Damian kini sudah berhadapan dengan orang yang dia inginkan, namanya Lia, pramusaji di Restoran tersebut.
Tanpa basa basi Damian menunjukan rekaman CCTV tersebut.
Wajah Lia mulai pucat, kedua tangannya saling bertaut, keringat dingin mulai membajiri keningnya.
"Lia kau bisa menjelaskan semua yang terjadi sesuai video itu?" ucap Rizal sang Manager dengan wibawa.
"Maaf pak, sa saya disuruh kakak tersebut untuk memasukan bubuk obat itu kedalam minuman yang kakak itu pesan." jawab Lia dengan gugup dan mata yang siap meluncurkan cairannya.
"Apa kamu tidak takut siapa tahu itu zat berbahaya, racun atau narkotika misalnya?" tanya sang Manager lagi.
"Sa sa saya sudah bertanya, tapi kakak itu mengatakan, bubuk itu aman, kalau ada apa-apa kakak itu siap bertanggung jawab." Lia semakin menunduk rasa bersalah dan ketakutan semua menjadi satu.
"Kamu sudah melanggar kode etik Lia, kamu tahu akibatnya, apalagi kamu melakukannya demi uang."
"Ma ma ma maaf pak, saya tahu saya salah dan bodoh, kakak itu datang disaat saya juga membutuhkan uang untuk bayar kost pak, dan saya seperti mendapat rezeki tak terduga walaupun awalnya, saya takut pak." Lia tak kuasa menahan tangisnya.
Hhhaaahhhh....
Damian menghembuskan nafas panjang, seandainya yang dihadapannya bukan seorang wanita mungkin Damian sudah membuatnya babak belur.
"Maaf sekali lagi pak Damian atas semua kelalaian, kecerobohan, Restoran kami, kami akan melakukan tindakan yang seharusnya kami lakukan kepada yang bersangkutan."
"Pak Rizal... Saya mohon jangan pecat saya pak, saya butuh uang untuk berobat ibu saya dan sekolah adik saya pak, bapak boleh menghukum saya atau memberikan Surat Peringatan tetapi saya mohon, saya ingin tetap bekerja pak." Lia tiba-tiba menjatuhkan diri ke lantai sambil terisak.
"Kamu tahu Lia perbuatan kamu juga termasuk melanggar hukum."
"Maafkan saya pak itu kesalahan saya pertama dan terakhir."
Rizal akui Lia merupakan salah satu karyawan teladan, rajin, dia tidak pernah izin tidak masuk kecuali saat giliran hari liburnya bahkan kadang dengan senang hati masuk overtime untuk menggantikan temannya yang cuti mendadak.
Ekhem...
Damian menarik nafas, dia tahu semuanya bukan 100% kesalahan Lia.
"Pak Rizal, sebaiknya untuk pemecatan saudari Lia tidak perlu dilakukan." ucap Damian datar.
"Saya tidak akan melanjutkan kasus ini, akibat yang terjadi dari kejadian ini semoga bisa saya selesaikan, dan anda saudari Lia semoga bisa belajar dari kesalahan yang anda perbuat." Damian berucap sambil melihat sekilas kearah Lia.
"Terima kasih pak Damian atas kebijaksanaan anda, semua ini akan kami jadikan pelajaran untuk kedepannya tentang pelayanan Restoran kami." ucap Rizal sambil menjabat tangan Damian.
"Lia kamu bisa bekerja kembali, jangan ceritakan apapun kepada yang lainnya, jadikan pelajaran semuanya."
"Terima kasih pak Damian, atas kemurahan hati anda, Terima kasih pak Rizal tetap mengizinkan saya bekerja di Restoran." ucap Lia seraya menunduk hormat dan meninggalkan ruangan IT.
"Saya bisa mengcopy rekaman CCTV tersebut pak Rizal?" tanya Damian.
Rizal pun melihat kearah petugas IT, dan petugas IT pun mengangguk paham.
Setelah Damian mendapatkan copy rekaman itu di Handphonenya, Damian pun berpamitan dan pergi dari Restoran itu.
Damian mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, pikirannya berkecamuk, dia harus menyelesaikan semuanya.
Damian tidak mau ini berlarut-larut dia harus melakukan tindakan, pikirannya tertuju satu nama.
Alisa...
Ya dia harus bicara dengan Alisa....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments