Bab 3 Hidup Dalam Ketidakpastian

Seandainya rejeki itu diukur dari kerja keras seseorang, maka sudah seharusnya para kuli yang paling kaya.

Seandainya rejeki itu diukur dari kepintaran dan pendidikan seseorang, maka pastilah para dosen ataupun ilmuwan yang paling kaya.

Seandainya rejeki itu diukur dari lamanya waktu bekerja, maka yang kaya adalah pemilik toko ataupun warung yang buka 24 jam.

Namun apakah hasilnya seperti itu? Dalam hidup ini, terdapat tiga hal yang hanya diketahui sekaligus merupakan hak prerogatif Allah SWT. Ketiga hal yang misteri tersebut adalah rizki, jodoh, dan ajal.

Hanya Allah lah yang menjamin rejeki setiap hamba-Nya seperti dikatakan dalam firmanNya. QS Al Ankabut ayat 60 mengatakan bahwa

Rezeki ini adalah pemberian Allah yang diberikan kepada semua hamba-Nya tanpa pengecualian.

Baik orang yang berbuat baik maupun yang berbuat maksiat, baik yang muslim maupun yang kafir, semuanya mendapatkan rezeki ini.

Faisal sangat konsisten dengan dalil ini, sehingga dalam fikirannya tidak perlu ngoyo untuk bekerja, karena Allah sudah menjamin dan menentukan rejeki hamba-Nya. Bakal rejeki yang ada di depan mata kita pun tidak bisa diraih kalau memang bukan rejeki kita. Bakal rejeki yang jauh di ujung samudera kalau Allah menetapkan untuk kita, pasti akan datang sendirinya.

Faisal lupa bahwa ada dalil yang lain yang mengharuskan setiap hamba berikhtiar untuk memperoleh rejeki terbaiknya.

Dalam surat At Taubah ayat 105,

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Bekerjalah! Maka, Allah, rasul-Nya, dan orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu. Kamu akan dikembalikan kepada (Zat) yang mengetahui yang gaib dan yang nyata. Lalu, Dia akan memberitakan kepada kamu apa yang selama ini kamu kerjakan.”

Jadi Allah SWT memerintahkan hamba-Nya agar selalu bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pekerjaan tersebut bertujuan untuk mencukupi kebutuhan hidup serta mendekatkan diri kepada Allah dan bernilai ibadah.

Hanum bukannya tidak pernah mengingatkan Faisal untuk mencari pekerjaan, tapi selalu banyak alasan yang diberikan, sampai-sampai Hanum sendiri merasa enggan untuk mengingatkannya. Akhirnya hanya dia yang masih gencar mencari-cari lowongan kerja dari internet, yang ternyata bukan hal yang mudah untuk ukuran usia Hanum saat ini. Hanum mencoba menghubungi beberapa rekan kerjanya dahulu, namun sebagian besar sudah tidak lagi bekerja, dan ada juga yang bekerja secara mandiri, namun belum menerima karyawan tambahan, mengingat skalanya masih kecil dan bisa dihandel sendiri. Bisa saja Hanum mengambil pekerjaan sebagai ART, tapi kebanyakan minta menginap, dan hanya bisa libur 1 hari setiap bulannya. Setelah difikir lebih dalam lagi, kalau dia ambil pekerjaan ART yang menginap, bagaimana kehidupan suami dan anaknya. Untuk makan setiap harinya saja mengandalkan penjualan kue yang Hanum buat, bisa dibayangkan kalau Hanum harus jadi ART, bagaimana mereka punya uang untuk makan.

Di tengah Ketidakpastian akan pekerjaan Hanum dan Faisal, sedangkan pengeluaran yang sudah pasti sebesar Rp 3 juta setiap bulannya harus tetap dipenuhi. Terbayanglah betapa berat dan pusingnya Hanum harus memikirkan semua itu. Sedangkan Faisal sendiri tampak tidak lagi peduli, tahunya lapar tinggal makan, kenyang langsung nonton youtube. Sesekali Hanum merasa sebal dengan sikap Faisal yang tidak ada rasa tanggungjawabnya untuk memberi makan anak istri. Sering juga Hanum memberitahu Faisal kalau tidak ada beras dan tidak bisa makan untuk hari itu. Faisal tak menjawab apapun, tapi langsung masuk kamar dan mengurung diri.

