Bab 07. Tak Bernilai

Di jam istirahat, Fahira di hampiri oleh Gabriel hanya untuk mengajak nya ke kantin, Tidak sadar kalau Rey melihat dari belakang nya.

Seolah Rey agak cemburu, tapi dalam nya tidak sinkron dengan reaksi luar nya.

Rey terus menyorot ke arah Fahira yang menyetujui ajakan Gabriel.

"Jangan nangis ah, cantik kamu ilang nanti" Kata Gabriel memberi semangat.

"Iya makasih" Fahira dalam kondisi tertunduk seperti biasa, saat gadis itu sudah berdiri, Gabriel langsung merangkul pundak nya.

Respon Fahira justru tidak ada penolakan yang berarti.

"Apa mereka itu pacaran?" Batin Rey. Sehabis bicara dia langsung bangkit setelah Fahira dan Gabriel sudah berjalan ke kantin.

Saat Rey sudah berada di depan pintu kelas, segerombolan perempuan menghadang langkah kaki nya Rey.

Mereka semua sangat terpesona dengan ketampanan Rey, dari arah depan Fahira mendengar, ia sedikit menoleh ke belakang lalu menatap ke depan lagi sambil melepaskan tangan Gabriel yang ada di pundak nya.

Di arah belakang, Rey sedang menarik nafas, dia memilih menyapa para gadis itu satu per satu, ada yang meminta nomor kontak pun Rey kasih dengan suka rela. Tapi ia kasih nomor bisnis yang jarang sekali dia buka.

"Makasih kak"

"Makasih kakak"

Kata sekelompok siswi kelas dua yang berjumlah empat orang. Sisanya tidak heboh seperti kedua teman nya, alasan nya mereka sudah ada yang punya.

Balik ke arah depan, Fahira belum beranjak pergi dari sana setelah dengar dan lihat Rey di ganggu murid lain, gadis itu lebih memilih menguping pembicaraan Rey.

Sampai akhir nya Fahira melanjutkan langkah kaki nya bersama Gabriel.

Rey duduk di luar depan kelas nya, tatapan matanya terus mengarah ke arah lapangan.

Pria itu tidak suka dengan keramaian jenis apapun, memilih untuk menunggu kantin sudah mulai sepi.

Tapi, situasi di depan kelas juga masih ada kebisingan. Rey pergi ke arah rooftop sambil menyalakan rokok yang sudah dia bawa.

Sampai sana Rey melihat ada dua murid laki-laki yang lagi makan nasi bungkus yang disamping nya sudah ada bungkus rokok.

"Lah lu ngerokok bro?"

"Apa, situ mau ngadu?" Kata Rey dengan tatapan tajam.

"Ih slow lah, join sini kaya satpam ae lu"

Rey mengalihkan pandangan ke arah lapangan, kedua tangan nya pun sudah dilipat di atas pembatas rooftop.

Rey menghisap rokok dengan santainya disana.

"Anjir lu, nanti ada yang lihat lu ngerokok begok, malah terang-terangan begitu" Omel murid disamping nya.

"Sini lah duduk woy" Kata murid satunya.

Rey menoleh, tanpa bicara dia pun duduk dan berbaur sama adik-adik kelas nya.

Sambil mengunyah makanan, salah satu murid itu memperkenalkan diri "Gue Asep, depan gue namanya Santo"

"Gak nanya" Jawab Rey, setelah bicara Rey menghisap rokok nya kembali.

"Buset .. Lu gak istirahat bro?" Tanya Ruly lagi.

"...." Rey gak jawab, ia mempercepat hisapan rokok nya. Ia merasa kalau di dekat mereka pikiran ruwet nya makin menjadi-jadi.

Setelah rokok dimatikan, Rey pun bangkit dari duduk dan meninggalkan arah rooftop.

Kedua murid itu terlihat menggeleng kepala melihat tingkah laku Rey.

"Gak dapat jodoh syukurin, dingin gitu"

Rey berhenti sejenak, ia merespon mengangkat lima jari tangan di balik punggung nya, beri tanda berpamitan ke mereka.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Rey sudah sampai di kantin, kantin sudah sedikit terlihat sepi, hanya saja masih ada Fahira dengan Gabriel yang masih sibuk dengan candaan nya.

Rey memasang kupluk dengan kedua telapak tangan masuk ke saku-saku hodie nya.

Berjalan dengan tatapan dingin yang membuat para siswi yang melihat nya jadi terpukau.

