Keseharianku episode 2

akan tetapi, "mau apa?" tanya ibuku. "ya mau sarapan lah Bu" jawabku. "sarapan apa? Sana mandi dulu baru sarapan" ucap beliau. Dengan terpaksa aku beranjak dan mengambil seragam sekolahku kemudian masuk ke kamar mandi. Selang 15 menit, aku sudah siap dengan seragam sekolahku dan sudah mau memulai sarapan, tetiba ayahku memberi isyarat dengan klakson motornya bahwa sudah siap mengantar ke sekolah. "lho Yah, sebentar aku mau sarapan dulu" ujarku, "kalau kamu sarapan dulu, berarti nanti berangkat sekolah jalan kaki yaa, Karena Ibu baru keinget kalau pagi ini adekmu ada jadwal piket di sekolahnya, jadi ya berangkat lebih pagi" kata ibuku. sedangkan kakak-kakak ku sudah berangkat duluan naik sepeda kayuh.

Dengan jarak sekolah yang memakan waktu 7 menit kalau naik motor, dan hampir 25 menit kalau jalan kaki, sedangkan jam sudah menunjukkan pukul 6.32. Maka bisa dipastikan aku akan terlambat kesekolah kalau berangkat jalan kaki, karena gerbang sekolah akan ditutup pukul 6,50. Mau ga mau, aku harus ikut ayah naik motor bersama adekku berangkat sekolah dan akhirnya aku ga sempat untuk sarapan. Segera aku ambil tas, kucium punggung tangan ibuku, "buk berangkat dulu, boleh minta tambahan uang saku buat beli roti di sekolah, aku belum sarapan" tuturku saat ibu memberi uang saku padaku. "ga ada tambahan, sudah nanti aja makan siang sekalian dirumah, porsinya nanti ambil agak banyak" ujar ibuku.

Karena ayah sudah membunyikan klakson kembali, akhirnya aku hanya menerima uang saku harianku dan berlari menghampiri ayah, lalu naik ke motornya yang kemudian bergegas meninggalkan rumah menuju sekolahku dan adekku, yaa aku dan adekku 1 gedung sekolah karena kami masih sama-sama di bangku Sekolah Dasar , aku kelas 6 adekku kelas 1.

Sampai didepan gerbang sekolah, aku dan adekku turun dari motor, dan berpamitan ke ayah, setelah adekku mencium punggung tangan ayah, dia langsung berlari ke dalam area sekolah, saat giliranku berpamitan ke ayah, ayah membisikkan kalimat "sabar ya nak, yang pinter sekolahnya" akupun hanya mengangguk dan mengucap salam. kemudian berlalu masuk gerbang sekolah.

Saat sampai didalam kelas, aku meletakkan tasku dan duduk dibangku dengan agak lesu karena belum sarapan. Yaaa seperti inilah seringnya aku lalui pagiku, jarang sarapan karena harus menyelesaikan pekerjaan rumah dahulu hingga waktu mepet dan ga sempat untuk sarapan. Tak berselang lama, sahabatku, Riska, yang juga teman sebangkuku masuk ke kelas dan langsung menuju meja bangku kami, sembari menyapa dengan senyum manisnya "Hai Yayang, lesu gitu pasti belum sarapan ya?" ujarnya. Aku mengangguk lemah. Riska tidak kaget, karena memang sesering itu aku melewatkan sarapan. Dan tetiba dia mengeluarkan 2 bungkus roti, "Ni, mamaku tadi suruh bawa 2 roti ini, pesennya yang 1 buat kamu 1 buat aku" kata Riska. Akupun menerimanya, kemudian langsung memakannya "makasih banyak ya Ris, kamu selalu tahu" kataku. Riska tersenyum "mama sudah menduga kalau pagi ini kamu ga sarapan" ujarnya, aku sedikit kaget, kok mamanya Riska bisa tahu kalau aku belum sarapan, "kok mamamu tahu Ris aku belum sarapan?". Riska terkekeh, "dalam seminggu hari sekolah, bisa dipastikan 3-4 hari kamu ga sarapan" ucapnya sembari tertawa. Yaaa, itulah kenyataannya, sering aku ga sempat sarapan, dan berdampak konsentrasi ku buyar dan terkadang aku ga bisa fokus dalam belajar. "terimakasih ya Ris, sampaikan terimakasih ku juga ke Tante ya" ucapku, Riska tersenyum "oke"

Bel sekolah berbunyi pertanda sudah waktunya pulang, dan seperti biasa, saat pulang aku harus jalan kaki ke rumah, sedangkan adekku sudah pulang lebih awal karena masih kelas 1 dengan dijemput ayahku.

