10. Sesuatu yang Berbeda

Tanpa berkata apa-apa, Ziel buru-buru menuju kamar mandi di dekat ruang tamu.

Elin memandang putranya dengan alis berkerut, khawatir melihat Ziel yang terus-menerus terlihat tidak sehat. Saat mendengar suara muntah dari kamar mandi, ia merasa ingin mengetuk pintu untuk memastikan keadaan Ziel. Tapi ia menahan diri, tidak ingin membuat anaknya merasa tertekan.

Beberapa menit kemudian, Ziel keluar dari kamar mandi dengan wajah lebih pucat. Ia menyeka sudut mulutnya dengan tisu, berusaha terlihat biasa saja. “Aku beneran berangkat sekarang, Ma. Nanti telat,” katanya pelan sebelum berjalan keluar rumah tanpa menunggu jawaban Elin.

Elin menatap pintu yang baru saja ditutup Ziel, rasa khawatir semakin besar. "Apa benar, cuma asam lambung?" gumamnya. Dalam hati, ia berjanji akan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan anaknya.

***

Di Depan Pintu Masuk Kantor

Ziel keluar dari mobilnya dengan langkah mantap, meski wajahnya masih terlihat sedikit lesu. Di depan pintu masuk, Pak Jojo, security tua yang sudah bertahun-tahun bekerja di perusahaan itu, langsung berdiri tegak memberi hormat.

"Selamat pagi, Tuan Ziel," sapa Pak Jojo dengan ramah.

Ziel mengangguk kecil sambil membuka tas kerjanya, mengeluarkan kotak makan yang tadi diberikan oleh mamanya. Ia menyerahkannya pada Pak Jojo. Karena sebenarnya Ziel sengaja meminta dibuatkan bekal hanya untuk menghindari dipaksa sarapan oleh orang tuanya, sebab ia merasa mual setiap kali melihat makanan.

"Pak Jojo, ini buat Bapak. Makan siang nanti, ya. Jangan lupa kotaknya dikembalikan sore nanti saat saya pulang," katanya singkat.

Pak Jojo menerima kotak makan itu dengan ragu. "Wah, terima kasih banyak, Tuan Ziel. Tapi... apa Tuan nggak makan siang?" tanyanya hati-hati.

Ziel hanya menggeleng. "Saya nggak terlalu lapar. Oh iya, tolong belikan saya biskuit nanti di kantin, ya," tambahnya sambil menyerahkan uang kepada Pak Jojo.

Pak Jojo menerima uang itu dengan senyuman, tapi ekspresinya sedikit bingung. "Tuan Ziel, akhir-akhir ini kok selalu begini, ya? Tiap pagi saya dikasih makanan, tapi Tuan malah minta dibelikan biskuit. Apa Tuan Ziel nggak suka masakan di rumah?"

Ziel mendesah kecil, tidak ingin membahas terlalu banyak karena tubuhnya mulai bereaksi terhadap aroma tubuh Pak Jojo. "Pak Jojo, makan aja. Jangan banyak tanya. Nanti sore saya mau kotaknya sudah bersih, ya," jawabnya sambil melangkah masuk ke dalam kantor. Ingin segera berada di dalam ruangannya agar tak mencium bau tubuh siapapun.

Pak Jojo memandangi kotak makan itu sejenak, lalu tersenyum lebar. "Alhamdulillah, rezeki anak soleh," gumamnya pelan sambil membayangkan isi kotak yang selalu lezat dan bergizi.

Meski begitu, di balik rasa senangnya, ia tetap bingung. Sudah seminggu ini Ziel memberinya makanan setiap pagi, tapi hanya minta biskuit sebagai gantinya. Pak Jojo menggeleng pelan sambil menyimpan kotak itu di ruangannya. "Yah, mungkin ini memang caranya berbagi rezeki," pikirnya sebelum pergi membeli biscuit.

Beberapa menit kemudian....

