuda pelajar itu bernama Song Dawai. "
"Lalu aku?"
"Anda adalah teman Mei Yuri dan sebagai peran pendukung yang akan banyak membantu bersatunya kisah mereka. Tapi disini anda akan berakhir menikah dengan adik Protagonis laki-laki karena Mei Yuri tidak ingin berpisah dengan anda"
Li Ranran mengerutkan keningnya.
"Anda akan menikah untuk bisa menemani Mei Yuri, karena dia tidak bisa melakukan perkerjaan apapun. Dan anda yang selalu melakukan tugas Mei Yuri. Intinya sebenarnya Mei Yuri ini selalu memanfaatkan kebaikan dan kepolosan anda dengan kedok teman baik. Sampai anda harus berkorban banyak hal hanya karena seorang Mei Yuri"
"Tugas anda disini adalah untuk menjalani kehidupan yang lebih baik sesuai dengan keinginan anda nona. "
"Baiklah, intinya saya akan hidup dengan cara saya sendiri, terserah apa yang terjadi dengan Mei Yuri itu. Aku tidak berhutang apapun padanya, malah dia yang harus membayar segalanya untukku." Tekat Li Ranran. "Oh ya berapa usiaku disini? "
"Disini anda berusia 19 tahun nona."
"Masih muda, didunia asli aku berumur 23tahun."
Li Ranran segera bergegas bangun, dalam ingatannya dia tinggal bersama kakaknya yang sudah menikah, dan untungnya kakak iparnya adalah orang baik. Jadi dia hanya bertugas membersihkan rumah dan memasak makan siang selama kakak dan kakak iparnya berkerja.
Li Ranran juga memiliki keponakan laki-laki yang baru berusia 3 tahun, saat ini keponakannya sedang ikut ibunya ke ladang. Li Ranran berjalan masuk ke dapur, disana sudah ada sarapan yang ditinggalkan kakak iparnya. Ada bubur kental dan tumis sayuran, lalu ada juga acar yang disimpan didalam toples.
Setelah selesai menyantap makanannya, Li Ranran segera membersihkan rumah, mencuci baju miliknya dan milik keponakannya. Awalnya dia mencuci baju milik semua orang, tapi kakak ipar melarangnya, biar dia membantu milik keponakannya saja.
Selesai membereskan urusannya, dia lanjut untuk memasak hidangan makan siang, kali ini dia akan membuat hidangan sederhana. Yaitu bubur lembut dan orak arik telur tomat. Lalu untuknya dan kakak-kakaknya dia membuat tumis kentang asam manis dan dadar telur kubis.
Setelah itu dia menempatkan semua masakannya diwadah.
"Host, sebentar lagi Protagonis wanita akan datang kemari untuk meminta anda memasak sekaligus meminta tambahan bahan lainnya" Suara sistem membuat Li Ranran hampir menjatuhkan wadahnya.
"Kau mengagetkan saja, jangan memanggilku seperti itu(host) kesannya sangat kurang indah"
"Maafkan saya host, saya ingin mengingatkan anda. Kalau begitu saya akan memanggil anda nona saja"
"Baiklah, terimakasih pengingatnya, sepertinya aku harus segera bergegas pergi ke ladang. "
Setelah mengunci pintu, Li Ranran bergegas berangkat ke ladang untuk mengantar makanan keluarganya. Saat dijalan dia bertemu Mei Yuri.
"Ranran, kau mau pergi kemana? " Tanya Mei Yuri.
"Yuri, aku akan ke ladang mengantar makan siang kakak dan keponakanku."
"Tapi kamu kan harus membantuku memasak untuk Dawei." Ucap Mei Yuri tanpa malu.
Dasar benalu berjalan, batin Li Rabran.
"Maafkan aku Yuri, tapi hari ini aku harus segera membantu kakak memanen kacang. Lagipula bahan bahan dirumah semua habis." Li Ranran menunjukan wajah sedih.
"Lalu bagaimana denganku." Mei Yuri memarahi Li Ranran.
