PMM! : BAB 11

TENTANG KISAH CINTA NOAH & SAKURA

Menyadari bahwa pria menyebalkan di sampingnya saat ini tengah melamun, Hari menyikut lengan pria tersebut.

“Akkhh! Haisshh! Kau kenapa?” geram Noah mengelus lengannya. Hari masih tertawa kecil.

“Jangan suka melamun, nanti santet seseorang nyasar!” ejek wanita itu.

Noah tak memperdulikan omong kosong itu dan balik menatap lurus hingga anak-anak di sana mulai berlarian menghampiri mereka berdua.

“Paman! Mau bermain bola bersama?” ajak Nagato yang berdiri paling depan. Noah tersenyum kecil, menggaruk lehernya yang tak gatal dan menatap sungkan.

“Aku ingin! Tapi aku harus pergi, lain kali saja. Oke!” penuh perhatian. Anak-anak tadi mengangguk setuju.

Tiba-tiba, Hidan melambaikan tangannya menyuruh Noah agar lebih rendah mendengar bisikannya. Dengan senang hati pria itu menurut, sementara Hari bingung akan bisikan tersebut.

“Hati-hati dengannya, kakak Hari sering mendengkur keras saat tidur sampai air liurnya banjir kemana-mana!” bisikan keras Hidan membuat Hari terpaku malu dan Noah tersenyum nakal di tambah tawa lain dari anak-anak di sana.

“Hey, anak kecil— Tolong berhenti ya!!!" Hari tersenyum lebar dengan paksa penuh penekanan di akhir kalimat. Anak-anak tadi hanya tertawa, begitupun Noah yang kini menatap Hari dengan senyuman mengejek.

“Kalau begitu aku harus pergi. Akan ku hubungi jika fotonya sudah selesai.” Pria itu berdiri berjalan bersama Hari menuju ke arah gerbang. Setelah berpamitan dengan sangat hormat dan sopan kepada keluarga Hari, mereka semua mengantar sampai ke mobil.

“Paman melupakan satu hal!" panggil suara dari anak-anak jahil yang juga ikut mengantarkan. Para orang dewasa mulai merasa tak enak dengan senyuman kecil mereka. Noah dan Hari saling memandang heran hingga wanita cantik berponi itu menggeleng memperingati si Noah agar tak terlalu percaya dengan anak-anak di sana.

“Katakan!” sahut Noah terbuka lebar.

“Beri ciuman pipi kepada kekasihmu sebelum pergi!” ujar Sasori di setujui oleh anak-anak yang lainnya. Seketika pipi Hari merona dan Noah mulai malu.

“Sstt! Tidak boleh berkata seperti itu.” Titah Salleh.

“Maaf ya, Noah! Terkadang mulut mereka ingin di sumpal dengan bakso!” sungkan Salleh tersenyum remang.

“Tidak apa! Mereka sangat menggemaskan!” tak lama Noah kemudian pamitan pergi, melaju bersama mobilnya dengan kecepatan normal.

Dalam perjalanan, akhirnya pria itu sedikit menghela nafas lega. Baru pertama kali dia mendatangi rumah besan.

...***...

Sampai di kantornya, Noah melangkah masuk ke ruangannya, melempar jasnya ke arah sofa lalu mendaratkan pantatnya di kursi kebanggaannya sambil bersandar menutup kedua matanya.

Rasanya begitu melelahkan, gara-gara kakeknya dia harus melewati pernikahan dulu untuk pergi ke London. Bukannya tidak bisa pergi ke sana, cuman Noah begitu menghormati sang kakek juga sangat menyayanginya. “Haahh— ” helaan nafas panjang keluar dari mulut Noah.

Jam masih berjalan seiring berputarnya bumi. Kini sudah memasuki makan malam, sudah waktunya dia pulang namun Noah masih ingin berada di sana. Cklek!

