Andalusia, Malaga, Spanyol Selatan.
01.00 Waktu Setempat..
Terlihat Seorang pria berkulit hitam sedang menghisap cerutunya dengan nikmat.
pria itu berdiri di atas balkon hotel classic dengan mata terarah ke pemukiman pemukiman yang di depannya.
pria itu kembali menghisap cerutu di tangan kanan nya, sementara tangan kirinya merogoh sesuatu dari saku celana.
Terlihat di sana foto seorang gadis cantik dengan senyum yang imut. Pria itu mengusap bagian wajah di foto itu beberapa kali sebelum mendesis.
" Andini Kumala Sari... " Gumam pria itu dengan mata tetap memandang lekat wajah wanita pada foto itu.
" Bukan kah kita belum pernah mengenal satu sama lain? kenapa aku jadi selalu memikirkan mu akhir akhir ini? " Gumam pria itu kembali sebelum mengisap cerutu yang di pegangnya untuk terakhir kali.
dengan santai pria berkulit hitam itu membuang bekas cerutu itu ke bawah. dia meremas foto Andini hingga tak berbentuk, sebelum akhirnya membuang foto itu ke tempat sampah.
Pria tersebut meraih ponsel pintar berlogo apel yang ada di meja samping balkon tempatnya berdiri.
dia menekan beberapa nomor sebelum akhirnya membawa ponsel itu ke telinganya.
" Selamat malam Bos.. " Sapa orang di seberang telepon.
" bagaimana hubungan mereka sekarang? "
" Hubungan mereka semakin membaik bos.. tadi siang saya sudah berusaha membuat gadis itu terpeleset dengan menyiram minyak di lantai, tapi sayangnya dia tidak mati bos. cuma luka ringan aja. "
Mendengar kabar tersebut, wajah pria berkulit hitam itu terlihat mengenyit.
" Jangan sakiti dia lagi!! pisahkan saja mereka! buat mereka bertengkar dan saling menjauh! " Perintah pria itu dengan nada geram.
" Ba-baik bos.. "
Tut!
Pria tadi mematikan telepon itu secara sepihak, dia menyugar rambutnya ke belakang dengan tangan kiri. terlihat rahang nya mengeras.
" sejak aku bermimpi pernah berhubungan dengan dia, Aku jadi sering memikirkan nya! Akhhhh!!! sialan! aku harus mencari pelacur sekarang! "
.
.
.
Mansion Casa De Sel
08.00 waktu setempat
" Max turun kan aku! aku bisa jalan sendiri.. " Andini berusaha meronta ronta dalam gendongan Maximilian.
" Dengan kaki pincang seperti itu? bisa gila aku melihatnya! " Ucap Max kekeh dengan pendirian nya.
Andini menyembunyikan wajahnya ketika Max sudah sampai di lantai bawah. para pelayan dan penjaga yang sedang bersih bersih mengalihkan pandangannya ketika melihat Andini dan Max yang baru turun.
Mereka segera menunduk dengan hormat kala Andini dan Max lewat.
Max seperti biasa tak memperdulikan hal tersebut dan berjalan dengan santai ke ruang makan.
Saat ini adalah saatnya mereka sarapan, Max mendudukkan Andini di pangkuannya.
" Max aku duduk di kursi saja ya. " pinta Andini dengan beranjak dari pangkuan max. namun pria itu menahan pinggang Andini dengan erat.
" Biar cepat Sayang, Aku juga harus ke kantor sekarang.. " Jawab Max kekeh dengan pendirian nya.
Andini mengela nafas, Sikap Max benar benar berubah sangat manja dan posesif sekarang. bahkan setiap kali ada waktu, tanpa peduli keadaan sekitar, pasti Max akan memeluk dan bermanja manja dengan dirinya.
" Baik, tapi bisakah kau keluarkan dulu tangan mu dari baju ku? aku ingin mengambil sarapan. " Pinta Andini yang di turuti namun dengan dengusan oleh pria itu.
Andini mengambil Toast dan butter lalu menyajikannya ke piring Max. tak lupa dia menambahkan telur dan potongan alpokat ke piring pria itu.
Untuk minum, Andini memberikan air putih biasa. tentu itu lebih sehat dari minuman apapun untuk di minum pagi pagi.
" Makan lah. " ucap Andini dengan tangan menyuapi Pria itu.
Max dengan senang hati menerima suapan demi suapan yang di berikan oleh gadis kecil nya tersebut.
Secara bergantian max juga akan ikut menyuapi Andini, mereka menghabiskan makanan itu berdua dan meminum minuman yang ada di gelas yang sama.
" Ayo kita pergi kerja! " Ujar max kembali menggendong tubuh Andini dan membawa gadis itu menuju keluar mansion.
