Part 1

"Hah? Dijodohin sama cewek itu?." Alaska terkejut mendengar berita langsung dari mulut Kaiser.

"Wah, kapan tuh?." Rival penasaran.

"Sabtu. "

"What the fuck?!." Alaska menutup mulutnya tidak percaya. Dia pun menaruh botol bintang di atas meja. "Terus pacar Lo gimana?."

"Misalkan suatu hari nanti pacar Lo tahu Lo mau ngomong apa?." Elang bertanya dengan waspada terhadap sesuatu yang mungkin saja terjadi.

Kaiser meneguk segelas wine dengan kasar. "Gue gak tahu apa yang terjadi selanjutnya. Yang jelas gue harus cerai secepatnya dari cewek itu. " Mengepalkan tangannya.

"Lo pikir bokap Lo mau?." Chika terkekeh geli. "Gue masih dendam sama cewek sialan itu. Gak tau siapa gue yang sebenarnya. "

"Yang bikin super banget kesel, dia tuh gak ngaku udah bunuh ketua kita. Geramnya. " Alaska tersenyum kesal.

"Mukanya sok polos banget sih. Jijik gue asli. " Elang bergidik ngeri.

"Kita lihat aja, sampai kapan cewek sialan itu bertahan di sini. " Kaiser tersenyum miring dan kembali meneguk minumannya hingga tandas.

Diam-diam salah satu diantara mereka tersenyum miring. Dan itu berhasil ditangkap oleh seorang laki-laki yang sedari tadi bermain game.

Ceklek

"Hai, sayangnya aku!." Seorang gadis cantik dengan hot pants dan sweater rajut masuk ke dalam markas mereka.

Kaiser pun menyambutnya dengan senang hati. Dia berjalan dengan sempoyongan. "Vanesa... kamu dari mana saja kemarin? Aku kangen loh. "

Vanesa tersenyum dan membalas pelukan Kaiser dengan erat. "Kemarin ada acara keluarga. Maaf, aku lupa memberitahumu. "

Laki-laki itu menggelengkan kepalanya dan tersenyum. Melepaskan pelukannya dan menatap sang kekasih. "Cium bibir dulu ya. Kangen..."

Vanesa terkekeh geli dan melumat bibir kekasihnya. Sementara itu, Kaiser menarik pinggang gadis itu dengan erat.

"Woy! Jangan buru-buru main. Agresif sekalee." Rival berseru dengan suara yang keras.

Vanesa dan Kaiser melepaskan ciuman mereka.

"Nggak akan pernah. Gue tahu diri keles!." Vanesa membalas dengan sinis.

Drett

Dengan malas, Kaiser mengambil ponselnya dari atas meja.

[AYAH: Cepetan pulang kamu!]

[AYAH: Sudah hampir malam ini]

"Pulang aja. Ayah kamu khawatir kamu kenapa-kenapa. " Vanesa memaksakan diri untuk tersenyum. Belum juga gue minta duitnya. 

Kaiser tersenyum. "Kamu juga pulangnya jangan malem-malem. Biar dianterin sama Elang. "

Elang terkesiap mendengarnya. Dia lalu mengangguk kepala mengiyakan. "Ah, iya deh. Hati-hati di jalan. Lo udah mabuk. "

Kaiser terkekeh geli mendengarnya. "Ehh enggak bakal gue kecelakaan. Aku pulang dulu ya sayang. Jagain pacar gue baik-baik." Beralih pada Elang.

Vanesa mengangguk kepala tersenyum. "Iya, sayang. Oh ya, ini buku kamu. Sudah aku kerjakan semuanya."

Kaiser dengan gemas mencubit pipi Vanesa. Tangan yang satunya menerima bukunya. "Makasih ya, cantikku sayang. Bye!."

•••

Kepala Kaiser semakin berdenyut nyeri. Laki-laki itu lalu menghentikan motornya di tempat sedikit sepi dan temaram. Apaan sih! Gue minumnya gak banyak. Panas lagi. 

Melepaskan jaketnya dan juga turun dari motor. Motornya dia biarkan berdiri. Dia turun agar tidak kecelakaan nantinya. "Ah, bangsat!."

Laki-laki itu mengacak-acak rambutnya frustasi. "Eh, ada cewek cantik di sini. " Dia tersenyum dengan rona merah di kedua pipinya.

"Eits, mau pergi ke mana hm?." Kaiser mencekal lengan cewek itu dengan erat. Bahkan menariknya hingga menubruk dadanya.

"Le lepasin..." Cewek itu berusaha untuk melepaskan diri dari pelukan Kaiser. "Le lepas!." Memberontak namun hasilnya nihil.