Setelah pesan makanan, Rey memilih duduk di pojokan kantin. Menjauhkan diri dari sudut pandang nya Fahira.

Disana, Fahira melihat kondisi Rey yang tidak sama sekali tersentuh.

Justru dia mendapatkan sebuah pertanyaan dari Gabriel.

"Kenapa Fahira?"

"E-enggak apa-apa" Kata Fahira dengan nada pelan.

Selepas bicara itu, Fahira dihampiri oleh Eca dan kawan-kawan.

Suara cempreng yang khas dari Eca membuat Rey mendelik. Lebih dari itu, Rey sekarang mempercepat durasi makan nya.

"Ciyeee ciyeee pacar baru" Ledek Kinar sambil mengangkat dagu nya Fahira.

"Ma-mau apa kamu?" Tanya Fahira ke Kinar dengan wajah memelas.

Selepas bertanya, wajah Fahira langsung di siram air putih oleh Kinar yang ada di dalam gelas.

Gabriel yang ada di samping nya terdiam, dia gak berani ikut campur urusan keluarga orang lain.

Fahira kembali menangis setelah tangisan kemarin masih belum kering.

"Gitu aja nangis, cengeng banget sih jadi bocah" Kata Eca yang memilih untuk menyuruh anak buahnya. Gadis itu tak mau lagi mengotori tangan nya untuk melukai Fahira.

Rangga mencoba melerai, namun Eca segera menepis nya. "Kita putus kalau kamu berani lerai mereka!" Ancam nya.

"Jangan gitu sayang, kasian tuh Fahira udah kaya ayam kecemplung gitu" Sebagai mantan pacar, Rangga masih ada kepedulian untuk Fahira.

Fahira menunduk dalam diam, bukan hanya menumpahkan air ke wajah nya saja. Kini Eca menumpahkan sisa makanan milik Fahira yang masih ada di piring.

Gabriel masih terdiam, tapi tatapan mata nya tajam ke arah Eca. Perundungan Eca semakin brutal, gadis itu mengeluarkan gunting dan menyuruh Kinar untuk memotong rambut Fahira.

Kinar sudah memberi ancang-ancang menaik kan rambut Fahira yang siap untuk di potong.

Tangisan Fahira semakin tersedu. Sebuah kalimat dari Fahira tiba-tiba keluar dari mulut nya "Tolong aku, REY!!!!"

Sehabis Fahira berbicara, Rey datang menghentakkan gerak laju gunting dari Kinar, genggaman pada lengan nya juga sangat keras dan bukan main-main.

Rey terlihat sudah murka dengan perlakuan Kinar yang disuruh Eca untuk membully Fahira.

"AW.. AW.. Sakit" Kinar merintih.

"Ikut!!" Rey membawa Kinar pergi dari kantin dan juga Eca sebagai biang kerok nya.

Rangga tidak berani melerai amukan Rey saat ini. Rangga mematung dan menyaksikan kekasih nya di bawa oleh Rey.

Fahira mendadak meninggalkan area kantin. Ia menyusul Rey yang sudah terlihat seperti ingin menerkam Eca dan Kinar saat itu juga.

Mereka berdua di bawa Rey ke ruangan konseling, Rey melapor ke guru BK dengan apa yang terjadi.

Setelah memberi aduan, Rey keluar dari ruangan konseling dan berhadapan dengan Fahira.

Rey menatap Fahira singkat, Fahira pun menatap Rey, Rey mengajak Fahira pergi untuk ngobrol empat mata.

Tapi Fahira ingin masuk ke ruangan konseling dan menceritakan kronologi untuk melindungi saudara nya dari hukuman.

Rey menghela nafas dan pria itu memilih pergi meninggalkan Fahira yang sudah masuk ke dalam ruangan konseling tersebut.