"Apa hubungannya denganku." Ucap Li Ranran santai.
Mei Yuri segera menyadari sikapnya, "Maafkan aku Ranran, maksudku bagaimana dengan aku yang harus memasakkan makan siang untuk Dawei. "
"Yuri, itu adalah urusanmu, dan lagi aku selalu dimarahi kakakku karena selalu memakai bahan-bahan dirumah, dan kamu tidak mau menggantinya." Li Ranran berpura-pura menyesal. "Dan lagi kamu kan bisa memasak sendiri dirumahmu. "
"Tapi selama inikan aku selalu memasak dirumahmu." Mei Yuri tetap ngotot.
Benar-benar tidak tahu malu sekali gadis ini. "Yuri, mulai hari ini aku berhenti membantumu memasak."
"Kalau kau berhenti membantuku, bagaimana aku bisa mengambil hati Dawei." Mei Yuri mulai menaikkan suaranya.
Beberapa bibi yang ada disana mendengarnya. Dan Li Ranran memanfaatkan hal tersebut.
"Yuri, kenapa kau memarahiku, urusan kau mengambil hati Kamerad Dawei bukanlah tanggung jawabku. Selama ini aku selalu memasakkanmu dan bahan-bahannya juga diambil dari rumahku." Ucap Li Ranran sedih.
"Tapi selama ini kamu kan tidak pernah keberatan."
"Gadis Yuri, kenapa kamu memaksa gadis Ranran. Kalau kamu ingin mengambil hati seseorang lakukanlah sendiri, jangan seperti itu." Ucap seorang bibi disana.
"Iya benar itu, lagipula untuk kepentinganmu sendiri, kenapa kau harus menyusahkan orang lain." Tambah bibi lain.
Mei Yuri baru sadar jika banyak bibi disana, beberapa orang melihatnya dengan pandangan aneh. Mei Yuri marah karena gagal memanfaatkan Li Ranran, dan berakibat buruk pada dirinya.
"Aku harus segera mengirimkan bekal kakakku." Li Ranran segera pergi meninggalkan Mei Yuri.
Melihat Li Ranran pergi, Mei Yuri harus kembali pulang kerumahnya dengan perasaan marah. Karena dia tidak punyan alasan untuk bertemu Dawei.
___**___
Setelah sampai diladang, Li Ranran segera menghampiri kakaknya. Dia meletakkan makanan yang dibawanya di gubuk kecil yang dibuat kakaknya untuk berteduh saat istirahat.
"Kakak, kakak ipar, istirahat sebentar." Ucap Li Ranran.
"Iya Ranran, sebentar lagi. Tolong kamu temani Bakpao dulu." Jawab kakak iparnya yang bernama Sun Weiwei.
"Bibi cantik." Suara lucu anak kecil kala melihat Li Ranran mendekat.
"Bakpao." Li Ranran mencubit pipi keponakannya. Dia lalu membuka tempat minum yang dibawanya, dia memberikan minum Bakpao.
"Ayo Bakpao, minum dulu, lalu Bibi akan menyuapimu."
"Bibi baik." Laki laki kecil itu tersenyum menunjukkan giginya yang belum lengkap.
Li Ranran sangat menyukai keponakan kecilnya ini, karena Bakpao termasuk pada anak kecil yang manis dan tidak nakal.
"Ranran hari ini masak apa?" Tanya Sun Weiwei yang sudah duduk disebelah Li Ranran.
Li Ranran segera menyerahkan botol minum yang dibawanya untuk kakak iparnya, "Coba tebak kakak." Jawab Li Ranran.
Sun Weiwei mencium wadah makanan yang masih tertutup, "Dari aromanya ini seperti sesuatu yang segar."
"Apa yang kamu lakukan menantu?" Suara laki laki yang adalah kakak Li Ranran, namanya Li Maoran.
"Aku sedang menebak masakan apa yang dibuat Ranran kita siang ini suami."