Kaiser menggelengkan kepalanya. Tatapannya tertuju pada leher cewek itu. "Mulus banget sih lehernya. Ah, pasti itu kamu kan Vanesa ku?."

Cewek itu menggelengkan kepalanya kuat. "Salah. Aww!. " Gadis itu berusaha keras melepaskan diri dari Kaiser.

"Nggak percaya. Kamu bohong kan sama aku?." Kaiser tentu tidak percaya. Bahkan wajah cewek itu berubah seperti kekasihnya.

Begitu mencium aroma dari rambut cewek itu, Kaiser seketika merasa kecanduan berat. "Hmm, harum banget kamu Vanesa sayang. "

Cewek itu berusaha untuk melepaskan diri. Namun dia terkejut ketika merasakan sesuatu menempel di lehernya. "Ehh kamu..."

"Aku pengen lebih sayang. " Kaiser melakukan aksinya dalam keadaan mabuk berat. Tidak ada yang melihatnya karena memang jalanan mulai sepi.

•••

Keesokan harinya, Kaiser terbangun diatas rerumputan dengan kondisi setengah bugil. Dia pun menoleh kearah sekelilingnya dan berdecak kesal. Memegangi kepalanya yang terasa berdenyut denyut. Gue tidur di sini karena mabuk?

Plak

"Kamu mabuk lagi semalam?."

Kaiser menoleh pada seorang pria paruh baya. Laki-laki itu menghadap kearah lain. Menutupi bagian tubuh bawahnya yang hanya mengenakan boxer. "Aku kan sudah bilang kalau aku tidak menerima perjodohan itu."

Pria itu menghela nafas berat. Memijat pangkal hidungnya. "Kamu seperti bukan anakku. Cepatlah! Kamu harus pulang ke rumah. Motornya biarkan sopir mengambilnya. "

Kaiser segera memakai pakaiannya. Suasana masih begitu gelap."Iya."

•••

Selama di perjalanan menuju kearah rumah, hanya keheningan yang menyelimuti mereka. Sopir pun menghela nafas berat.

"Tuan Wandi, nyonya menelpon. "

Wandi pun menerimanya. Pria itu pun menggeser menu angkat.

"Kaiser sudah ketemu mas? Aku khawatir dia kecelakaan karena mabuk. " Selena bertanya dengan khawatir.

"Sudah. Dia baik-baik saja. Tidak ada yang terluka. " Wandi tersenyum.  "Kamu siapkan sarapannya saja ya. Lima belas menit lagi aku pulang. "

"Syukurlah, terima kasih. Iya, mas. Aku segera menyiapkan sarapannya. Kamu hati-hati ya di jalan. " Selena bernafas lega mendengar kabar baik-baik saja dari Wandi.

•••

Brakk

Rena berkacak pinggang melihat Diandra yang masih memeluk dirinya sendiri di atas kasur. "Cepetan bangun kamu! Sudah pagi ini. "

Diandra mencoba untuk membuka matanya perlahan. Dia menoleh kearah sang Mama dengan pandangan sayu. "I iya Ma. "

Byurr

"Mama!." Diandra berseru karena tiba-tiba Rena menyiramnya dengan air.

"Iya-iya doang. Mandi yang bersih. Jangan membuat saya malu. " Rena beranjak pergi meninggalkan kamar Diandra.

Gadis itu turun dari kasur dengan lemah. Berjalan dengan sempoyongan. Matanya masih ingin tidur.

Plak

"Jangan ketiduran! Nanti Mama marah sama kamu, Diandra. " Diandra menampar pipinya sendiri.

•••

"Merepotkan sekali anak itu. " Rena menuruni anak tangga dengan menghentakkan kakinya.

"Kenapa sih Mama? Pagi-pagi mukanya udah jutek aja. " Kesya terheran-heran. Dia kembali memoleskan bedak padat pada wajahnya.

"Nggak ada. Biasalah, anak sialan itu yang bikin Mama badmood. Kuat sekali mentalnya. Sial. " Rena menarik nafas dalam-dalam kemudian hembuskan perlahan.

Kesya mengoleskan lipstik di bibir tebalnya. Setelah selesai, barulah dia menuju ke ruang makan. "Tumben Papa makannya pagi-pagi banget. "

Andre menoleh kearah putrinya. "Iya, ada masalah besar di kantor.

"Sudah. Papa berangkat dulu ya sayang!."

"Buru-buru banget mas. " Rena menatap suaminya tidak suka.

Andre tersenyum. Beranjak dari kursi lalu mencium kening istrinya. "Ada masalah besar di kantor. Doain semoga cepat selesainya. "

Wanita itu mengangguk kepala dengan tersenyum paksa. "Jangan lupa besok aku ada acara arisan bareng sama ibu-ibu. "

"Iya, sayang. " Andre pergi setelah mengambil tas kantornya.

