Pembalasan 14

" Dimana ini, apa ini mimpi? Tadi bukannya aku sedang berbicara dengan Yang Mulia Duke Adentine. Aah aku baru ingat, ini adalah kehidupanku yang pertama rupanya."

Dalam tidurnya yang hampir mencapai seharian itu, rupanya Rubia mengalami mimpi, dan rupanya mimpinya itu ternyata adalah ingatan tentang kehidupannya sebelum kematian menghampiri nya.

Semua terlihat saat ini. Orang yang dia temui, peristiwa yang dia hadapi semua terlihat bagai sebuah teater. Ya teater kehidupan dimana dia bukanlah pemeran utamanya. Dia hanya pemain figuran yang mati paling cepat diantara pemain yang lainnya.

Namun kesedihan itu terasa amat nyata. Pengkhianatan suami dan sahabatnya sendiri jelas menusuk jantung. Rubia amat marah setiap melihatnya. Tekadnya sangat kuat untuk bisa membalasnya.

Dan, sesuatu yang sedari tadi dia bingungkan akhirnya terjawab. Duke Theodore Adentine muncul dalam ingatan masa lalunya. Pantas saja Rubia merasa wajah pria itu familiar, semua karena orang itu juga pernah ia temui di kehidupannya yang lalu.

Bukan hanya sekali ternyata tapi beberapa kali. Duke Adentine yang merupakan jendral pasukan istana kekaisaran itu akan kehilangan satu tangannya pada perang pembasmian monster. Bukan hanya itu, dia juga akan kehilangan banyak pasukannya dan orang-orang terdekatnya termasuk Regulus, sang penyihir.

Setelah itu Duke Adentine mendeklarasikan mundur dari jabatannya dan memilih mengurung diri di kastel nya. Ia amat sangat kehilangan. Meksipun bukan saudara namun Oliver dan Regulus adalah orang yang selalu ada bersamanya. Itulah akhirnya yang membuat Adentine jatuh.

Sreeet

" Nyonya ... Syukurlah Anda sudah bangun."

Mata Mery sangat merah, rupanya dia menangis sedari tadi karena Rubia tak kunjung bangun. Semua itu disampaikan oleh Sylvester. Butler keluarga Gordone pun terlihat sangat lega.

" Kenapa wajah kalian begitu sekali."

" Anda pingsan sedari pagi Nyonya. Dan ini sudah tengah malam, Anda baru bangun. Kami sungguh khawatir," ucap Sylvester.

" Ya, aku tidur selama itu? Astaga, lalu Yang Mulia Duke?"

" Beliau sudah pulang, dan beliau mengirimkan dokter."

Rubia melihat ke samping, di sana memang ada seseorang yang belum pernah ia lihat sebelumnya yang ternyata merupakan dokter kiriman dari Theodore. Rubia mengucapkan terimakasih dan maaf karena sudah membuat dokter itu menunggui nya lama.

" Saya sudah baik-baik saja Dokter, sekarang Anda bisa beristirahat. Ini juga sudah tengah malam, sebaiknya Anda menginap di sini. Syl, tolong berikan kamar terbaik untuk Dokter agar beliau bisa beristirahat dengan nyaman."

" Anda tidak perlu sungkan Nyonya Countess, itu memang sudah tugas saya. Baiklah saya akan istirahat, terimakasih untuk kebaikan hati Anda."

Oleh Sylvester sang dokter diantarkan ke kamar tamu. Tentu saja dia juga akan dilayani dengan baik. Terlebih dia adalah utusan dari Yang Mulia Duke Theodore, jadi Rubia harus menjamunya.

Hiks hiks

Ternyata Mery masih saja menangis. Meksipun hanya tinggal isakan namum yang lihat Mery sungguh tulus mengkhawatirkannya. Ia lalu meraih tangan Mery dan menggenggamnya.

" Aku sudah tidak apa-apa Mery. Sudah menangisnya, mata kamu sangat merah itu."

" Hiks iya Nyonya. Hanya saja saya menangis ini dicampur dengan rasa marah. Bisa-bisanya Tuan Count tidak peduli pada Anda. Kami memanggil beliau sudah dari siang, tapi beliau baru pulang saat senja. Dan beliau sama sekali tidak melihat Anda di kamar malah tidak lama pergi lagi."

