12. Dipindahkan

Ziel duduk di kursi kerjanya, melonggarkan dasi dengan ekspresi frustasi. Ia menghela napas kasar, menatap dokumen-dokumen yang berserakan di mejanya. "Kenapa susah sekali menemukan asisten yang cocok?" gumamnya, lebih pada dirinya sendiri. Masalahnya bukan hanya soal kompetensi, tapi juga penciumannya yang semakin sensitif terhadap bau, terutama aroma tubuh orang lain.

Ia mengetukkan jari ke meja, berusaha memikirkan solusi. Namun, bayangan seseorang tiba-tiba muncul di kepalanya, Dara. Asisten Pak Burhan itu. Ziel ingat ketika Dara masuk ke ruangannya tadi, tidak ada rasa mual yang biasanya menghantui jika ia dekat dengan orang lain. Malah, aroma tubuh wanita itu terasa menenangkan, bahkan menyenangkan.

Selain itu, cara kerja Dara juga tak kalah menarik perhatian. Ia rapi, cekatan, dan menurut informasi yang Ziel dengar dari staf lainnya, Dara sangat sigap dan bisa diandalkan. Mengingat hal ini, Ziel akhirnya mengambil ponsel kantornya dan menekan nomor Pak Burhan.

“Pak Burhan, saya Ziel. Ada waktu?” Ziel bertanya tanpa basa-basi.

Pak Burhan, yang sedang memeriksa laporan, sedikit terkejut mendengar suara Ziel langsung di telepon. “Tentu, Tuan. Ada yang bisa saya bantu?”

“Ada. Saya ingin menanyakan kinerja asisten Anda, Dara,” ujar Ziel tegas.

Pak Burhan mengerutkan kening, bingung dengan pertanyaan itu. “Dara, Tuan? Dia pekerja yang cukup baik. Cekatan, rapi, dan sejauh ini tidak pernah melakukan kesalahan fatal. Ada yang salah, Tuan?” tanyanya, sedikit waspada.

Ziel menggeleng meski tahu Pak Burhan tidak bisa melihatnya. “Tidak ada yang salah. Saya hanya mempertimbangkan sesuatu. Saya baru saja memecat asisten saya, dan saya ingin menukar posisinya dengan Dara.”

Pak Burhan membelalakkan mata, hampir menjatuhkan pena yang ia pegang. “Menukar, Tuan?”

“Ya. Mulai besok, Dara pindah ke ruangan saya sebagai asisten. Mantan asisten saya akan menjadi bawahan Anda,” Ziel menjelaskan dengan nada tegas, menunjukkan bahwa keputusannya sudah bulat.

Pak Burhan terdiam sejenak, tapi tentu saja ia tidak punya pilihan untuk menolak. “Baik, Tuan. Akan saya sampaikan pada Dara,” jawabnya akhirnya, meski masih tak percaya dengan permintaan Ziel.

Ziel mengakhiri panggilan dengan sebuah anggukan kecil. “Semoga kali ini tidak ada masalah lagi,” gumamnya, merasa sedikit lega.

***

Pak Burhan memanggil Dara ke ruangannya. Dengan wajah serius, pria paruh baya itu menatap Dara yang masuk dengan langkah santai, seperti biasa.

“Ada apa, Pak Burhan? Tumben manggil saya langsung. Biasanya kalau saya dipanggil begini, ada dua kemungkinan: dimarahi karena salah atau dikasih bonus. Semoga yang kedua, ya!” Dara terkekeh, mengusap kedua tangannya seolah memohon doa.

Pak Burhan hanya menghela napas panjang. “Mandara... mulai besok, kamu akan dipindahkan.”

Dara langsung membelalakkan matanya. “Hah?! Dipindahkan? Kok bisa, Pak? Apa saya kurang bagus kerjanya? Apa laporan saya ada yang salah? Atau... jangan-jangan, ada yang ngelaporin saya sering makan camilan di meja, ya?”

