Pembalasan 16

" Tu-tuan Count, maaf saya tidak tahu kalau Anda akan sarapan bersama dengan Nyonya. Sebentar saya akan meminta pelayan untuk menyiapkan satu set perlengkapan makan."

Semua pelayan yang saat ini di ruang makan terkejut melihat Perion yang datang ke sana. Ini adalah kejadian langka. Selama ini atau lebih tepatnya stelah menikah, Perion sangat jarang makan bersama dengan Rubia, maka dari itu semua terkejut melihat kehadiran Perion.

Namun itu semua tidak berlaku pada Rubia. Wanita itu makan dengan tenang tanpa terusik sedikitpun dengan kehadiran Perion. Dia menganggap bahwa Perion tidak ada di sana. Bahkan Rubia juga tidak menyapa Perion.

Hal tersebut membuat Perion malah menjadi terusik. Istrinya benar-benar berubah, dan perubahan itu sungguh sangat drastis. Perion merasa ada yang salah dengan Rubia. Dari mulai tidak mau bekerja, lalu melakukan kegiatan layaknya wanita bangsawan pada umumnya, tidak peduli dengan suami yang berselingkuh secara terang-terangan dan sekarang ini dia bersikap tak acuh. Sungguh sangat berbeda dari Rubia yang Perion kenal sebelumnya.

Klutak klutak

Suasana ruang makan begitu hening. Hanya terdengar suara sendok, pisau dan garpu yang beradu dengan piring secara silih berganti. Dimana suasana tersebut menjadikan para pelayan merasa bergidik.

" Rubia, hari ini aku tidak akan pergi ke Istana. Aku akan melakukan pekerjaan ku."

" Oh bagus kalau begitu. Aku sudah selesai makan, permisi."

Sreek

Tak tak tak

Perion membulatkan matanya saat Rubia sama sekali tidak merespon tentang dirinya yang akan berada di rumah. Padahal Perion berharap Rubia akan senang. Entah mengapa hal yang menurut Perion adalah sesuatu yang gila itu tiba-tiba merasuk ke dalam pikirannya. Selama ini dia sudah tak acuh dengan istrinya itu, lalu kenapa pagi ini tiba-tiba dia ingin melihat ekspresi Rubia? Sungguh aneh bukan?

Di sisi laimpn Rubia merasa sebal dengan tingkah Perion yang tiba-tiba itu. Ia sendiri tidak megerti mengapa Perion bersikap demikian. Namun lagi-lagi dia tidak peduli. Saat ini ada hal yang lebih penting yang harus dia lakukan. Tujuan utamanya yakni bercerai dari suaminya yang tidak berguna itu.

.

.

.

Kastel Adentine di Duchy Adentine.

Mery menghela nafasnya panjang tanda merasakan sebuah kelegaan yang luar biasa. Dia sudah berada di depan kastel. Perjalanan selama semalam lebih sehati itu membuat Mery sangat lelah. Rasanya tubuhnya remuk redam karena terguncang oleh kereta kuda.

Saat ini dia masih tertahan di depan gerbang. Mery tidak memakai kereta kuda milik mansion, ia menggunakan kereta kuda yang tidak berlambang jadi orang tidak akan tahu dari mana dia berasal.

" Nona Mery, maaf sudah menunggu lama. Mari silakan masuk."

" Sir Oliver? Maafkan saya merepotkan, sampai-sampai Anda datang sendiri begini untuk menjemput saya."

" Tidak Nona, ini adalah perintah dari Yang Mulia Duke. Jangan merasa terbebani, mari silakan masuk, Yang Mulia sudah menunggu."

Di dalam kastel, Theodore sangat tidak sabar dengan kedatangan pelayan pribadi milik Rubia itu. Ia sangat penasaran, ada kepentingan apa Rubia sampai mengirim pelayan pribadinya seperti itu.

Di kalangan bangsawan, mengirim pelayan pribadi itu berarti ada hal sangat pribadi yang penting atau mendesak yang harus disampaikan langsung kepada orang yang dituju. Mereka baru saja mengenal, lalu mengapa Sang Countess mengirim pelayan pribadinya? Apa jangan-jangan Countess Rubia Gordone itu seperti wanita-wanita lainnya yang mengincar seorang Duke?