Rubia tentu tidak heran, dia sudah tahu kalau Perion tak acuh padanya. Hati Rubia sudah mati terhadap pria itu. Sehingga dia pun tidak lagi merasa sakit hati.

Mery kembali menceritakan tentang sikap Perion tadi. Suami dari Rubia itu memang sama sekali tidak menjenguk Rubia di kamar, semua orang menjadi geram. Namun sebagai pelayan mereka tidak bisa melakukan apapun selain hanya bergumam kesal dalam lirih.

" Dan satu lagi Nyonya, entah itu hanya perasaan saya saja atau bagaimana. Ketika Tuan Count tahu Anda belum sadar hingga malam, beliau malah tersenyum. Meskipun senyumnya sangat tipis tapi saya sangat yakin dia tersenyum. Tuan juga bertanya apakah saya masih memberi Nyonya suplemen itu, saya jawab masih,"

" Begitu ya, ya biarkan saja. Biarkan dia sesuka hatinya beranggapan. Sekarang berhentilah menangis Mery. Ambilkan aku sesuatu yang bisa dimakan, perutku lapar."

" Astaga, maaf Nyonya saya kurang paham. Baik, tunggu sebentar Nyonya. Saya akan menyiapkannya."

Mery langsung pergi dari kamar Rubia. Dia bahkan sampai berlari. Dan Rubia, dia menyeringai. Rupanya Perion beranggapan bahwa pingsannya Rubia itu karena racun yang diberikan olehnya.

" Ya itu bagus. Biarkan dia berpikir seperti itu. Sekarang pun pasti dia sedang berada di rumah jalangg nya untuk bermain-main. Aku tidak peduli. Oh ya, Duke Theodore Adentine. Aku harus menghubunginya lagi. Aku harus mengirimkan surat. Surat transaksi untuk mengubah masa depanku dan juga masa depannya."

Rubia bangkit dari ranjang, menuju ke meja yang berada di sisi tempat tidur. Di sana sudah ada kertas dan pena, jadi dia tidak perlu meminta Mery untuk menyiapkan nya.

Rubia mencelupkan penanya ke tempat tinta dan mulai menorehkannya ke sebuah kertas. Kata demi kata dia tulis dengan rapi. Tujuannya adalah Duke Theodore Adentine.

" Mungkin aku akan dianggap gila, jadi bilang saja kalau aku mengetahui masa depan. Seingat ku dia adalah pria yang tidak mudah percaya dengan orang lain. Hmmm baiklah aku akan tulis begini saja dulu."

Rubia sangat memikirkan apa yang ingin ia tulis untuk Duke Adentine. Ia harus bisa meyakinkan pria itu karena Duke Adentine adalah satu-satunya orang yang bisa membebaskannya dari kematian yang dibuat Perion untuknya.

Drap drap drap

" Nyonya ini makanan Anda. Maaf sedikit lebih lama."

" Tidak masalah Mery. Mery, aku ingin kamu melakukan sesuatu untukku. Tapi ini tidak mudah karena aku mau kamu sendiri yang melakukan inis sendiri."

Mery menelengkan kepalanya tanda dia tidak mengerti dan penuh pertanyaan. Namun dia sudah berjanji bahwa ia akan melakukan semua hal demi majikannya itu.

" Apapun itu Nyonya, silakan perintahkan saya."

" Antarkan surat ini kepada Yang Mulia Duke Theodore Adentine. Kamu harus menyerahkannya sendiri. Gunakan kereta kuda untuk kesana, sekarang juga."

" Baik Nyonya, saya akan langsung pergi. Saya akan panggil Lina untuk membantu Anda membereskan piringnya nanti."

Rubia mengangguk, ia juga mengucapkan terimakasih Mery. Dia sungguh senang karena Mery benar-benar bekerja kepadanya dengan tulus dan setia.

" Hati-hati Mery."

" Baik Nyonya. Tenang saja saya akan kembali lagi dengan selamat."

TBC

Terpopuler

Comments

GiZaNy

GiZaNy

semoga misi pengiriman surat berhasil..

