SERPIHAN HATI LIANTI
" Taktok taktok taktok...."
Bunyi langkah kaki berlari lari kecil memasuki lobi hotel menuju lift yang sudah terlihat penuh sesak..
" Tunggu, masih muat ngak? aku mau ke lantai empat " ucap wanita anggun berkaki jenjang itu sambil memasuki lift.
" Hay kamu Lia? Masih ingat aku? " Seketika suara yang terdengar berat memecah keheningan.
" Hay Arya kan? Siapa sih yang bisa lupa sama cowok populernya SMA 75 " jawab Lianti sambil tertawa
" Oiy Ar, siapa siapa aja yang datang malam ini? tau ngak sih aku tuh kangen banget dengan kalian semua " ucap nya lagi sambil tersenyum.
" Irvan bakal datang juga deh kayaknya , hati hati aja entar bisa CLBK loh.." celoteh Arya sambil tertawa, membuat pipi Lianti terlihat merona karena tersipu malu.
Arya dan Irvan, dua cowok yang dekat dengannya semasa SMA. Arya adalah teman sesama pengurus Osis Lianti dan Irvan adalah kekasihnya
*************
" Ting " (lift pun terbuka)
Arya dan Lianti melangkah masuk ke resto hotel tempat acara reuni di adakan.
" Kesana yuk " Arya menunjuk meja yang telah disediakan pania reuni khusus buat kelas mereka.
" Kamu duluan aja Ar.., aku ke toilet bentar ya " jawab Lianti
Arya langsung bergabung dengan teman temannya yang sudah duduk disana.
Dan Lianti berjalan menuju meja dipojok ruangan lalu duduk sana.
Hatinya mulai tak karuan, kata kata Arya tadi terus terngiang di telinganya kalau Irvan pun akan hadir malam ini.
Satu persatu memori masa lalu itu mulai kembali terbayang di ingatan Lianti, Hal yang begitu menyakitkan. Sesuatu yang membuat ia hancur dan pergi dari kota kelahirannya ini. Tentang kebohongan, tentang penghiatan Irvan dengan sahabatnya sendiri.
Ulfi Mindani adalah murid pindahan dan jadi sahabat Lianti saat di kelas dua belas, tapi sekaligus menjadi penyebab kandasnya hubungan Lianti dan Irvan yang sudah terbina sejak masih di kelas 10 saat itu.
************
Plash Back On
Tiba tiba kelas menjadi heboh karena kedatangan cewek manis, murah senyum dan seksi.
" Anak anak mohon perhatiannya sebentar, hari ini kalian ada teman baru, pindahan dari kalimantan. Namanya Ulfi Mindani, bapak minta tolong pada kalian bantu kawan kalian ini dalam mengejar ketinggalan pelajarannya ya.
Dan satu lagi, ketua kelas tolong ambilkan bangku buat Ulfi duduk "
Ucap pak Cipta sebelum pamit keluar kelas.
"Ulfi, kamu duduk disini aja dulu buat sementara..daripada nunggu bangku dari gudang, kebetulan beberapa hari ini si Arya ngak masuk karena kurang sehat "
Ucap cewek cantik yang sejak tadi sudah berdiri di samping bangkunya dengan sedikit teriak dan senyum cerianya.
Dengan segera Ulfi pun berjalan menuju bangku di jejeran ke tiga dan duduk di sebelah cewek cantik yang tidak lain adalah Lianti.
" Kenalin aku Erika lianti panggil aja lianti atau Lia.." ucapnya sambil mengulurkan tangan ke arah Ulfi
" Aku Ulfi Mindani, biasanya dipanggil Ulfi aja " jawabnya sembari nyambut uluran tangan Lianti sambil tersenyum manis.
Percakapan pun terhenti begitu pak Anwar masuk dan pelajaran pun di mulai..
**********************
" Kring kring kringggggg.."
Suara bel berbunyi tanda pelajaran berakhir..para siswa bergegas meninggalkan ruang kelas..
" Lia, kamu pulangnya ke arah mana? mau bareng ngak? Kan bisa sekalian ngobrol tuh" ucap Ulfi sambil memperhatikan Lianti yang keliatan sibuk memasukkan buku bukunya ke dalam tas.
" Lia pulangnya bareng aku, oiya kenalin.. aku Irvan, pacarnya Lia " terdengar suara cowok dari arah bangku belakang.
"Oogitu, ya udah deh besok aja ngobrolnya saat jam istirahat" ujar ulfi segera berdiri
Degan sigap Lia menoleh dan menjawab..
" Ihh ngak papa kok, kita pulangnya bertiga aja..gimana ? "
" Lah katanya mau mampir ke toko buku?" Tanya irvan seolah berfikir
" Iya sih, tapi kan bisa lebih seru tau kalau jalan bertiga gitu. Entar abis dari sana kita anterin Ulfi pulang biar sekalian tau dimana rumahnya.." jawab Lianti senang.