Pak Burhan memijat pelipisnya. “Tidak, Dara. Bukan karena itu.”

“Lho, terus kenapa, Pak? Jangan bikin penasaran gitu dong, saya 'kan jadi mikir yang nggak-nggak,” Dara merapatkan kedua tangannya di dada dengan gaya dramatis.

Pak Burhan menatapnya dengan raut lelah, lalu menjawab singkat, “Kamu dipindahkan ke posisi baru... jadi asisten Tuan Ziel.”

Hening sejenak. Dara mematung, menatap Pak Burhan tanpa berkedip.

“Asisten Tuan Ziel?” ulangnya, suaranya nyaris berbisik.

Pak Burhan mengangguk.

Dara tiba-tiba tertawa kecil, lalu membelalakkan mata lagi. “Hah? Apa nggak salah, Pak? Saya? Jadi asisten si bos besar? Emangnya saya kelihatan kayak orang yang bisa kerja di bawah tekanan nuklir?”

Pak Burhan memijat pelipisnya lagi. “Dara, ini perintah langsung. Saya tahu ini mungkin berat, tapi Tuan Ziel yang meminta langsung.”

Dara menepuk dahinya, kemudian duduk di kursi tanpa diundang. “Astaga, Pak... saya belum siap jadi martir! Apa ini hukuman atas dosa-dosa saya, ya?” gumamnya sambil pura-pura menangis.

Pak Burhan menahan tawa melihat tingkah Dara, tapi tetap berusaha serius. “Sudah, sudah. Kamu terima saja. Anggap ini promosi.”

Dara mengerucutkan bibirnya, lalu berdiri. “Baiklah, Pak. Kalau ini jalan hidup saya, saya akan terima... tapi saya minta bonus makan siang minimal selama seminggu, ya. Buat penghiburan!”

Pak Burhan hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum. “Sudah, keluar sana, Dara. Mulai besok, siapkan mentalmu.”

Dara keluar dengan langkah berat, tapi wajahnya masih menyiratkan senyuman kecil. “Asisten Tuan Ziel, ya? Semoga aku nggak tumbang di hari pertama...” gumamnya sambil berusaha membesarkan hati sendiri.

Pak Burhan menatap pintu yang kini tertutup di belakang Dara. Untuk beberapa saat, ia hanya diam sambil melipat tangan di dadanya. Lalu, ia menghela napas panjang, kepalanya sedikit menggeleng.

“Anak itu...” gumamnya pelan, lebih kepada dirinya sendiri. “Ocehannya memang kadang bikin pusing, tapi entah kenapa justru menghibur di saat-saat tertentu. Kalau dipikir-pikir, dia itu cukup unik.”

Ia menatap meja kerjanya, mengingat betapa rapi laporan-laporan yang disusun Dara. Tak perlu banyak arahan, Dara selalu tahu apa yang harus dikerjakan. Anak itu cekatan, selalu selangkah lebih maju dari yang diharapkan.

“Sebetulnya, aku merasa cocok bekerja dengannya,” lanjut Pak Burhan, suaranya sarat dengan nada berat. “Tapi, ya... kalau Tuan Ziel sudah memilih dia, apa boleh buat. Semoga dia bisa bertahan.”

Pak Burhan kembali menghela napas, kali ini lebih dalam. Ia menatap pintu sekali lagi, seolah membayangkan Dara yang baru saja melangkah pergi. “Semoga ocehanmu nggak bikin Tuan Ziel tambah pusing, Mandara. Kalau tidak, bisa-bisa kamu dikeluarkan sebelum sempat adaptasi.”

Senyum tipis muncul di wajahnya, meski ada kekhawatiran yang tersirat. Dengan perasaan campur aduk, ia kembali ke pekerjaannya, mencoba menghilangkan pikiran yang masih bergelayut.