Kalau agak siang, motor sudah dipakai ayah untuk bekerja. jadi d rumah ga ada motor untuk menjemputku. Ya sudahlah, mau gimana lagi, inilah rutinitasku tiap hari. Alhamdulillah, siang ini Riska pun juga tidak dijemput sama ayahnya karena katanya ayahnya ada dinas luar kota, jadi aku dan Riska bisa jalan kaki pulang sekolah bareng. tiap pulang bareng Riska, aku pasti menyempatkan waktu buat mampir menyapa ayah mama nya . "Assalamu'alaikum" ucap aku dan Riska barengan saat masuk pekarangan rumah Riska. "waalaikumsalam" terdengar jawaban dari dalam rumah, pintu terbuka dan muncullah Tante Riza, mama nya Riska.

"ayo masuk nak" ramah Tante Riza menyambutku, "iya Tante" jawabku sembari mencium punggung tangannya. "sudah makan nak?" tanya Tante Riza, "belum Tante, nanti aja dirumah" jawabku. "om mana Tante? Saya Ndak bisa lama-lama, soalnya ditungguin dirumah" lanjutku. "om kerja nak, iya kamu langsung mau pulang? Diantar Tante ya?" tawar Tante Riza, "Ndak usah Tante, kan sudah dekat, terimakasih banyak ya Tante, saya pamit dulu, Assalamualaikum" bergegas kucium kembali punggung tangannya dan melangkah keluar rumah Riska, "Ris aku langsung pulang yaa, kapan-kapan aku main kerumahmu lebih lama" tuturku ke Riska yang ikut mengantar sampai depan pintu, "iya Yayang, besok-besok main agak lama ya, hati-hati dijalan" jawab Riska. Akupun melangkah menjauh dari rumah Riska menuju rumahku yang kebetulan memang searah.

Terik matahari siang itu mempercepat langkahku untuk cepat sampai dirumah. Panas menyengat menusuk kulitku sukses membuatku sedikit berlari demi bisa segera berteduh didalam rumah. Bayangan air minum dingin yang akan aku teguk dari dalam lemari es makin memberi semangat untukku segera mencapai rumah. Jarak rumahku dan rumah Riska sekitar 10 menit dengan berjalan kaki.

Dari kejauhan bangunan rumahku sudah terlihat, aaaahhh makin ku percepat langkah kakiku agar segera sampai. Dan begitu mencapai pagar halaman rumah, dengan napas yang tidak beraturan karena kupaksa lari, kubuka pagar halaman berjalan menuju pintu rumahku. Saat selesai melepas sepatu sekolahku, kubuka gagang pintu dan masuk sembari mengucap salam "Assalamualaikum". "Waalaikumsalam, sudah pulang nak?" ibu menyambut ku, "sudah buk" jawabku menuju ke lemari es, ku ambil gelas yang tersedia diatas lemari es, ku buka dan mengambil sebotol air minum dingin, menuangkan ke gelas kemudian buru-buru meneguknya. Ceeeeeeeessssss, legaaaa rasanya tenggorokanku saat dialiri air minum dingin itu. Tanpa sadar ku ucap, "Alhamdulillah segarnya". Setelah puas menghilangkan dahagaku, aku menuju ke kamarku untuk segera berganti baju. Masuk kamar, kuletakkan tas sekolahku, kuganti seragamku dengan pakaian rumah yang santai. Baru selesai menggantung seragam sekolahku, ibu masuk ke kamarku, "nak sudah selesai? Tolong itu ikan lele dimeja dapur tinggal goreng yaa, sudah dibumbui sama ibu, ibu Ndak sempat menggorengnya karena waktu sudah mepet, ibu mau berangkat ke toko material, sudah ditunggu pakdemu untuk gantikan jaga toko" ujar ibuku. Yaa, setiap hari, pada jam-jam waktu sholat wajib, seperti dhuhur dan ashar, ibu akan menggantikan pakde Mari jaga toko agar pakde Mari bisa pulang untuk menunaikan sholat. Aaarrrggghh, tapi kan.....

