PMM! : BAB 02

GAGAL KE LONDON

Hari baru saja memasuki sebuah gerbang rumah yang cukup besar dan luas. Itu adalah panti asuhan, dan pemiliknya adalah teman dari ayahnya yang sudah meninggal.

Baru menginjak kakinya di ambang pintu. Sebuah kain berisikan tepung jatuh dari atas pintu mengenai kepala Hari hingga ke wajah cantiknya yang kini menjadi masam dan semuanya warna putih.

“Hahahahaha!! Kena lagi!” tawa anak-anak kecil dan menggemaskan di sana. Mereka suka sekali mengerjai Hari. Hanya wanita itu saja yang menjadi korbannya.

Panti asuhan itu hanya terdapat 10 anak-anak dan dua pengasuh, namun pemiliknya masihlah satu orang. Ibu dan ayah Hinata meninggal saat usianya 19 tahun.

Rumah satu-satunya, peninggalan dari kedua orang tuanya sudah di gadaikan oleh pamannya sendiri, kakak dari ayahnya. Uangnya? Tentu saja di bawa kabur, dan kini yang menanggung hutang tersebut adalah Hari dan kakaknya, Viona Clarissa.

Mengumpulkan uang untuk ke London tidaklah mudah, apalagi saat terlilit hutang.

Sejak saat itu Hari dan Viona tinggal selama 1 tahun di panti tersebut, sampai bibi Raya, adik dari ibunya itu kembali dari Jogja, membawa dua keponakannya untuk tinggal bersamanya yang mana ia merupakan seorang perawan tua yang tinggal sendirian.

Hari tersenyum pasrah, lalu berkacak pinggang. “Baiklah, ayo keluar!” pintanya menyerah akan kenakalan anak-anak di sana.

Sepuluh anak itu keluar, dengan pakaian sama berwarna biru muda.

“Kalian menang, oke!”

Anak-anak itu masih terkekeh kecil melihat penampilan Hari yang serba kotor. Sementara Hari berusaha menghilangkan tepung di Surai serta pakaiannya dan wajahnya.

“Sekarang katakan pada kakak! Dimana mami Salleh, hm?!” wanita itu berjongkok menatap anak-anak nakal tadi.

“Dia ada di dapur!” jawab sedikit terbata dari seorang anak bernama Pain.

“Terima kasih!” Hari berdiri, berjalan menuju dapur.

“MAMI SALLEH!!!" teriaknya begitu lantang, dan berhenti saat melihat seorang pria dengan rambut ditutupi oleh kain setiap kali sibuk di dapur, dan dia tengah sibuk mengaduk adonan kue sendirian. Kasian pria malang itu.

“Sudah aku katakan, jangan memanggilku Mami.” Pria itu menatap sejenak ke arah Hari, melanjutkan lagi adonannya.

“Hehehe, maaf! Anak-anakmu sangat nakal membuatku gemas ingin menjitak kepala mereka!” ucap Hari. Salleh hanya tersenyum tipis sambil menggeleng.

“Ada keperluan apa ke sini?” pria itu berhenti, lalu berbalik menatap Hari.

“Bagaimana? Apa ada peluang untukku pergi ke London?”

“....”

“Tidak masalah jika aku harus bekerja di sana. Setidaknya aku punya kesempatan pergi ke makam ibu!” lanjut wanita itu masih berusaha tersenyum dan berharap.

“Hffuu.. maaf Hari. Masih tidak ada.” Hari menunduk dengan wajah murung, sampai Salleh memegang pundak wanita itu.

“Bukannya kau sudah menabung?” pertanyaan yang membuat hati Hari sungguh sakit. Terlihat jelas kemurungan serta kesedihan di sana.

Mengingatnya saja sudah membuat Hari benar-benar kecewa berat.

“Waktu itu....”

Flashback On

Lima hari sebelumnya. Hari baru saja pulang dari pekerjaannya sebagai pelayan restoran. Hatinya sungguh berbunga-bunga ketika 6 tahun dia menabung agar bisa pergi ke London bersama kakaknya, akhirnya akan tercapai.

