PMM! : BAB 20

KARI DAN 100 CICIT UNTUK KAKEK NENEK

Setelah selesai bersiap. Noah mengenakan setelan jas berwarna biru dongker sementara Hari mengenakan pakaian santai seperti celana kain berwarna putih serta kain rajut berlengan panjang warna pink.

“Selamat pagi Kakek!" sapa bersamaan. Liam melihat ke arah Noah dan Hari yang berdiri sejajar dengan senyuman tipis mereka, setelah ia mengingat kejadian malam tadi membuat sang kakek tak sabar ingin menjadi kakek buyut.

“Selamat pagi!”

Noah dan Hari merasa heran ketika melihat seorang pria yang sibuk dengan alat kamera di sudut ruang santai, bahkan juga ada beberapa orang yang menata pakaian di sana.

“Kakek, ada apa itu?” tanya Noah.

“Oh, hari ini kau tidak boleh ke kantor. Kalian akan melakukan sesi foto untuk album kenangan, Kakek sudah menyiapkan busana kalian!” jelas Liam. Hendak menolak keinginan tersebut, namun Noah selalu kalah dengan sang kakek keras kepala itu.

Noah dan Hari segera berganti pakaian yang sudah di siapkan untuk sesi foto pertama mereka. Sebuah pakaian pernikahan, dimana Noah mengenakan jas putih dan Hari mengenakan dress putih selutut dengan karangan bunga yang melingkar bak mahkota di kepalanya.

Sempat terpaku melihat kecantikan Hari, namun pria itu mengelak saat pertengkaran kecil mulai terjadi pada keduanya.

“Peluk dengan kasih sayang NOAH!" pinta sang kakek yang masih berdiri mengawasi cucunya.

Noah segera merangkul Hari di antara pundak dan leher. Senyuman paksa mereka lontarkan, ketika kakek Liam tidak melihat ke arah mereka, Noah sengaja mengeratkan pelukan tadi hingga Hari tercekik.

“Lepaskan!” wanita itu memukul-mukul lengan Noah untuk memberinya kelonggaran juga sikutan kuat di perut Noah berhasil membuat pria itu terpekik kesakitan hingga berakhirlah saling memiting. Sampai sang kakek kembali menatap mereka yang kini langsung berlagak baik-baik saja dengan senyuman peluh.

“Say cheezz!” ckrek! Satu foto sudah di ambil.

“Sekarang kalian ganti pakaian.” Ujar kakek Liam.

“Lagi?”

“Tentu saja. Cepat!” sangat merepotkan. Kini tema mereka adalah Minions! Hari tertawa terbahak-bahak saat melihat penampilan Noah yang cocok dengan kacamata bundar seperti milik Minion di kepalanya.

Pria itu menahan rasa malu mendapati penampilannya yang sangat di luar ekspetasi nya. “Say Cheezz!” Ckrek! Foto kedua terambil dengan sempurna.

Seperti perintah sang kakek. Noah dan Hari kembali berganti pakaian lagi dan kini temannya benar-benar wow! Menjadi seorang dewa Yunani dan Dewi bulan. Noah merasa risih saat hanya mengenakan sebuah kain putih bak gorden membelit tubuhnya yang bertelanjang dada. Dan Hari selalu cocok memakai apapun itu, seperti saat ini dia begitu terlihat cantik seperti Dewi bulan.

“Kakek! Ini sangat memalukan, lihat. Aku seperti memakai rok.” Gerutu Noah. Hari lagi-lagi menahan tawanya juga sedikit malu pastinya melihat tubuh atletis milik Noah yang terlihat bak dewa Yunani.

“Say Cheezz!” Ckrek! Foto terambil lagi.

Dan untuk pakaian ke-empat lebih normal, ketika Noah mengenakan sebuah kemeja hitam dengan dua kancing terbuka sedangkan Hari memakai dress panjang memperlihatkan lengan mulusnya yang hanya di balut kain yang melingkar di bawah pundak tepat di lengan atas.

Tak hanya itu, hal tersebut masih membuat Noah menggerutu dikarenakan... Ia harus menerima sebuah riasan berupa fake blood di dahinya. Saat sang fotografer mulai memberikan arahan tentang posisi tubuh mereka yang begitu dekat ditambah kedua tangan Hari harus memegang pipi Noah.

Manik mereka saling beradu. Suara degup jantung menjadi satu tidak tahu milik siapa yang paling terdengar, tapi yang pasti Noah masih menikmati wajah cantik dan polos Hari, sementara Hari juga menikmati betapa tampannya suami palsunya itu.