Di depan pos security, Pak Jojo tiba-tiba perutnya mulas, wajahnya meringis menahan sakit. Tepat saat itu, Dara lewat dengan langkah santai, mengunyah permen karet sambil membawa tumpukan berkas.

"Neng Dara, Neng Dara!" panggil Pak Jojo sambil mendekat.

Dara menghentikan langkahnya, mengernyit bingung melihat ekspresi Pak Jojo yang terlihat panik. "Ada apa, Pak Jojo? Kenapa kayak dikejar debt collector gitu?" tanyanya iseng.

Pak Jojo memegang perutnya dengan satu tangan, sementara tangan lainnya menyodorkan sebungkus biskuit ke arah Dara. "Tolong, Neng. Ini biskuit buat Tuan Ziel. Saya mau nganter, tapi... aduh, perut saya nggak kuat. Ini darurat, Neng! Saya harus ke toilet sekarang," katanya dengan nada putus asa.

Melihat wajah Pak Jojo yang sudah seperti mau menangis, Dara akhirnya mengalah. "Ya ampun, Pak Jojo. Darurat banget, sih. Ya udah, saya bantuin. Sana, buru-buru ke toilet!" katanya sambil menerima biskuit itu.

"Makasih, Neng! Moga dapat suami berduit," ujar Pak Jojo sambil ngiprit menuju toilet tanpa menoleh lagi.

"BROOTT"

Suara kentut Pak Jojo terdengar nyaring. Ia berlari sambil memegang bokongnya.

Dara yang melihat tingkahnya hanya bisa menahan tawa seraya menutup mulutnya. "Kasian, tapi lucu juga. Jangan-jangan gara-gara makan nasi kotak dari bos. Kebanyakan serat, jadi lancar atas bawah," gumamnya sambil terkekeh.

Dara menatap biskuit di tangannya, lalu melangkah menuju lift. Sepanjang jalan, ia terus bergumam dengan gaya khasnya. "Ini bos kenapa suka banget biskuit, ya? Tiap hari biskuit lagi, biskuit lagi. Apa biskuit itu rahasia jadi orang sukses?"

Ia berhenti sejenak, menatap biskuit itu dengan ekspresi main-main. "Hmm, apa kalau aku kasih biskuit ke gebetan, bakal langsung ditembak? Aduh, bisa jadi strategi, nih. Tapi tunggu, aku nggak punya gebetan. Apa aku tembak aja si bos pakai biskuit ini? Hahaha, bercanda!"

Sambil tertawa kecil dengan pikirannya sendiri, Dara akhirnya sampai di depan pintu ruangan Ziel. Ia menatap meja sekretaris yang kosong, lalu menarik napas dalam-dalam, menenangkan diri sebelum mengetuk pintu dengan sopan. "Ayo, Dara. Jangan sampai bos mikir kamu habis makan biskuitnya di jalan. Walaupun sebenarnya biscuit ini emang pengen tak makan," gumamnya sambil tersenyum jail. Ia mengetuk pintu dengan hati-hati.

“Masuk,” terdengar suara Ziel dari dalam.

Dara membuka pintu, melangkah masuk dengan penuh percaya diri. Namun baru satu langkah, Ziel mengangkat tangan dengan isyarat tegas. "Tunggu!" katanya, suaranya datar tapi penuh otoritas.

Dara langsung berhenti di tempat, satu kakinya masih menggantung di udara. Ia menatap Ziel dengan bingung, lalu menurunkan kaki dengan perlahan seperti robot. “Eh, ada apa, Tuan? Saya cuma mau...”

“Saya nggak merasa memanggil kamu,” potong Ziel sambil menyipitkan mata, menatap Dara penuh tanda tanya.