2025-01-26

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

semoga Rubia dan Theodore bisa mengubah nasib mereka dikemudian hari ya 🤲🤲💪💪

2025-01-26

1

lihat semua
Episodes
1 Pembalasan 01
2 Pembalasan 02
3 Pembalasan 03
4 Pembalasan 04
5 Pembalasan 05
6 Pembalasan 06
7 Pembalasan 07
8 Pembalasan 08
9 Pembalasan 09
10 Pembalasan 10
11 Pembalasan 11
12 Pembalasan 12
13 Pembalasan 13
14 Pembalasan 14
15 Pembalasan 15
16 Pembalasan 16
17 Pembalasan 17
18 Pembalasan 18
19 Pembalasan 19
20 Pembalasan 20
21 Pembalasan 21
22 Pembalasan 22
23 Pembalasan 23
24 Pemalasan 24
25 Pembalasan 25
26 Pembalasan 26
27 Pembalasan 27
28 Pembalasan 28
29 Pembalasan 29
30 Pembalasan 30
31 Pembalasan 31
32 Pembalasan 32
33 Pembalasan 33
34 Pembalasan 34
35 Pembalasan 35
36 Pembalasan 36
37 Pembalasan 37
38 Pembalasan 38
39 Pembalasan 39
40 Pembalasan 40
41 Pembalasan 41
42 Pembalasan 42
43 Pembalasan 43
44 Pembalasan 44
45 Pembalasan 45
46 Pembalasan 46
47 Pembalasan 47
48 Pembalasan 48
49 Pembalasan 49
50 Pembalasan 50
51 Pembalasan 51
52 Pembalasan 52
53 Pembalasan 53
54 Pembalasan 54
55 Pembalasan 55
56 Pembalasan 56
57 Pembalasan 57
58 Pembalasan 58
59 Pembalasan 59
60 Pembalasan 60
61 Pembalasan 61
62 Pembalasan 62
63 Pembalasan 63
64 Pembalasan 64
65 Pembalasan 65
66 Pembalasan 66
67 Pembalasan 67
68 Pembalasan 68
69 Pembalasan 69
70 Pembalasan 70
71 Pembalasan 71
72 Pembalasan 72
73 Pembalasan 73
74 Pembalasan 74
75 Pembalasan 75
76 Pembalasan 76
77 Pembalasan 77
78 Pembalasan 78
79 Pembalasan 79
80 Promo Karya Baru: Revenge Abandoned Princess
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Pembalasan 01
2
Pembalasan 02
3
Pembalasan 03
4
Pembalasan 04
5
Pembalasan 05
6
Pembalasan 06
7
Pembalasan 07
8
Pembalasan 08
9
Pembalasan 09
10
Pembalasan 10
11
Pembalasan 11
12
Pembalasan 12
13
Pembalasan 13
14
Pembalasan 14
15
Pembalasan 15
16
Pembalasan 16
17
Pembalasan 17
18
Pembalasan 18
19
Pembalasan 19
20
Pembalasan 20
21
Pembalasan 21
22
Pembalasan 22
23
Pembalasan 23
24
Pemalasan 24
25
Pembalasan 25
26
Pembalasan 26
27
Pembalasan 27
28
Pembalasan 28
29
Pembalasan 29
30
Pembalasan 30
31
Pembalasan 31
32
Pembalasan 32
33
Pembalasan 33
34
Pembalasan 34
35
Pembalasan 35
36
Pembalasan 36
37
Pembalasan 37
38
Pembalasan 38
39
Pembalasan 39
40
Pembalasan 40
41
Pembalasan 41
42
Pembalasan 42
43
Pembalasan 43
44
Pembalasan 44
45
Pembalasan 45
46
Pembalasan 46
47
Pembalasan 47
48
Pembalasan 48
49
Pembalasan 49
50
Pembalasan 50
51
Pembalasan 51
52
Pembalasan 52
53
Pembalasan 53
54
Pembalasan 54
55
Pembalasan 55
56
Pembalasan 56
57
Pembalasan 57
58
Pembalasan 58
59
Pembalasan 59
60
Pembalasan 60
61
Pembalasan 61
62
Pembalasan 62
63
Pembalasan 63
64
Pembalasan 64
65
Pembalasan 65
66
Pembalasan 66
67
Pembalasan 67
68
Pembalasan 68
69
Pembalasan 69
70
Pembalasan 70
71
Pembalasan 71
72
Pembalasan 72
73
Pembalasan 73
74
Pembalasan 74
75
Pembalasan 75
76
Pembalasan 76
77
Pembalasan 77
78
Pembalasan 78
79
Pembalasan 79
80
Promo Karya Baru: Revenge Abandoned Princess

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!