Bab 14 : Bayangan yang Terbangun

Langit malam di Segel Timur tampak kelam, dihiasi hanya oleh sinar bulan yang pucat. Di dalam ruang segel yang terbungkus oleh energi kuno, hawa dingin menusuk tulang. Tianlan berdiri tegap di samping Xin Lian, matanya mengamati setiap sudut ruangan dengan penuh kewaspadaan. Di tengah ruangan, bayangan hitam mulai berputar perlahan, seperti kabut pekat yang mencoba melepaskan diri dari kungkungan.

Bayangan itu terbangun, tertarik oleh kehadiran pecahan dirinya yang dibawa oleh Xin Lian. Suara berat dan bergaung keluar dari dalam kegelapan, "Siapa yang berani membawa bagian dari diriku ke sini?"

Xin Lian melangkah maju, senyum tipis menghiasi wajahnya. Ia menatap bayangan itu tanpa gentar, bahkan dengan tatapan licik yang mengintimidasi. "Aku yang membawanya," katanya dengan nada ringan, seolah berbicara kepada teman lama. "Dan aku punya tawaran untukmu."

Bayangan itu menyipitkan bentuknya, seperti mencoba memahami maksud gadis itu. "Tawaran? Aku tidak tunduk pada manusia," gumamnya, suaranya penuh kehinaan.

Xin Lian tertawa kecil, nada manis yang penuh tipu daya. "Oh, tentu saja tidak. Aku tidak meminta kau tunduk. Aku hanya ingin membuat kesepakatan yang menguntungkan kita berdua."

Tianlan memandang Xin Lian dengan alis terangkat, namun ia memilih untuk diam. Ia tahu, gadis ini selalu memiliki cara yang tak terduga untuk menghadapi situasi.

"Kesepakatan apa?" tanya bayangan itu, meskipun jelas terlihat bahwa ia enggan mendengar lebih jauh.

"Jika kau ingin menyatukan dirimu dengan pecahan itu," kata Xin Lian sambil menunjuk kotak yang dibawa oleh seorang penjaga, "kau harus membantu kami terlebih dahulu. Kutukan yang melekat pada Tianlan harus ditekan untuk sementara waktu. Kau pasti memiliki kekuatan untuk melakukannya."

Bayangan itu tertawa rendah, suaranya seperti gemuruh badai. "Mengapa aku harus membantu kalian? Apa yang akan kudapatkan selain pecahan tak berguna itu?"

Xin Lian mendekat, matanya menyipit penuh perhitungan. "Karena jika kau tidak membantu, pecahan itu akan tetap terpisah darimu. Bukankah itu menyakitkan bagi makhluk sepertimu?"

Bayangan itu terdiam, jelas berada di posisi yang sulit. Setelah beberapa saat, ia berkata dengan enggan, "Baiklah. Aku akan membantu. Tapi ada sesuatu yang harus kau ketahui."

"Apa itu?" tanya Xin Lian, nada suaranya penuh rasa ingin tahu.

Bayangan itu melayang mendekat, mengamati Tianlan dan Xin Lian dengan seksama. "Energi kalian berdua... cocok satu sama lain. Ketika kalian bersama, kutukan itu dapat ditekan secara alami. Kalian adalah dua sisi dari keseimbangan yang sama."

Tianlan tertegun, wajahnya sedikit memerah, namun ia tetap menjaga ekspresi dinginnya. Sementara itu, Xin Lian tersenyum penuh minat. "Oh? Dan bagaimana kami bisa menekan kutukan itu?" tanyanya, nadanya terdengar terlalu tertarik.

Bayangan itu tertawa kecil, suaranya penuh misteri. "Melalui sentuhan. Semakin dekat kalian, semakin kuat efeknya."

Kata-kata itu membuat suasana di ruangan menjadi canggung. Tianlan mengingat kembali saat ia tidak sengaja memeluk Xin Lian di kamarnya. Saat itu, meskipun singkat, ia merasakan kehangatan yang aneh, sesuatu yang tidak pernah ia rasakan selama bertahun-tahun. Rasa damai yang membuatnya nyaris lupa akan kutukannya.

Xin Lian, di sisi lain, tampak lebih tertarik daripada malu. Ia mendekatkan wajahnya ke arah Tianlan, senyum licik menghiasi bibirnya. "Tuan Jenderal," katanya dengan nada menggoda, "sepertinya kita harus lebih sering bersama. Demi kebaikanmu, tentu saja."

Tianlan menatapnya dengan tajam, namun bayangan merah di wajahnya tak bisa disembunyikan. "Jangan bermain-main dengan hal seperti ini," gumamnya, suaranya rendah namun tegas.

Bayangan itu hanya tertawa, suaranya menggema di ruangan. "Kalian manusia memang menarik. Baiklah, aku akan menekan kutukan itu untuk sementara. Tapi ingat, ini hanya sementara. Jika kalian ingin solusi jangka panjang, kalian harus menghadapi kutukan itu bersama-sama."

Xin Lian tersenyum puas, sementara Tianlan hanya menghela napas panjang. Di dalam hatinya, ia tahu bahwa gadis ini akan menjadi sumber masalah sekaligus penyelamatnya.

Bayangan itu tiba-tiba berhenti tertawa, matanya yang gelap bersinar dengan cahaya merah. "Tapi ingat, ada harga yang harus dibayar untuk setiap bantuan. Apakah kalian siap menerima konsekuensinya?"

Xin Lian tersenyum penuh percaya diri. "Harga apa pun, aku akan membayarnya. Asalkan kau menepati janjimu."

Namun, dalam kegelapan, bayangan itu berbisik pelan, nyaris tak terdengar, "Harga itu mungkin lebih besar dari yang kau bayangkan, gadis kecil."

***

Kutukan yang Tertahan

Ruangan itu menjadi semakin dingin ketika bayangan hitam mulai bergerak. Udara seakan membeku, membuat napas Tianlan dan Xin Lian terasa berat. Bayangan itu melayang mendekat, mengitari tubuh Tianlan dengan perlahan, seperti predator yang mengamati mangsanya.

"Jika aku harus menekan kutukan ini," suara bayangan itu bergema, berat dan dingin, "maka kau harus merasakan sedikit rasa sakit. Kutukan ini tidak mudah dijinakkan."

Tianlan menatap bayangan itu dengan tatapan dingin, tubuhnya tegak meski hawa hitam mulai menyelimuti dirinya. "Lakukan saja," katanya tanpa ragu.

Bayangan itu tertawa rendah, lalu tubuhnya yang kabur berubah menjadi aliran asap pekat. Asap itu menyelimuti Tianlan, masuk ke dalam pori-porinya seperti ribuan jarum tajam yang menusuk.

Tianlan mengerang pelan, kedua tangannya mengepal kuat, keringat dingin mulai membasahi dahinya. Tubuhnya gemetar, seolah menahan rasa sakit yang luar biasa. Bayangan itu terus menyelubunginya, seperti belenggu yang tidak terlihat, menekan kutukan yang telah lama bersarang di tubuhnya.

"Jangan melawan," gumam bayangan itu. "Jika kau melawan, rasa sakitnya akan semakin parah."

Xin Lian yang berdiri di sampingnya mengamati dengan tenang, meski matanya yang tajam memancarkan sedikit kekhawatiran. Ketika tubuh Tianlan mulai melemah, ia maju tanpa ragu dan meraih tangannya. "Hei, jangan mati di sini. Aku masih butuh kau," katanya dengan nada ringan, meski jemarinya menggenggam erat tangan Tianlan.

Sentuhan itu terasa hangat, seperti aliran energi lembut yang mengalir dari tangan Xin Lian ke tubuh Tianlan. Perlahan, gemetar di tubuh Tianlan mereda, napasnya yang berat mulai stabil. Bayangan itu berhenti bergerak, kembali membentuk wujudnya yang kabur.

"Menarik," gumam bayangan itu, suaranya penuh arti. "Energi gadis ini benar-benar mampu menenangkan kutukanmu. Tampaknya, kalian memang ditakdirkan untuk saling melengkapi."

Tianlan membuka matanya perlahan, tatapannya langsung tertuju pada Xin Lian yang masih menggenggam tangannya. Ia tidak mengatakan apa-apa, tetapi ada sesuatu di matanya yang sulit diartikan.