Li Maoran terkekeh melihat tingkah konyol istrinya. Dia sangat bahagia saat melihat adik dan istrinya sangat dekat. Dia bersyukur memiliki istri yang juga menyayangi adiknya itu.
"Kakak, kakak ipar, segeralah makan dulu, biar Bakpao aku yang mengurus." Li Ranran membantu membuka wadah makanannya.
"Telur gurih." Suara susu Bakpao membuat tiga orang dewasa itu tertawa.
"Iya Bakpao, hari ini Bibi membuat hidangan telur untukmu." Li Ranran segera menyuapi keponakannya makan.
Sun Weiwei segera mengambilkan makanan untuk suaminya, saat bekal itu dibuka, tercium aroma harum Kentang Asam manis dan Telur dadar. Beberapa tetangga di ladang sebelah juga mengeluarkan air liurnya. Mereka iri karena keluarga Li Maoran selalu membuat masakan yang enak.
Sedangkan dijaman itu, telur masih termasuk bahan makanan yang langka, mereka lebih memilih untuk mengumpulkan telur dari ayam yang mereka ternak lalu menjualnya ke kota.
"Kakak, besok aku akan pergi ke komune untuk membeli beberapa bahan yang habis. " Ucap Li Ranran.
Sun weiwei dan Li Haoran langsung menoleh, mereka berfikir jika selama ini bahan cepat sekali habis karena Li Ranran selalu memberikannya kepada Mei Yuri.
Li Ranran paham ketika kedua kakaknya itu melihatnya, "Tenang saja kakak, mulai sekarang aku tidak akan membantu Mei Yuri lagi. Aku sudah sadar kalau selama ini dia hanya memanfaatkanku saja."
Kedua kakak Li Ranran menghela nafas lega, "Akhirnya kamu sadar." Ucap Sun Weiwei.
"Maafkan aku selama ini kakak."
Li Haoran hanya mengelus rambut adiknya itu.
____***____
Hari ini Li Ranran bangun sangat pagi, dia berencana untuk melihat pasar komune di jaman ini. Li Haoran memberikan uang 10 yuan pada Li Ranran.
"Kakak ini terlalu banyak." Ucap Li Ranran.
"Tidak apa-apa, belilah sesuatu yang kau suka." Sun Weiwei yang menjawab.
Li Ranran semakin bertekat untuk membuat keluarganya bahagia dimasa depan.
Li Ranran segera berjalan ke ujung desa, karena kereta kuda yang akan membawa penduduk ke komune biasanya menunggu disana setiap pagi. Kalau kesiangan dia harus mau berjalan selama 30 menit.
"Selamat pagi paman Doyang." Sapa Li Ranran pada pemilik kereta
"Pagi gadis Ranran, apakah kamu akan ke komune?" Jawab pemilik gerobak.
"Iya paman, aku ingin berbelanja beberapa bahan. "
"Selamat pagi Bibi." Sapa Li Ranran pada beberapa Bibi yang juga akan naik gerobak ke komune.
"Pagi gadis Ranran." Beberapa Bibi memiliki fikiran bagus untuk Li Ranran karena dia adalah gadis yang lemah lembut dan ramah.
Setelah sampai di komune, Li Ranran bahagia karena akhirnya dia bisa melihat kondisi jaman dahulu. Dia segera berkeliling, dia ingin melihat-lihat barang apa saja yang dijual disana. Dia juga penasaran dengan istilah pasar gelap. Sebenarnya dia bisa saja mengeluarkan bahan-bahan dari sistem, tapi lebih baik melihat keadaan dan harga bahan-bahan tersebut.
Setelah melihat sebuah gang tersembunyi, Li Ranran segera memasuki gang tersebut, ketika melihat tidak ada orang, dia segera merubah penampilannya seperti seorang wanita baya.
"Nona, anda disini ingin berjualan atau membeli sesuatu. "
"Haiiis, kau mengagetkanku saja, aku ingin melihat-lihat dulu. " Li Ranran mengelus dadanya.