“Oh, itu! Jadi gini, Tuan...” Dara memulai dengan gestur dramatis, mengangkat biskuit di tangannya seperti memamerkan harta karun. “Pak Jojo tadi minta tolong saya nganterin ini. Katanya darurat, harus memenuhi panggilan alam. Kayaknya sih lambungnya protes karena nasi kotak gratis Tuan Ziel yang enak banget,” tambahnya sambil tertawa kecil.

Ziel memijit pelipisnya, mengangguk perlahan. "Letakkan di meja sofa sana," ujarnya, menunjuk sudut ruangan.

Dara mengangguk dan mulai berjalan ke arah yang ditunjuk, tapi Ziel tiba-tiba menyipitkan mata, menyadari sesuatu yang aneh. Biasanya, setiap orang yang mendekat membuatnya pusing karena aroma tubuh mereka terasa begitu menusuk. Tapi kali ini... tidak.

“Sebentar,” kata Ziel lagi, suaranya lebih tegas.

Dara berhenti di tengah langkah, berbalik dengan bingung. “Eh, kenapa, Tuan? Mau ambil foto saya sambil pegang biscuit, terus dijadiin iklan?” tanyanya setengah bercanda.

“Bawa biskuit itu ke meja saya,” Ziel memerintahkan, menunjuk meja kerjanya.

“Ke meja Tuan? Oke, kalau gitu,” jawab Dara, melangkah dengan santai sambil bersenandung kecil, biskuit di tangannya melambai-lambai seperti sedang pawai.

Ziel menajamkan penciumannya saat Dara semakin mendekat. Tidak ada aroma menyengat yang biasanya membuatnya mual. Sebaliknya, ada sesuatu yang berbeda. Aroma tubuh Dara terasa... menenangkan? Bahkan menyenangkan.

Dara meletakkan biskuit di meja Ziel dengan senyum lebar. “Tugas selesai! Apa ada lagi yang perlu saya antarkan, Tuan? Mungkin secangkir kopi, atau mungkin... diri saya sendiri?” Dara terkekeh, jelas bercanda.

Ziel hanya mengangguk perlahan, masih memproses apa yang baru saja ia rasakan. “Tidak. Lanjutkan pekerjaanmu.”

“Siap laksanakan, Tuan!” Dara berdiri tegap, memberi hormat ala militer, membuat Ziel menahan senyum.

Dara berjalan keluar sambil bergumam, “Kenapa dari tadi Tuan Ziel kayak robot yang baru install update, ya? Apa gara-gara biskuit? Apa itu biskuit ajaib?”

Ziel mendengar gumaman itu, tapi hanya menghela napas sambil menatap pintu yang menutup di belakang Dara. Untuk pertama kalinya dalam dua minggu, ia merasa lega... dan heran. "Apa yang berbeda dari Dara?" gumamnya.

Ziel duduk di belakang mejanya, mencoba menenangkan pikirannya. Ia masih memikirkan aroma tubuh Dara yang anehnya, tidak mengganggu. Tapi sebelum ia bisa menemukan jawabannya, suara ketukan di pintu membuyarkan lamunannya.

“Masuk,” jawabnya datar.

Pintu terbuka, dan asistennya muncul dengan senyum lebar. Namun, begitu orang itu melangkah masuk, tubuh Ziel langsung bereaksi.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

Terpopuler

Comments

Dwi Winarni Wina

Dwi Winarni Wina

Aroma tubuh dara tidak membuat ziel mual dan muntah biasanya bau aroma tubuh orglain ziel langsung sensitif.....

dara tidak membuat ziel mual dan sensitif terus sangat menenangkan....
Asisten ziel masuk stop jgn mendekat ziel mual dan pgn muntah....

Kasian jg ziel sangat menderita itulah mengalami sindrom coudave....
yg hamil dara yg merasakan mual muntah dan sensitif bau2 ziel bawaan calon debay.....

