Bab 09. Janji Rey Di Makam Ibu Fahira

Kringg!!!

Bel pulang telah berbunyi.

Semua murid sudah mulai meninggalkan area kelas dengan penuh semangat, karena hal wajar kalau jam pulang murid sekolah lebih bersemangat ketimbang di jam pelajaran.

Eca menghampiri Fahira dengan gerakan tengil, dia hanya sekedar memberi ancaman untuk Eca kalau ia bakal telat pulang.

Karena Eca akan pergi nonton bioskop bersama Kinar dan Cantika. Bahkan sampai Rangga pun ikut diajak oleh Eca.

"Awas kamu kalau ngadu!"

"Enggak kok, hati-hati pulangnya" Kata Fahira.

"Y" Jawab Eca, lalu ia memerintahkan kedua teman nya untuk mengikuti.

Setelah Eca benar-benar pergi, Fahira belum keluar dari kelas. Ia melihat Rey yang sedang tertidur.

Sedikit penasaran tapi gengsian, jadinya Fahira memilih menunggu dia bangun dengan sendirinya.

"Fahira kok kamu belum pulang?" Tanya Gabriel yang tak sengaja melihat Fahira di kelas. Ia sendiri baru saja habis toilet, niat nya ingin mengambil tas di kelas dan pergi.

"Iya, belum" Jawab Fahira.

"Mau bareng gak? Kan kamu gak bawa motor toh?" Gabriel menawarkan Fahira pulang.

Fahira mikir keras, hanya saja ia tak tega meninggalkan Rey di dalam kelas. Fahira menggeleng kepala dengan senyuman.

Gabriel menoleh ke arah samping yang dimana Rey tertidur kembali "Mau pulang bareng dia?"

"Iya" Kata Fahira dengan nada bisikan.

"Oh gitu... Yasudah saya pergi dulu" Kata Gabriel

"I-iya, maaf ya"

Gabriel langsung meninggalkan Fahira di kelas itu, tanpa sepatah kata apapun yang keluar dari mulutnya.

Setelah kelas benar-benar kosong, Fahira memberanikan diri untuk menghampiri Rey walau hatinya ragu untuk mendekat kan dirinya ke Rey.

Mengingat Rey sudah meminta maaf dengan tulus, kemarin hari.

"Rey" Bisik Fahira dengan lembut.

Dalam sekali panggilan saja Rey langsung bangun, menatap Fahira dengan pandangan sayu.

Pandangan nya masih belum normal, setelah beberapa menit. Matanya pun sudah segar kembali.

"Ada apa?" Tanya Rey singkat sambil melipat kedua tangan nya dimeja.

"Kok ada apa sih? Ayo pulang"

"Aku kira kamu bakal pulang sama gabriel, makanya aku tidur sebentar"

Fahira menggeleng kepala "Enggak, kenapa sih?"

Pertanyaan dari Fahira gak dijawab, Rey pun sudah bangkit dari tempat duduknya.

Mencantolkan satu tali ranselnya ke pundak kanan nya, lalu berjalan sambil menguap.

Rey memberhentikan langkah kaki, menoleh ke belakang melihat Fahira yang tiba-tiba tertunduk sambil menutup wajah dengan kedua telapak tangan.

Rey menyeka sudut mata nya untuk mengusir rasa kantuk yang menempel pada dirinya, lalu kembali berjalan menghampiri Fahira.

"Kenapa lagi kamu?" Tanya Rey sambil menggeret kursi yang ada di dekat nya.

Fahira menoleh singkat, lalu bangkit dan pergi dari dalam kelas. Rey mengerut kening, baru aja ia duduk, langsung berdiri lagi untuk mengikuti langkah Fahira dari belakang.

"Kalau mau curhat silahkan, tumpahkan saja"

"Gak, siapa juga yang mau curhat" Kata Fahira sebal.

"Gausah nutupin, saya terima kok kalau kamu benci saya, dosa saya sudah terlalu banyak untuk kamu, belum lagi saya sudah perko..."

Fahira reflek membungkam mulut nya dengan telapak tangan "Cukup Rey!" Fahira menatap tajam "Jangan bongkar aib saya di sekolah ini, ingat!" Lanjutnya.

Rey mengangguk kepala, dan Fahira melepas tangan yang membekap mulut pria itu.