“Itu sangat bagus dan mendalami! Say Cheezz!” Ckrek! Seolah telinga mereka tersumpal sampai suara dari sang fotografer tidak mereka dengarkan dan malah menikmati lomba saling tatap itu. Kakek Liam hanya tersenyum tipis melihat cucunya bersikap romantis.

“Masih belum puas?” goda Liam memudarkan lamunan dua sejoli tadi. Hari langsung berdiri dari pangkuan Noah. Perasaan canggung menyelimuti mereka.

Tak sampai di situ saja. Masih banyak lagi sesi foto yang harus mereka lewati.

...***...

Pemotretan Noah dan Hari berjalan lancar, meskipun keduanya diam-diam selalu saling menjahili tidak membuat hasil foto mereka gagal dan buruk. Malahan terlihat bagus dan jelas.

Setelah pemotretan menghabiskan waktu lebih dari 8 jam, tidak membuat Noah libur bekerja. Pria Rubah itu masih saja pergi ke kantor meski sang kakek sudah melarangnya tapi keduanya kukuh, apalagi si Rubah Harrison itu yang tetap memilih pergi dengan alasan <>.

...***...

“Jadi Noah— apa malam pertama mu menyenangkan atau melelahkan?!” seolah menggoda dalam sebuah pertanyaan. Leo menatap bosnya dengan satu alis terangkat.

Sementara Noah hanya bergeming, tak tahu harus menjawab apa soal malam pertama yang menurutnya menyebalkan, tidak ada cinta ataupun kehangatan yang seharusnya terjadi pada pengantin baru. “Jangan tanya.”

“Heh.. kenapa?”

“Kami melakukannya sambil bekerja dan menonton film, sudah!” ketus Noah meluap emosi dan segera beranjak pergi setelah selesai menghabiskan kopinya. Untuk Leo-- yah, pria itu diam sambil melongo.

“Bercinta sambil bekerja dan nonton film? CK, aku harus mencobanya dengan Kara!” gumam Leo membulatkan tekad dan ucapannya barusan. Baru pertama kali si Leo tahu kalau ada gaya bercinta yang baru.

Hari menjelang malam. Di Mansion Harrison, kini Hari tidaklah lagi tinggal bersama sang kakak dan bibi, melainkan bersama keluarga besar Noah alias suaminya. Sangat telaten Hari ikut membantu menyiapkan makan malam keluarga Harrison di bantu nenek Suzan dan bibi Amora, padahal banyak pelayan di sana tapi-- di karenakan Hari adalah keluarga baru mereka, nenek Suzan ingin menghabiskan waktu bersama-sama dengan cucu barunya dan menyuruh para pelayan untuk istirahat sejenak.

“Kau pandai memasak ya, Hari!” puji Amora yang ikut menata makanan di meja.

“Sejak kecil aku sering membantu ibuku di dapur, jadi aku tertarik dengan dunia masak-memasak!”

“Hem. Sekarang kau sudah bersuami dan harus tahu apa makanan kesukaan suamimu.” Balas nenek Suzan dari belakang. Ya, Hari tidak kepikiran soal itu.

“Apa makanan kesukaannya?”

“Kari! Noah sangat menyukai kari kental buatan ibunya!” ucap nenek Suzan yang baru saja duduk di salah satu kursi meja makan.

Hari mengangguk faham, tapi.... Dia sama sekali tidak melihat keberadaan ibu atupun ayah Noah, dimana mereka?

.

.

.

Makan malam berjalan dengan lancar, seperti yang dikatakan Noah tadi pagi bahwa dia akan pulang sebelum makan malam dan kini pria itu menepati janjinya. Selama makan malam berlangsung, tak ada hentinya keluarga Harrison itu mencuri-curi pandang ke arah pengantin baru yang masih tak sadar bila kini mereka menjadi pusat perhatian para Harrison.

-'Kenapa mereka menatap ke sini?' Hari yang sadar lebih dulu namun tidak berani menatap balik memilih bermain kaki dengan Noah yang duduk di sebelahnya.

Dengan hati-hati Hari menggerakkan kaki kirinya, menendang pelan namun berulang kali ke kaki si Noah yang mulai terganggu saat asik makan. Sebisa mungkin pria itu meredam emosinya saat masih sadar akan keberadaan keluarganya di sana. Tak lama mereka berdua menoleh dan saling menatap dengan senyuman paksa dan konyol mereka.