Dara melangkah keluar dari ruangan Pak Burhan dengan wajah penuh tekad. Begitu sampai di mejanya, ia langsung sibuk mengetik di laptopnya. Tangannya bergerak lincah menari di atas keyboard, sementara mulutnya tak berhenti mengunyah keripik singkong yang entah darimana munculnya.

"Uhuk... Uhuk!" Dara tersedak, tapi tak berhenti. Ia hanya menenggak air dari botol minum, lalu kembali mengunyah sambil mengetik cepat. Teman-temannya yang melihat pemandangan itu hanya bisa saling melirik, heran sekaligus bingung.

"Eh, itu Dara serius banget hari ini, ya? Biasanya dia ngetik sambil nyanyi-nyanyi lagu random," bisik salah satu temannya.

"Jangan ganggu! Nanti kita kena ceramah 'manajemen waktu ala Dara' lagi," jawab yang lain, mengingat betapa panjang lebar Dara bisa berbicara kalau merasa diganggu.

Beberapa saat kemudian, Dara menghentikan ketikannya dengan gaya dramatis. Ia menepuk-nepuk laptopnya seperti seorang aktor selesai menyampaikan monolog penting. "Selesai!" serunya dengan suara lantang. "Semua sudah beres. Tidak ada lagi warisan pekerjaan untuk penggantiku."

Teman-temannya yang penasaran langsung menghampiri. "Pengganti? Maksudnya apa, Ra?"

Dara menyandarkan tubuhnya ke kursi dengan ekspresi penuh misteri. "Mulai besok, aku akan pindah menjadi asisten The Boss alias Tuan Ziel."

Sontak semua orang terkejut. "Hah? Tuan Ziel?! Kamu?!"

"Iya, aku," jawab Dara santai, sambil mengambil satu keripik lagi. "Kenapa? Kagum, ya?"

"Lebih ke bingung, sih," sahut salah satu temannya. "Kamu baru sebulan kerja di sini, Dara. Biasanya asisten Tuan Ziel itu harus punya pengalaman segudang."

"Iya," tambah yang lain. "Lagian, tahu nggak? Tuan Ziel itu perfeksionis. Dia susah banget didekati. Katanya, asistennya aja kalau kasih laporan harus duduk di sofa sudut ruangan yang jauh darinya."

Dara mengunyah keripiknya pelan, lalu menjawab sambil mengangkat bahu. "Ya terus kenapa? Kalau dia perfeksionis, aku juga per-food-nionis. Kerjaan bisa beres sambil ngemil, kok. Aku ini multitalenta, tahu."

Teman-temannya hanya bisa menatapnya dengan tatapan tidak percaya. "Dara, serius. Kamu harus hati-hati. Jangan bikin masalah."

Dara mendengus. "Tenang aja, aku tahu caranya ngadepin bos galak. Kalau dia ngomel, aku kasih dia teh manis. Kalau masih ngomel juga, aku ajak ngobrol soal tren makanan viral. Semua orang suka makanan, 'kan? Bos galak aja pasti luluh kalau aku racunin pakai pesona nasi goreng telur ceplok setengah matang."

Semuanya hanya bisa menggelengkan kepala. Di satu sisi mereka khawatir, tapi di sisi lain mereka tahu, Dara adalah Dara. Selalu punya cara unik untuk menghadapi apapun, termasuk Tuan Ziel.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

Terpopuler

Comments

Dwi Winarni Wina

Dwi Winarni Wina

Hebat mandara baru kerja satu bulan sudah naik jabatan jd asisten big boss...
Smg dara betah bekerja dengan ziel yg super perfek....

Dara pasti kuat bs menaklukan singa jantan itu adalah ziel....
Ziel dkt dgn dara pasti akan merasa nyaman skl dan tidak mengalami mual dan muntah lg...

Debaynya pgn dekat sm papanya,,,
Ayo semangat dara hrs sabar menghadapi boss yg perfek...

2025-01-24

3

phity

phity

gk sabar up besoknya...dimna ziel akan lancar jaya dlm bekerja krn dara. pastinya ziel akan makan klo dara yg masak...aduuu semoga gk sampe 1 bln ya mrka. isa saling mersakan moment 1 mlm nya spy perut dara gk smpai besar baru ketahuan ...kwatir dgn gosip aplgi di kantor smoga ini jln dara dan ziel bersatu

2025-01-24

3

Anitha Ramto

Anitha Ramto

tuhkaan sudah kuduga pasti Dara yang akan menjadi ASPRI nya Ziel....selamat Dara...kamu akan nyaman juga satu ruangan dengan Papanya anak yang kamu kandung...Ziel lama² akan tertarik sama kamu dan jatuh cinta...ga sabar nunggu besok

2025-01-24

1

lihat semua
Episodes
1 1. Malam yang Mengubah Segalanya
2 2. Kesadaran yang Terlambat
3 3. Sesi Wawancara
4 4. Pengumuman
5 5. Santainya Dara
6 6. Apa yang Salah?
7 7. Pagi yang Aneh
8 8. Kesempatan Kedua
9 9. Lelah Mental
10 10. Sesuatu yang Berbeda
11 11. Semakin Sensitif
12 12. Dipindahkan
13 13. Karena Dara
14 14. Izin
15 15. Tanda Tanya
16 16. Merasa Tergoda
17 17. Ke Luar Kota
18 18. Sulit Ditebak
19 19. Apa Benar Karenanya?
20 20. Perhatian
21 21. Ide Gila yang Muncul
22 22. Meminta Izin
23 23. Pindah
24 24. Seperti Istri?
25 25. Menghilangkan Canggung
26 26. Dapet?
27 27. Perubahan
28 28. Sama Siapa?
29 29. Benar-benar Aneh
30 30. Apa Sakit?
31 31. Siluet dan Aroma
32 32. Peduli
33 33. Brutal
34 34. Memburuk
35 35. Pengakuan
36 36. Perubahan
37 37. Punya Suami?
38 38. Baru Menyadari
39 39. Alasan Dara
40 40. Kalau Nggak Laku...
41 41. Tanggal dan Lokasi
42 42. Petunjuk
43 43. Bingung Sendiri
44 44. Menghindar
45 45. Batas Lima Tahun
46 46. Salah Paham
47 47. Undangan Makan Malam
48 48. Kehamilan Simpatik
49 49. Mencari Tahu
50 50. Buaya Darat
51 51. Tergantung
52 52. Malu
53 53. Memerhatikan
54 54. Memastikan
55 55. Istri?
56 56. Menggali
57 57. Seperti Pencuri
58 58. Tidak Mengizinkan
59 59. Antara Bahagia dan Takut
60 60. Zombie
61 61. Diluar Dugaan
62 62. Tak Bisa Menyangkal
63 63. Meyakinkan
64 64. Tidur Bersama?
65 65. Ciuman Selamat Malam
66 66. Sejak Kapan?
67 67. Kencan Rahasia
68 68. Taktik
69 69. Air Kobokkan?
70 70. Gugup
71 71. Ujian Etika
72 72. Penjelasan Ziel
73 73. Sederhana
74 74. Panggilan
75 75. Deretan Mantan
76 76. Pukulan Telak
77 77. Bisa Menunggu?
78 78. Apa Mungkin?
79 79. Khawatir
80 80. Siapa Wanita Itu?
81 81. Salah Minum
82 82. Sensasi
83 83.Kenapa Tidak?
84 84. Pengakuan Ziel
85 85. Level Skenario Drama Terbaik
86 86. Ingin Tahu Istri Ziel
87 87. Sensi
88 88. Lelah
89 89. Menemukan Jawaban
90 90. Mantan
91 91. Kabar Kelulusan
92 92. Akrab
93 93. Kenyataan
94 94. Putri Zion?
95 95. Klarifikasi
96 96. Mabuk
97 97. Motif Tersembunyi
98 98. Ke Luar Kota
99 99. Mantan, Ya?
100 100. Kenangan
101 101. Terlalu Percaya Diri
102 102. Mencekam Tapi Konyol
103 103. Menikahi Gadis Badung
104 104. Pesta Syukuran Kelahiran
105 105. Ketika Cinta Ditentang Takdir
Episodes

Updated 105 Episodes

1
1. Malam yang Mengubah Segalanya
2
2. Kesadaran yang Terlambat
3
3. Sesi Wawancara
4
4. Pengumuman
5
5. Santainya Dara
6
6. Apa yang Salah?
7
7. Pagi yang Aneh
8
8. Kesempatan Kedua
9
9. Lelah Mental
10
10. Sesuatu yang Berbeda
11
11. Semakin Sensitif
12
12. Dipindahkan
13
13. Karena Dara
14
14. Izin
15
15. Tanda Tanya
16
16. Merasa Tergoda
17
17. Ke Luar Kota
18
18. Sulit Ditebak
19
19. Apa Benar Karenanya?
20
20. Perhatian
21
21. Ide Gila yang Muncul
22
22. Meminta Izin
23
23. Pindah
24
24. Seperti Istri?
25
25. Menghilangkan Canggung
26
26. Dapet?
27
27. Perubahan
28
28. Sama Siapa?
29
29. Benar-benar Aneh
30
30. Apa Sakit?
31
31. Siluet dan Aroma
32
32. Peduli
33
33. Brutal
34
34. Memburuk
35
35. Pengakuan
36
36. Perubahan
37
37. Punya Suami?
38
38. Baru Menyadari
39
39. Alasan Dara
40
40. Kalau Nggak Laku...
41
41. Tanggal dan Lokasi
42
42. Petunjuk
43
43. Bingung Sendiri
44
44. Menghindar
45
45. Batas Lima Tahun
46
46. Salah Paham
47
47. Undangan Makan Malam
48
48. Kehamilan Simpatik
49
49. Mencari Tahu
50
50. Buaya Darat
51
51. Tergantung
52
52. Malu
53
53. Memerhatikan
54
54. Memastikan
55
55. Istri?
56
56. Menggali
57
57. Seperti Pencuri
58
58. Tidak Mengizinkan
59
59. Antara Bahagia dan Takut
60
60. Zombie
61
61. Diluar Dugaan
62
62. Tak Bisa Menyangkal
63
63. Meyakinkan
64
64. Tidur Bersama?
65
65. Ciuman Selamat Malam
66
66. Sejak Kapan?
67
67. Kencan Rahasia
68
68. Taktik
69
69. Air Kobokkan?
70
70. Gugup
71
71. Ujian Etika
72
72. Penjelasan Ziel
73
73. Sederhana
74
74. Panggilan
75
75. Deretan Mantan
76
76. Pukulan Telak
77
77. Bisa Menunggu?
78
78. Apa Mungkin?
79
79. Khawatir
80
80. Siapa Wanita Itu?
81
81. Salah Minum
82
82. Sensasi
83
83.Kenapa Tidak?
84
84. Pengakuan Ziel
85
85. Level Skenario Drama Terbaik
86
86. Ingin Tahu Istri Ziel
87
87. Sensi
88
88. Lelah
89
89. Menemukan Jawaban
90
90. Mantan
91
91. Kabar Kelulusan
92
92. Akrab
93
93. Kenyataan
94
94. Putri Zion?
95
95. Klarifikasi
96
96. Mabuk
97
97. Motif Tersembunyi
98
98. Ke Luar Kota
99
99. Mantan, Ya?
100
100. Kenangan
101
101. Terlalu Percaya Diri
102
102. Mencekam Tapi Konyol
103
103. Menikahi Gadis Badung
104
104. Pesta Syukuran Kelahiran
105
105. Ketika Cinta Ditentang Takdir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!