Isi kepala Theodore dipenuhi hal-hal sedemikian. Semua itu bukan karena alasan, dia berpikiran seperti itu karena selama ini memang demikian. Bahkan sampai hari ini masih ada saja surat tawaran menikah dari para wanita baik dari Kekaisaran Sein, kerajaan-kerajaan kecil lainnya, dan bahkan hingga Kekaisaran Aterna. Sungguh luar biasa bukan pesona dan pengaruh Theodore.

Padahal julukan Duke Monster sangat melekat dalam dirinya. Tentunya surat lamaran yang datang itu bukanlah keinginan tulus para wanita, melainkan keluarga mereka yang ingin mengambil keuntungan dari hubungan pernikahan yang dibangun.

Dalam kalangan bangsawan, pernikahan politik adalah sesuatu yang wajar dan sangat lumrah. Namun Theodore tidak menyukai itu. Yang dia tahu menikah itu ata dasar saling mencintai dan menyayangi seperti mendiang kedua orangtuanya. Theodore meskipun masih kecil tapi dia tahu bahwa ayah dan ibunya adalah dua orang saling mencintai. Bahkan sang ayah ikut meninggal menyusul ibunya yang meninggal akibat terlalu sedih.

" Yang Mulai, Nona Mery sudah datang,"

" Suruh dia masuk."

Mery sedikit merinding ketika memasuki Kastel Adentine. Awalan masuk, kastel tersebut terlihat menyeramkan. Akan tetapi semakin masuk ke dalam, anggapannya pun hilang. Di dalam kastel yang besar itu di dalamnya terlihat lebih indah dan juga terasa hangat. Para pelayan pun tampak ramah dan bersahabat.

" Saya menghadap Yang Mulia Duke Theodore Adentine, sang Jendral pemilik pedang pelindung Kekaisaran Sein."

Mery memberi salam hormat, ia membungkuk dalam. Rasanya seperti menghadap kaisar, padahal dia pun belum pernah melihat bagaimana rupa kaisar. Tapi intinya yang ia rasakan adalah sebuah ketegangan dan tekanan dalam dirinya. Bahkan tangan Mery pun gemetaran.

" Baiklah, silakan duduk Nona Mery. Kamu adalah pelayan pribadi Countess, benar kan? Lalu apa yang Countess perintahkan kepadamu."

" Ini Yang Mulia, saya diminta menyerahkan ini langsung kepada Yang Mulia."

Sepucuk surat diberikan oleh Mery, awalnya Oliver yang ingin mengambilnya. Namun Mery bersikukuh menahannya, dan tidak memberikannya pada Oliver. Seperti apa yang diperintahkan oleh Rubia bahwa surat itu harus diterima langsung oleh Duke Theodore Adentine, maka Mery pun juga hanya akan memberikannya pada sang duke.

" Baiklah, berikan itu Nona Mery." Akhirnya Theodore sendiri yang menerimanya.

" Yang Mulia, tapi?"

" Tidak apa Oliver, dia tidak mungkin bisa mencelakai ku hanya dengan sepucuk surat kan?"

Oliver menyerah, ucapan tuannya adalah mutlak. Ia pun mundur selangkah namum tetap berdiri tegak untuk menjaga sang tuan.

Sraak

Theodore membuka amplop surat menggunakan sebuah pisau kecil. Ia lalu membaca surat itu dengan perlahan. Wajah Theodore yang tadinya santai kini berubah menjadi sangat serius. Keningnya pun berkerut.

Semua orang yang melihatnya menjadi penasaran, sebenarnya apa isi surat yang dituliskan oleh Countess Rubia Gordone untuk Yang Mulia Duke Theodore Adentine.

" Oliver, panggil Regulus. Kita alan pergi ke County Gordo sekarang juga."

" Maksud Yang Mulia? maaf ini sudah hampir petang Yang Mulia, tidak pantas untuk bertamu."

" Oliver, kau tahu kan kalau aku tidak bicara dua kali."

Gluph!

" Baik Yang Mulia, akan segera saya laksanakan."

TBC

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

makin seru nih jujur saya gak sabar apa yg akan dilakukan Duke Theodore stlh th tentang kehidupan pertamanya 🤔😏

2025-01-28

1

GiZaNy

GiZaNy

dahlah Oliver.. nurut aja apa kata Duke Theodore..

2025-01-28

0

Ririn Santi

Ririn Santi

hoho kok rasanya kurang ya thor hehe..