“Ekhem.” Dahaman Norman membuat Noah dan Hari akhirnya menatap mereka semua.

“Apa kalian tidak ingin pergi berbulan madu?” tanya Amora akhirnya membuka suara.

“Apa- ”

“Bulan madu?” balas kompak Noah dan Hari semakin memperlihatkan betapa serasi dan cocoknya kedua pasangan itu.

“Iya. Kenapa kalian panik?” nenek Suzan sedikit curiga akan wajah panik cucunya.

“KAMI TIDAK PANIK / KAMI TIDAK PANIK.” Balas bersama keduanya membuat para Harrison yang lainnya terheran.

“Kakek mu tidak sabar menanti cicitnya.” Lanjut wanita tua bersurai merah padam. Melihat tatapan keluarga Noah yang seolah seperti sebuah kecurigaan dan penuh tanya, membuat Hari semakin bingung harus berbuat apa untuk bisa meyakinkan para Harrison itu.

“Tidak usah khawatir! Aku dan si Rubah emmp ma-maksudku Noah, akan memberikan cicit untuk kalian! Kami sudah merencanakannya!” seketika Noah meremas paha Hari karena sudah berbicara tanpa rundingan. Sontak Hari meremas balik tangan Noah yang sudah berani memegang pahanya meski kasar tapi hei! Hari masih bisa merasakan sensasi lainnya.

“Berapa banyak?” tanya polos Naura.

“100 cicit untuk Kakek dan Nenek!” Bruuzzz! Sangat terkejut mendengarnya, sampai-sampai Noah menyemburkan air putih yang baru saja hendak dia telan.

“Oi Noah! Kau ini kenapa?” tegur Norman saat kena siraman air mancur.

“Ma-maaf paman! Ucapan Hari membuatku sedikit terkejut.” Menoleh dan menatap tajam ke dalam mata Hari yang hanya bisa tersenyum remang. -'Maafkan aku, aku bingung harus bicara apa?';Dalam hati Hari.

“Tenang saja Noah. Aku akan memberimu novel lagi dengan berbagai macam gaya membuat anak!” bug! satu pukulan mendarat.

“Diam dan segera habiskan makanan mu.” Geram Amora..

“Hohohoho! Kakek tidak sabar menunggunya!” balas Liam tersenyum lebar. Saat semuanya kembali sibuk melahap hidangan yang ada, Noah menatap Hari dengan ancaman mematikan membuat wanita itu menciut.

...🛫📍🛬...

Terpopuler

Comments

kalea rizuky

kalea rizuky

moga aja noah bucin duluan hari jual mahal dlu

2025-01-26

1

Tiara Bella

Tiara Bella

wkwkwkkw hari hari mw buat cicit 100 ktnya 1 aja blm bikin

2025-01-26

2

oranggila🗿🗿🗿

oranggila🗿🗿🗿

hahaha 100 katanya

2025-01-26

1

lihat semua
Episodes
1 PMM! : BAB 01
2 PMM! : BAB 02
3 PMM! : BAB 03
4 PMM! : BAB 04
5 PMM! : BAB 05
6 PMM! : BAB 06
7 PMM! : BAB 07
8 PMM! : BAB 08
9 PMM! : BAB 09
10 PMM! : BAB 10
11 PMM! : BAB 11
12 PMM! : BAB 12
13 PMM! : BAB 13
14 PMM! : BAB 14
15 PMM! : BAB 15
16 PMM! : BAB 16
17 PMM! : BAB 17
18 PMM! — BAB 18
19 PMM! : BAB 19
20 PMM! : BAB 20
21 PMM! : BAB 21
22 PMM! : BAB 22
23 PMM! : BAB 23
24 PMM! : BAB 24
25 PMM! : BAB 25
26 PMM! : BAB 26
27 PMM! : BAB 27
28 PMM! : BAB 28
29 PMM! : BAB 29
30 PMM! : BAB 30
31 PMM! : BAB 31
32 PMM! : BAB 32
33 PMM! : BAB 33
34 PMM! : BAB 34
35 PMM! : BAB 35
36 PMM! : BAB 36
37 PMM! : BAB 37
38 PMM! : BAB 38
39 PMM! : BAB 39
40 PMM! : BAB 40
41 PMM! : BAB 41
42 PMM! : BAB 42
43 PMM! : BAB 43
44 PMM! : BAB 44
45 PMM! : BAB 45
46 PMM! : BAB 46
47 PMM! : BAB 47
48 PMM! : BAB 48
49 PMM! : BAB 49
50 PMM! : BAB 50
51 PMM! : BAB 51
52 PMM! : BAB 52
53 PMM! : BAB 53
54 PMM! : BAB 54
55 PMM : BAB 55
56 PMM! : BAB 56
57 PMM! : BAB 57
58 PMM! : BAB 58
59 PMM! : BAB 59
60 PMM! : BAB 60
61 PMM! BAB 61
62 PMM! : BAB 62
63 PMM! : BAB 63
64 PMM! : BAB 64
65 PMM! : BAB 65
66 PMM! : BAB 66
67 PMM! : BAB 67
68 PMM! : BAB 68
69 PMM! : BAB 69
70 PMM! : BAB 70
71 PMM! : BAB 71
72 PMM! : BAB 72
73 PMM! : BAB 73
74 PMM! : BAB 74
75 PMM! : BAB 75
76 PMM! : BAB 76
77 PMM! : BAB 77
78 PMM! : BAB 78
79 PMM! : BAB 79
80 PMM! : BAB 80
81 PMM! : BAB 81
82 PMM! : BAB 82
83 PMM! : BAB 83
84 PMM! : BAB 84
85 PMM! : BAB 85
86 PMM! : BAB 86
87 PMM! : BAB 87
88 PMM! : BAB 88
89 PMM! : BAB 89
90 PMM! : BAB 90
91 PMM! : BAB 91
92 PMM! : BAB 92
93 PMM! : BAB 93
Episodes

