Bab 3 Anindia putri praditama

  Anindia putri praditama adalah putri pertama dari adnan praditama Ya Adnan adalah seorang duda beranak satu yang ditinggal mati istrinya 6 tahun yang lalu. Pada saat itu Anindia masih berusia 1 tahun, istri pertamanya meninggal karena penyakit kanker serviks stadium akhir yang dialaminya.

Adnan sempat terpuruk dengan kepergian istrinya namun Adnan bangkit karena ada anak yang harus dia jaga. Lambat Laun Adnan mulai menerima kepergian istrinya, dan memulai hubungannya dengan Clarisa. Mereka bertemu saat Adnan melakukan perjalanan bisnis bersama papanya. Saat itu Clarisa menjabat sebagai sekretaris kolega bisnis papanya. Dan disaat itulah buih buih cinta muncul diantara keduanya. kemudian mereka memulai hubungan mereka 2 tahun yang lalu. Tapi sayang hubungan mereka ditentang keras oleh keluarganya dan yang paling utama adalah putrinya sendiri.

 

Dicafe tempat Mutia berkerja sedang ada banyak pelangan Mutia dan temannya dibuat kuwalahan dengan pengunjung cafe hari ini. Karena malem Minggu semua muda mudi berkumpul untuk menyambut hari libur dengan bepergian. Dan salah satunya berkumpul di cafe kenanga tempat Mutia bekerja sebagai pelayan

"Mutia, ini kamu antar ke meja nomor 6 ya yang dipojok, aku kebelet soalnya" ucap ratih teman Mutia, menyuruhnya untuk mengantarkan pesanan dimeja nomor enam. "Iya mbak,siap laksanakan" jawab Mutia dengan diiringi tawa mbk Ratih senior dicafe itu.

Kemudian Mutia menuju meja nomor enam untuk mengantarkan pesanan.

"Silahkan kak" ucap Mutia tersenyum dengan begitu manis. Saat Mutia menatap pelangan yang berada dihadapannya Mutia bertemu tatap dengan pria yang ditabraknya tadi siang. Pria itu juga menatapnya dengan tajam kearah Mutia.

"Kamu!" Ucap Adnan menunjuk Mutia dengan jarinya.

"ma,,maaf pak, kak saya permisi, silahkan menikmati" sebelum Adnan marah lagi Mutia segera permisi dan menuju kebelakang.

Clarisa bingung dengan keterkejutan Adnan saat melihat pelayan tadi yang tidak lain adalah Mutia.

"Kenapa sayang?" Tanya Clarisa bingung

"Dia yang menabrak mobilku tadi, tapi sudahlah lupakan, tidak penting" jawab Adnan, Clarisa hanya menganggukkan kepalanya.

Saat Sampai dapur Mutia mengatur nafasnya karena takut dengan Adnan. Bahkan Adnan masih mengenalinya.

"Untung aja aku langsung pergi,,huh,," gumam Aulia dengan masih mengatur nafasnya. Mbk Ratih yang melihat Mutia seperti dikejar setan jadi penasaran.

"Kamu kenapa mut?" Tanya mbk Ratih

"Tidak mbak, hanya buru buru kebelet aku mau kekamar mandi" jawab Mutia dengan cengiran, Mutia kemudian pergi kekamar mandi untuk menghindari pertanyaan mbk Ratih. Mbak Ratih yang melihat Mutia berlalu, mengedikkan bahunya acuh.

Mutia saat ini memang mendapatkan sif malam jadi pulangnya juga sedikit larut karena ramenya pengunjung cafe. Mutia membawa motornya dengan sedikit lebih ngebut supaya cepat sampai rumah.

Sesampainya dirumah Mutia kemudian membersihkan diri dan mulai tidur. Karena besok hari libur Mutia harus kecafe pagi hari.

Keesokan harinya,Mutia sudah disibukan dengan aktifitas paginya. Seperti memasak,dan membersihkan rumah. dengan diiringi nyanyian kecil dari Mutia.

Setelah semuanya selesai Mutia kemudian bersiap untuk berangkat kecafe.

Jarak cafe dari rumahnya memang sedikit jauh,tapi Mutia tetap semangat bekerja untuk mencukupi kebutuhannya dan menabung untuk biaya kuliahnya.

"selamat pagi mbak Ratih" sapa Mutia pada mbak Ratih, mbak Ratih memang kebagian sift pagi hari ini karena mbak Ratih yang seorang janda tak tega meninggalkan anaknya sendiri jika malam hari, hanya hari Sabtu saja mbak Ratih memilih lembur, dan menitipkan anaknya di tetangga.

"pagi, Mutia" jawab mbak Ratih dengan tersenyum, karena cafe dipagi hari agak sepi jadi mbak Ratih dan Mutia bisa sedikit mengobrol dan membersihkan cafe.

"gimana kabar Cika, mbak?" Cika adalah anak mbak Ratih, Cika masih berumur 3 tahun.

"baik mut, kamu kapan maen kesana?Cika udah menanyakan kamu" memang Mutia sering berkunjung kerumah mbak Ratih, Mutia sudah menganggap mbak Ratih kakanya sendiri. Cika juga sangat senang kalau dia berkunjung kerumahnya, karena Cika jadi punya temen bermain.

jika mbak Ratih bekerja biasanya Cika memang dititipkan ke orang tua mbak Ratih, tapi kalau mbak Ratih buru buru biasanya mbak Ratih menitipkan Cika ke tetangga.

"kapan kapan deh mbak, soalnya sebentar lagi ujian" jawab Mutia, karena memang 1 bulan lagi Mutia akan menghadapi ujian sekolah.

"iya mut, sebisanya kamu aja" mereka kemudian melanjutkan acara bersih bersihnya.

Siang harinya, cafe kedatangan bos mereka yaitu kakak dari vio, bernama Angga, dia dikenal ramah bagi karyawannya. Apalagi kepada Mutia.

"hai mut, bagaimana, betah kerja disini?" sapa Angga kepada Mutia.

"Alhamdulillah, saya betah pak!"

"biasa aja kali manggilnya, emang aku bapakmu" jawab Angga dengan sedikit sewot karena memang Angga tidak suka semua karyawannya memanggilnya pak.

"maaf kak, saya belum terbiasa" jawab Mutia sopan.

"oh iya, antarkan kopi ke ruanganku ya!" pinta Angga pada Mutia.

"iya kak" Mutia kemudian pergi ke dapur untuk membuat kopi untuk bosnya itu.

Tok

Tok

Tok

Mutia mengetuk pintu ruangan Angga

"permisi kak?" seru Mutia didepan pintu ruangan bosnya.

"masukk!" mendengar jawaban Angga,Mutia kemudian masuk ke dalam untuk mengantarkan kopi pesanannya.

Saat sudah berada didalam Mutia kaget dengan kehadiran wanita cantik di ruangan bosnya. Sepertinya aku pernah melihatnya,tapi kapan, batin Mutia.

"silahkan kak!."

Terpopuler

Comments

ZonZon

ZonZon

Terus semangat berkarya and entertain us, thor!

2025-01-18

1

lihat semua
Episodes
1 bab 1 perkenalan
2 bab 2. nabrak
3 Bab 3 Anindia putri praditama
4 bab 4 guru baru
5 bab 5. ternyata dia guru barunya
6 Bab 6 tom and Jerry
7 Bab 7 ajakan Rian
8 Bab 8 permintaan Anin
9 Bab 9 nonton
10 Bab 10 hukuman
11 Bab 11
12 Bab 12 menjadi guru les
13 Bab 13 kamu lagi?!
14 Bab 14 kamu ngapain dirumah saya?
15 Bab 15 nginep
16 Bab 16 malam panjang
17 Bab 17 apa mungkin
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20 ditraktir
21 Bab 21 berbicara empat mata
22 Bab 22 teman yang baik
23 Bab 23 lupa
24 Bab 24
25 Bab 25 menjemput papa yoga
26 Bab 26 kejutan mama maya
27 Bab 27 pertemuan mutia dengan pak yoga
28 Bab 28 flashback
29 Bab 29 keakraban mutia dengan keluarga adnan
30 Bab 30 diantar pulang
31 Bab 31 ngidam?
32 Bab 32 apa kamu hamil?
33 Bab 33 memastikan sesuatu
34 Bab 34 aborsi?
35 Bab 35 curhat
36 Bab 36 kemarahan pak yoga
37 Bab 37 keputusan yang tepat
38 Bab 38 Cek kandungan
39 Bab 39 resign
40 Bab 40 SAH!
41 BAB 41 Malam Pertama?
42 Bab 42 sarapan bersama
43 Bab 43 jalan jalan
44 Bab 44 maling?
45 Bab 45 oleh oleh
46 Bab 46 Protes Anin
47 Bab 47 protes anin ll
48 Bab 48 mengoda?
49 Bab 49 Bertemu vio
50 Bab 50 Fakta!
51 Bab 51 Di tolong Adnan
52 Bab 52 Hari pertama masuk kampus lagi
53 Bab 53 menuruti ngidam mutia
54 Bab 54 ciuman kedua
55 Bab 55 Ke mall
56 Bab 56 Merasa bersalah?
57 Bab 57 Bertemu orang tua Clarissa
58 Bab 58 Rencana pak tio dan bu sasa
59 Bab 59
60 Bab 60 Anin diculik?
61 Bab 61 Menuduh
62 Bab 62 Resah
63 Bab 63 Adnan merasa bersalah
64 Bab 64 Fakta yang menyakitkan(Rian)
65 Bab 65 Friska dan Sarah
66 Bab 66 Hukuman
67 Bab 67 Clarissa mabuk
68 Bab 68 Teka teki?
69 Bab 69 Andika Dwi Praditama
70 Bab 70 Awal mula
71 Bab 71 Demam
72 Bab 72 Merawat Adnan
73 Bab 73 Langsung sembuh?
74 Bab 74 Rencana Clarissa
75 Bab 75 Bertemu Clarissa
76 Bab 76 Diamnya Mutia
77 Bab 77 Memutuskan
Episodes

Updated 77 Episodes

1
bab 1 perkenalan
2
bab 2. nabrak
3
Bab 3 Anindia putri praditama
4
bab 4 guru baru
5
bab 5. ternyata dia guru barunya
6
Bab 6 tom and Jerry
7
Bab 7 ajakan Rian
8
Bab 8 permintaan Anin
9
Bab 9 nonton
10
Bab 10 hukuman
11
Bab 11
12
Bab 12 menjadi guru les
13
Bab 13 kamu lagi?!
14
Bab 14 kamu ngapain dirumah saya?
15
Bab 15 nginep
16
Bab 16 malam panjang
17
Bab 17 apa mungkin
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20 ditraktir
21
Bab 21 berbicara empat mata
22
Bab 22 teman yang baik
23
Bab 23 lupa
24
Bab 24
25
Bab 25 menjemput papa yoga
26
Bab 26 kejutan mama maya
27
Bab 27 pertemuan mutia dengan pak yoga
28
Bab 28 flashback
29
Bab 29 keakraban mutia dengan keluarga adnan
30
Bab 30 diantar pulang
31
Bab 31 ngidam?
32
Bab 32 apa kamu hamil?
33
Bab 33 memastikan sesuatu
34
Bab 34 aborsi?
35
Bab 35 curhat
36
Bab 36 kemarahan pak yoga
37
Bab 37 keputusan yang tepat
38
Bab 38 Cek kandungan
39
Bab 39 resign
40
Bab 40 SAH!
41
BAB 41 Malam Pertama?
42
Bab 42 sarapan bersama
43
Bab 43 jalan jalan
44
Bab 44 maling?
45
Bab 45 oleh oleh
46
Bab 46 Protes Anin
47
Bab 47 protes anin ll
48
Bab 48 mengoda?
49
Bab 49 Bertemu vio
50
Bab 50 Fakta!
51
Bab 51 Di tolong Adnan
52
Bab 52 Hari pertama masuk kampus lagi
53
Bab 53 menuruti ngidam mutia
54
Bab 54 ciuman kedua
55
Bab 55 Ke mall
56
Bab 56 Merasa bersalah?
57
Bab 57 Bertemu orang tua Clarissa
58
Bab 58 Rencana pak tio dan bu sasa
59
Bab 59
60
Bab 60 Anin diculik?
61
Bab 61 Menuduh
62
Bab 62 Resah
63
Bab 63 Adnan merasa bersalah
64
Bab 64 Fakta yang menyakitkan(Rian)
65
Bab 65 Friska dan Sarah
66
Bab 66 Hukuman
67
Bab 67 Clarissa mabuk
68
Bab 68 Teka teki?
69
Bab 69 Andika Dwi Praditama
70
Bab 70 Awal mula
71
Bab 71 Demam
72
Bab 72 Merawat Adnan
73
Bab 73 Langsung sembuh?
74
Bab 74 Rencana Clarissa
75
Bab 75 Bertemu Clarissa
76
Bab 76 Diamnya Mutia
77
Bab 77 Memutuskan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!