2025-01-28

0

lihat semua
Episodes
1 Pembalasan 01
2 Pembalasan 02
3 Pembalasan 03
4 Pembalasan 04
5 Pembalasan 05
6 Pembalasan 06
7 Pembalasan 07
8 Pembalasan 08
9 Pembalasan 09
10 Pembalasan 10
11 Pembalasan 11
12 Pembalasan 12
13 Pembalasan 13
14 Pembalasan 14
15 Pembalasan 15
16 Pembalasan 16
17 Pembalasan 17
18 Pembalasan 18
19 Pembalasan 19
20 Pembalasan 20
21 Pembalasan 21
22 Pembalasan 22
23 Pembalasan 23
24 Pemalasan 24
25 Pembalasan 25
26 Pembalasan 26
27 Pembalasan 27
28 Pembalasan 28
29 Pembalasan 29
30 Pembalasan 30
31 Pembalasan 31
32 Pembalasan 32
33 Pembalasan 33
34 Pembalasan 34
35 Pembalasan 35
36 Pembalasan 36
37 Pembalasan 37
38 Pembalasan 38
39 Pembalasan 39
40 Pembalasan 40
41 Pembalasan 41
42 Pembalasan 42
43 Pembalasan 43
44 Pembalasan 44
45 Pembalasan 45
46 Pembalasan 46
47 Pembalasan 47
48 Pembalasan 48
49 Pembalasan 49
50 Pembalasan 50
51 Pembalasan 51
52 Pembalasan 52
53 Pembalasan 53
54 Pembalasan 54
55 Pembalasan 55
56 Pembalasan 56
57 Pembalasan 57
58 Pembalasan 58
59 Pembalasan 59
60 Pembalasan 60
61 Pembalasan 61
62 Pembalasan 62
63 Pembalasan 63
64 Pembalasan 64
65 Pembalasan 65
66 Pembalasan 66
67 Pembalasan 67
68 Pembalasan 68
69 Pembalasan 69
70 Pembalasan 70
71 Pembalasan 71
72 Pembalasan 72
73 Pembalasan 73
74 Pembalasan 74
75 Pembalasan 75
76 Pembalasan 76
77 Pembalasan 77
78 Pembalasan 78
79 Pembalasan 79
80 Promo Karya Baru: Revenge Abandoned Princess
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Pembalasan 01
2
Pembalasan 02
3
Pembalasan 03
4
Pembalasan 04
5
Pembalasan 05
6
Pembalasan 06
7
Pembalasan 07
8
Pembalasan 08
9
Pembalasan 09
10
Pembalasan 10
11
Pembalasan 11
12
Pembalasan 12
13
Pembalasan 13
14
Pembalasan 14
15
Pembalasan 15
16
Pembalasan 16
17
Pembalasan 17
18
Pembalasan 18
19
Pembalasan 19
20
Pembalasan 20
21
Pembalasan 21
22
Pembalasan 22
23
Pembalasan 23
24
Pemalasan 24
25
Pembalasan 25
26
Pembalasan 26
27
Pembalasan 27
28
Pembalasan 28
29
Pembalasan 29
30
Pembalasan 30
31
Pembalasan 31
32
Pembalasan 32
33
Pembalasan 33
34
Pembalasan 34
35
Pembalasan 35
36
Pembalasan 36
37
Pembalasan 37
38
Pembalasan 38
39
Pembalasan 39
40
Pembalasan 40
41
Pembalasan 41
42
Pembalasan 42
43
Pembalasan 43
44
Pembalasan 44
45
Pembalasan 45
46
Pembalasan 46
47
Pembalasan 47
48
Pembalasan 48
49
Pembalasan 49
50
Pembalasan 50
51
Pembalasan 51
52
Pembalasan 52
53
Pembalasan 53
54
Pembalasan 54
55
Pembalasan 55
56
Pembalasan 56
57
Pembalasan 57
58
Pembalasan 58
59
Pembalasan 59
60
Pembalasan 60
61
Pembalasan 61
62
Pembalasan 62
63
Pembalasan 63
64
Pembalasan 64
65
Pembalasan 65
66
Pembalasan 66
67
Pembalasan 67
68
Pembalasan 68
69
Pembalasan 69
70
Pembalasan 70
71
Pembalasan 71
72
Pembalasan 72
73
Pembalasan 73
74
Pembalasan 74
75
Pembalasan 75
76
Pembalasan 76
77
Pembalasan 77
78
Pembalasan 78
79
Pembalasan 79
80
Promo Karya Baru: Revenge Abandoned Princess

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!