"Yaudah cepat pulang, keburu sore" Setelah Fahira memberi perintah, Rey langsung berjalan di samping Fahira.

Sampai mereka sudah ada di parkiran motor sekolah, Fahira masih mendalami kesedihan yang sangat mendalam saat teringat kembali ibunya.

Dalam perjalanan pulang nya, Rey di bawa muter-muter oleh Fahira, dari membeli bunga, membeli makan sore, hingga berakhir di sebuah pemakaman.

Yang dimana itu tempat pemakaman ibu Fahira di kubur. Fahira dan Rey melangkah masuk ke area dalam kuburan yang saling berjejer.

Langkah nya mereka terhenti di depan nisan yang bertuliskan.

Clara Adelina.

Seseorang yang sangat di rindukan Fahira.

Dibawah namanya lengkap dengan tanggal lahir dan hari kematian nya.

Fahira berjongkok dan Rey ikut berjongkok.

Bahkan Rey mendadak berkaca-kaca, sebagai pelaku yang membuat Ibu kandung Fahira terkubur, Ia merasa kalau tragedi itu sebagai penyesalan terhebat dalam hidup nya.

Rey mencoba belajar menerima kenyataan kalau wanita paruh baya yang sudah membuat nya meninggal adalah ibunda dari seseorang yang dia sayangi. Sungguh ironi.

Rey menaburkan bunga mawar merah yang sudah Fahira beli, dia sejenak menghening sambil mengirimkan doa terbaik untuk ibunda Fahira, sekaligus meminta restu untuk pernikahan mereka.

Rey menoleh ke Fahira yang menangis tanpa henti. Rey berusaha mencoba membuatnya tegar, lalu membawa pulang ke rumah setelah Fahira mengirim doa untuk sang ibu tercinta.

Setelah satu tarikan nafas serta menyeka air mata di sudut matanya, Fahira bangkit dari jongkok. "Ayo" Seru Fahira mengajak. Rey reflek pegang tangan Fahira, dan itu tidak masalah untuk Fahira, mengingat mereka juga sudah bertunangan.

"Lah Fahira? Kamu gak marah saya gandeng?"

Fahira menoleh, lalu meremas pegangan tangan Rey dengan sangat keras. "Buru jalan nya, gausah rewel!"

"..." Rey terdiam sesaat, ia mengerut kening dan merasakan telapak tangan Fahira yang begitu sangat kasar, dipikiran nya terngiang kalau Fahira seorang pekerja keras atau emang tidak pernah merawat dirinya sendiri?.

"Tangan kamu kok kasar banget Fahira?"

Fahira lagi-lagi menoleh, kali ini tolehan nya tajam, gadis itu mencubit lengan Rey dengan keras. "Gausah ngomong yang aneh-aneh, bisa?"

"Se-benci ini kah kamu kepada saya, Fahira?"

"...." Fahira terdiam dan fokus mempercepat langkah kaki. Namun Rey memberhentikan langkah kaki untuk memanggil nama Fahira.

"Hm... Fahira"

Fahira langsung menoleh ke belakang dan mendengarkan Rey sedang mengumbar janji untuk Fahira.

"Saya paham alasan kamu bawa saya ke makam ibu kamu, dan apapun yang terjadi saya janji ke kamu. Saya akan menggantikan kasih sayang ibu kamu yang sudah saya rampas hidupnya" Kata Rey.

"Yaudah buktikan, saya gak butuh sepatah kata-kata. Tapi... maaf, sampai saat ini saya masih belum bisa memaafkan kamu" Jawab Fahira dengan senyuman penuh luka.

"Okey, saya mengerti" Kata Rey.

Episodes
1 Bab 01. Prolog 21+
2 Bab 02. Bertemu Dia lagi
3 Bab 03. Dorongan Kecil.
4 Bab 04. Pernyataan Ayahnya.
5 Bab 05. Emosi Meluap Fahira.
6 Bab 06. Kebencian Segala Sisi Fahira.
7 Bab 07. Tak Bernilai
8 Bab 08. Gudang Sekolah.
9 Bab 09. Janji Rey Di Makam Ibu Fahira
10 Bab 10. Ijab Kabul
11 Bab 11. Perundungan Saudara Tiri
12 Bab 12. Mulai Tersentuh?
13 Bab 13. Kegaduhan Di Kantin.
14 Bab 14. Luluh?
15 Bab 15. Ketakutan Fahira.
16 Bab 16. Terus Di Tempel Gabriel
17 Bab 17. Pindah Rumah
18 Bab 18. Kemunculan Mantan Pacar Rey
19 Bab 19. Alasan Fahira Menjauh.
20 Bab 20. Semua Terungkap
21 Bab 21. Sakit.
22 Bab 22. Fahira Hamil?
23 Bab 23. Hasil Testpack
24 Bab 24. Khawatir
25 Bab 25. Cemas
26 Bab 26. Pernyataan Sayang Fahira
27 Bab 27. Hati Yang Terbagi Dua.
28 Bab 28. Perubahan Isi Hati.
29 Bab 29. Rindu Ibu.
30 Bab 30. Sama-sama Perhatian.
31 Bab 31. Luka dan Cinta
32 Bab 32. Disekap
33 Bab 33. Trauma Fahira.
34 Bab 34. Dalang Di Balik Masalah.
35 Bab 35. Tragedi
36 Bab 36. Pesawat Kertas.
37 Bab 37. Rumah Sakit
38 Bab 38. Kekalahan Naysila
39 Bab. 39 Di Ikuti Seseorang
40 Bab 40. Teror.
41 Bab 41. Ancaman Lagi.
42 Bab 42. Clue.
43 Bab 43. Desti?
44 Bab 44. Terungkap.
45 Bab 45. Pertengkaran.
46 Bab 46. Permintaan Maaf.
47 Bab 47. Ngidam Fahira.
48 Bab 48. Eca Dalam Masalah.
49 Bab 49. Tertembak.
50 Bab 50. Vonis Dokter.
51 Bab 51. Lembaran Baru.
52 Bab 52. Kado Ulangtahun.
53 Bab 53. Rencana Fahira.
54 Bab 54. Syukuran
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Bab 01. Prolog 21+
2
Bab 02. Bertemu Dia lagi
3
Bab 03. Dorongan Kecil.
4
Bab 04. Pernyataan Ayahnya.
5
Bab 05. Emosi Meluap Fahira.
6
Bab 06. Kebencian Segala Sisi Fahira.
7
Bab 07. Tak Bernilai
8
Bab 08. Gudang Sekolah.
9
Bab 09. Janji Rey Di Makam Ibu Fahira
10
Bab 10. Ijab Kabul
11
Bab 11. Perundungan Saudara Tiri
12
Bab 12. Mulai Tersentuh?
13
Bab 13. Kegaduhan Di Kantin.
14
Bab 14. Luluh?
15
Bab 15. Ketakutan Fahira.
16
Bab 16. Terus Di Tempel Gabriel
17
Bab 17. Pindah Rumah
18
Bab 18. Kemunculan Mantan Pacar Rey
19
Bab 19. Alasan Fahira Menjauh.
20
Bab 20. Semua Terungkap
21
Bab 21. Sakit.
22
Bab 22. Fahira Hamil?
23
Bab 23. Hasil Testpack
24
Bab 24. Khawatir
25
Bab 25. Cemas
26
Bab 26. Pernyataan Sayang Fahira
27
Bab 27. Hati Yang Terbagi Dua.
28
Bab 28. Perubahan Isi Hati.
29
Bab 29. Rindu Ibu.
30
Bab 30. Sama-sama Perhatian.
31
Bab 31. Luka dan Cinta
32
Bab 32. Disekap
33
Bab 33. Trauma Fahira.
34
Bab 34. Dalang Di Balik Masalah.
35
Bab 35. Tragedi
36
Bab 36. Pesawat Kertas.
37
Bab 37. Rumah Sakit
38
Bab 38. Kekalahan Naysila
39
Bab. 39 Di Ikuti Seseorang
40
Bab 40. Teror.
41
Bab 41. Ancaman Lagi.
42
Bab 42. Clue.
43
Bab 43. Desti?
44
Bab 44. Terungkap.
45
Bab 45. Pertengkaran.
46
Bab 46. Permintaan Maaf.
47
Bab 47. Ngidam Fahira.
48
Bab 48. Eca Dalam Masalah.
49
Bab 49. Tertembak.
50
Bab 50. Vonis Dokter.
51
Bab 51. Lembaran Baru.
52
Bab 52. Kado Ulangtahun.
53
Bab 53. Rencana Fahira.
54
Bab 54. Syukuran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!