Bab 14 Huru-Hara Para Tetangga

Saat ingin menjawab pertanyaan dari awak media, tiba-tiba datang para tetangga ibu-ibu tukang gosipdi komplek tempat tiggal Juna. Mereka merasa geam karena Juna sudah memfitnah Sivanya dan apalagi kalo bukan soal mengapa mereka bisa bercerai an sikap ibu Juna yang sangat sombong. Karena merasaperlu angkat bicara ibu-ibu ini membuat aksi pada sesi tanya jawab, jangan salah sangka mereka datang membawa barang belanjaan yang berisikan telur busuk, terigu berkutu dan bayang lagi sampai-sampai air comberan pun ada yang membawanya.

Mereka memanfaatkan keadaan untuk balas dendam kepada Rina dan keluarganya apalagi mereka sangat sombong dan suka menindas Sivanya, ya walau pun belum lama Sivanya tinggal di kompleks perkampungan mereka ternyata mereka telah banyak memperhatikan Sivanya dan Rina di tambah lagi Sivanya anak orang kaya raya tentu ini akan menjadi suatu hal yang menghebohkan karena Rina pasti tidak akan merugi dan melepaskan tambang emas.

Karena melihat yang tidak beres dan aura power dari ibu-ibu yang tidak terkalahkan, maka awak media mengambil mic dan kamera untuk mengambil gambar dari kejauhan. Terdengar bisik-bisik para wartawan yang sangat bersemangat bahwa kan ada kejadian luar biasa yang akan di siarkan secara live, semua awak media beserta kameramen mengambil tempat tidak jauh dari tempai ibu-ibu rusuh mereka menyorot kamera mereka pada barang-barang bawaan mereka dan kejadian luar biasa pun di mulai.

“Astaga, ada apa lagi ini ?” Tanya Juna dalam hati

“Hei Juna bicara yang benar jangan menutup-nutupi kebenaran lagi” Teriak salah satu ibu-ibu

“Aku sudah berkata dengan jelas, kenapa kalian datang dan mengganggu konferensi persku ?” Tanya Juna

“Ibu-ibu tenang dulu, kenapa suka sekali mencampuri urusan keluarga kita sih ?, sangat tidak berpendidikan dan tidak tahu sopan santun” Bela Rina

“Halah bu Rina kamu sama anukmu itu sama saja, pasti ini rencana kalian kan ?” Cecar ibu-bu yang lain

“Bener itu pasti kamu tidak mau kehilangan Sivanya, kan dia sekarang sudah mengetahuinya kalau dia berasal dari keluarga yang kaya raya” Sambung ibu yang lain

“Diam kalian, Sivanya masih menantuku” Jawab ketus Rina

“Hahahaha bu Rina kayaknya masih belum bangun dari mimpi, masa menantu sudah di talak sama anakmu itu masih di bilang menantu sih ?, mantan menantu tepatnya. Benerkan ibu-ibu ?” Tanya tetangga yang lainnya

“Sudahlah ibu-ibu, kalian di bayar berapa sih sama Sivanya sampe harus melakukan hal seperti bocah ingusan begitu ?” Sindir Rina

“Nggak ada bayar-bayar bagi kami untuk Sivanya, kami di sini menyuarakan sesama perempuan karena kalian telah keterlaluan memperlakukannya di sini ” Jawab Para ibu-ibu

“Memangnya apa yang telah terjadi sebenarnya ?” Tanya wartawan

“Jadi begini pak , itu si Juna sama Sivanya memang benar telah menikah belum genap 3 tahun. Sivanya itu setia dan baik banget meski di julidin sama tetangga di masih memberika senyumannya” Jawab Ibu-ibu

“Tapi kita semua di sini tahu kalau bu Rina kurang suka sama Sivanya karena dulu sebelum tahu bahwa Sivanya adalah anak orang kaya, Sivanya ngakunya anak yatim piatu miskin pula karena bekerja sebagai karyawan biasa. Bu Rina sendiri bisara sama kami semua dia juga suka menjelek-jelekka Sivanya kepada kami semua” Jawab Ibu-ibu yang lainnya

“Nah puncaknya sampai Sivanya di talak karena Sivanya mengandung anak perempuan, itu di saat Sivanya dan Juna sudah pulang dari pemeriksaan kandungannya. Ini yang saya dengar pak, dan bu Rina memarahi Sivanya karena dia menginginkan cucu laki-laki bukan perempuan” Tambah Ibu-ibu tetangga

“SUDAH CUKUP KALIAN TIDAK BERHAK BICARA SEPERTI ITU” Teriak Juna

Lantas Juna mengusir mereka, tapi mereka malah melempar wajahnya dengan telur busuk, terigu busuk, dan sayuran busuk di tambah air combera.. Dan saat itu juga Juna mengamuk seperti orang gila, hingga kakinya tersandung dan sial dia harus menaggung malu karena konferensi pers itu menyiarkan secara live semua orang akan menontonnya dan akan menjadi bahan olek-olokan.

“Arrrgghhh, sangat sialan sekali kalian semua, mau di taruh di mana lagi muka ku ini” Teriak Juna penuh amarah

“Makanya jangan suka bohong, hey para wartawan ini bagian yang paling penting setelah Sivanya di marahin oleh mereka dia menangis sejadi-jadinya terus dia membalas kata-kata mereka mungkin karena sudah gak tahan lagi namun justru Si Juna malah menamparnya dan menalak Sivanya satelah itu Sivanya Sivanya pergi dari sini hujan-hujanan apalagi dia sedang keadaan mengandung” Jawab bu Rt di sana yang mengetahuinya

“HEH BU RT BAWA TEMAN-TEMANMU PERGI DARI SINI JANGAN BIKIN SAYA TAMBAH EMOSI” Teriak Rina

“Kita bicara sesuai fakta iyakan ibu-ibu ?, lagian bu Runa selalu menyebut Sivanya dengan sebutan menantu ular dan pengen banget misahan antara Juna dan Sivanya agar mendapatkan menantu yang kaya. Eh ternyata sekarnga melakukan segala cara biar balik lagu. DASAR TIDAK TAHU MALU” Sindir ibu-ibu tetangga yang lain

“DIAM PERGI KELUAR DARI RUMAHKU” Teriak Rina

Setelah para tetangga, Rina pun mengusir para wartawan, karena dia sudah tdaik bisa menahan malu lagi. jangan tanya Juna, dia sudah berlari masuk ke kamar mandi dan segera mandi untuk menghilangkan bau comberan dan bau-bau yang lainnya. Setelah 1 jam lamanya dia mandi dia keluar, mendapati ibu dan adiknya sedang merenung di ruang tamu.

“Sudah ku bilangkan bu jangan gegabah, inikan akibatnya sekarang” Ucap Mayang

“Diam kamu, bukannya memikirkan jalan keluarnya malah menasehatin orang tua” Jawab kerus Rina

“Sudah bu, semua ini salahku” Ucap Juna

“Jadi sekarang bagaimana ?, pasti berita tersebut telah menyebar di media sosial” Ucap Mayang

“Mau bagaimana lagi, ya mau tak mau terima saja” Jawab Juna pasrah

Rina msauk ke dalam kamar dan menelpon seseorang, Juna tak yakin entah itu Wulan atau Sivanya yang akan di telponnya.

“Sudah puas kamu perempuan ular, mempermalukan anak laki-lakiku” Ketus Rina

“Perempuan pembawa sial, semoga kamu mati bersama anak sialamu itu” Tambah Rina dan langsung menutup telponnya

“Ibu, bicara yang benar anak itu juga anak Juna tega sekali ibu” Jawab Juna sangat marah mendengar perkataan ibunya

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***