PMM! : BAB 03

TIPU DAYA KAKEK LIAM

Tepat sore hari di bulan Oktober. Hari berjalan sempoyongan tanpa gairah semangat menuju ke dalam ruangan yang begitu nyaman bagi kebanyakan orang, rumah.

Wanita bersurai hitam bercampur putih akibat tepung dari anak-anak nakal di panti, pluss! Kaos serta celananya yang masih bernoda muntahannya sendiri, membuat dirinya berkesan berantakan sekali.

“Hari! Apa yang terjadi?” Tanya sang kakak bernama Viona Clarissa. Sosok wanita cantik pemilik mata yang sama seperti Hari, Surai coklat panjang serta pakaian santainya, tak beda jauh dari Hari yang cantik.

“Astaga! Kau buruk sekali!” Seorang wanita paruh baya ikut menghampiri Hari dan Viona yang masih berada di pintu yang sudah tertutup.

Seorang bibi yang baik hati bernama Raya. Panggil saja si perawan tua! Kalian pasti tahu detailnya' kan! Alasan dia tidak menikah, karena ia tahu bahwa dirinya tidak akan bisa mempunyai keturunan.

“Aku di pecat.” Lirih Hari masih terlihat linglung, enggan menatap wajah kedua wanita yang lebih tua darinya itu.

Raya dan Viona sigap mengelus punggung Hari. “Bagaimana bisa?” Tanya Viona.

“VIO! DIA MENCURI UANG RESTORAN, LALU MENYURUHKU TUTUP MULUT! KALIAN TAHU SENDIRI, AKU TIDAK PANDAI BERBOHONG..., PERUTKU SAKIT SAAT AKU BERBOHONG KE BOS-KU, TAPI— TAPI— WANITA ITU MENJEBAK KU DAN BILANG, AKU YANG MENCURINYAAAA. HAAAA—” Dengan lantang wanita itu bercerita seolah berteriak dan menangis histeris. Hari ini dia sangat apes.

“Sudah, sudah! Maafkan saja. Kau istirahatlah, biarkan Kakak yang bekerja mengumpulkan uang kali ini!” Hari berhenti menangis, menatap kakaknya yang kini tersenyum manis. Wanita itu hanya bisa menekuk wajahnya, tak enak.

“Hei! Bukankah kau pantang mundur? Kau pasti bisa, ibumu sudah menunggu di sana!” bibi Raya juga ikut tersenyum.

Yups! Hari memiliki kelebihan, dimana dia tidak bisa berbohong, jika sampai berbohong! Maka perutnya akan merasa sakit. Sangat sakit.

...***...

Sementara itu, di kediaman Harrison Mansion yang begitu besar, mewah dan sangat ramai akan pekerja dan keluarga besar di sana, begitu hangat di lihat.

Tepatnya di ruang keluarga terlihat kakek Liam dan nenek Suzan tengah duduk di dekat perapian. Di sisi sofa yang terdapat televisi besar, ada dua orang anak remaja bernama Eza (13th) dan Naura (13th). Si Eza sibuk dengan ponsel canggihnya dan si Naura sibuk akan sebuah majalah tentang kecantikan wanita.

“Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum'at, Sabtu— ”

“Sampai kapan kau akan menghitung hari?” sindir nenek Suzan menghentikan suara kakek Liam.

Wanita tua itu sibuk merajut dengan kacamata khas nenek-nenek di hidungnya. Sementara pria tua tadi, bersandar sambil menutup matanya dan menghitung hari kapan cucunya akan menikah.

“Sampai bocah itu mau menikah! Umur kita sudah tidak muda lagi, Suzan.” Jelas Liam tersenyum tipis menatap sang istri yang juga tersenyum tipis sambil menggeleng.

Hanya perbincangan ringan, kakek Liam kembali bersandar, menutup mata dan mulai berhitung kembali.

“Senin, Selasa, Rabu, kamis— ”

“KAKEK!!” Suara bariton mengangetkan ke-empat orang yang tengah bersantai. Lagi, kakek Liam mendengus kesal mendengar suara pengganggu lagi.

“Kakek!” kini pria berjas rapi sudah berdiri tepat di depan kakeknya yang membuka satu matanya saja.

“Apa?” semuanya sudah tahu akan permasalahan drama kakek dan cucu itu.

“Kenapa Kakek melakukannya lagi? Biarkan Noah yang mengurus semuanya! Aku yang memegang perusahaan dan semua kerjasama nya.” Pria itu mulai emosi akan sikap kakeknya yang selalu melarangnya pergi ke London, dan alasannya— Dia tidak ingin Noah bertemu dengan ayahnya di sana.

“Menikah dulu, baru aku akan membiarkanmu pergi.” Angkuh sang kakek.

“Kenapa tidak Kakek saja yang menikah?” Suara Noah tak kalah tinggi.

“Apa katamu?”

Kesalahan besar, Noah lupa kalau ada neneknya di sana. Asal kalian tahu, seluruh keluarga Harrison itu menyeramkan, apalagi para wanitanya. Noah begidik ngeri saat menoleh ke arah neneknya yang kini terlihat marah hingga meremas kain rajutannya.

“Menyuruh kakek menikah, sedangkan kau tidak mau menikah. KAU MAU MASUK RUMAH SAKIT ATAU KUBURAN, HUH?” wanita tua itu mulai berdiri marah menatap ke arah Noah yang masih ciut.

“Eh- eh, bukan itu maksud ku Nek hihihi!”

“Menikah itu enak, apalagi soal malam pertama, hehehe!!” tiba-tiba tanpa di undang, pamannya bernama Norman datang merangkul pundak Noah dengan senyum konyolnya saat mempromosikan novel Icha Icha alias novel erotis buatannya.

Dengan segera Noah melepaskan diri dari sang paman— 'Penyakit.' Pikir Noah saat melihat pamannya itu dengan wajah datar dan malas.

“Seperti aku saat ini! Lihat, aku selalu bersenang-senang dengan Amora!” ucap Norman tertawa kecil melipat kedua tangannya di depan dada dengan santai. Sementara Eza dan Naura hanya tertawa kecil saat melihat tingkah konyol ayahnya, ayah tirinya itu.

“Ya! Karena bibi awet muda. Dan aku yakin sekarang dia sedang memakai susuknya.” Balas remeh Noah menyeringai kecil.

Bugg! Satu pukulan keras menjitak kepala Noah dari belakang. “Aduh!!”

Amora datang dengan wajah marah. Memang benar yang di katakan Noah soal susuk tadi, wanita itu memakai susuk agar awet muda! Padahal usianya sudah masuk 49 tapi masih terlihat seperti umur 25 tahun.

“Kau— Lebih baik aku langsung mengirimi mu ke akhirat!” ancam Amora.

Noah yang sudah sangat frustasi akan tingkah keluarganya, sudah tidak tahan lagi.

“HENTIKAN! Aku tidak peduli. Dan Kakek—” Noah balik menatap sang kakek yang masih duduk santai dengan senyuman tipis.

“Sampai kapanpun, aku tidak akan MENIKAH!!” ucap Noah meninggi dan melangkah pergi.

Tiba-tiba sang kakek terkena serangan jantung mendadak. Napasnya naik turun tak teratur membuat Suzan, Amora, Norman dan dua bocah santai tadi segera menghampiri dengan wajah panik.

“Cih! Aku tidak akan tertipu lagi dengan trik murahan Kakek!” ucap pria dewasa bernama Noah Harrison itu yang kini berhenti tanpa menoleh dan hanya tersenyum miring.

Namun sang kakek masih susah bernafas sambil memegang dadanya.

“Bernafas lah perlahan Ayah, ayo! Hffuu... Hffuu...” Ujar Amora yang merupakan seorang dokter.

Melihat keseriusan kakeknya, Noah mulai panik dan segera menghampiri sang kakek, duduk bersujud memegang tangan kiri pria tua yang terlihat sekarat tadi.

“Noah!” panggil Liam dengan suara lirih.

“Aku di sini Kek!” balas Noah.

Semuanya memasang wajah sedih dan nampak sangat serius.

“Sebelum Kakek pergi, Kakek ingin menggendong cicit Kakek! Kakek ingin melihatmu bahagia, Noah— Uhukk, uhukk...” Norman dan Amora mulai menangis bersamaan dengan dua anaknya yang juga ikut menangis memanggil nama kakeknya.

Jangan salah paham dulu!