" Iya kalau gitu aku ikut ke toko buku, itu pun klo ngak ganggu acara dua dua an kalian " canda Ulfi sambil ngelirik irvan yang keliatan sedikit kecewa..
Dan itu awal kedekatan mereka bertiga
Plash Back Off
****************
" Kemaren ayam tetanggaku koid loh gara gara kebanyakan melamun "
Sebuah suara membuat Lianti tersentak sadar dari lamunannya. Seorang teman sudah duduk di sebelahnya entah sejak kapan.
" Eh ada Silfa, apa kabar? kok ngak nyapa dari tadi sih? "
Ujar Lianti sambil salah tingkah karena melihat senyum jahat temannya itu yang penuh selidik.
" Kamu lihat sendiri nih, aku makin keren kan? ucap Silfa kepedean.
"Oiya, kemana aja selama ini? setelah kelulusan, Kamu bak di telan bumi. di cariin si Irvan mulu loh sejak waktu itu.."
Celotehan Silfa membuat jantung Lianti berdekup kencang, berfikir bagaimana seandainya kalau Irvan datangnya bersama Ulfi. apa ia bisa bersikap wajar atau malah sebaliknya.
" Aku ngelanjutin kuliah di kota lain dan kehilangan kontak teman teman semua " ucap Lianti mengemukakan alasan.
" Ogitu ya sil, gimana kabarnya si Irvan?apa dia akan datang bareng Ulfi?"
Tanya Lianti tak sabaran pengen tau.
" Entah " ucap Lianti sambil mengangkat kedua telapak tangan, seiring gerakan pundak. mengisyaratkan kalau dirinya pun belum tahu.
" Yang ku dengar, dari gosip teman teman si Ulfi sudah merid..ngak lama sejak kita tamat SMA "
" Kita lihat aja entar, si Irvan datangnya dengan siapa "
" Tadinya sih ku fikir bareng kamu Lia"
Jawab Silfa seenaknya sambil tertawa..
*****************
Semua mata tiba tiba tertuju ke lift yang terbuka dan seorang laki laki berbadan tegap keluar dari sana. dengan style yang bener benar cocok, setelan jas coklat garis garis yang di kenakan itu makin memancarkan ketampananya..
Jantung Lianti seakan berhenti, mulutnya tak sanggup berkata. hanya menatap tanpa berkedip sedikit pun.
" Dia Irvan yang dulu begtu ku cintai dan akhirnya ku benci.." gumam Lianti dalam hati.
" Lia, Irvan tuh..sana buruan samperin! "
Silfa mulai lagi mengusik lamunan Lianti yang sudah tak karuan itu..
" ### Silfa, aku ke toilet dulu ya.." jawab Lianti sambil bangkit dari duduknya dan berjalan menjauh tanpa menghiraukan ekspresi Silfa.
Balik dari toilet, Lianti bergegas menuju lift bermaksud untuk pulang dan meninggalkan resto tempat acara reunian itu.
" Li, kamu ngak kangen sama aku? Kenapa buru buru pergi gitu? paling ngak sempatin nyapa dulu.." ucap seorang pemuda tampan yang baru saja datang
Tenggorokan Lianti seketika kering, " Ya Tuhan, suara itu masih terdengar seperti beberapa tahun lalu.." racaunya tanpa sadar. laki laki yang selama bertahun tahun ingin ia lupakan, kini berdiri tepat dihadapannya.
Jantung Lianti kembali bergekup kencang, tapi ia tetap mencoba tersenyum. " Hai Van, apa kabar ? Ngak kok, aku cuma mau turun sebentar..phonselku ketinggalan di mobil" ujar Lianti berbohong.
" Hmmm kamu masih tetap seperti dulu Li, ngak pandai berbohong. okey aku temani kamu turun kalau begitu "
Jawab Irvan penuh keyakinan, sambil menarik Lianti masuk lift..dan seketika itu pun pintu lift tertutup.
Suasana di dalam lift begitu hening, hanya sesekali terdengar tarikan dan helaan nafas panjang.
Lianti hanya bisa diam dan menunduk tanpa berani menatap Irvan..
Begtu pun Irvan, ia hanya terus menatap Lianti dengan rasa kangen tanpa bisa berucap bibirnya kelu seakan terkunci.
*****************
Sesampainya di pelataran parkir, Irvan tiba tiba menarik tangan lianti. yang sudah terlihat buru buru menuju mobilnya.
" Li, aku mau ngomong. tolong kasi aku waktu tuk jelasin semuanya. Yah mungkin ini sudah terlambat, tapi aku tetap mau minta maaf..." Kata kata Irvan terdengar pelan dan seakan memohon.
Bertahun tahun aku cari tahu ke beradaan kamu Li, tapi kamu seakan hilang bak di telan bumi. Pergi dengan membawa kemarahan..