Setelah berkeliling dan memahami sistem pasar gelap, Li Ranran ingin mencoba berjualan. Disebuah gang sepi, dia meminta sistem mengeluarkan keranjang yang didalamnya ada telur, daging, buah dan sayuran yang sangat segar.
Dia lalu berjongkok diujung gang tersebut, dia membuka sedikit keranjangnya yang ditutupi dengan kain. Ketika dia melihat seorang wanita yang memakai baju lumayan bagus berjalan didepannya, wanita itu sedikit melirik kearah keranjangnya.
"Saudari, apakah kamu ingin membeli sesuatu?" tawar Li Ranran.
"Apa yang kau jual?" tanya wanita tersebut.
Li Ranran hanya menyingkap kain penutup keranjangnya, wanita tersebut tercengang melihat barang yang dijual Li Ranran terlihat lebih baik dari yang dijual di koperasi pemasok.
"Saudari aku mau daging itu 5 kati, sayuran 5 ikat, telur 20 butir, dan buahnya 3 bungkus." Tanpa menanyakan harganya wanita itu segera membeli barang jualan Li Ranran.
Setelah kepergian wanita itu, beberapa orang juga segera membeli barang jualan Li Ranran, mereka juga berpesan jika Li Ranran memiliki barang bagus mereka ingin membelinya. Li Ranran berjanji jika memilik sesuatu yang baik untuk dijual, akan datang lagi.
Segera setelah dagangannya terjual habis, Li Ranran memilih untuk meninggalkan pasar gelap, dia segera menuju sebuah gang terpencil untuk mengubah penampilannya kembali. Lalu dia juga mengeluarkan beberapa bahan kebutuhannya dari sistem, dia tidak berniat untuk membeli di koperasi pemasok, karena menurutnya kualitasnya kurang bagus.
Li Ranran merasa ada seseorang yang mengikutinya, dia membiarkan saja. Kalaupun orang itu hendak berbuat jahat, dia adalah gadis mandiri dari masa depan. Dia memiliki beberapa seni beladiri. Setelah menuju tempat yang sepi, Li Ranran dihadang oleh dua orang pria yang berpenampilan mengerikan.
"Gadis sebaiknya kau serahkan semua barang yang kau bawa itu dan ayo ikutlah dengan kami." Ucap lelaki yang memiliki bekas luka di lengannya.
"Bagaimana jika aku tidak mau?" Li Ranran memutar matanya.
"Jangan berani macam-macam, tidak ada seorangpun disini, cepat ikuti perintah kami!" Perintah lelaki satunya.
Li Ranran hanya diam saja, membuat lelaki yang memiliki bekas luka dilengannya tersulut amarah, dia bergegas menuju Li Ranran. Melihat lelaki itu mendekat, Li Ranran segera meletakkan tasnya di tanah, dia lalu bersiap untuk menyerang lelaki itu.
Saat lelaki pemilik bekas luka akan menyentuhnya, Li Ranran segera menendang lelaki itu. Lelaki itu terjatuh dengan memegangi perutnya, dia terlihat sangat kesakitan. Melihat temannya terjatuh, lelaki satunya juga bergegas menyerang Li Ranran. Mendapati seseorang akan memukulnya, Li Ranran juga melakukan tendangan yang sama. Lelaki itu juga terjatuh dengan memegangi perutnya.
Li Ranran menoleh, melihat sebuah balok kayu, dia segera mengambilnya. Dia menggunakan kayu itu untuk menghajar dua penjahat butuh belaian itu. Dua penjahat itu berteriak kesakitan, mereka merasa menyesal karena bertemu gadis yang sangat kuat.
_____$$$$_____
#akhirnya author memutuskan untuk up cerita disini karena ada yg dengan pedenya MENJIPLAK karya asli author disini.
#jangan lupa vote ya bestie semua
#terimakasih yang sudah mendukung🥰🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Dewiendahsetiowati
iya Thor,bener2 sama mulai dari cerita sama nama pemerannya di novel sebelah ..tetep semangat ya thor
2025-02-19
2
Icaa
semangat thor😉😉
2025-02-12
1