Episodes
1 kelahiran episode 1
2 Keseharianku episode 2
3 keseharianku episode 3
4 keseharianku episode 4
5 keseharianku episode 5
6 keseharianku episode 6
7 keseharianku episode 7
8 keseharianku episode 8
9 keseharianku episode 9
10 keseharianku episode 10
11 keseharianku episode 11
12 keseharianku episode 12
13 keseharianku episode 13
14 keseharianku episode 14
15 keseharianku episode 15
16 keseharianku episode 16
17 keseharianku episode 17
18 keseharianku episode 18
19 Keseharianku episode 19
20 Keseharianku episode 20
21 Keseharianku episode 21
22 keseharianku episode 22
23 keseharianku episode 23
24 keseharianku episode 24
25 keseharianku episode 25
26 keseharianku episode 26
27 keseharianku episode 27
28 keseharianku episode 28
29 keseharianku episode 29
30 keseharianku episode 30
31 keseharianku episode 31
32 keseharianku episode 32
33 keseharianku episode 33
34 keseharianku episode 34
35 keseharianku episode 35
36 keseharianku episode 36
37 keseharianku episode 37
38 keseharianku episode 38
39 keseharianku episode 39
40 keseharianku episode 40
41 keseharianku episode 41
42 keseharianku episode 42
43 keseharianku episode 43
44 Keseharianku episode 44
45 keseharianku episode 45
46 Keseharianku episode 46
47 Keseharianku episode 47
48 Keseharianku episode 48
49 Keseharianku episode 49
50 Keseharianku episode 50
51 Keseharianku episode 51
52 Keseharianku episode 52
53 Keseharianku episode 53
54 Keseharianku episode 54
55 Keseharianku episode 55
Episodes

Updated 55 Episodes

1
kelahiran episode 1
2
Keseharianku episode 2
3
keseharianku episode 3
4
keseharianku episode 4
5
keseharianku episode 5
6
keseharianku episode 6
7
keseharianku episode 7
8
keseharianku episode 8
9
keseharianku episode 9
10
keseharianku episode 10
11
keseharianku episode 11
12
keseharianku episode 12
13
keseharianku episode 13
14
keseharianku episode 14
15
keseharianku episode 15
16
keseharianku episode 16
17
keseharianku episode 17
18
keseharianku episode 18
19
Keseharianku episode 19
20
Keseharianku episode 20
21
Keseharianku episode 21
22
keseharianku episode 22
23
keseharianku episode 23
24
keseharianku episode 24
25
keseharianku episode 25
26
keseharianku episode 26
27
keseharianku episode 27
28
keseharianku episode 28
29
keseharianku episode 29
30
keseharianku episode 30
31
keseharianku episode 31
32
keseharianku episode 32
33
keseharianku episode 33
34
keseharianku episode 34
35
keseharianku episode 35
36
keseharianku episode 36
37
keseharianku episode 37
38
keseharianku episode 38
39
keseharianku episode 39
40
keseharianku episode 40
41
keseharianku episode 41
42
keseharianku episode 42
43
keseharianku episode 43
44
Keseharianku episode 44
45
keseharianku episode 45
46
Keseharianku episode 46
47
Keseharianku episode 47
48
Keseharianku episode 48
49
Keseharianku episode 49
50
Keseharianku episode 50
51
Keseharianku episode 51
52
Keseharianku episode 52
53
Keseharianku episode 53
54
Keseharianku episode 54
55
Keseharianku episode 55

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!