Suka Semuanya

Pagi harinya, Rayna tengah bergelut dengan selimut tebalnya karena hari ini Rayna libur sehingga ia terbiasa bangun siang. Namun, di tengah kegiatan tidurnya tiba-tiba pintu diketuk dari luar, Rayna terganggu dengan ketukan pintu tersebut, namun ia tetap diam di tempat karena terlalu nyaman di kasur.

Hingga tak terdengar suara ketukan pintu, Rayna bernapas lega, namun detik berikutnya Rayna terkejut saat merasakan selimutnya yang ditarik sehingga Rayna merasakan dingin di tubuhnya.

Mau tidak mau Rayna pun harus membuka matanya, "Apa sih, Ma. Ini tuh hari libur, Rayna mau tidur seharian," ucap Rayna.

"Jangan tidur, itu di depan udah ada Alvin. Katanya kamu mau ke rumahnya Alvin," ucap Mama Nindy.

Ucapan Mama Nindy mampu menyadarkan Rayna, Rayna pun bangun dan menatap bingung Mama Nindy. "Kok Mama gak bangunin Rayna sih," ucap Rayna lalu bersiap-siap.

"Kamunya aja yang gak bisa di bangunin, Mama bingung kamu itu susah banget di bangunin tau," ucap Mama Nindy lalu keluar dari kamar Rayna.

Mama Nindy pun kembali ke ruang tamu, "Rayna itu anaknya susah banget di bangunin, maafin anak Mama ya, Vin," ucap Mama Nindy.

"Iya, Ma. Gapapa," jawab Alvin.

Beberapa saat kemudian, Rayna pun selesai dan segera keluar dari kamarnya dan menuju ruang tamu dimana Alvin tengah mengobrol dengan Papa Erik dan Mama Nindy.

"Kamu ini Kak, udah mau nikah juga masih aja kebo. Gimana nanti kalau kamu udah nikah, kamu harus belajar bangun sendiri gitu loh jangan kebiasaan dibangunin terus. Kasihan Alvin udah nunggu setengah jam disini," omel Mama Nindy.

"Iya, Ma. Namanya juga ketiduran," ucap Rayna lalu berpamitan pada Papa Erik dan Mama Nindy.

Saat masuk ke dalam mobil, Rayna pun membuka ponselnya ia bangun buru-buru sehingga belum sempat membuka ponselnya dan betapa terkejutnya saat ia melihat tidak ada panggilan atau pesan dari Alvin karena Rayna pikir jika Alvin sudah berkali-kali menelpon atau mengirim pesan padanya.

"Kamu gak nelpon atau ngirim pesan ke aku?" tanya Rayna.

"Gak," jawab Alvin yang fokus mengendarai mobilnya.

"Kenapa?" tanya Rayna.

"Ya, untuk apa?" tanya Alvin.

"Biar kamu gak nunggu lama," ucap Rayna.

"Aku gak masalah nunggu kamu," ucap Alvin.

Rayna pun menatap Alvin, "Ya meskipun kayak gitu, setidaknya kan aku gak kena omel Mama," ucap Disha.

"Huh, kamu udah alarm hp kamu?" tanya Alvin.

"Iya, udah. Aku udah alarm 5 kaki, tapi gak kedengeran," ucap Rayna.

"Hp aja yang udah kamu alarm gak buat kamu bangun, apalagi telepon atau pesanku," ucap Alvin dan ya tepat sasaran.

Setelah mengatakan itu, suasana di dalam mobil begitu sunyi hingga Alvin memarkirkan mobilnya di sebuah toko kue. "Mau beliin Mama kue dulu, Mama suka kue soalnya," ucap Alvin dan diangguki Rayna.

"Gak mau ikut?" tanya Alvin.

"Boleh?" tanya Rayna.

"Boleh, siapa tau kamu juga pengen beli," ucap Alvin dan diangguki Rayna.

Rayna pun keluar dari mobil dan mengikuti langkah Alvin yang masuk ke dalam toko kue, Rayna melihat Alvin memilih kue. Seperti sudah terbiasa itulah yang dapat Rayna tangkap ketika melihat Alvin dengan cepat memilih beberapa kue disana.

"Kamu mau beli yang mana?' tanya Alvin.

"Kamu udah?" tanya Rayna.

"Iya udah," jawab Alvin.

"Sebentar, aku yang ini aja," ucap Rayna dan menaruh kue pilihannya lalu hendak mengambil keranjang untuk menaruh kuenya.

Namun, Alvin mengambil kue tersebut dan menaruhnya di keranjangnya. "Biar aku bayar sendiri aja," ucap Rayna.

"Kamu tunggu di mobil aja, ini kuncinya," ucap Alvin.

Rayna pun menuruti apa yang dikatakan Alvin, ia menunggu Alvin di dalam mobil dan taka lama setelah itu Alvin pun keluar dari toko dan masuk ke dalam mobil.

"Mama suka vanila ya?" tanya Rayna.

"Iya," jawab Alvin.

"Kamu gak mau tau gitu. aku tau darimana?" tanta Rayna.

"Karena kamu lihat aku ambilnya cuma yang vanila aja," ucap Alvin.

"Ish, basi basi gitu loh," gumam Rayna.

"Kamu suka matcha?" tanya Alvin.

"Suka banget, matcha enak loh. Manis, tapi gak manis, rasanya tuh ada khasnya, Makanya aku agak aneh sama orang yang gak suka matcha, kok bisa ada yang gak suka, mereka kurang ahli dalam menilai rasa," ucap Rayna.

'Begitulah wanita, ditanya satu kalimat, jawabnya satu paragraf,'

"Kamu suka rasa apa?" tanya Rayna.

"Suka Semuanya," ucap Alvin.

'Dasar cowok, pemakan segalanya. Kayaknya aku kasih kayu juga bakal dimakan deh,'

Beberapa saat kemudian, mereka pun sampai di kediaman keluarga Alvin. Rayna benar-benar terkejut ketika melihat rumah tersebut, "Ini bukan rumah, ini istana," gumam Rayna.

"Ayo masuk, Mama udah nunggu di dalam," ajak Alvin.

Rayna pun mengikuti Alvin, baru saja menginjakkan kakinya di lantai rumah itu, Rayna kembali di buat kagum karena rumah tersebut semakin dekat terlihat semakin mahal. Bahkan saat Rayna masuk ke dalam rumah tersebut, terlihat jelas jika semua barang disana adalah barang mahal, Rayna tidak menyangka jika calon suaminya adalah orang kaya.

Rayna berasal dari keluarga yang berkecukupan, tapi ia bukan orang kaya. Gajinya di bank pun ia tabung untuk membantu orangtuanya serta membiayai Vania yang masih sekolah dan sisanya untuk dirinya sendiri.

Bagitu masuk ke dalam rumah mewah tersebut, Rayna disambut oleh Mama Melody. "Rayna, Mama kangen banget sama kamu, Mama udah pengen ketemu kamu dari kemarin, tapi kata Alvin kamu pulangnya malam soalnya ngambil mobil kamu yang di bengkelnya Tommy maka ya Alvin gak bisa bawa kamu ke sini," ucap Mama Melody.

"Iya, Ma. Kemarin Rayna pulangnya malam, maaf ya, Ma," ucap Rayna.

"Gapapa sayang, Mama gak maksa kamu kok. Yang pentingkan sekarang kamu udah ada disini, ayo masuk," ucap Mama Melody dan membawa Rayna ke ruang tamu. Sedangkan, Alvin memutuskan untuk ke kamarnya.

"Alvin jahat gak sama kamu?" tanya Mama Melody.

"Gak kok, Ma. Mas Alvin baik banget sama Rayna, justru Rayna yang gak enak sama Mas Alvin soalnya takut ngerepotin Mas Alvin," ucap Rayna.

"Kamu hak usah gak enak gitu, justru kamu harus sering repotin Alvin," ucap Mama Melody.

"Oh iya, untuk pernikahan kalian. Mama udah siapin semuanya, nanti kita ke butik yuk lihat gaunnya daan kamu juga bisa pilih maunya yang mana," ucap Mama Melody.

"Iya, Ma," jawab Rayna.

"Sayang, Mama tau pernikahan kamu sama Alvin ini terlalu cepat, maafin Mama ya karena terkesan maksa kamu buat terima perjodohan ini," ucap Mama Melody.

"Iya, Ma. Gapapa, Rayna ngerti kok perasaan Mama," ucap Rayna.

"Mama emang gak salah pilih calon mantu," ucap Mama Melody lalu memeluk Rayna dan tanpa mereka sadari Alvin mendengar obrolan mereka sejak tadi.

.

.

Bersambung..........

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***