Pembalasan 07

Dengan hati yang gembira dan perasaan bahagia meluap-luap, Rubia melenggang pergi keluar drai mansion. Dia didampingi oleh Mery dan satu kesatria. Nama kesatria itu adalah Sir Rudin.

" Hari ini Anda begitu bahagia Nyonya, wajah Anda dari tadi berseri-seri," ucap Sir Rudin saat hendak membantu Rubia naik ke atas kereta kuda.

" Fufufu, mata mu sangat jeli Sir Rudi, ya aku sangat senang. Setelah sekian lama akhirnya aku tidak bekerja dan itu sungguh menyenangkan. Aku ingin menikmati waktu ku yang sudah sangat banyak tersiksa karena pekerjaan."

" Pilihan yang tepat Nyonya. Jadi mari kita berangkat."

Rudin dan Mery menyusul naik ketika Rubia sudah lebih dulu di dalam kereta kuda. Rudin juga meminta kusir untuk segera berangkat, tapi kereta itu tak kunjung jalan juga.

" Sebentar Nyonya, saya tanya dulu kepada kusir kenapa dia tidak juga mulai menjalankan keretanya."

" Tenang saja Sir, Anda tidak perlu terburu-buru. Hari kita masih panjang."

Rudin mengangguk, ia kemudian turun dari kereta dan berjalan ke depan. Rudin mengerutkan alisnya ketika ada sebuah kereta yang berhenti tepat di depan kereta kuda milik mereka. Dari lambang yang tertera pada kereta kuda, Rudin bisa tahu itu adalah kereta kuda milik Baron Baimon.

" Maaf Nyonya, sepertinya Lady Baimon datang dan dia~"

" Rubi, kamu mau kemana? Bukannya hati ini kamu janji untuk minum teh denganku, kenapa kamu malah mau pergi."

Rubia menghela nafasnya. Ia tidak tahu bahwa teryata Daphne sungguh bertindak tidak sopan begini. Ya kehidupan sebelumnya, Rubia menganggap itu sebagai bentuk keramahan dna keakraban, tapi tidak dengan sekarang. Saat ini Rubia tahu bahwa Daphne sebenarnya tengah bertindak kelewat batas.

" Lady Daphne Baimon, apa kamu sungguh tidak punya etika seperti ini? Bukankah kamu juga mendapatkan pelajaran etiket, seharusnya kamu tahu cara menyapa dengan benar. Aku memang temanmu, tapi saat ini kedudukan lebih tunggu dari pada kamu. Aku adalah Nyonya Countess, seharusnya kamu menyapaku dengan benar. Bukankah begitu Lady?"

" Ya?"

Mata Daphne membelalak, ia terkejut mendengar ucapan Rubia yang seperi itu. Selama ini, tidak, selama setahun ini Daphne selalu bersikap demikian dan Rubia tidak pernah menghiraukannya. Rubia tidak pernah memrotes tindakannya, lalu mengapa sekarang seperti ini. Daphne sungguh bingung, sejenak ia bahkan terpaku menatap Rubia.

" Lancang sekali Anda berani menatap tajam pada Nyonya Countess. Janga lupakan sopan santun Anda Lady," ucap Mery tegas. Meskipun dia hanya pelayan namun dia adalah pelayan pribadi Countess dan dia merasa memiliki tanggung jawab untuk mengingatkan Daphne untuk tidak berbuat kurang ajar.

Bangsawan yang lebih rendah kedudukannya tidak boleh menatap tajam ke arah bangsawan yang memiliki status lebih tinggi. Itu dianggap perbuatan tidak sopan. Sistem kasta yang masih begitu kental itu memang harus angat dijaga.

" Ma-mafkan saya Nyonya Countess Rubia Gordone. Saya Daphne Baimon memberi salam kepada Nyonya Countess, semoga Anda sellau diberkahi kesehatan dan kebahagiaan."

" Nah kalau begitu, segera menyingkir. Dan perintahkan kusir mu untuk pergi. Kereta kuda ku menghalangi kereta ku, aku ingin pergi dengan segera. Ah oya, untuk jamuan minum teh, aku hari ini sedang sibuk jadi aku batalkan. Nanti aku akan memberitahumu lagi kapan kita bisa melakukannya."

" Ba-baik Nyonya Countess. Semoga perjalanan Anda nyaman dan menyenangkan."

Klaaak

Sir Rudin masuk ke dalam kereta lagi dan kereta kuda bisa berjalan setelah kereta kuda milik Daphne menyingkir. Sir Rudin sebenarnya sangat terkejut melihat aksi dari Rubia. Selama ini ia tahu bahwa Daphne merupakan sahabat baik Rubia, bahkan saking baiknya Rubia, Daphne dibiarkan menginap dan memakai gaun-gaun milik Rubia. Namun sikap Rubia yang baru saja sungguh membuat Sir Rudin bertanya-tanya.

" Wajahmu itu, aku tahu banyak sekali hal yang ingin kamu tanyakan Sir Rudin. Kamu pasti terkejut, pun dengan Mery. Haah, selama ini aku hanya bodoh saja. Aku bodoh karena menganggap dia orang yang tulus. Padahal sebenarnya dia ular berbisa. Jadi sekarang aku akan bersikap tegas padanya."

" Aah begitu, syukurlah Nyonya. Ah maaf Nyonya, saya tidak bermaksud."

Rubia tersenyum, ia tahu beberapa orang di mansion menyukai dan memeringati dirinya. Dia baru sadar selama ini mereka berusaha memberitahu kalau Daphne itu adalah orang yang licik, namun waktu itu Rubia sangat bodoh karena terlampau percaya dengan Daphne.

Di sisi lain, saat ini Daphne sangat geram. Giginya bergemelutuk dan tangannya mengepal erat. Harga dirinya sangat terluka saat diperlakukan seperti tadi oleh Rubia. Terlebih beberapa pelayan dan kesatria kediaman Gordone melihatnya. Ia sungguh malu, amarahnya mencuat. Ia pun tidak jadi datang bertamu ke mansion dan memilih untuk pulang.

Selama perjalanan pulang Daphne marah-marah tidak jelas. Pelayan yang mendampingi Daphne hanya bisa diam dan menundukkan kepala. Dia tidak berani berkomentar, karena kalau salah bicara bisa-bisa ia akan kena pukul oleh Daphne.

Tidak ada yang tahu lady yang dikenal cantik, anggun dan bermartabat itu memiliki kebiasaan buruk yakni suka menyiksa pelayannya jika apa yang ia kehendaki tidak sesuai. Maka dari itu para pelayan memilih diam dan tak acuh.

" Sial sialan, dasar wanita jalangg. Berani-beraninya dia bersikap seperti utu kepada ku. Huh lihat saja, semua yang kau miliki pasti akan jadi milikku. Aku akan membuatmu berlutut di depan kaki ku Rubia. Aku lah yang akan jadi Countess nantinya. Ya setelah kau mati, aku akan jadi Countess yang paling cantik dan bersinar. Tunggu saja Rubia, tunggu saja. Aku pasti bisa mengalahkan mu."

Sebenarnya Daphne selalu merasa iri dengan Rubia. Rubia adalah wanita yang pintar dan juga cantik. Dan saat Rubia menikah, dia juga sangat tidak suka.

Bagaimana bisa Rubia menikah dengan seornag Count? Kenapa pria yang hebat itu harus menikah dengan Rubia? Padahal dirinya lebih cantik, seharusnya pria itu menikah dengannya dan bukan dengan Rubia.

Seperti itulah isi kepala Daphne. Rasa iri yang dimiliki Daphne semakin besar saat melihat kediaman Gordone. Dia selalu beranggapan bahwa seharusnya semua itu menjadi miliknya dan bukan milik Rubia.

" Awas saja Rubia, aku akan menendang mu dari kediaman Gordone dan juga dari posisi Countess."

TBC

Terpopuler

Comments

marie_shitie💤💤

marie_shitie💤💤

karena kepintarannya rubia byk yg berpikir lebih baik klo cantik doang ga menguntungkan ya mending dijadikan selir

2025-01-20

0

marie_shitie💤💤

marie_shitie💤💤

dengan senang hati pasti rubia berikan tapi tunggu kehancuran sebagai balasan yg rubia berikan

2025-01-20

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

skrng Rubia mulai menunjukan taringnya pd Perion dan Daphne jd saya tunggu pertujukan mu Rubia 😏😏