Bodohnya Hari. Kenapa dia harus membawa segebok uang tabungannya itu? Saking senangnya, Hari tidak menyadari dua orang dengan masker hitam sejak tadi mengamatinya.

Hari yang berjalan dengan uang berada di Tasnya, tanpa di duga dua orang tadi mencuri tasnya dengan berkendara motor. Jleb!! “Terima kasih yaaa!!” girang kedua pencuri tadi melaju pergi.

“HEYYY!! KEMBALIKAN!! KEMBALIIIII!!!” teriak Hari mencoba mengejarnya, tapi itu sia-sia.

“Aaaaaaaaa— Haaaaaa. Uang berhargaku...” Teriakan itu menjadi tangisan keras dan Hari langsung terduduk lemas.

Flashback Off

“Haaaa... Aku benar-benar bodoh, seharusnya aku tetap menyimpan uangnya di bank.” Hari menangis saat mengingat uangnya itu. Hampir saja dia bisa pergi ke London.

“Ck. Sepertinya Tuhan masih tidak merestui mu pergi!” Salleh mengusap lembut punggung Hari dan Hari semakin menangis sejadi-jadinya.

...***...

Harrison Corp

Sepasang kaki dengan alas sepatu mahal, baru turun dari mobil mewah, melangkah masuk ke sebuah perusahaan terbesar di kota Indonesia, khususnya kota Jakarta.

“Selamat siang Pak!”

“Selamat siang Pak!”

Sapa para karyawan kantor. Mereka menunduk hormat saat bos mereka datang. Saat di perusahaan, Noah memiliki julukan sendiri, yaitu <>.

Pria itu akan terlihat sangat serius dan tegas saat bekerja, tapi saat di luar perusahaan, maka sifatnya akan sedikit konyol karena harus berdekatan dengan kakeknya Liam, nenek Suzan, paman Norman yang merupakan seorang penulis novel erotis dan bibi Amora.

Ya, benar! Hampir seisi Mansion Harrison itu penuh akan orang konyol, atau lebih tepatnya seorang <>. Sangat lucu bukan, padahal mereka orang-orang terpandang. Jika kalian bertemu mereka, maka kalian akan ikut menjadi pelawak, atau stress sendiri saat menghadapi mereka. Hhffuu—

Masuk ke dalam ruangan khususnya. Noah segera duduk, meraih berkas-berkas yang sudah menumpuk, menunggu untuk kerjasama dari perusahaannya.

“Selamat pagi Tuan Noah!" sapa tak tahu dosa si Leo yang baru masuk memberikan sebuah senyuman tulusnya.

“Kau keterlaluan Leo." Dengus kesal Noah masih sibuk menatap ke berkas yang ada. Ya, mereka sudah seperti teman. Karena memang mereka teman SMA.

“Aku sudah menelfon mu berulang kali, bahkan pesanku lebih dari seratus yang ku kirim.” Jelas pria bernama Leo yang masih berdiri dengan senyuman renyah.

“Lain kali, kau datang saja ke hotel, bangunkan aku. Dan soal wanita— tidak usah mencari lagi. Aku muak dengannya.” Pria itu benar-benar merasa kesal akibat pertemuan semalam dengan wanita sialan yang sudah berani mencoret wajahnya.

Tidak apa, bisa di maafkan. Dan kakeknya— Noah tidak tahu harus berbuat apa lagi untuk menghindari keinginan kakek yang sangat tergila-gila akan pernikahan cucunya.

Tok! Tok!

“Permisi!” seorang wanita cantik bernama Amel masuk bersama wajah gugupnya.

Leo yang sudah tahu, hanya bisa menghela nafas panjang.

“Ada apa?" suara bariton Noah selalu membuat karyawan di sana tercengang.

“Begini, Pak! Tadi pagi ada dokumen kerjasama dari Tom Corp di London, tapi— ” Amel tercekat tersenyum paksa, berpikir dua kali saat ingin mengatakan hal ini.

Ia menoleh ke arah Leo sejenak, dan pria itu malah memberikan acungan jempol serta anggukan pelan, bahwa dia sudah siap.

“Tapi apa?” Noah itu sudah menatap tajam.

“Tadi pagi, kakek Anda membatalkannya.” Amel tersenyum tiga jari.

Noah seketika menutup kedua matanya, menarik nafas panjang dan BRUAK!Menggebrak meja serta—

"KA-KEKKK!!!" teriaknya begitu lantang dan keras hingga Amel menutup telinganya dan Leo sudah menyumpal sejak kedatangan Amel tadi.

Sementara di luar ruangan, para karyawan sudah terbiasa akan teriakan kemarahan dari seorang Noah Harrison, tidak lain dan tidak jauh dari kata Kakek. Pasti itulah permasalahannya.

...🛫📍🛬...

Hai guyss!!!!! Seperti yang saya katakan, saya kembali dengan cerita baru lagiiiii 😁 semoga kalian tidak bosan bertemu denganku yaaa 😅

Dan iya, cerita kali ini masuk ke list Light Romance yaaaa bukan Dark Romance. semoga saja kalian suka dengan ceritanya dan ini juga cerita ROMCOM alias Romance Comedy 😁 Di jamin seruuu dehhh, percaya!

Seperti biasa, jangan lupa tinggalkan jejak semangatnya!!!!

LIKE☑️

COMENT ☑️

VOTE☑️

RATE ⭐ 5 ☑️

FAVORIT ☑️

Thanks and See Ya ^•^

Terpopuler

Comments

Kinara Widya

Kinara Widya

siap baca kak..lebih banyak tertawanya dari pada nangis ya kak...🤣🤣🤣🤣

2025-01-17

2

Tiara Bella

Tiara Bella

aku pasti baca cerita author seru dan menarik.....lanjut hehehhee

2025-01-17

2

lihat semua
Episodes
1 PMM! : BAB 01
2 PMM! : BAB 02
3 PMM! : BAB 03
4 PMM! : BAB 04
5 PMM! : BAB 05
6 PMM! : BAB 06
7 PMM! : BAB 07
8 PMM! : BAB 08
9 PMM! : BAB 09
10 PMM! : BAB 10
11 PMM! : BAB 11
12 PMM! : BAB 12
13 PMM! : BAB 13
14 PMM! : BAB 14
15 PMM! : BAB 15
16 PMM! : BAB 16
17 PMM! : BAB 17
18 PMM! — BAB 18
19 PMM! : BAB 19
20 PMM! : BAB 20
21 PMM! : BAB 21
22 PMM! : BAB 22
23 PMM! : BAB 23
24 PMM! : BAB 24
25 PMM! : BAB 25
26 PMM! : BAB 26
27 PMM! : BAB 27
28 PMM! : BAB 28
29 PMM! : BAB 29
30 PMM! : BAB 30
31 PMM! : BAB 31
32 PMM! : BAB 32
33 PMM! : BAB 33
34 PMM! : BAB 34
35 PMM! : BAB 35
36 PMM! : BAB 36
37 PMM! : BAB 37
38 PMM! : BAB 38
39 PMM! : BAB 39
40 PMM! : BAB 40
41 PMM! : BAB 41
42 PMM! : BAB 42
43 PMM! : BAB 43
44 PMM! : BAB 44
45 PMM! : BAB 45
46 PMM! : BAB 46
47 PMM! : BAB 47
48 PMM! : BAB 48
49 PMM! : BAB 49
50 PMM! : BAB 50
51 PMM! : BAB 51
52 PMM! : BAB 52
53 PMM! : BAB 53
54 PMM! : BAB 54
55 PMM : BAB 55
56 PMM! : BAB 56
57 PMM! : BAB 57
58 PMM! : BAB 58
59 PMM! : BAB 59
60 PMM! : BAB 60
61 PMM! BAB 61
62 PMM! : BAB 62
63 PMM! : BAB 63
64 PMM! : BAB 64
65 PMM! : BAB 65
66 PMM! : BAB 66
67 PMM! : BAB 67
68 PMM! : BAB 68
69 PMM! : BAB 69
70 PMM! : BAB 70
71 PMM! : BAB 71
72 PMM! : BAB 72
73 PMM! : BAB 73
74 PMM! : BAB 74
75 PMM! : BAB 75
76 PMM! : BAB 76
77 PMM! : BAB 77
78 PMM! : BAB 78
79 PMM! : BAB 79
80 PMM! : BAB 80
81 PMM! : BAB 81
82 PMM! : BAB 82
83 PMM! : BAB 83
84 PMM! : BAB 84
85 PMM! : BAB 85
86 PMM! : BAB 86
87 PMM! : BAB 87
88 PMM! : BAB 88
89 PMM! : BAB 89
90 PMM! : BAB 90
91 PMM! : BAB 91
92 PMM! : BAB 92
93 PMM! : BAB 93
Episodes