Andini cukup terkejut ketika dirinya di bawah masuk ke mobil oleh max. terlihat pelayan menunduk hormat kala mobil Max mulai melaju meninggal mansion mewah itu.
Sementara Andini hanya bisa menatap Max dengan mata penuh tanda tanya dan kebingungan.
" kau mengajak ku ke kantor? "
" iya? " Jawab singkat pria itu tanpa beban.
" tapi kenapa? aku hanya akan menganggu mu jika ikut.. " ujar Andini yang membuat Max menoleh.
" justru jika kau tidak ikut, kau akan mengganggu konsentrasi ku bekerja. bagaimana bisa aku fokus bekerja jika pikiran ku ada pada mu di rumah? " jelas Max dengan mata kembali fokus ke jalan raya.
Andini yang mendengar itu tak kuasa untuk menahan senyuman nya. dapat Andini rasakan jika wajahnya mulai memanas, andai saja gadis itu bisa melihat jika pipinya mulai merona saat ini.
Merasa salting, gadis itu memutuskan untuk mengalihkan pandangan menuju kaca mobil.
dia memandangi jalanan jalanan dan hiruk pikuk kota yang mulai sibuk. sudah lama gadis itu tidak mengirup udara segar seperti ini.
senyum Andini semakin terukir kala dirinya melihat anak anak TK yang sedang karya wisata. melihat tingkah lucu anak anak tersebut membuat Andini tanpa sadar tertawa.
" Apa kau menyukainya? " tanya Max yang ternyata memperhatikan tingkah gadis itu sedari tadi.
" Iya.. mereka lucu sekali... aku membayangkan mansion ramai dengan anak anak. " Ujar gadis itu tanpa sadar mengelus perutnya sendiri.
hal tersebut mengingatkan gadis itu pada kehamilan pertama nya yang akhirnya keguguran. wajah ceria Andini perlahan luntur berganti sedih.
Andaikan anak itu lahir, pasti di mansion akan penuh dengan suara tangis, tawa, dan suara bayi bukan?
" kita buat yang banyak! kalau perlu kita buat kembar lima! " ujar Max penuh keyakinan sembari mengenggam tangan Andini.
.
.
Madrid, Spanyol.
Éxito Express, S.A.
***
Éxito Express, S.A. adalah perusahaan utama Keluarga Fernando yang bergerak di bidang Retail.
Perusahaan itu sudah di serahkan secara sepenuhnya kepada Max oleh papa John saat pria itu berumur 25 tahun.
Kini untuk pertama kali nya Andini mengunjungi perusahaan milik suaminya itu.
Mata bulat Andini membola kala dirinya melihat bagaimana megah nya perusahaan max. Dirinya tau max kaya, tapi dia tak menyangka akan sekaya ini.
Max memberhentikan mobil nya di depan perusahaan besar tersebut.
" Jangan keluar.. Aku akan menggendong mu. " Perintah Max menghentikan Andini yang ingin membuka pintu mobil.
Pria itu segera keluar, Terdapat 2 orang memakai pakaian formal yang telah menunggu dirinya di sana.
max melempar kunci mobil tersebut ke salah seorang pria yang berdiri di sana, dan tanpa menunggu lama Maximilian membuka pintu mobil dan menggendong gadis kecilnya itu.
" Max! Jangan menggendong ku, lihatlah ada banyak orang di sini.. " cicit gadis itu memperhatikan beberapa pegawai yang melihat tindakan max tersebut.
" Memangnya kenapa? " Tanya max tanpa beban.
" Max apa yang di pikirkan karyawan mu kalau melihat ini! ayolah turun kan aku, aku bisa jalan sendiri... " rengek Andini dengan menyembunyikan wajahnya malu.
sayangnya mau bagaimana pun Andini merengek, Max tetap kekeh tak mau melepaskan gadis itu. dia dengan santai memasuki gedung perusahaan dengan menggendong istri kecilnya tersebut.
hal itu sontak menghebohkan seisi kantor, beberapa karyawan yang sedang berjalan menuju divisi dan ruangan mereka seketika menghentikan langkanya begitu melihat kedatangan max.
Beberapa dari mereka sampai memekik tertahan, pemandangan ini merupakan pemandangan paling mengejutkan yang pernah mereka lihat.
Bagaimana bisa pagi pagi seperti ini mereka di suguhkan pemandangan yang begitu panas?
Sementara di sisi lain, terlihat seorang gadis mengepalkan tangannya dengan marah ketika melihat pemandangan itu.
.... ...
.... ...
.... ...
.... ...
.... ...
...Bersambung...
Waduh, Ada apa gerangan nih?
Btw, jangan lupa Like, Komen, Dan Vote ya..
Terima kasih sudah mampir❤❤❤...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments