keseharianku episode 4

Kulihat mbak Diaz duduk anteng dikursi tamu sambil membaca buku pelajaran tanpa terganggu dengan kegaduhan yang ada disekitarnya. Akupun menegurnya, "mbak itu loh dek Khana jejeritan, kok mbak Diaz diam aja sih!!! Apa ga berisik mendengarnya?" ucapku. "biarin nanti pasti berhenti sendiri" balasnya. Hhhhhrrrgggg ingin rasanya ku jitak kepalanya, tapi biar ga makin runyam lagi, kudekati adekku, "dek, mandi dulu yuk... Nanti kalau sudah mandi, remote tv nya mbak Yayang ambilkan" bujukku. "ga mau mbak, nanti keburu selesai film kartunnya" ucap dek Khana disela sela Isak tangisnya. Kudekati mas Levi, " mas, kasihlah remote nya ke dek Khana, habis ini lho film kartunnya sudah selesai, mas bisa lanjut nonton lagi" ujarku. Mas Levi tak bergeming.

Sudahlah, kubiarkan situasi kondisi yang tak kondusif ini. Pusing kepala mendengarkan keberisikan sore ini. Saat aku akan melangkah mau masuk ke kamarku, terdengar suara ibu mengucap salam "Assalamualaikum", aku menjawab salam ibu "waalaikumsalam" ku lirik mas Levi dan mbak Diaz tak menyahut salam ibu, mereka fokus dengan apa yang ada dihadapan mereka, sedangkan adekku berlari menyambut ibu dengan tangisan yang semakin kencang. "buk, mas Levi ga mau gantian lihat tv nya, film kartun kesukaanku keburu habis..huhuhuhhuhuhuhh" adu adekku ke ibu.

Ibu hanya melihat sepintas ke arah mas Levi, beralih melirik mbak Diaz, lalu beralih menatapku yang berdiri didepan kamarku, "tahu adekmu nangis kayak gini, kenapa ga kamu bujuk rayu?" ujar ibu yang ditujukan ke aku, "sudah Buk, tapi dek Khana tetap minta remote tv, sedangkan remote tv nya disembunyikan mas Levi diatas lemari pajang itu" bela ku. "kamu itu menenangkan adekmu aja Ndak becus" gumam ibu sambil menggandeng adekku masuk kedalam kamar.

Aku terdiam, kenapa jadi aku yang disalahkan? Hatiku terasa nelangsa. Tapi apa yang bisa aku lakukan, semakin aku protes atau membantah, bisa dipastikan semua kesalahan sekecil apapun akan ditujukan padaku. Aku hanya diam dan melangkah masuk ke kamarku.

Baru sebentar membaringkan tubuh ditempat tidur, mas Levi membuka pintu kamarku, "Dek, kata mbak Diaz hari ini kamu yang ngepel yaa.. Mbak Diaz lagi datang bulan hari pertama" mas Levi menginfokan. "yaaah mas, aku baru selesai cuci pakaian ini tadi, baru aja mau istirahat sebentar" rengekku ke mas Levi. "trus gimana, masak aku yang harus ngepel juga, kan ini aku lagi nyapu" mas Levi berkeberatan. "tapi mas....." belum sempat ucapanku selesai, ibu keluar kamar menggandeng adekku, sepertinya mau memandikan adekku, "sudah bantu mas mu ngepel, kasihan mbakmu kalau datang bulan hari pertama pasti Ndak nyaman, besok-besok kamu pasti paham gimana rasa ga nyamannya hari pertama datang bulan" perintah ibuku. Aku meruntuk dalam hati, kalau ibu sudah bertitah, tak ada alasan lain yang bisa melepaskanku dari tugas yang diberikan.

Begitu mas Levi selesai menyapu semua bagian rumah, aku mengambil alat pel untuk segera mengepel seluruh ruangan dalam rumah. Kulihat mbak Diaz berbaring dikursi tamu sembari membaca buku pelajaran ditemani teh hangat di meja yang sudah dibuatkan ibu. Terbesit sedikit rasa iri, saat aku mau memprotesnya, ayah mengucap salam saat membuka pintu pagar "Assalamualaikum", "Waalaikumsalam" jawabku dan mbak Diaz bersamaan.

Kucium punggung tangan ayahku, "ayah mau makan?" tanyaku, "nanti dulu nak, ayah mau mandi dulu" jawab ayah, "oke Yah" balasku, lalu meninggalkan ruang tamu yang sudah selesai aku pel, ku urungkan niatku untuk memprotes ke mbak Diaz.