Updated 93 Episodes

1
PMM! : BAB 01
2
PMM! : BAB 02
3
PMM! : BAB 03
4
PMM! : BAB 04
5
PMM! : BAB 05
6
PMM! : BAB 06
7
PMM! : BAB 07
8
PMM! : BAB 08
9
PMM! : BAB 09
10
PMM! : BAB 10
11
PMM! : BAB 11
12
PMM! : BAB 12
13
PMM! : BAB 13
14
PMM! : BAB 14
15
PMM! : BAB 15
16
PMM! : BAB 16
17
PMM! : BAB 17
18
PMM! — BAB 18
19
PMM! : BAB 19
20
PMM! : BAB 20
21
PMM! : BAB 21
22
PMM! : BAB 22
23
PMM! : BAB 23
24
PMM! : BAB 24
25
PMM! : BAB 25
26
PMM! : BAB 26
27
PMM! : BAB 27
28
PMM! : BAB 28
29
PMM! : BAB 29
30
PMM! : BAB 30
31
PMM! : BAB 31
32
PMM! : BAB 32
33
PMM! : BAB 33
34
PMM! : BAB 34
35
PMM! : BAB 35
36
PMM! : BAB 36
37
PMM! : BAB 37
38
PMM! : BAB 38
39
PMM! : BAB 39
40
PMM! : BAB 40
41
PMM! : BAB 41
42
PMM! : BAB 42
43
PMM! : BAB 43
44
PMM! : BAB 44
45
PMM! : BAB 45
46
PMM! : BAB 46
47
PMM! : BAB 47
48
PMM! : BAB 48
49
PMM! : BAB 49
50
PMM! : BAB 50
51
PMM! : BAB 51
52
PMM! : BAB 52
53
PMM! : BAB 53
54
PMM! : BAB 54
55
PMM : BAB 55
56
PMM! : BAB 56
57
PMM! : BAB 57
58
PMM! : BAB 58
59
PMM! : BAB 59
60
PMM! : BAB 60
61
PMM! BAB 61
62
PMM! : BAB 62
63
PMM! : BAB 63
64
PMM! : BAB 64
65
PMM! : BAB 65
66
PMM! : BAB 66
67
PMM! : BAB 67
68
PMM! : BAB 68
69
PMM! : BAB 69
70
PMM! : BAB 70
71
PMM! : BAB 71
72
PMM! : BAB 72
73
PMM! : BAB 73
74
PMM! : BAB 74
75
PMM! : BAB 75
76
PMM! : BAB 76
77
PMM! : BAB 77
78
PMM! : BAB 78
79
PMM! : BAB 79
80
PMM! : BAB 80
81
PMM! : BAB 81
82
PMM! : BAB 82
83
PMM! : BAB 83
84
PMM! : BAB 84
85
PMM! : BAB 85
86
PMM! : BAB 86
87
PMM! : BAB 87
88
PMM! : BAB 88
89
PMM! : BAB 89
90
PMM! : BAB 90
91
PMM! : BAB 91
92
PMM! : BAB 92
93
PMM! : BAB 93

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!