"Maaf tante Diana,Om Satria saya tidak sengaja" Rayyan berusaha senormal mungkin agar Papa dan Mama Celine tidak curiga.
"Maaf siapa yang sakit tante?"
"Kami dari besuk Damian, sahabatnya Celine."
"Damian, apa yang terjadi dengannya...." pikir Rayyan.
"Eh nak Rayyan bukannya kamu pergi sama Celine ya." tanya mama Diana penasaran.
Papa Satria dan Mama Diana menatap kearah Rayyan.
"Celine, sudah pulang belum ya Ray soalnya tante telepon gak diangkat terus."
Rayyan mulai gelisah, haruskah dia jujur atau berbohong demi kebaikan.
Rayyan menarik nafas "Maaf Om dan Tante, sebenarnya saya di Rumah sakit ini, karena mengantar Celine."
"Apa ?" ucap Papa Satria dan Mama Diana bersamaan.
"Apa yang terjadi sama putri tante?"
"Maaf om, tante, tadi Celine tiba-tiba pingsan, lalu saya membawanya ke UGD Rumah Sakit ini, ini saya mau tebus obatnya dulu."
"Biar om yang tebus obatnya Ray, kamu langsung ke UGD aja mah, temui putri kita." ucap Papa Satria.
"Iya pa."
"Terima Kasih ya Ray, memang Celine akhir-akhir ini pola makannya berantakan, dia tiba-tiba suka pedas, asem, hari ini aja dia minta dibikin asinan dari mangga mentah di pohon tetangga."
"GLEK" Rayyan menelan salivanya kasar.
Untuk menutupi kegugupannya Rayyan hanya manggut-manggut tanpa berkomentar.
"Maaf om kalau boleh tahu Damian di kamar apa?"
"Kamu mau menjenguknya?"
"iiiya om kebetulan dulu, kita teman satu sekolah"
"Kamar Diamond 2, sekarang kayaknya lagi musim sakit pencernaan Ray, Damian dia sudah 3x dirawat bulan ini dengan keluhan mual, muntah, dan gak masuk makanan sama sekali." cerita Papa Satria.
"Apa mungkin Damian merasakan efek dari kehamilan Celine juga, bukankah di dunia medis ada istilah seperti itu." gumam Rayyan dalam hati.
"Kamu jaga kesehatan ya Ray."
"Iya om, terima kasih, om juga jaga kesehatan."
"Ruangan Damian naik lewat lift itu, di lantai 5, nah om ke apotek dulu ya."
***VVIP ROOM DIAMOND 2***
Rayyan mengetuk pintu ruangan rawat Damian, dirasa tidak ada jawaban, akhirnya Rayyan pun membuka pintu ruangan tersebut.
Di dalam kamar terbaring Damian dengan selang infus yang terpasang.
Badannya tampak lebih kurus dari pertemuan terakhir mereka 3 minggu yang lalu di Rumah Celine.
Rayyan menatap iba teman satu sekolahnya itu.
Tiba-tiba Damian terbangun, merasa ada orang lain selain dirinya di kamar rawatnya.
Damian menoleh ke kanan, dia cukup kaget, karena melihat siapa yang datang.
"Rayyan... Elo?"
"Iya Dam, ini gue, kebetulan gue lagi di Rumah Sakit ini, ketemu Om Satria sama Tante Diana, mereka bilang elo dirawat."
"Gimana sekarang keadaan elo, apa yang elo rasain?" tanya Rayyan
"Gue selalu mual dan muntah, gak bisa masuk makanan sama sekali Ray, padahal dah check up semuanya, dan hasilnya bagus semua."
Sungguh tak tega Rayyan melihat keadaan Damian, lelaki yang biasanya tampil modis, berbadan tegap, dan berwibawa.
Kini tampak kurus, pucat, dan tonjolan rahang yang terlihat jelas.
Haruskah dia mengatakan semuanya ke Damian.
"Dam, sebenarnya selain mau nengokin elo, gue juga mau kasih tahu sesuatu."
Damian menatap Rayyan intens, menebak apa yang akan Rayyan bicarakan.
"Kasih tahu apa Ray?"
"Sebenarnya gue di Rumah Sakit ini, karena nganter Celine ke UGD, tadi dia tiba-tiba pingsan."
"Apa?" perasaan khawatir langsung menyelimuti hati Damian.
"Celine kenapa Ray, kenapa dia sampai pingsan, gue harus kesana." Damian memaksakan diri untuk bangun tapi tiba-tiba kepalanya terasa berdenyut.
Ouh ssshhh....
"Sabar Dam, elo masih lemah, dengerin dulu semua yang mau gue omongin." Rayyan menahan Damian dan mendudukannya kembali ke tempat tidur.
"Celine udah cerita semuanya, tentang malam itu."
Damian terpaku, hatinya mulai gelisah, tentu Damian tahu yang dimaksud malam itu oleh Rayyan.
"Dan sekarang Celine hamil." lirih Rayyan.
Bagai tersambar petir, Damian mendengar yang Rayyan ucapkan.
Apa yang dia khawatirkan terjadi, perasaannya campur aduk, disatu sisi ada perasaan hangat karena akan menjadi seorang ayah, disatu sisi dia menyesal dengan perbuatannya yang mungkin telah meruntuhkan impian masa depan sahabatnya itu.
"Sekarang elo mau bertindak gimana Dam, Celine kayaknya gak mau gugurin bayi kalian, dia gak mau dosa dua kali." Rayyan berfikir kalau Damian akan sulit menerima bayinya, mengingat Damian sudah memiliki kekasih, dan Celine tidak bercerita bahwa Damian dua kali mengajaknya menikah.
"Gue bakalan nikahin Celine, dia hamil anak gue."
"BRAKKK"
"Siapa yang hamil anak kamu Damian?"
"Ppaapppii Mmmaammmiiii."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Uthie
seruuu 👍🤩
2025-02-23
1