Setelah kepergian pria itu, Rena berubah masam. Cih, buat apa saya mendoakan pria seperti Anda?

"Yuk! Makan bareng Abang!." Ajak Alsan seraya tersenyum tulus pada Diandra.

"Ayo bang!." Diandra membalas dengan senyuman manis. Sementara itu, Rena dan Kesya menatap tajam mereka berdua.

"Ckckck, bodoh sekali kamu. " Rena mencibir dengan sinis.

"Bang, sampai kapan sih cuekin aku terus?." Kesya merengek dengan tatapan tak suka pada Diandra.

Namun Alsan tidak menoleh maupun menanggapinya. "Gak usah dengerin setan di rumah ini ya. "

Diandra mengangguk kepala dengan menundukkan kepalanya. "Iya, Bang. Makasih banyak ya. "

"Sama-sama adikku tersayang. " Alsan mencium kening adiknya sekilas. Dan ikut sarapan bersama dengan adiknya.

Bersambung...

Episodes
1 Prolog
2 Part 1
3 Part 2
4 Part 3
5 Part 4
6 Part 5
7 Part 6
8 Part 7
9 Part 8
10 Part 9
11 Part 10
12 Part 11
13 Part 12
14 Part 13
15 Part 14
16 Part 15
17 Part 16
18 Part 17
19 Part 18
20 Part 19
21 Part 20
22 Part 21
23 Part 22
24 Part 23
25 Part 24
26 Part 25
27 Part 26
28 Part 27
29 Part 28
30 Part 29
31 Part 30
32 Part 31
33 Part 32
34 Part 33
35 Part 34
36 Part 35
37 Part 36
38 Part 37
39 Part 38
40 Part 39
41 Part 40
42 Part 41
43 Part 42
44 Part 43
45 Part 44
46 Part 45
47 Part 46
48 Part 47
49 Part 48
50 Part 49
51 Part 50
52 Part 51
53 Part 52
54 Part 53
55 Part 54
56 Part 55
57 Part 56
58 Part 57
59 Part 58
60 Part 59
61 Part 60
62 Part 61
63 Part 62
64 Part 63
65 Part 64
66 Part 65
67 Part 66
68 Part 67
69 Part 68
70 Part 69
71 Part 70
72 Part 71
73 Part 72
74 Part 73
75 Part 74
76 Part 75
77 Part 76
78 Part 77
79 Part 78
80 Part 79
81 Part 80
82 Part 81
83 Part 82
84 Part 83
85 Part 84
86 Part 85
87 Part 86
88 Part 87
89 Part 88
90 Part 89
91 Part 90
92 Part 91
93 Part 92
94 Part 93
95 Part 94
96 Part 95
97 Part 96
98 Part 97
99 Part 98
100 Part 99
101 Part 100
102 Part 101
103 Part 102
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Prolog
2
Part 1
3
Part 2
4
Part 3
5
Part 4
6
Part 5
7
Part 6
8
Part 7
9
Part 8
10
Part 9
11
Part 10
12
Part 11
13
Part 12
14
Part 13
15
Part 14
16
Part 15
17
Part 16
18
Part 17
19
Part 18
20
Part 19
21
Part 20
22
Part 21
23
Part 22
24
Part 23
25
Part 24
26
Part 25
27
Part 26
28
Part 27
29
Part 28
30
Part 29
31
Part 30
32
Part 31
33
Part 32
34
Part 33
35
Part 34
36
Part 35
37
Part 36
38
Part 37
39
Part 38
40
Part 39
41
Part 40
42
Part 41
43
Part 42
44
Part 43
45
Part 44
46
Part 45
47
Part 46
48
Part 47
49
Part 48
50
Part 49
51
Part 50
52
Part 51
53
Part 52
54
Part 53
55
Part 54
56
Part 55
57
Part 56
58
Part 57
59
Part 58
60
Part 59
61
Part 60
62
Part 61
63
Part 62
64
Part 63
65
Part 64
66
Part 65
67
Part 66
68
Part 67
69
Part 68
70
Part 69
71
Part 70
72
Part 71
73
Part 72
74
Part 73
75
Part 74
76
Part 75
77
Part 76
78
Part 77
79
Part 78
80
Part 79
81
Part 80
82
Part 81
83
Part 82
84
Part 83
85
Part 84
86
Part 85
87
Part 86
88
Part 87
89
Part 88
90
Part 89
91
Part 90
92
Part 91
93
Part 92
94
Part 93
95
Part 94
96
Part 95
97
Part 96
98
Part 97
99
Part 98
100
Part 99
101
Part 100
102
Part 101
103
Part 102

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!