Setelah menyelesaikan semua ruangan yang harus ku pel, aku mengambil handuk, berniat untuk segera mandi bergantian kalau ayah sudah selesai mandi. Akan tetapi, saat ayah keluar dari kamar mandi, mbak Diaz tetiba menyerobot masuk duluan ke dalam kamar mandi. Rasanya ingin kuteriaki mbak Diaz, tapi ayah sepertinya menyadari situasinya, "sudah sabar ya, kamu istirahat dulu sambil mengeringkan keringatmu yang habis ngepel" ayah berusaha meredam emosiku.

Sebenarnya, pembagian tugas dirumah sudah dibagi rata oleh ibu. Mas Levi bertugas menyapu tiap sore, mbak Diaz bertugas mengepel tiap sore, aku mencuci pakaian, ibu memasak mencuci piring, ayah terkadang membantu pekerjaan yang bisa dibantu diselesaikannya saat ayah libur kerja, sedang adekku tentu saja masih belum kebagian tugas apapun.

Tapi, saat ada yang berhalangan untuk menyelesaikan tugasnya, maka tugas tersebut akan otomatis menjadi tanggungjawab ku. Entah aturan darimana dan sejak kapan, akupun tak menyadari dan memahaminya.

Disaat sudah beranjak malam hari, saat semua tugas-tugas ku terselesaikan. Tapiiiiiiii......

Episodes
1 kelahiran episode 1
2 Keseharianku episode 2
3 keseharianku episode 3
4 keseharianku episode 4
5 keseharianku episode 5
6 keseharianku episode 6
7 keseharianku episode 7
8 keseharianku episode 8
9 keseharianku episode 9
10 keseharianku episode 10
11 keseharianku episode 11
12 keseharianku episode 12
13 keseharianku episode 13
14 keseharianku episode 14
15 keseharianku episode 15
16 keseharianku episode 16
17 keseharianku episode 17
18 keseharianku episode 18
19 Keseharianku episode 19
20 Keseharianku episode 20
21 Keseharianku episode 21
22 keseharianku episode 22
23 keseharianku episode 23
24 keseharianku episode 24
25 keseharianku episode 25
26 keseharianku episode 26
27 keseharianku episode 27
28 keseharianku episode 28
29 keseharianku episode 29
30 keseharianku episode 30
31 keseharianku episode 31
32 keseharianku episode 32
33 keseharianku episode 33
34 keseharianku episode 34
35 keseharianku episode 35
36 keseharianku episode 36
37 keseharianku episode 37
38 keseharianku episode 38
39 keseharianku episode 39
40 keseharianku episode 40
41 keseharianku episode 41
42 keseharianku episode 42
43 keseharianku episode 43
44 Keseharianku episode 44
45 keseharianku episode 45
46 Keseharianku episode 46
47 Keseharianku episode 47
48 Keseharianku episode 48
49 Keseharianku episode 49
50 Keseharianku episode 50
51 Keseharianku episode 51
52 Keseharianku episode 52
53 Keseharianku episode 53
54 Keseharianku episode 54
55 Keseharianku episode 55
Episodes

Updated 55 Episodes

1
kelahiran episode 1
2
Keseharianku episode 2
3
keseharianku episode 3
4
keseharianku episode 4
5
keseharianku episode 5
6
keseharianku episode 6
7
keseharianku episode 7
8
keseharianku episode 8
9
keseharianku episode 9
10
keseharianku episode 10
11
keseharianku episode 11
12
keseharianku episode 12
13
keseharianku episode 13
14
keseharianku episode 14
15
keseharianku episode 15
16
keseharianku episode 16
17
keseharianku episode 17
18
keseharianku episode 18
19
Keseharianku episode 19
20
Keseharianku episode 20
21
Keseharianku episode 21
22
keseharianku episode 22
23
keseharianku episode 23
24
keseharianku episode 24
25
keseharianku episode 25
26
keseharianku episode 26
27
keseharianku episode 27
28
keseharianku episode 28
29
keseharianku episode 29
30
keseharianku episode 30
31
keseharianku episode 31
32
keseharianku episode 32
33
keseharianku episode 33
34
keseharianku episode 34
35
keseharianku episode 35
36
keseharianku episode 36
37
keseharianku episode 37
38
keseharianku episode 38
39
keseharianku episode 39
40
keseharianku episode 40
41
keseharianku episode 41
42
keseharianku episode 42
43
keseharianku episode 43
44
Keseharianku episode 44
45
keseharianku episode 45
46
Keseharianku episode 46
47
Keseharianku episode 47
48
Keseharianku episode 48
49
Keseharianku episode 49
50
Keseharianku episode 50
51
Keseharianku episode 51
52
Keseharianku episode 52
53
Keseharianku episode 53
54
Keseharianku episode 54
55
Keseharianku episode 55

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!