" Maafkan aku Li, aku begitu salah telah menyakiti kamu. dulu itu aku khilaf dan di butakan rasa cemburu karena sering melihat kamu bareng Ruli si kutu buku itu. Padahal aku yakin kamu itu ngak mungkin hianati aku. tapi entah kenapa tanpa mikir panjang, dengan bodohnya aku merespon pendekatan Ulfi.." ucap Irvan degan penuh penyesalan.
Lianti hanya diam, matanya mulai terlihat basah, bulir bulir bening mulai jatuh disana. luka itu begitu dalam menggores hatinya. apa yang dia liat waktu itu masih sangat di ingatnya dengan jelas.
KILAS KISAH ON
" Loh mau kemana? kamu kan belum sehat betul nak?
tanya wanita separuh baya itu dengan serius, ketika melihat Lianti keluar dari kamarnya dengan pakaian rapi.
" Mau ke rumah Ulfi mi, mau belajar bareng. kan sudah semimggu Lia ngak masuk sekolah. pasti banyak pelajaran yang tertinggal "
Ucap Lianti mencoba menyakinkan wanita paruh baya yang tak lain adalah maminya.
" Kalau gitu diantar pak Mamat aja ya, soalnya mami khawatir kalau kamu pergi sendiri "
Lianti pun menggangguk tanpa membantah, setelah mencium tangan maminya, dia pun pergi di antar supir.
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Mobil mewah itu pun berhenti di depan rumah yang selalu tampak sepi, karena memang cuma di huni oleh dua orang yaitu Ulfi dan kakak perempuannya yang masih kuliah di kota ini, Mereka mengontrak sebuah rumah yang tidak begitu besar, sementara orang tua mereka tinggal jauh di kampung.
Seperti biasa Lianti langsung saja masuk tanpa mengetok karena pintu memang sudah terbuka lebar.
Dan betapa kagetnya dia saat mendorong pintu kamar yang tidak tertutup rapat, sangat tidak percaya dengan apa yang di lihatnya.
" Apa yang kalian lakukan? " tanya Lianti setengah teriak sambil meremas tissu yang sejak tadi di pegangnya dan tetap berdiri di depan pintu kamar itu.
" Li.., aku bisa jelasin. ini tidak seperti yang kamu fikir " dengan sangat kaget bercampur gugup laki laki yang di dalam kamar itu menjawab. dan dia adalah Irvan.
" Yang aku lihat seperti ini, terus yang tidak aku lihat seperti apa ? "
" Kamu, ya kamu..."
" Sahabat yang ku anggap seperti saudara sendiri segala apa yang aku punya dan ingin kamu pinjam, semua aku kasi.."
" Tapi tidak dengan kekasihku, kenapa kamu tega melakukan ini padaku ? "
Wanita di kamar itu cuma diam dan menunduk tanpa bisa berkata kata.
Lianti mulai gemetaran menahan amarahnya, air matanya sudah mengalir deras tanpa mampu dibendungnya lagi.
Irvan menghampirinya dan mencoba memeluknya, tapi tangannya di tepiskan begitu saja oleh Lianti.
" Silahkan teruskan saja, maaf kalau aku mengganggu kalian "
dengan berderai air mata, Lianti keluar dari rumah itu, langsung masuk mobil tanpa menoleh dan menghiraukan panggilan Irvan.
" Li.. lia..tungguuuuu"
Irvan pun terduduk dengan lemas tanpa bisa berbuat apa apa, hanya terus memandangi mobil yang membawa Lianti hilang di tikungan jalan..
Plash Back Off
*****************
" Van aku pulang dulu ya, lain kali aja kita obrolin ini. aku ngak bisa sekarang "
ucap Lianti tiba tiba.
Bak petir yang menyambar di telinga Irvan yang sudah sejak tadi memohon pada Lianti tuk di beri waktu.
" Li, aku mohon...please.."
" Maaf Van, ngak bisa sekarang "
masih sangat jelas terlihat rasa sakit itu di mata Lianti. ia pun bergegas melangkah, masuk ke mobilnya dan pergi meninggalkan Irvan yang cuma bisa pasrah.
" ### Li, aku masih sangat sayang kamu. aku akan tetap berusaha mendapat kata maaf mu "
ucap Irvan dalam hati.
SAMPAI DI SINI DULU
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Fitriana Nanaz
aku baru mmpir.stelah baca krya bgus.moga jln ceritanya bagus jg
2022-05-26
0
Triple.1
iiiihhh bikin gregetan ... ngapain coba udh di dalam kamar... enak banget dah cuma minta maaf doank...
2022-05-05
1
Ⓝⓨⓐⓘ Ⓖⓐⓑⓤⓣ
2000 kata yaa, mangats akak...
Mama sampai disini, diantara 3A hadir...
2022-05-04
1