Xin Lian, sebaliknya, tersenyum lebar, senyum yang penuh dengan niat tersembunyi. Ia menatap Tianlan dengan pandangan menggoda. "Hehe, lihat bagaimana aku bisa menyelamatkanmu. Mungkin aku harus memanfaatkan situasi ini lebih sering," katanya dengan nada bercanda, meski jelas ada kebenaran di balik kata-katanya.

Bayangan itu tertawa kecil, suaranya seperti angin yang berdesir. "Kutukan itu telah ditekan untuk sementara. Tapi ingat, ini hanya sementara. Jika kau ingin menyingkirkannya sepenuhnya, kau harus bekerja lebih keras... bersama gadis ini."

Tianlan mendesah panjang, jelas merasa terganggu dengan situasi ini. Namun, sebelum ia bisa berkata apa-apa, Xin Lian sudah melangkah lebih dekat, wajahnya berseri-seri dengan rencana licik yang berputar di kepalanya.

"Jadi," katanya dengan nada santai, "sekarang kau berhutang nyawa padaku, Tuan Jenderal. Jangan khawatir, aku tidak akan meminta banyak. Hanya sedikit bantuan di masa depan."

Tianlan menatapnya dengan tajam, tetapi tidak bisa membantah. Dalam hatinya, ia tahu bahwa gadis ini adalah masalah besar yang tidak bisa ia hindari.

***

Bayangan itu tiba-tiba berhenti tertawa, menatap Xin Lian dengan pandangan penuh misteri. "Gadis kecil, kau mungkin lebih dari sekadar manusia biasa. Hati-hati dengan langkahmu. Dunia ini tidak sebaik yang kau kira."

Xin Lian tersenyum sinis, matanya menyipit penuh perhitungan. "Aku sudah tahu itu. Tapi jangan khawatir, aku tidak pernah kalah dalam permainan apa pun."

Namun, di dalam kegelapan, bayangan itu berbisik pelan, nyaris tak terdengar, "Permainan ini mungkin akan menghancurkanmu."

Episodes
1 Bab 1 : "Dukun Tanpa Takdir : Awal Kebohongan Xin Lian"
2 Bab 2 : "Bayangan dari Masa Lalu"
3 Bab 3 : Bayangan Cinta yang Terlupakan
4 Bab 4 : Kehidupan dan Kematian
5 Bab 5 : Kehidupan Baru, Dimulai dengan Kelicikan
6 Bab 6 : "Dukun Palsu, Pesona Nyata"
7 Bab 7 : Jejak Masa lalu yang Terkubur
8 Bab 8 : "Pertaruhan Kekuatan dan Keinginan"
9 Bab 9 : Pohon Uang, Kutukan, dan Kenyamanan yang Tak Terduga
10 Bab 10 : Gosip yang Menyebar
11 Bab 11 : Harga diri dan Seribu Tael
12 Bab 12 : Perjamuan Kemenangan dan Tantangan
13 Bab 13 : Bayangan di Balik Segel
14 Bab 14 : Bayangan yang Terbangun
15 Bab 15 : Tawaran licik sang Dukun
16 Bab 16 : "Di Balik Senyum, Ada Ketegangan"
17 Bab 17 : Perjalanan menuju Negeri Kutukan
18 Bab 18 : Bayangan dibalik Malam
19 Bab 19 : "Tanda Takdir dan Bayangan Kegelapan"
20 Bab 20 : Bisikan dari Kegelapan
21 Bab 21 : Malam yang Menghantui, Tumbal yang Terungkap
22 Bab 22 : Ketika Bayangan Berbicara
23 Bab 23 : Di Balik Gerbang yang Tertutup
24 Bab 24 : Seruling yang Mengikat Darah
25 Bab 25 : Pertemuan dan Pertempuran
26 Bab 26 : "Jejak Kabut dan Perangkap Tak Terlihat"
27 Bab 27 : "Rahasia yang Terkunci dalam Halaman"
28 Bab 28 : "Murid Sang Dukun"
29 Bab 29 : Dibalik Gerbang Terlarang
30 Bab 30 : Sekutu dari Kegelapan
31 Bab 31 - Pergi ke Klan Xuanming
32 Bab 32 - Gerbang Menuju Kegelapan
33 Bab 33 - Pilihan Yang Menentukan
34 Bab 34 - Malam Yang Panjang
35 Bab 35 - Jarak Yang Tak Terlihat
36 Bab 36 - Diskusi Lanjutan, Saran Bai Xue
37 Bab 37 : Ikatan Yang Tak Terlihat
38 Bab 38 : Berbagi Kutukan
39 Bab 39 : Bayangan Yang Tak Terhapuskan
40 Bab 40 : Perjalanan Tanpa Kepastian
41 Bab 41 : Kota Terlarang dan Peramal Buta
42 Bab 42 : Pergi ke Lembah Arwah Terkunci
43 Bab 43 : Perjalanan Menuju Lembah Arwah Terkunci
44 Bab 44 : Kenangan yang Terkunci
45 Bab 45 : Takdir yang Tersembunyi di Lembah Arwah
46 Bab 46 : Pelukan yang Menenangkan, Bisikan yang Menggetarkan
47 Bab 47 : Takdir yang Terjalin di Antara Kita
48 Bab 48 : Kembali ke Keluarga Yang Terlupakan
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Bab 1 : "Dukun Tanpa Takdir : Awal Kebohongan Xin Lian"
2
Bab 2 : "Bayangan dari Masa Lalu"
3
Bab 3 : Bayangan Cinta yang Terlupakan
4
Bab 4 : Kehidupan dan Kematian
5
Bab 5 : Kehidupan Baru, Dimulai dengan Kelicikan
6
Bab 6 : "Dukun Palsu, Pesona Nyata"
7
Bab 7 : Jejak Masa lalu yang Terkubur
8
Bab 8 : "Pertaruhan Kekuatan dan Keinginan"
9
Bab 9 : Pohon Uang, Kutukan, dan Kenyamanan yang Tak Terduga
10
Bab 10 : Gosip yang Menyebar
11
Bab 11 : Harga diri dan Seribu Tael
12
Bab 12 : Perjamuan Kemenangan dan Tantangan
13
Bab 13 : Bayangan di Balik Segel
14
Bab 14 : Bayangan yang Terbangun
15
Bab 15 : Tawaran licik sang Dukun
16
Bab 16 : "Di Balik Senyum, Ada Ketegangan"
17
Bab 17 : Perjalanan menuju Negeri Kutukan
18
Bab 18 : Bayangan dibalik Malam
19
Bab 19 : "Tanda Takdir dan Bayangan Kegelapan"
20
Bab 20 : Bisikan dari Kegelapan
21
Bab 21 : Malam yang Menghantui, Tumbal yang Terungkap
22
Bab 22 : Ketika Bayangan Berbicara
23
Bab 23 : Di Balik Gerbang yang Tertutup
24
Bab 24 : Seruling yang Mengikat Darah
25
Bab 25 : Pertemuan dan Pertempuran
26
Bab 26 : "Jejak Kabut dan Perangkap Tak Terlihat"
27
Bab 27 : "Rahasia yang Terkunci dalam Halaman"
28
Bab 28 : "Murid Sang Dukun"
29
Bab 29 : Dibalik Gerbang Terlarang
30
Bab 30 : Sekutu dari Kegelapan
31
Bab 31 - Pergi ke Klan Xuanming
32
Bab 32 - Gerbang Menuju Kegelapan
33
Bab 33 - Pilihan Yang Menentukan
34
Bab 34 - Malam Yang Panjang
35
Bab 35 - Jarak Yang Tak Terlihat
36
Bab 36 - Diskusi Lanjutan, Saran Bai Xue
37
Bab 37 : Ikatan Yang Tak Terlihat
38
Bab 38 : Berbagi Kutukan
39
Bab 39 : Bayangan Yang Tak Terhapuskan
40
Bab 40 : Perjalanan Tanpa Kepastian
41
Bab 41 : Kota Terlarang dan Peramal Buta
42
Bab 42 : Pergi ke Lembah Arwah Terkunci
43
Bab 43 : Perjalanan Menuju Lembah Arwah Terkunci
44
Bab 44 : Kenangan yang Terkunci
45
Bab 45 : Takdir yang Tersembunyi di Lembah Arwah
46
Bab 46 : Pelukan yang Menenangkan, Bisikan yang Menggetarkan
47
Bab 47 : Takdir yang Terjalin di Antara Kita
48
Bab 48 : Kembali ke Keluarga Yang Terlupakan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!