Rian melangkah keluar gerbang , ia akan ke toko babah Hong untuk langsung bekerja.
Jam istirahat ruang kepala sekolah ramai, para guru memprotes tindakan kepala sekolah yang mengeluarkan siswa berprestasi hanya karena permintaan donatur, apalagi pak hamka yang guru olahraga, ia tahu betul setiap kemenangan dalam pertandingan olahraga yang di peroleh sekolahan rata rata atas peranan rian , rian selalu mendominasi mensuport timnya
" sekarang tolong jelaskan, siapa donatur yang ingin Rian keluar, kalau tidak kami akan mogok ngajar " seru pak Hamka
" baiklah, baiklah, orang itu pak Salim Nugraha, dia tadi malam menelepon, saya juga ga tau kalau yang ingin dia keluar kan siswa yang berprestasi " tutur pak Adnan
" emang kesalahan Rian apa?" Tanya pak Hamka, pak Adnan hanya bisa menggelengkan kepalanya karena ia tak tahu
Berita Rian di keluarkan dari sekolahnya menyebar luas, membuat sekolahan SMA Harapan yang di pimpin pak Adnan menjadi cemoohan, para guru sekolahan lain mencoba menyelidik, karena mereka juga tahu kalau Rian tim olah raga inti di sekolahan SMA Harapan
Aini terduduk lemas mendengar Rian di keluarkan dari sekolah karena permintaan dari ayahnya. Tadi malam jelas jelas ia meminta agar ayahnya membantu Rian kini yang di dapatkan nya Rian malah di keluarkan dari sekolah, andai tau akhirnya akan begini tadi malam ia tak akan meminta tolong ayahnya.
Babah Hong yang melihat Rian sudah datang pagi-pagi agak bingung, soalnya setahu babah hong rian rajin sekolah
" Elo bolos Yan??" Tanya Babah Hong ingin tahu
" engga bah, Rian mau pindah sekolah " Jawab Rian santai seolah tak ada beban
" ooh, elo bareng Meymey aja yah di SMA Bina Bangsa " saran Babah Hong
" ga berani bah , biayanya pasti mahal" tolak Rian
" nanti ada jalur beasiswa, nanti elo gw anterin kesana buat ambil jalur beasiswa "
" emang bisa bah,?" tanya Rian
"bisa saudara gw jadi guru disana, gw tau dari dia, " jawab Babah Hong
" iya bah , terima kasih yah bah" ucap Rian
Rian bekerja penuh semangat, harapan nya untuk bersekolah kini bangkit lagi . Rian bekerja sambil bersenandung tak ada yang terasa berat semua terasa ringan bagi Rian.
Jam satu Rian dan Babah Hong berangkat menuju SMA Bina Bangsa, SMA Bina Bangsa jaraknya juga tak terlalu jauh dari rumah Rian, Rian melihat sekeliling ia merasa SMA Bina Bangsa lebih baik
Babah Hong membawa Rian ke ruangan kepala sekolah,
Tok tok tok
" masuk" terdengar suara di dalam,babah Hong mendorong pintu yang tak terkunci itu
Rian dan babah hong masuk
" Eh babah, kok ga ngasih kabar kalau mau kesini, duduk bah." sambut kepala sekolah itu,
" dadakan babah kesini , babah nganterin anak ini, dia mau sekolah di sini" kepala sekolah melihat Rian , dan merasa agak familiar
" tadinya sekolah di mana, dan kelas berapa??" Tanya kepala sekolah itu
" saya Rian pak, saya dari SMA Harapan, sekarang kelas tiga " Jawab Rian menjelaskan
" bukannya kamu tim olahraga di sana, saya pernah lihat kamu ikut beberapa pertandingan, kalau ga salah , basket , voli dan lari ??" Tanya kepala sekolah
" iya pak" ucap Rian
" terus kenapa kamu pindah kemari??" Tanya pak kepala sekolah bingung
" saya di keluarkan pak, karena saya katanya menyinggung salah satu donatur tetap di sana" Jawab Rian
" kamu mau mengambil jalur beasiswa???" Tanya pak sekolah lagi
" iya pak, saya mau mengambil jalur beasiswa, oh iya pak apakah ketiga orang ini menjadi donatur di sini??" Tanya Rian dan memberikan catatan kecil berisi ketiga nama donatur di SMA Harapan. Pak kepala sekolah melihat dan membaca sekilas nama yang tertulis di kertas itu.