Seperti pagi ini, Faisal keluar dari kamar langsung mengambil piring danwngajak Hanum makan

"Bu, makan yuk" ajaknya

"Mau makan apa? Kan dari kemarin sore juga sudah dikasih tahu tidak punya beras, tapi pura-pura nggak dengar. Memang beras itu datang sendiri tanpa dibeli. Untuk beli beras uangnya nggak ada, Ibu nggak pegang uang sama sekali. Lagian siapa yang ngasih uang ke Ibu, nggak ada kan?" ujar Hanum tanpa memandang Faisal

Tanpa berkata apapun, Faisal mengembalikan piring yang diambilnya ke rak, lalu masuk kembali ke kamar dan mengurung diri. Selalu seperti itu, bukannya berusaha untuk nyari uang agar bisa beli beras

Faras yang mendengar percakapan kedua orang tuanya segera mendekat.

"Ibu mau beli beras sekarang? Kebetulan Faras punya fasilitas paylater, jadi bisa beli beras dan token listrik di marketplace dengan bayar cicilan." beritahu Faras pelan

"Ya Allah Nak, tidak pernah terlintas dalam fikiran Ibu untuk makan kita harus pakai riba. Paylater itu kan terdapat unsur ribanya, Ibu khawatir keberkahannya hilang" tolak Hanum dengan mata berkaca-kaca

"Tapi ini kan darurat kondisinya, semoga Allah memaafkan perbuatan kita ini. Tidak mungkin juga kita harus meminta-minta, dan kepada siapa kita minta tolong. Orang lain Menolong belum tentu, tapi aib kita bisa tersebar" jelas Faras sambil membujuk ibunya.

"Kalau ibu sendiri lebih memilih berpuasa seperti kemarin, tapi kami dan ayahmu yang ibu fikiran" ujar Hanum masih dalam kebimbangan

"Jadi Faras orderin nggak nih berasnya? Mumpung masih pagi biar dikirim hari ini juga" tanya Faras lagi sambil memegang hp.

"Ya sudah order beras yang 5kg saja!" akhirnya Hanum mengalah karena berfikir anak dan suaminya

"Nih aku sudah order, beras 5Kg harganya Rp 80 ribu, free ongkir. Kalau dicicil 3 kali, perbulan bayarnya Rp29,500. Bagaimana Bu?" terang Faras sambil menunjukkan aplikasi belanja di marketplace.

"Boleh. Insya Allah kalau 30 ribu sih pasti bisa, tapi kalau ada uang kita lunasi langsung" ujar Hanum penuh perhitungan.

Saat menunggu Faras menyelesaikan transaksi di marketplace, tiba-tiba meteran listrik berbunyi.

"Tiit... Tiit.... Tiit..." nyanyian khas meteran minta di top up berbunyi nyaring. Hanum dan Faras hanya saling berpandangan, lalu Faras kembali meneruskan transaksinya.

"Bu, jadinya aku order beras 5kg dan beli token listrik 100 ribu ya. Jadi cicilan tiap bulannya 67 ribu selama 3 bulan, jatuh tempo tiap tanggal 1" Faras menjelaskan secara detil kepada Hanum.

Hanum hanya bisa mengangguk pasrah dengan penjelasan Faras, dan tampak lelehan air mata di pipinya sebagai pelampiasan ketidakberdayaannya. Faras mendekati sang ibu dan memeluknya, membantu menguatkan melalui pelukan. Tiga jam berikutnya kurir yang mengantarkan beras pun tiba, diterima langsung oleh Faras. Sedangkan Hanum mulai menyiapkan tempat beras yang sudah dicucinya pagi tadi. Sambil mempersiapkan beras yang akan dimasak, tak hentinya lisan Hanum melafazkan rasa syukur.

"Ya Allah, terima kasih Engkau masih memberikan kami rejeki hari ini. Jadikan beras ini barokah bagi kami, menyehatkan badan kami dan menjadi tenaga untuk kami bisa berikhtiar lebih giat lagi"

Meskipun sempat berdrama dulu, akhirnya Faisal sekeluarga bisa makan nasi siang ini dengan lauk telor dadar dan sambal. Mereka makan tanpa suara, hanya terdengar suara sendok yang beradu dengan piring. Mereka bertiga seolah tenggelam dalam fikiran masing-masing.

"Alhamdulillah ya Allah.. Engkau penuhi kebutuhan makan kami hari ini, semoga menjadi keberkahan bagi tubuh dan jiwa kami" doa Hanum sambil merapikan peralatan bekas makan barusan.

Hanum masih tidak punya bayangan ke depannya akan seperti apa. Yang sekarang ini dia hanya menjalaninya seperti air yang mengalir saja.

Terpopuler

Comments

Ida Nuraeni

Ida Nuraeni

terima kasih kakak sudah mampir di karya saya

2025-01-19

0

Dr DarkShimo

Dr DarkShimo

Gemes banget 😍

2025-01-19

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Hanum Pratiwi
2 Bab 2 Faisal Rahmadi
3 Bab 3 Hidup Dalam Ketidakpastian
4 Bab 4 Faras Al Ghiffari
5 Bab 5 Hanum Sakit
6 Bab 6 Hanum Sakit Part 2
7 Bab 7 Kedatangan Bu Henny
8 Bab 8 Peluang Tambahan Income
9 Bab 9. Judol (Judi Online)
10 Bab 10 Kejutan Dari Seorang Sahabat
11 Bab 11 Dilema Kampus Libur
12 Bab 12 Tamu Kejutan
13 MOHON MAAF
14 Bab 13 Menjajaki Peluang Baru
15 Bab 14 Konflik dengan David dan Bu Juni
16 Bab 15 Tawaran Kerja Yang Batal
17 Bab 16 Beda Pendapat Tentang Warisan
18 Bab 17 Menikmati Takdir
19 Bab 18. Bertemu Sahabat Putih Biru
20 Bab 19 Diskusi Yang Terputus
21 Bab 20 Pembuatan Sertifikat Ahli Waris
22 Bab 21 Sebait Pesan dari Bekasi
23 Bab 22 Berpulangnya Budhe Mardiah
24 Bab 23 Mengenang Kebersamaan di Rumah Bekasi
25 Bab 24 Pembicaraan Ibu dan Anak Bujang
26 Bab 25 Kedatangan Sepupu
27 Bab 26 Nasihat Pernikahan
28 Bab 27 Indahnya Berbagi
29 Bab 28 Kekhawatiran Hanum
30 Bab 29 Harapan itu Masih Ada
31 Bab 30 Keberangkatan Faisal
32 Bab 31 Pekerjaan Baru Hanum
33 Bab 32 Kehidupan Faisal di Rantau
34 Bab 33 Pertama Bekerja
35 Bab 34 Faras: Bekerja Dengan Hati
36 Bab 35 Nafkah Pertama
37 Bab 36 Penyesalan Faisal
38 Bab 37 Gadis Kuli Bangunan
39 Bab 38 Murni Gadis Yatim
40 Bab 39
41 Bab 40 Kejadian Tak Terduga di Waktu Pagi
42 Bab 41 Keserakahan Mendorong Pada Kejahatan
43 Hari Ini Tidak Ada Update
44 Bab 42
45 Bab 43 Faisal Bertemu Mang Fahmi
46 Bab 44 Feeling Seorang Istri
47 Bab 45 Apa Yang Terjadi Dengan Faisal
48 Bab 46
49 Bab 47 Hutang Faisal
50 Bab 48 Menemui Mang Fahmi
51 Bab 49 Rejeki Tak Terduga
52 Bab 50 Membersihkan Rejeki Dengan Berbagi
53 Bab 51 Pembelajaran Berarti dari Panti.
54 Bab 52 Terealisasinya Rencana Perubahan Hidup
55 Bab 53 Rumah Impian Terwujud
56 Bab 54 Merintis Usaha Baru
57 Bab 55 Pindahan Rumah
58 Bab 56 (POV Faras) Masa Perkuliahan
59 Bab 57 Hutan Lereng Gunung Kaba
60 Bab 58 Menikmati Hidup di Lereng Gunung Kaba
61 Bab 59 Kesibukan Baru Pak Ridho
62 Bab 60 Mengambil Alih Proyek Bernasalah
63 Bab 61 Menyelesaikan Proyek Tepat Waktu
64 Bab 62 Jejak Yang Semakin Jelas
65 Bab 63 Pertemuan Tak Terduga
66 Bab 64 Pertemuan Erwin dan Faisal
67 Bab 65 Pertemuan Erwin dan Faisal (2)
68 Bab 66 Keputusan Faisal
69 Bab 67 Kejutan Untuk Hanum dan Faras
70 Bab 68 Mengunjungi Toko Kue Hanum
71 Bab 69 Cerita Menjelang Tidur
72 Bab 70 Mengumpulkan Puing-puing Ingatan
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab 1 Hanum Pratiwi
2
Bab 2 Faisal Rahmadi
3
Bab 3 Hidup Dalam Ketidakpastian
4
Bab 4 Faras Al Ghiffari
5
Bab 5 Hanum Sakit
6
Bab 6 Hanum Sakit Part 2
7
Bab 7 Kedatangan Bu Henny
8
Bab 8 Peluang Tambahan Income
9
Bab 9. Judol (Judi Online)
10
Bab 10 Kejutan Dari Seorang Sahabat
11
Bab 11 Dilema Kampus Libur
12
Bab 12 Tamu Kejutan
13
MOHON MAAF
14
Bab 13 Menjajaki Peluang Baru
15
Bab 14 Konflik dengan David dan Bu Juni
16
Bab 15 Tawaran Kerja Yang Batal
17
Bab 16 Beda Pendapat Tentang Warisan
18
Bab 17 Menikmati Takdir
19
Bab 18. Bertemu Sahabat Putih Biru
20
Bab 19 Diskusi Yang Terputus
21
Bab 20 Pembuatan Sertifikat Ahli Waris
22
Bab 21 Sebait Pesan dari Bekasi
23
Bab 22 Berpulangnya Budhe Mardiah
24
Bab 23 Mengenang Kebersamaan di Rumah Bekasi
25
Bab 24 Pembicaraan Ibu dan Anak Bujang
26
Bab 25 Kedatangan Sepupu
27
Bab 26 Nasihat Pernikahan
28
Bab 27 Indahnya Berbagi
29
Bab 28 Kekhawatiran Hanum
30
Bab 29 Harapan itu Masih Ada
31
Bab 30 Keberangkatan Faisal
32
Bab 31 Pekerjaan Baru Hanum
33
Bab 32 Kehidupan Faisal di Rantau
34
Bab 33 Pertama Bekerja
35
Bab 34 Faras: Bekerja Dengan Hati
36
Bab 35 Nafkah Pertama
37
Bab 36 Penyesalan Faisal
38
Bab 37 Gadis Kuli Bangunan
39
Bab 38 Murni Gadis Yatim
40
Bab 39
41
Bab 40 Kejadian Tak Terduga di Waktu Pagi
42
Bab 41 Keserakahan Mendorong Pada Kejahatan
43
Hari Ini Tidak Ada Update
44
Bab 42
45
Bab 43 Faisal Bertemu Mang Fahmi
46
Bab 44 Feeling Seorang Istri
47
Bab 45 Apa Yang Terjadi Dengan Faisal
48
Bab 46
49
Bab 47 Hutang Faisal
50
Bab 48 Menemui Mang Fahmi
51
Bab 49 Rejeki Tak Terduga
52
Bab 50 Membersihkan Rejeki Dengan Berbagi
53
Bab 51 Pembelajaran Berarti dari Panti.
54
Bab 52 Terealisasinya Rencana Perubahan Hidup
55
Bab 53 Rumah Impian Terwujud
56
Bab 54 Merintis Usaha Baru
57
Bab 55 Pindahan Rumah
58
Bab 56 (POV Faras) Masa Perkuliahan
59
Bab 57 Hutan Lereng Gunung Kaba
60
Bab 58 Menikmati Hidup di Lereng Gunung Kaba
61
Bab 59 Kesibukan Baru Pak Ridho
62
Bab 60 Mengambil Alih Proyek Bernasalah
63
Bab 61 Menyelesaikan Proyek Tepat Waktu
64
Bab 62 Jejak Yang Semakin Jelas
65
Bab 63 Pertemuan Tak Terduga
66
Bab 64 Pertemuan Erwin dan Faisal
67
Bab 65 Pertemuan Erwin dan Faisal (2)
68
Bab 66 Keputusan Faisal
69
Bab 67 Kejutan Untuk Hanum dan Faras
70
Bab 68 Mengunjungi Toko Kue Hanum
71
Bab 69 Cerita Menjelang Tidur
72
Bab 70 Mengumpulkan Puing-puing Ingatan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!