“Noah! Kau benar-benar keterlaluan.” Seorang pria bersurai hitam berkulit putih berjalan mendekatinya dan ikut duduk di kursi depan yang menghadap ke arah meja kerja si bos.

“Oi! Sejak kapan hah?" tanya Leo melipat satu tangannya di atas meja.

“Aku akan menikah, tolong siapkan semuanya.”

“APA!!” tentu terkejut. Noah masih tak berkutik, asik dengan kelelahannya sendiri.

“Ba-- kau yakin? Lihat!” sebuah majalah mendarat di atas meja Noah, namun pria itu masih enggan membuka matanya.

“Coba lihat sebentar.” Paksa Leo membuat Noah berdecak kesal dan mulai membuka matanya dengan alis berkerutnya hilang saat meraih majalah tersebut. Saat menatapnya lekat, ekspresi nya berubah total menjadi lebih tenang.

Sebuah majalah yang menunjukkan potret seorang wanita cantik berdarah Jepang-Indonesia dengan pakaian bergaya bidadari serta terpampang jelas nama wanita itu di sana <>, seorang wanita yang masih berstatus kekasih dengan seorang Harrison Noah.

“Dia sudah berhasil mencapai mimpinya menjadi seorang model, kini namanya sudah terkenal di seluruh Eropa.” Jelas Leo.

Noah tersenyum tipis masih menatap majalah tersebut, rambut Sakura kini sudah tidak panjang seperti dulu. Noah kembali bersandar menutup matanya.

“Apa kau yakin akan tetap menikah? Bagaimana kalau Sakura tahu?”

“Aku akan tetap menikah, itu sudah keputusan ku.” Ucap Noah. Hatinya kini berkecamuk saat harus mengingat kekasihnya yang sudah rela meninggalkan dirinya di saat ia ingin ke jenjang serius.

Flashback On

5 Tahun lalu. Seorang pria sedikit berjongkok dengan satu lutut menyentuh tanah, sementara si wanita dengan rambut panjang dan cantik duduk di kursi panjang warna putih. Mereka berada di taman kampus. Dua sejoli itu adalah sepasang kekasih yang tengah kasmaran.

Panggil saja si pria itu adalah Noah.

Noah memperlihatkan kotak kecil berwarna merah berisi dua cincin pernikahan khusus yang sudah Noah rancak sendiri. Manik cokelat milik si wanita itu membulat, bersinar bahagia, seakan sedang bermimpi saat kekasihnya memberikan sebuah cincin yang banyak wanita di luar sana juga impikan.

“Sakura! Menikahlah denganku! Sudah banyak sekali kenangan indah dalam hubungan kita, dan aku ingin membawanya ke jenjang yang lebih serius.” Noah mengatakannya dengan penuh perasaan. Sementara Sakura menangis bahagia sampai kebahagiaan itu sirna tiba-tiba.

Sebuah cincin hendak masuk ke jari manisnya, namun ia langsung menarik kembali tangannya.

“Ada apa?” tanya Noah bingung, padahal selama ini mereka selalu bermimpi tentang pernikahan ini, mengingat mereka sebentar lagi akan segera lulus kuliah.

“Maafkan aku Noah. Aku mau, tapi— " Seolah tercekat di tenggorokan, dengan sebisa mungkin Sakura menatap lekat manik mata Noah.

“Setelah lulus kuliah, aku sudah memutuskan pergi ke Eropa, melanjutkan mimpiku menjadi seorang model.” Ucapnya penuh penyesalan.

Noah seketika terpaku, terselip rasa kecewa yang begitu besar menghantam hatinya.

“Tapi kau tidak pernah mengatakannya jika ingin pergi ke Eropa?” suara bariton itu terdengar parau.

“Aku tahu. Aku minta maaf.” Tidak ada komentar lagi. Sakura mulai meraih tangan kanan Noah, mendekapnya ke dalam dua telapak tangannya.

”Noah! Aku berjanji, setelah aku berhasil menjadi seorang model, aku akan kembali dan kita akan menikah! Untuk itu— apa kau bisa berjanji padaku? Menunggu ku sampai aku pulang kepadamu?” Pinta Sakura.

Noah menatap lekat Sakura. Hatinya begitu tergila-gila dengan wanita di depannya saat ini. Seorang sahabat masa kecilnya, seorang yang begitu mengerti dirinya di saat ibunya <> pergi meninggalkan dia di panti asuhan sendirian.

Sakura lahir dan besar di panti asuhan, tempat Noah di buang oleh ibu kandungnya sendiri sampai sang kakek menjemputnya kembali. Noah mengerti akan keadaan Sakura, wanita itu sangat bermimpi menjadi seorang model agar hidupnya bisa berubah.

Tidak mendapatkan jawaban dari sang kekasih, Sakura mulai mendekat dan memberinya ciuman bibir, tentu Noah tak bisa menolak hal itu. Si Harrison itu mulai membalas ciuman singkat itu, atau ciuman terakhir mereka.

“Kau mau menungguku'kan? Aku tidak akan dekat dengan siapapun, percayalah!” Sakura masih berusaha meyakinkan sahabatnya. Meski hatinya hancur karena Sakura lebih memilih mimpinya daripada cintanya, Noah masih bisa tersenyum tipis.

“Hm. Aku berjanji akan menunggumu!” keduanya tersenyum tipis hingga berakhir dengan pelukan erat satu sama lain. Noah meremas kotak yang masih ia bawa di tangan kirinya.

Flashback off

...🛫📍🛬...

Terpopuler

Comments

Tiara Bella

Tiara Bella

hemm tar giliran Noah sm hari menikah....sakura dtng lg nagih janjinya Noah.....

2025-01-22

2

lihat semua
Episodes
1 PMM! : BAB 01
2 PMM! : BAB 02
3 PMM! : BAB 03
4 PMM! : BAB 04
5 PMM! : BAB 05
6 PMM! : BAB 06
7 PMM! : BAB 07
8 PMM! : BAB 08
9 PMM! : BAB 09
10 PMM! : BAB 10
11 PMM! : BAB 11
12 PMM! : BAB 12
13 PMM! : BAB 13
14 PMM! : BAB 14
15 PMM! : BAB 15
16 PMM! : BAB 16
17 PMM! : BAB 17
18 PMM! — BAB 18
19 PMM! : BAB 19
20 PMM! : BAB 20
21 PMM! : BAB 21
22 PMM! : BAB 22
23 PMM! : BAB 23
24 PMM! : BAB 24
25 PMM! : BAB 25
26 PMM! : BAB 26
27 PMM! : BAB 27
28 PMM! : BAB 28
29 PMM! : BAB 29
30 PMM! : BAB 30
31 PMM! : BAB 31
32 PMM! : BAB 32
33 PMM! : BAB 33
34 PMM! : BAB 34
35 PMM! : BAB 35
36 PMM! : BAB 36
37 PMM! : BAB 37
38 PMM! : BAB 38
39 PMM! : BAB 39
40 PMM! : BAB 40
41 PMM! : BAB 41
42 PMM! : BAB 42
43 PMM! : BAB 43
44 PMM! : BAB 44
45 PMM! : BAB 45
46 PMM! : BAB 46
47 PMM! : BAB 47
48 PMM! : BAB 48
49 PMM! : BAB 49
50 PMM! : BAB 50
51 PMM! : BAB 51
52 PMM! : BAB 52
53 PMM! : BAB 53
54 PMM! : BAB 54
55 PMM : BAB 55
56 PMM! : BAB 56
57 PMM! : BAB 57
58 PMM! : BAB 58
59 PMM! : BAB 59
60 PMM! : BAB 60
61 PMM! BAB 61
62 PMM! : BAB 62
63 PMM! : BAB 63
64 PMM! : BAB 64
65 PMM! : BAB 65
66 PMM! : BAB 66
67 PMM! : BAB 67
68 PMM! : BAB 68
69 PMM! : BAB 69
70 PMM! : BAB 70
71 PMM! : BAB 71
72 PMM! : BAB 72
73 PMM! : BAB 73
74 PMM! : BAB 74
75 PMM! : BAB 75
76 PMM! : BAB 76
77 PMM! : BAB 77
78 PMM! : BAB 78
79 PMM! : BAB 79
80 PMM! : BAB 80
81 PMM! : BAB 81
82 PMM! : BAB 82
83 PMM! : BAB 83
84 PMM! : BAB 84
85 PMM! : BAB 85
86 PMM! : BAB 86
87 PMM! : BAB 87
88 PMM! : BAB 88
89 PMM! : BAB 89
90 PMM! : BAB 90
91 PMM! : BAB 91
92 PMM! : BAB 92
93 PMM! : BAB 93
Episodes