2025-01-19

0

lihat semua
Episodes
1 Pembalasan 01
2 Pembalasan 02
3 Pembalasan 03
4 Pembalasan 04
5 Pembalasan 05
6 Pembalasan 06
7 Pembalasan 07
8 Pembalasan 08
9 Pembalasan 09
10 Pembalasan 10
11 Pembalasan 11
12 Pembalasan 12
13 Pembalasan 13
14 Pembalasan 14
15 Pembalasan 15
16 Pembalasan 16
17 Pembalasan 17
18 Pembalasan 18
19 Pembalasan 19
20 Pembalasan 20
21 Pembalasan 21
22 Pembalasan 22
23 Pembalasan 23
24 Pemalasan 24
25 Pembalasan 25
26 Pembalasan 26
27 Pembalasan 27
28 Pembalasan 28
29 Pembalasan 29
30 Pembalasan 30
31 Pembalasan 31
32 Pembalasan 32
33 Pembalasan 33
34 Pembalasan 34
35 Pembalasan 35
36 Pembalasan 36
37 Pembalasan 37
38 Pembalasan 38
39 Pembalasan 39
40 Pembalasan 40
41 Pembalasan 41
42 Pembalasan 42
43 Pembalasan 43
44 Pembalasan 44
45 Pembalasan 45
46 Pembalasan 46
47 Pembalasan 47
48 Pembalasan 48
49 Pembalasan 49
50 Pembalasan 50
51 Pembalasan 51
52 Pembalasan 52
53 Pembalasan 53
54 Pembalasan 54
55 Pembalasan 55
56 Pembalasan 56
57 Pembalasan 57
58 Pembalasan 58
59 Pembalasan 59
60 Pembalasan 60
61 Pembalasan 61
62 Pembalasan 62
63 Pembalasan 63
64 Pembalasan 64
65 Pembalasan 65
66 Pembalasan 66
67 Pembalasan 67
68 Pembalasan 68
69 Pembalasan 69
70 Pembalasan 70
71 Pembalasan 71
72 Pembalasan 72
73 Pembalasan 73
74 Pembalasan 74
75 Pembalasan 75
76 Pembalasan 76
77 Pembalasan 77
78 Pembalasan 78
79 Pembalasan 79
80 Promo Karya Baru: Revenge Abandoned Princess
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Pembalasan 01
2
Pembalasan 02
3
Pembalasan 03
4
Pembalasan 04
5
Pembalasan 05
6
Pembalasan 06
7
Pembalasan 07
8
Pembalasan 08
9
Pembalasan 09
10
Pembalasan 10
11
Pembalasan 11
12
Pembalasan 12
13
Pembalasan 13
14
Pembalasan 14
15
Pembalasan 15
16
Pembalasan 16
17
Pembalasan 17
18
Pembalasan 18
19
Pembalasan 19
20
Pembalasan 20
21
Pembalasan 21
22
Pembalasan 22
23
Pembalasan 23
24
Pemalasan 24
25
Pembalasan 25
26
Pembalasan 26
27
Pembalasan 27
28
Pembalasan 28
29
Pembalasan 29
30
Pembalasan 30
31
Pembalasan 31
32
Pembalasan 32
33
Pembalasan 33
34
Pembalasan 34
35
Pembalasan 35
36
Pembalasan 36
37
Pembalasan 37
38
Pembalasan 38
39
Pembalasan 39
40
Pembalasan 40
41
Pembalasan 41
42
Pembalasan 42
43
Pembalasan 43
44
Pembalasan 44
45
Pembalasan 45
46
Pembalasan 46
47
Pembalasan 47
48
Pembalasan 48
49
Pembalasan 49
50
Pembalasan 50
51
Pembalasan 51
52
Pembalasan 52
53
Pembalasan 53
54
Pembalasan 54
55
Pembalasan 55
56
Pembalasan 56
57
Pembalasan 57
58
Pembalasan 58
59
Pembalasan 59
60
Pembalasan 60
61
Pembalasan 61
62
Pembalasan 62
63
Pembalasan 63
64
Pembalasan 64
65
Pembalasan 65
66
Pembalasan 66
67
Pembalasan 67
68
Pembalasan 68
69
Pembalasan 69
70
Pembalasan 70
71
Pembalasan 71
72
Pembalasan 72
73
Pembalasan 73
74
Pembalasan 74
75
Pembalasan 75
76
Pembalasan 76
77
Pembalasan 77
78
Pembalasan 78
79
Pembalasan 79
80
Promo Karya Baru: Revenge Abandoned Princess

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!