Bab 13 Menjajaki Peluang Baru

Sepulangnya Barata dan David, tampak Faisal mulai banyak merenung sambil sesekali membuka handphonenya.

"Apa ada hal yang penting sampai mereka rela berkunjung jauh-jauh ke sini?" tanya Hanum sambil duduk di hadapan Faisal.

"Ini ada kerjaan untuk melakukan kunjungan ke debitur KPR yang bermasalah. Kalau di kantor Bu Juli, kolektor yang berhasil memberikan informasi terbaru secara lengkap dibayar Rp50.000 per debitur."

"Oke. Lalu?"

"Kalau Ayah bersedia menangani debitur di Bengkulu dan berhasil membayar lunas akan diberikan komisi berlayer 50%. Tapi biaya operasional itu menjadi tanggung jawab kita sendiri. Istilah mudahnya ya sebagai sub agen Bu Juli."

"Ya, dicoba saja dulu seperti apa sistem kerja dan bagaimana peluangnya. Apakah banyak kasus debitur yang harus disurvey?" tanya Hanum lebih lanjut.

"Belum tahu, katanya masih dinventarisir dulu daftar debitur yang di Bengkulu. Mungkin baru besok siang dikirim via email." terang Faisal.

"Bismillah kita pelajari peluang yang bisa dimanfaatkan, percayalah ini salah satu jalan ikhtiar menjemput rejeki yang Allah tunjukkan." ucap Hanum dengan tetap menekankan husnudzon kepada Allah.

Tanpa harus menunggu esok hari, email yang ditunggu Faisal masuk lebih awal. Dengan rasa ingin tahu yang tinggi sekaligus penasaran dibukanya email dari David itu. File Excel yang masuk langsung didownload dan dibukanya. Terpampang tabel nama-nama Debitur yang bermasalah beserta alamat lengkap rumah dan total tunggakannya. Total nama debitur yang diterima ada 30 orang.

"Bu, email-nya sudah masuk nih. Kalau membaca sekilas, alamatnya bukan Kota Bengkulu semua, ada juga dari Bengkulu Utara dan Selatan." Faisal mencoba menerangkan isi email tersebut pada Hanum.

Hanum pun ikut melihat dan membaca data-data yang diperlihatkan Faisal.

"Ini harus dicek betul alamat rumahnya satu persatu. Coba saja mulai dari alamat rumah yang di Kota Bengkulu, apa sudah betul semua lokasinya." jelas Hanum setelah memilah beberapa alamat yang tertera.

"Ya sudah mulai besok saja kita searching alamatnya dulu, ngecek beneran di kota apa bukan. Setelah yakin baru kita survey langsung ke lokasi.

...🌾🌾🌾🌾🌾🌾...

Keesokkan harinya seperti biasa setelah selesai mengantar kue ke kantin kampus, Hanum mulai serius di depan laptop. Satu persatu alamat yang ada di list debitur di cek kebenaran dan lokasinya. Dari 30 nama yang ada dalam daftar, ada 6 alamat yang masih di sekitar Kota Bengkulu, meskipun secara jaraknya lumayan cukup jauh sekitar 20-35 km dari tempat tinggal Hanum. Hanum munai memberikan beberapa catatan pada daftar nama debitur yang sudah dia print sebelumnya. Tahap berikutnya baru dia mengecek lagi yang lokasinya berada di luar Kota Bengkulu.

"Yah, ini bisa kita kunjungi alamatnya dalam waktu 2 hari. Ibu sudah bagi berdasarkan rutenya, jadi ada 3 yang memiliki rute sama dan 3 lagi yang rutenya berbeda-beda. supaya efektif kita mulai kunjungan ke titik yang serute." terang Hanum sambil menunjukkan map yang terpampang di layar laptop.

"Boleh. Besok setelah kita mengantar kue, langsung saja kunjungan ke lokasi. Biar Ayah hari ini mencoba melacak dari medsos, barangkali saja ada petunjuk tambahan." balas Faisal sambil menunjukkan handphonenya yang tersambung ke halaman Facebook.

Setelah Faisal seharian menelusuri account yang memiliki nama-nama sama di Facebook, rupanya ada petunjuk tambahan untuk salah satu nama debitur. Dan itu cukup menambah semangat Faisal untuk menggali lebih dalam informasi debitur tersebut. Rupanya nasib baik sedang menghampiri, karena Faisal bisa melihat data no kontak yang baru dari debitur tersebut. Faisal tak sabar menunggu esok untuk memastikan kebenaran informasi yang didapatkannya.

Akhirnya pagi yang sudah ditunggu pun tiba, Hanum dan Faisal telah selesai bersiap untuk menjalankan rencananya. Jaket yang agak tebal membungkus tubuh keduanya, tak lupa helm yang tertutup pun dikenakan. Dengan mengendarai sepeda motor, perjalanan cukup panjang pun dimulai. Doa pun tergantung dari bibir keduanya, memohon perlindungan dan keselamatan dari yang Maha Kuasa. Tak ada percakapan diantara keduanya, Hanum masih terus melafazkan dzikir dan tangannya tak lepas dari Tasbih digital di jari telunjuk kanan.

Alamat pertama yang mereka datangi ternyata rumah kosong yang tampaknya sudah lama ditinggalkan. Faisal mengambil beberapa foto rumah dan foto selfie sebagai bukti kunjungan. Disaat mereka berdua sedang mengambil foto, lewatlah seorang Bapak yang juga berhenti untuk menyapa Hanum dan Faisal.

"Selamat siang Ibu, Bapak. Perkenalkan saya Wandi, Ketua RT di sini. Saya perhatikan Bapak dan Ibu dari tadi di sini, apa mungkin ada yang bisa saya bantu?" tanya Bapak yang mengenalkan dirinya sebagai penanggungjawab di daerah itu.

"Selamat siang juga Pak Wandi. Perkenalkan Saya Faisal dan ini Hanum. Saya memang sedang mendapat tugas dari Bank xxx untuk melakukan kunjungan ke rumah Pak Danu. Apakah betul ini rumahnya Pak Danu Iswanto?" tanya balik Faisal kepada Pan Wandi.

"Betul. Rumah ini sebelumnya dihuni oleh Pak Danu, tapi sejak 6 bulan lalu sudah tidak ditempati lagi. Saya juga tidak tahu pindahnya ke mana. Sebelumnya juga ada orang yang menanyakan Pak Danu, hanya saya lupa dari mana" jawab Pak Wandi

"Begitu ya Pak. Pantas saja sudah kotor dan rumputnya tinggi. Apa selama ini tidak ada yang berkunjung untuk membersihkan rumahnya Pak?"

"Setahu saya sejak ditinggalkan belum pernah ada yang menengok rumah ini lagi. Saya juga sudah mencoba menghubunginya, namun tidak pernah tersambung."

"Terima kasih Pak Wandi untuk informasinya. Saya masukkan suratnya di kotak surat ini saja, barangkali nanti beliau berkunjung ke sini."

"Sama-sama Pak Faisal, semoga saja Pak Danu bisa menghubungi Bapak secepatnya."

"Semoga saja Pak. Kami mohon pamit Pak Wandi, sekali lagi terima kasih" pamit Faisal dan Hanum.

Lalu mereka melanjutkan perjalanan ke tempat kedua, yang memerlukan waktu tempuh 30 menit dari tempat pertama. Begitu tiba di lokasi yang dituju, tampak rumah tertutup rapat. Mobil yang terparkir di garasi menandakan adanya penghuni rumah tersebut. Hanum mencoba mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Setelah mencobanya selama 3 kali, namun tak ada jawaban dari dalam rumah, Hanum memutuskan mengakhirinya. Faisal tak lupa untuk mengambil beberapa foto dan menyelipkan surat pemberitahuan kunjungan di bawah pintu depan.

Lalu merekapun kembali ke tempat motornya parkir.

"Maaf Pak, kalau boleh saya tahu Bapak tadi berkunjung ke rumah itu ya?" tiba-tiba seorang Bapak menghampiri Faisal.

"Eh iya Pak. Saya mau berkunjung ke rumah Ibu Reni Anggraeni, tapi tidak ada yang menjawab salam kami"

"Ibu Reni? Setahu saya yang menempatinya pasangan suami istri, dan kebetulan istrinya itu sedang hamil. Tapi sepertinya bukan Bu Reni namanya" jelas Bapak tadi lebih lanjut

"Apa betul ini perumahan Pesona Baru Indah, Kelurahan Bumiayu?"

"Iya betul"

"Apa rumah tadi itu nomor H18?"

"Berarti alamat yang saya cari sudah sesuai. Kami mendapat instruksi dari Bank XXX untuk mengunjungi rumah tersebut dan memastikan pemiliknya betul atau tidak. Apabila memang sudah berganti pemilik, berarti saya tinggal melaporkan hasil temuan di lapangan"

"Oh begitu. Baiklah Pak, saya hanya heran ada tamu tapi yang punya rumahnya tidak keluar"

"Mungkin sedang tidur siang Pak. Kami pamit ya Pak" ucap Faisal yang telah menyalakan kembali motornya.

"Silahkan Pak. Hati-hati di jalan"

"Terima kasih Pak. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuuh"

"Wa'alaykumsalam warahmatullahi wabarakatuuh"

Faisal pun kembali melakukan kendaraannya menuju ke alamat yang ketiga. Ternyata perlu waktu tempuh hingga 1 jam, namun hal itu tidak menyurutkan semangat Faisal dan Hanum. Setelah berhasil menemukan rumah yang dituju, ternyata rumah itu juga dalam keadaan kosong dan tidak terawat. Faisal mencoba bertanya pada beberapa warga yang lewat, tapi tidak ada yang mengetahuinya. Menurut warga tersebut, rumahnya sudah kosong cukup lama, satu tahun lebih. Tak sampai setengah jam di rumah itu, Faisal dan Hanum langsung memacu kembali motornya menuju arah pulang. Tak lupa mereka mampir di Mesjid untuk sholat Dzuhur yang sudah hampir habis waktunya sekaligus menunggu adzan ashar tiba. Mereka berdua juga menyempatkan untuk makan siang di warung yang kebetulan ada di sekitar mesjid.

...🌾🌾🌾🌾🌾...

Setelah seharian melakukan perjalanan yang cukup jauh, akhirnya Hanum memutuskan libur membuat kue untuk besok. Selain rasa lelah yang mendera, juga bahan-bahannya belum tersedia karena sampai di rumah sudah sore hari hingga tidak sempat berbelanja. Faisal kembali mencocokan informasi yang didapatnya dari medsos, untuk dihubungi esok paginya.

Karena pagi ini libur jualan, Hanum tampak lebih santai. Dia hanya memasak sarapan dan mencuci pakaian yang sudah 3 hari menumpuk.

Jam 9:15 tampak Faisal mencoba menghubungi debitur atas nama Reni Anggraeni. Begitu tersambung, Faisal langsung memperkenalkan diri dan menyampaikan maksud menghubunginya. Setelah melalui perbincangan yang cukup lama, akhirnya Faisal mendapatkan kontak pemilik rumah yang baru. Informasi yang didapat, rumah itu sudah ditake over oleh sepupunya, jadi yang bertanggungjawab sekarang sepupunya. Faisal pun menghubungi pemilik baru yang bernama Erik, dan dia berjanji untuk menghubunginya 3 hari mendatang.

"Bagaimana Yah? Bisa dihubungi?" tanya Hanum yang baru selesai menjemur menghampiri Faisal.

"Alhamdulillah bisa. Dia minta waktu 3 hari untuk membicarakannya dulu dengan keluarga. Ya semoga saja rejeki kita" jawab Faisal dengan nada gembira.

"Aamiin. Semoga Allah memudahkan semua ikhtiar kita."

Sesuai janjinya Erik menghubungi Faisal dan menyampaikan hasil negosiasinya dengan pihak bank.

Dia akan membayar sebesar Rp100 juta dan mencicil selama 3 bulan. Akhir bulan ini akan dibayar Rp 35 juta. Hanum dan Faisal merasa bahagia dan tak lupa bersyukur karena Allah memudahkan ikhtiar mereka. Info tersebut disampaikannya kepada David, meskipun David lebih suka dibayarkan secara full satu kali saja, tapi karena hasil nego dengan pihak bank, dia tidak bisa berkomentar banyak. Hanya memastikan supaya komit dengan janjinya.