Updated 93 Episodes

1
PMM! : BAB 01
2
PMM! : BAB 02
3
PMM! : BAB 03
4
PMM! : BAB 04
5
PMM! : BAB 05
6
PMM! : BAB 06
7
PMM! : BAB 07
8
PMM! : BAB 08
9
PMM! : BAB 09
10
PMM! : BAB 10
11
PMM! : BAB 11
12
PMM! : BAB 12
13
PMM! : BAB 13
14
PMM! : BAB 14
15
PMM! : BAB 15
16
PMM! : BAB 16
17
PMM! : BAB 17
18
PMM! — BAB 18
19
PMM! : BAB 19
20
PMM! : BAB 20
21
PMM! : BAB 21
22
PMM! : BAB 22
23
PMM! : BAB 23
24
PMM! : BAB 24
25
PMM! : BAB 25
26
PMM! : BAB 26
27
PMM! : BAB 27
28
PMM! : BAB 28
29
PMM! : BAB 29
30
PMM! : BAB 30
31
PMM! : BAB 31
32
PMM! : BAB 32
33
PMM! : BAB 33
34
PMM! : BAB 34
35
PMM! : BAB 35
36
PMM! : BAB 36
37
PMM! : BAB 37
38
PMM! : BAB 38
39
PMM! : BAB 39
40
PMM! : BAB 40
41
PMM! : BAB 41
42
PMM! : BAB 42
43
PMM! : BAB 43
44
PMM! : BAB 44
45
PMM! : BAB 45
46
PMM! : BAB 46
47
PMM! : BAB 47
48
PMM! : BAB 48
49
PMM! : BAB 49
50
PMM! : BAB 50
51
PMM! : BAB 51
52
PMM! : BAB 52
53
PMM! : BAB 53
54
PMM! : BAB 54
55
PMM : BAB 55
56
PMM! : BAB 56
57
PMM! : BAB 57
58
PMM! : BAB 58
59
PMM! : BAB 59
60
PMM! : BAB 60
61
PMM! BAB 61
62
PMM! : BAB 62
63
PMM! : BAB 63
64
PMM! : BAB 64
65
PMM! : BAB 65
66
PMM! : BAB 66
67
PMM! : BAB 67
68
PMM! : BAB 68
69
PMM! : BAB 69
70
PMM! : BAB 70
71
PMM! : BAB 71
72
PMM! : BAB 72
73
PMM! : BAB 73
74
PMM! : BAB 74
75
PMM! : BAB 75
76
PMM! : BAB 76
77
PMM! : BAB 77
78
PMM! : BAB 78
79
PMM! : BAB 79
80
PMM! : BAB 80
81
PMM! : BAB 81
82
PMM! : BAB 82
83
PMM! : BAB 83
84
PMM! : BAB 84
85
PMM! : BAB 85
86
PMM! : BAB 86
87
PMM! : BAB 87
88
PMM! : BAB 88
89
PMM! : BAB 89
90
PMM! : BAB 90
91
PMM! : BAB 91
92
PMM! : BAB 92
93
PMM! : BAB 93

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!