Updated 93 Episodes

1
PMM! : BAB 01
2
PMM! : BAB 02
3
PMM! : BAB 03
4
PMM! : BAB 04
5
PMM! : BAB 05
6
PMM! : BAB 06
7
PMM! : BAB 07
8
PMM! : BAB 08
9
PMM! : BAB 09
10
PMM! : BAB 10
11
PMM! : BAB 11
12
PMM! : BAB 12
13
PMM! : BAB 13
14
PMM! : BAB 14
15
PMM! : BAB 15
16
PMM! : BAB 16
17
PMM! : BAB 17
18
PMM! — BAB 18
19
PMM! : BAB 19
20
PMM! : BAB 20
21
PMM! : BAB 21
22
PMM! : BAB 22
23
PMM! : BAB 23
24
PMM! : BAB 24
25
PMM! : BAB 25
26
PMM! : BAB 26
27
PMM! : BAB 27
28
PMM! : BAB 28
29
PMM! : BAB 29
30
PMM! : BAB 30
31
PMM! : BAB 31
32
PMM! : BAB 32
33
PMM! : BAB 33
34
PMM! : BAB 34
35
PMM! : BAB 35
36
PMM! : BAB 36
37
PMM! : BAB 37
38
PMM! : BAB 38
39
PMM! : BAB 39
40
PMM! : BAB 40
41
PMM! : BAB 41
42
PMM! : BAB 42
43
PMM! : BAB 43
44
PMM! : BAB 44
45
PMM! : BAB 45
46
PMM! : BAB 46
47
PMM! : BAB 47
48
PMM! : BAB 48
49
PMM! : BAB 49
50
PMM! : BAB 50
51
PMM! : BAB 51
52
PMM! : BAB 52
53
PMM! : BAB 53
54
PMM! : BAB 54
55
PMM : BAB 55
56
PMM! : BAB 56
57
PMM! : BAB 57
58
PMM! : BAB 58
59
PMM! : BAB 59
60
PMM! : BAB 60
61
PMM! BAB 61
62
PMM! : BAB 62
63
PMM! : BAB 63
64
PMM! : BAB 64
65
PMM! : BAB 65
66
PMM! : BAB 66
67
PMM! : BAB 67
68
PMM! : BAB 68
69
PMM! : BAB 69
70
PMM! : BAB 70
71
PMM! : BAB 71
72
PMM! : BAB 72
73
PMM! : BAB 73
74
PMM! : BAB 74
75
PMM! : BAB 75
76
PMM! : BAB 76
77
PMM! : BAB 77
78
PMM! : BAB 78
79
PMM! : BAB 79
80
PMM! : BAB 80
81
PMM! : BAB 81
82
PMM! : BAB 82
83
PMM! : BAB 83
84
PMM! : BAB 84
85
PMM! : BAB 85
86
PMM! : BAB 86
87
PMM! : BAB 87
88
PMM! : BAB 88
89
PMM! : BAB 89
90
PMM! : BAB 90
91
PMM! : BAB 91
92
PMM! : BAB 92
93
PMM! : BAB 93

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!