Episodes
1 Bab 1 Hanum Pratiwi
2 Bab 2 Faisal Rahmadi
3 Bab 3 Hidup Dalam Ketidakpastian
4 Bab 4 Faras Al Ghiffari
5 Bab 5 Hanum Sakit
6 Bab 6 Hanum Sakit Part 2
7 Bab 7 Kedatangan Bu Henny
8 Bab 8 Peluang Tambahan Income
9 Bab 9. Judol (Judi Online)
10 Bab 10 Kejutan Dari Seorang Sahabat
11 Bab 11 Dilema Kampus Libur
12 Bab 12 Tamu Kejutan
13 MOHON MAAF
14 Bab 13 Menjajaki Peluang Baru
15 Bab 14 Konflik dengan David dan Bu Juni
16 Bab 15 Tawaran Kerja Yang Batal
17 Bab 16 Beda Pendapat Tentang Warisan
18 Bab 17 Menikmati Takdir
19 Bab 18. Bertemu Sahabat Putih Biru
20 Bab 19 Diskusi Yang Terputus
21 Bab 20 Pembuatan Sertifikat Ahli Waris
22 Bab 21 Sebait Pesan dari Bekasi
23 Bab 22 Berpulangnya Budhe Mardiah
24 Bab 23 Mengenang Kebersamaan di Rumah Bekasi
25 Bab 24 Pembicaraan Ibu dan Anak Bujang
26 Bab 25 Kedatangan Sepupu
27 Bab 26 Nasihat Pernikahan
28 Bab 27 Indahnya Berbagi
29 Bab 28 Kekhawatiran Hanum
30 Bab 29 Harapan itu Masih Ada
31 Bab 30 Keberangkatan Faisal
32 Bab 31 Pekerjaan Baru Hanum
33 Bab 32 Kehidupan Faisal di Rantau
34 Bab 33 Pertama Bekerja
35 Bab 34 Faras: Bekerja Dengan Hati
36 Bab 35 Nafkah Pertama
37 Bab 36 Penyesalan Faisal
38 Bab 37 Gadis Kuli Bangunan
39 Bab 38 Murni Gadis Yatim
40 Bab 39
41 Bab 40 Kejadian Tak Terduga di Waktu Pagi
42 Bab 41 Keserakahan Mendorong Pada Kejahatan
43 Hari Ini Tidak Ada Update
44 Bab 42
45 Bab 43 Faisal Bertemu Mang Fahmi
46 Bab 44 Feeling Seorang Istri
47 Bab 45 Apa Yang Terjadi Dengan Faisal
48 Bab 46
49 Bab 47 Hutang Faisal
50 Bab 48 Menemui Mang Fahmi
51 Bab 49 Rejeki Tak Terduga
52 Bab 50 Membersihkan Rejeki Dengan Berbagi
53 Bab 51 Pembelajaran Berarti dari Panti.
54 Bab 52 Terealisasinya Rencana Perubahan Hidup
55 Bab 53 Rumah Impian Terwujud
56 Bab 54 Merintis Usaha Baru
57 Bab 55 Pindahan Rumah
58 Bab 56 (POV Faras) Masa Perkuliahan
59 Bab 57 Hutan Lereng Gunung Kaba
60 Bab 58 Menikmati Hidup di Lereng Gunung Kaba
61 Bab 59 Kesibukan Baru Pak Ridho
62 Bab 60 Mengambil Alih Proyek Bernasalah
63 Bab 61 Menyelesaikan Proyek Tepat Waktu
64 Bab 62 Jejak Yang Semakin Jelas
65 Bab 63 Pertemuan Tak Terduga
66 Bab 64 Pertemuan Erwin dan Faisal
67 Bab 65 Pertemuan Erwin dan Faisal (2)
68 Bab 66 Keputusan Faisal
69 Bab 67 Kejutan Untuk Hanum dan Faras
70 Bab 68 Mengunjungi Toko Kue Hanum
71 Bab 69 Cerita Menjelang Tidur
72 Bab 70 Mengumpulkan Puing-puing Ingatan
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab 1 Hanum Pratiwi
2
Bab 2 Faisal Rahmadi
3
Bab 3 Hidup Dalam Ketidakpastian
4
Bab 4 Faras Al Ghiffari
5
Bab 5 Hanum Sakit
6
Bab 6 Hanum Sakit Part 2
7
Bab 7 Kedatangan Bu Henny
8
Bab 8 Peluang Tambahan Income
9
Bab 9. Judol (Judi Online)
10
Bab 10 Kejutan Dari Seorang Sahabat
11
Bab 11 Dilema Kampus Libur
12
Bab 12 Tamu Kejutan
13
MOHON MAAF
14
Bab 13 Menjajaki Peluang Baru
15
Bab 14 Konflik dengan David dan Bu Juni
16
Bab 15 Tawaran Kerja Yang Batal
17
Bab 16 Beda Pendapat Tentang Warisan
18
Bab 17 Menikmati Takdir
19
Bab 18. Bertemu Sahabat Putih Biru
20
Bab 19 Diskusi Yang Terputus
21
Bab 20 Pembuatan Sertifikat Ahli Waris
22
Bab 21 Sebait Pesan dari Bekasi
23
Bab 22 Berpulangnya Budhe Mardiah
24
Bab 23 Mengenang Kebersamaan di Rumah Bekasi
25
Bab 24 Pembicaraan Ibu dan Anak Bujang
26
Bab 25 Kedatangan Sepupu
27
Bab 26 Nasihat Pernikahan
28
Bab 27 Indahnya Berbagi
29
Bab 28 Kekhawatiran Hanum
30
Bab 29 Harapan itu Masih Ada
31
Bab 30 Keberangkatan Faisal
32
Bab 31 Pekerjaan Baru Hanum
33
Bab 32 Kehidupan Faisal di Rantau
34
Bab 33 Pertama Bekerja
35
Bab 34 Faras: Bekerja Dengan Hati
36
Bab 35 Nafkah Pertama
37
Bab 36 Penyesalan Faisal
38
Bab 37 Gadis Kuli Bangunan
39
Bab 38 Murni Gadis Yatim
40
Bab 39
41
Bab 40 Kejadian Tak Terduga di Waktu Pagi
42
Bab 41 Keserakahan Mendorong Pada Kejahatan
43
Hari Ini Tidak Ada Update
44
Bab 42
45
Bab 43 Faisal Bertemu Mang Fahmi
46
Bab 44 Feeling Seorang Istri
47
Bab 45 Apa Yang Terjadi Dengan Faisal
48
Bab 46
49
Bab 47 Hutang Faisal
50
Bab 48 Menemui Mang Fahmi
51
Bab 49 Rejeki Tak Terduga
52
Bab 50 Membersihkan Rejeki Dengan Berbagi
53
Bab 51 Pembelajaran Berarti dari Panti.
54
Bab 52 Terealisasinya Rencana Perubahan Hidup
55
Bab 53 Rumah Impian Terwujud
56
Bab 54 Merintis Usaha Baru
57
Bab 55 Pindahan Rumah
58
Bab 56 (POV Faras) Masa Perkuliahan
59
Bab 57 Hutan Lereng Gunung Kaba
60
Bab 58 Menikmati Hidup di Lereng Gunung Kaba
61
Bab 59 Kesibukan Baru Pak Ridho
62
Bab 60 Mengambil Alih Proyek Bernasalah
63
Bab 61 Menyelesaikan Proyek Tepat Waktu
64
Bab 62 Jejak Yang Semakin Jelas
65
Bab 63 Pertemuan Tak Terduga
66
Bab 64 Pertemuan Erwin dan Faisal
67
Bab 65 Pertemuan Erwin dan Faisal (2)
68
Bab 66 Keputusan Faisal
69
Bab 67 Kejutan Untuk Hanum dan Faras
70
Bab 68 Mengunjungi Toko Kue Hanum
71
Bab 69 Cerita Menjelang Tidur
72
Bab 70 Mengumpulkan Puing-puing Ingatan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!