2025-01-24

4

ayu rahma

ayu rahma

dahlah dara aja yg jadi aspri mu ziel☺, si utun pengen dekat bapaknya, kayanya siutun gak sendiri tapi keroyokan sm saudaranya di perut, makanya dara makannya kayak orang kesurupan, kalau di sebelah ziel mah makan apa aja bolh dara dibayarinn, hemat uang dikantong bs buat aditya di kampung, kan yg kaish mamam utun emang bapaknya dy

2025-01-24

1

Anitha Ramto

Anitha Ramto

Karena di tubuh Dara ada kecebongmu yang tumbuh di rahim Dara Ziel..,semoga setelah ini kamu ingin ketemu terus dengan Dara...dan menggantikan Asistenmu dengan Dara...katena kamu merasa ada kenyamanan saat bertemu Dara..dan rasa mualpun hilang...

2025-01-24

1

lihat semua
Episodes
1 1. Malam yang Mengubah Segalanya
2 2. Kesadaran yang Terlambat
3 3. Sesi Wawancara
4 4. Pengumuman
5 5. Santainya Dara
6 6. Apa yang Salah?
7 7. Pagi yang Aneh
8 8. Kesempatan Kedua
9 9. Lelah Mental
10 10. Sesuatu yang Berbeda
11 11. Semakin Sensitif
12 12. Dipindahkan
13 13. Karena Dara
14 14. Izin
15 15. Tanda Tanya
16 16. Merasa Tergoda
17 17. Ke Luar Kota
18 18. Sulit Ditebak
19 19. Apa Benar Karenanya?
20 20. Perhatian
21 21. Ide Gila yang Muncul
22 22. Meminta Izin
23 23. Pindah
24 24. Seperti Istri?
25 25. Menghilangkan Canggung
26 26. Dapet?
27 27. Perubahan
28 28. Sama Siapa?
29 29. Benar-benar Aneh
30 30. Apa Sakit?
31 31. Siluet dan Aroma
32 32. Peduli
33 33. Brutal
34 34. Memburuk
35 35. Pengakuan
36 36. Perubahan
37 37. Punya Suami?
38 38. Baru Menyadari
39 39. Alasan Dara
40 40. Kalau Nggak Laku...
41 41. Tanggal dan Lokasi
42 42. Petunjuk
43 43. Bingung Sendiri
44 44. Menghindar
45 45. Batas Lima Tahun
46 46. Salah Paham
47 47. Undangan Makan Malam
48 48. Kehamilan Simpatik
49 49. Mencari Tahu
50 50. Buaya Darat
51 51. Tergantung
52 52. Malu
53 53. Memerhatikan
54 54. Memastikan
55 55. Istri?
56 56. Menggali
57 57. Seperti Pencuri
58 58. Tidak Mengizinkan
59 59. Antara Bahagia dan Takut
60 60. Zombie
61 61. Diluar Dugaan
62 62. Tak Bisa Menyangkal
63 63. Meyakinkan
64 64. Tidur Bersama?
65 65. Ciuman Selamat Malam
66 66. Sejak Kapan?
67 67. Kencan Rahasia
68 68. Taktik
69 69. Air Kobokkan?
70 70. Gugup
71 71. Ujian Etika
72 72. Penjelasan Ziel
73 73. Sederhana
74 74. Panggilan
75 75. Deretan Mantan
76 76. Pukulan Telak
77 77. Bisa Menunggu?
78 78. Apa Mungkin?
79 79. Khawatir
80 80. Siapa Wanita Itu?
81 81. Salah Minum
82 82. Sensasi
83 83.Kenapa Tidak?
84 84. Pengakuan Ziel
85 85. Level Skenario Drama Terbaik
86 86. Ingin Tahu Istri Ziel
87 87. Sensi
88 88. Lelah
89 89. Menemukan Jawaban
90 90. Mantan
91 91. Kabar Kelulusan
92 92. Akrab
93 93. Kenyataan
94 94. Putri Zion?
95 95. Klarifikasi
96 96. Mabuk
97 97. Motif Tersembunyi
98 98. Ke Luar Kota
99 99. Mantan, Ya?
100 100. Kenangan
101 101. Terlalu Percaya Diri
102 102. Mencekam Tapi Konyol
103 103. Menikahi Gadis Badung
104 104. Pesta Syukuran Kelahiran
105 105. Ketika Cinta Ditentang Takdir
Episodes

Updated 105 Episodes

1
1. Malam yang Mengubah Segalanya
2
2. Kesadaran yang Terlambat
3
3. Sesi Wawancara
4
4. Pengumuman
5
5. Santainya Dara
6
6. Apa yang Salah?
7
7. Pagi yang Aneh
8
8. Kesempatan Kedua
9
9. Lelah Mental
10
10. Sesuatu yang Berbeda
11
11. Semakin Sensitif
12
12. Dipindahkan
13
13. Karena Dara
14
14. Izin
15
15. Tanda Tanya
16
16. Merasa Tergoda
17
17. Ke Luar Kota
18
18. Sulit Ditebak
19
19. Apa Benar Karenanya?
20
20. Perhatian
21
21. Ide Gila yang Muncul
22
22. Meminta Izin
23
23. Pindah
24
24. Seperti Istri?
25
25. Menghilangkan Canggung
26
26. Dapet?
27
27. Perubahan
28
28. Sama Siapa?
29
29. Benar-benar Aneh
30
30. Apa Sakit?
31
31. Siluet dan Aroma
32
32. Peduli
33
33. Brutal
34
34. Memburuk
35
35. Pengakuan
36
36. Perubahan
37
37. Punya Suami?
38
38. Baru Menyadari
39
39. Alasan Dara
40
40. Kalau Nggak Laku...
41
41. Tanggal dan Lokasi
42
42. Petunjuk
43
43. Bingung Sendiri
44
44. Menghindar
45
45. Batas Lima Tahun
46
46. Salah Paham
47
47. Undangan Makan Malam
48
48. Kehamilan Simpatik
49
49. Mencari Tahu
50
50. Buaya Darat
51
51. Tergantung
52
52. Malu
53
53. Memerhatikan
54
54. Memastikan
55
55. Istri?
56
56. Menggali
57
57. Seperti Pencuri
58
58. Tidak Mengizinkan
59
59. Antara Bahagia dan Takut
60
60. Zombie
61
61. Diluar Dugaan
62
62. Tak Bisa Menyangkal
63
63. Meyakinkan
64
64. Tidur Bersama?
65
65. Ciuman Selamat Malam
66
66. Sejak Kapan?
67
67. Kencan Rahasia
68
68. Taktik
69
69. Air Kobokkan?
70
70. Gugup
71
71. Ujian Etika
72
72. Penjelasan Ziel
73
73. Sederhana
74
74. Panggilan
75
75. Deretan Mantan
76
76. Pukulan Telak
77
77. Bisa Menunggu?
78
78. Apa Mungkin?
79
79. Khawatir
80
80. Siapa Wanita Itu?
81
81. Salah Minum
82
82. Sensasi
83
83.Kenapa Tidak?
84
84. Pengakuan Ziel
85
85. Level Skenario Drama Terbaik
86
86. Ingin Tahu Istri Ziel
87
87. Sensi
88
88. Lelah
89
89. Menemukan Jawaban
90
90. Mantan
91
91. Kabar Kelulusan
92
92. Akrab
93
93. Kenyataan
94
94. Putri Zion?
95
95. Klarifikasi
96
96. Mabuk
97
97. Motif Tersembunyi
98
98. Ke Luar Kota
99
99. Mantan, Ya?
100
100. Kenangan
101
101. Terlalu Percaya Diri
102
102. Mencekam Tapi Konyol
103
103. Menikahi Gadis Badung
104
104. Pesta Syukuran Kelahiran
105
105. Ketika Cinta Ditentang Takdir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!