Episodes
1 Bab 01. Prolog 21+
2 Bab 02. Bertemu Dia lagi
3 Bab 03. Dorongan Kecil.
4 Bab 04. Pernyataan Ayahnya.
5 Bab 05. Emosi Meluap Fahira.
6 Bab 06. Kebencian Segala Sisi Fahira.
7 Bab 07. Tak Bernilai
8 Bab 08. Gudang Sekolah.
9 Bab 09. Janji Rey Di Makam Ibu Fahira
10 Bab 10. Ijab Kabul
11 Bab 11. Perundungan Saudara Tiri
12 Bab 12. Mulai Tersentuh?
13 Bab 13. Kegaduhan Di Kantin.
14 Bab 14. Luluh?
15 Bab 15. Ketakutan Fahira.
16 Bab 16. Terus Di Tempel Gabriel
17 Bab 17. Pindah Rumah
18 Bab 18. Kemunculan Mantan Pacar Rey
19 Bab 19. Alasan Fahira Menjauh.
20 Bab 20. Semua Terungkap
21 Bab 21. Sakit.
22 Bab 22. Fahira Hamil?
23 Bab 23. Hasil Testpack
24 Bab 24. Khawatir
25 Bab 25. Cemas
26 Bab 26. Pernyataan Sayang Fahira
27 Bab 27. Hati Yang Terbagi Dua.
28 Bab 28. Perubahan Isi Hati.
29 Bab 29. Rindu Ibu.
30 Bab 30. Sama-sama Perhatian.
31 Bab 31. Luka dan Cinta
32 Bab 32. Disekap
33 Bab 33. Trauma Fahira.
34 Bab 34. Dalang Di Balik Masalah.
35 Bab 35. Tragedi
36 Bab 36. Pesawat Kertas.
37 Bab 37. Rumah Sakit
38 Bab 38. Kekalahan Naysila
39 Bab. 39 Di Ikuti Seseorang
40 Bab 40. Teror.
41 Bab 41. Ancaman Lagi.
42 Bab 42. Clue.
43 Bab 43. Desti?
44 Bab 44. Terungkap.
45 Bab 45. Pertengkaran.
46 Bab 46. Permintaan Maaf.
47 Bab 47. Ngidam Fahira.
48 Bab 48. Eca Dalam Masalah.
49 Bab 49. Tertembak.
50 Bab 50. Vonis Dokter.
51 Bab 51. Lembaran Baru.
52 Bab 52. Kado Ulangtahun.
53 Bab 53. Rencana Fahira.
54 Bab 54. Syukuran
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Bab 01. Prolog 21+
2
Bab 02. Bertemu Dia lagi
3
Bab 03. Dorongan Kecil.
4
Bab 04. Pernyataan Ayahnya.
5
Bab 05. Emosi Meluap Fahira.
6
Bab 06. Kebencian Segala Sisi Fahira.
7
Bab 07. Tak Bernilai
8
Bab 08. Gudang Sekolah.
9
Bab 09. Janji Rey Di Makam Ibu Fahira
10
Bab 10. Ijab Kabul
11
Bab 11. Perundungan Saudara Tiri
12
Bab 12. Mulai Tersentuh?
13
Bab 13. Kegaduhan Di Kantin.
14
Bab 14. Luluh?
15
Bab 15. Ketakutan Fahira.
16
Bab 16. Terus Di Tempel Gabriel
17
Bab 17. Pindah Rumah
18
Bab 18. Kemunculan Mantan Pacar Rey
19
Bab 19. Alasan Fahira Menjauh.
20
Bab 20. Semua Terungkap
21
Bab 21. Sakit.
22
Bab 22. Fahira Hamil?
23
Bab 23. Hasil Testpack
24
Bab 24. Khawatir
25
Bab 25. Cemas
26
Bab 26. Pernyataan Sayang Fahira
27
Bab 27. Hati Yang Terbagi Dua.
28
Bab 28. Perubahan Isi Hati.
29
Bab 29. Rindu Ibu.
30
Bab 30. Sama-sama Perhatian.
31
Bab 31. Luka dan Cinta
32
Bab 32. Disekap
33
Bab 33. Trauma Fahira.
34
Bab 34. Dalang Di Balik Masalah.
35
Bab 35. Tragedi
36
Bab 36. Pesawat Kertas.
37
Bab 37. Rumah Sakit
38
Bab 38. Kekalahan Naysila
39
Bab. 39 Di Ikuti Seseorang
40
Bab 40. Teror.
41
Bab 41. Ancaman Lagi.
42
Bab 42. Clue.
43
Bab 43. Desti?
44
Bab 44. Terungkap.
45
Bab 45. Pertengkaran.
46
Bab 46. Permintaan Maaf.
47
Bab 47. Ngidam Fahira.
48
Bab 48. Eca Dalam Masalah.
49
Bab 49. Tertembak.
50
Bab 50. Vonis Dokter.
51
Bab 51. Lembaran Baru.
52
Bab 52. Kado Ulangtahun.
53
Bab 53. Rencana Fahira.
54
Bab 54. Syukuran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!