Eza dan Naura juga cucunya Liam, tapi mereka hanyalah anak angkat dari Norman dan Amora. Mungkin bisa di katakan kalau Amora mandul.

“Kakek jangan bicara sembarangan.” Marah Noah tak terima bila kakeknya akan pergi.

“Berjanjilah Noah. Berjanjilah kau akan menikah secepatnya, waktu Kakek tidak banyak la— Wuhhukk-uhukk...”

“Aku berjanji akan menikah, dengan siapapun, tapi Kakek harus sembuh!” mendengar hal itu, semuanya menahan tawa senangnya, lalu kembali memasang wajah sedih.

Noah tidak bisa jika melihat kakeknya jauh sakit.

“Sebaiknya kau istirahat, dan aku akan merawat Ayah!” pinta Amora. Noah menatap sejenak ke arah kakeknya yang masih menutup matanya, lalu ia mulai berdiri dan pergi ke kamarnya dengan wajah sendu.

Di saat mendapati si tampan sudah pergi. Liam mulai membuka satu matanya, bernapas lega memegang dadanya.

“Akting yang sangat bagus Ayah!” puji Norman mengacungkan jempolnya.

Semuanya tertawa pelan. Ya! Ternyata semuanya bersekongkol akan drama tadi agar Noah mau berjanji. malang sekali!

Mereka tahu, jika Noah sudah berjanji, maka pria itu akan susah mengingkarinya, namun jika seseorang itu sendiri yang melepaskan janji tersebut terhadap Noah, barulah dia bisa lepas akan tanggung jawab janji yang sudah dia ucapkan.

Di dalam kamar, Noah langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang, menghela napas panjang dan berat.

Sudah 18 Tahun dia membenci Kinan Harrison, alias ibu kandungnya yang kini pergi meninggalkannya entah kemana? Sementara ayahnya Arya Bakrie pergi ke London, yang dulu dia dengar dari si mesum paman Norman. Itu sebabnya Noah ingin menemui ayahnya.

.

.

.

“Aku harus mendapatkan uang darimana lagi? Aku mengumpulkan uang sembilan tahun- Hfuuu...” Hinata benar-benar bingung. Apalagi di London sangat mahal, negara asing yang memiliki mata uang besar.

...🛫📍🛬...

Terpopuler

Comments

Tiara Bella

Tiara Bella

semangat hari ...nnti ketemu jalannya

2025-01-18

1

lihat semua
Episodes
1 PMM! : BAB 01
2 PMM! : BAB 02
3 PMM! : BAB 03
4 PMM! : BAB 04
5 PMM! : BAB 05
6 PMM! : BAB 06
7 PMM! : BAB 07
8 PMM! : BAB 08
9 PMM! : BAB 09
10 PMM! : BAB 10
11 PMM! : BAB 11
12 PMM! : BAB 12
13 PMM! : BAB 13
14 PMM! : BAB 14
15 PMM! : BAB 15
16 PMM! : BAB 16
17 PMM! : BAB 17
18 PMM! — BAB 18
19 PMM! : BAB 19
20 PMM! : BAB 20
21 PMM! : BAB 21
22 PMM! : BAB 22
23 PMM! : BAB 23
24 PMM! : BAB 24
25 PMM! : BAB 25
26 PMM! : BAB 26
27 PMM! : BAB 27
28 PMM! : BAB 28
29 PMM! : BAB 29
30 PMM! : BAB 30
31 PMM! : BAB 31
32 PMM! : BAB 32
33 PMM! : BAB 33
34 PMM! : BAB 34
35 PMM! : BAB 35
36 PMM! : BAB 36
37 PMM! : BAB 37
38 PMM! : BAB 38
39 PMM! : BAB 39
40 PMM! : BAB 40
41 PMM! : BAB 41
42 PMM! : BAB 42
43 PMM! : BAB 43
44 PMM! : BAB 44
45 PMM! : BAB 45
46 PMM! : BAB 46
47 PMM! : BAB 47
48 PMM! : BAB 48
49 PMM! : BAB 49
50 PMM! : BAB 50
51 PMM! : BAB 51
52 PMM! : BAB 52
53 PMM! : BAB 53
54 PMM! : BAB 54
55 PMM : BAB 55
56 PMM! : BAB 56
57 PMM! : BAB 57
58 PMM! : BAB 58
59 PMM! : BAB 59
60 PMM! : BAB 60
61 PMM! BAB 61
62 PMM! : BAB 62
63 PMM! : BAB 63
64 PMM! : BAB 64
65 PMM! : BAB 65
66 PMM! : BAB 66
67 PMM! : BAB 67
68 PMM! : BAB 68
69 PMM! : BAB 69
70 PMM! : BAB 70
71 PMM! : BAB 71
72 PMM! : BAB 72
73 PMM! : BAB 73
74 PMM! : BAB 74
75 PMM! : BAB 75
76 PMM! : BAB 76
77 PMM! : BAB 77
78 PMM! : BAB 78
79 PMM! : BAB 79
80 PMM! : BAB 80
81 PMM! : BAB 81
82 PMM! : BAB 82
83 PMM! : BAB 83
84 PMM! : BAB 84
85 PMM! : BAB 85
86 PMM! : BAB 86
87 PMM! : BAB 87
88 PMM! : BAB 88
89 PMM! : BAB 89
90 PMM! : BAB 90
91 PMM! : BAB 91
92 PMM! : BAB 92
93 PMM! : BAB 93
Episodes

Updated 93 Episodes

1
PMM! : BAB 01
2
PMM! : BAB 02
3
PMM! : BAB 03
4
PMM! : BAB 04
5
PMM! : BAB 05
6
PMM! : BAB 06
7
PMM! : BAB 07
8
PMM! : BAB 08
9
PMM! : BAB 09
10
PMM! : BAB 10
11
PMM! : BAB 11
12
PMM! : BAB 12
13
PMM! : BAB 13
14
PMM! : BAB 14
15
PMM! : BAB 15
16
PMM! : BAB 16
17
PMM! : BAB 17
18
PMM! — BAB 18
19
PMM! : BAB 19
20
PMM! : BAB 20
21
PMM! : BAB 21
22
PMM! : BAB 22
23
PMM! : BAB 23
24
PMM! : BAB 24
25
PMM! : BAB 25
26
PMM! : BAB 26
27
PMM! : BAB 27
28
PMM! : BAB 28
29
PMM! : BAB 29
30
PMM! : BAB 30
31
PMM! : BAB 31
32
PMM! : BAB 32
33
PMM! : BAB 33
34
PMM! : BAB 34
35
PMM! : BAB 35
36
PMM! : BAB 36
37
PMM! : BAB 37
38
PMM! : BAB 38
39
PMM! : BAB 39
40
PMM! : BAB 40
41
PMM! : BAB 41
42
PMM! : BAB 42
43
PMM! : BAB 43
44
PMM! : BAB 44
45
PMM! : BAB 45
46
PMM! : BAB 46
47
PMM! : BAB 47
48
PMM! : BAB 48
49
PMM! : BAB 49
50
PMM! : BAB 50
51
PMM! : BAB 51
52
PMM! : BAB 52
53
PMM! : BAB 53
54
PMM! : BAB 54
55
PMM : BAB 55
56
PMM! : BAB 56
57
PMM! : BAB 57
58
PMM! : BAB 58
59
PMM! : BAB 59
60
PMM! : BAB 60
61
PMM! BAB 61
62
PMM! : BAB 62
63
PMM! : BAB 63
64
PMM! : BAB 64
65
PMM! : BAB 65
66
PMM! : BAB 66
67
PMM! : BAB 67
68
PMM! : BAB 68
69
PMM! : BAB 69
70
PMM! : BAB 70
71
PMM! : BAB 71
72
PMM! : BAB 72
73
PMM! : BAB 73
74
PMM! : BAB 74
75
PMM! : BAB 75
76
PMM! : BAB 76
77
PMM! : BAB 77
78
PMM! : BAB 78
79
PMM! : BAB 79
80
PMM! : BAB 80
81
PMM! : BAB 81
82
PMM! : BAB 82
83
PMM! : BAB 83
84
PMM! : BAB 84
85
PMM! : BAB 85
86
PMM! : BAB 86
87
PMM! : BAB 87
88
PMM! : BAB 88
89
PMM! : BAB 89
90
PMM! : BAB 90
91
PMM! : BAB 91
92
PMM! : BAB 92
93
PMM! : BAB 93

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!