"Tidak ada, tapi kamu tenang saja sistem pengajaran di sini tidak mengikuti perintah donatur " terang pak kepala sekolah " ini kamu kerjakan untuk ujian jalur beasiswa kerjakan di ruang sebelah yah, Rian mengambil berkas itu dan masuk ke ruangan sebelah kantor kepala sekolah.
" Rian siapa nya babah?" Tanya pak kepala sekolah saat Rian sudah masuk ke ruang test. Ia memperhatikan data Rian juga prestasi yang pernah di latih nya
" bukan siapa siapa, dia setahun ini kerja di toko babah, orangnya rajin, dia hidup sebatang kara, semenjak kakeknya meninggal setahun yang lalu" jelas Babah Hong, kepala sekolah melihat seluruh berkas,
" berarti penurunan prestasi nya setahun ini karena ia bekerja, untuk memenuhi kebutuhan nya " ucap kepala sekolah, ia melihat data Rian , setahun yang lalu prestasi Rian mulai menurun dari 3 besar menjadi 10 besar.
" ia babah juga berpikir seperti itu, tolong di bantu yah?" Pinta Babah Hong
" ia bah, pasti saya bantu nanti saya akan berbicara secara langsung sama rian" sahut kepala sekolah
Di ruang test Rian dengan cepat mengerjakan tugas ujian yang di berikan oleh kepala sekolah. Setengah jam kemudian ia sudah selesai mengisi semua , ia kembali ke kantor kepala sekolah
Tok tok tok,
Rian masuk setelah di beri izin, ia menyerahkan tugas yang telah di selesai kan.
" maaf pak ini sudah selesai " pak kepala sekolah mengambil dan memeriksa nya dengan seksama, ia terkejut karena tugas yang di berikan di kerjakan dengan baik
" selamat, kamu bisa bersekolah di sini dengan beasiswa full, hanya saja di karenakan kamu juga pintar dalam basket dan voly, bapak harap kamu siap membela sekolah ini walaupun itu melawan sekolah kamu dahulu " tegas pak kepala sekolah
" baik pak dengan senang hati, hanya saja kalau ada pertandingan bapak bisa meminta izin dulu dari Babah Hong " ucap Rian senang, tak menyangka dia bisa masuk kedalam SMA Bina Bangsa yang termasuk sekolah favorit
" baiklah kalau begitu kamu besok satu kelas dengan Menymey, nanti dia yang akan mengajak berkeliling mengenal sekolah ini" ucap pak kepala sekolah, ia mengambilh ht dan memanggil Meymey.
tak lama Meymey datang
" paman , ada apa memanggil mey, ada yang bisa mey bantu?" Meymey langsung mencecar kepala sekolah yang ternyata masih pamannya, ia tak melihat Rian dan Babah Hong, karena Rian duduk membelakangi Meymey
" ini kamu antar keliling siswa baru" ucap pak kepala sekolah, Meymey cemberut
" Kenapa ga yang lain aja sih paman, kenapa harus mey?" Protes Mey
" beneran kamu ga mau" goda pamannya," nak bangun dan kenalin sama Meymey, primadona kelas 3 C. " lanjutnya, Rian berdiri dan membalikkan badannya
" koko" teriak meymey senang , hampir saja ia memeluk Rian bila tak ada sang paman di sana
" ekhem " Babah Hong berdehem, Mey menengok,
" Babah juga di sini?" Mey kaget ternyata ayahnya Babah Hong juga datang
" babah nganterin Rian , dia sekolah di sini sekarang " ucap Babah Hong
" jadi sekarang mau ga nganter Rian keliling ?" Goda sang paman , Mey mengangguk malu
" ya udah babah pulang dulu, nanti pulang bareng Mey aja yah Rian" ucap Babah Hong pamit pulang duluan, kini resmi Rian menjadi siswa di SMA Bina Bangsa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments