Malam Ulang Tahun Yang Gagal

Mempersiapkan untuk sebuah kejutan ulang tahun, Aruna terlihat sangat bersemangat. Dengan dibantu oleh Evi dan Mia, dia terus mencoba membuat kue coklat sesuai ucapan Ibu mertuanya yang mengatakan jika Johan menyukainya.

Ya, sudah dua bulan berlalu. Dan semuanya terasa lebih baik untuk Aruna. Ketika Johan masih mengizinkan dia tidur satu kamar dengannya. Meski terkadang dia tidak pulang ke rumah. Entah pergi kemana, tapi mungkin menghabiskan waktu dengan Jesika. Yang jelas, Aruna tidak akan mengganggu hubungan mereka. Karena jika dia berani mengganggu, maka semuanya akan hancur. Aruna yang akan kembali tersakiti.

Sekarang biarkan hatiku yang bertahan sakit, daripada aku harus melihat tatapan penuh kemarahan dari Kak Johan.

Setelah menanyakan banyak resep dan cara membuat dari Ibu mertuanya, akhirnya Aruna berhasil membuat satu cake coklat dengan hiasan sederhana. Yang terpenting ada tulisan 'Happy Birthday Kak Johan' di atas kue itu. Lilin dengan angkat 30 berada di atasnya.

"Akhirnya selesai juga, Nona" ucap Evi.

"Iya, kalau begitu aku siap-siap dulu ya. Mau mandi dan berganti pakaian"

"Iya Nona"

Aruna segera pergi ke kamarnya, ingin bersiap untuk merayakan hari ulang tahun Johan malam ini. Aruna menggunakan gaun sebatas lutut dengan riasan tipis di wajahnya. Rambutnya dibiarkan tergerai begitu saja. Aruna sangat bersemangat untuk merayakan ulang tahun suaminya ini.

Aruna menunggu di ruang tengah, kue ulang tahun sudah siap berada di atas meja. Dan sebuah kotak berisi kado untuk suaminya juga sudah berada disana. Aruna menunggu dengan penuh semangat, terus melirik ke arah jam dinding, menunggu suaminya pulang.

"Mungkin dia pulang terlambat, tidak papa, maka harusnya dia datang pas jam 12 malam. Jadi pas untuk merayakan ulang tahunnya. Aku ingin jadi orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun padanya, di tahun ini. Semoga bisa"

Satu jam ... Dua jam ... Tiga jam ... Dan waktu terus berlalu, belum ada tana-tanda Johan akan kembali. Bahkan Aruna sudah mulai mengantuk, tapi tetap menunggu. Masih ada satu jam lagi untuk sampai jam 12 malam. Aruna yakin Johan akan segera pulang sebentar lagi.

"Nona, sebaiknya anda tidur saja. Nanti kalau Tuan Muda pulang, aku akan memberitahu" ucap Evi yang menghampirinya.

Aruna menggeleng pelan, dia masih bisa menunggu sampai suaminya pulang. Aruna hanya ingin menjadi yang pertama mengucapkan selamat ulang tahun pada Johan. Tekadnya begitu kuat.

"Aku akan menunggu"

"Tapi Nona" Mia yang berbicara, dia melihat ke ponselnya. Lalu mendekat pada Aruna dan menunjukan sebuah postingan sosial media. "Tuan Johan sedang bersama Nona Jesika"

Aruna terdiam, dia tersenyum miris menatap kue yang dia buat dengan begitu bersemangat dan sepenuh hati. Namun sepertinya dia lupa satu hal, yang diinginkan Johan adalah Jesika, bukan dirinya. Dan tidak mungkin dia akan pulang ke rumah di malam ulang tahunnya. Jelas, Johan akan memilih menghabiskan waktu dengan Jesika dibandingkan dengannya.

"Tidurlah Nona, jangan menunggu hal yang tidak pasti. Lagi pula, Tuan Muda pasti tidak akan pulang" ucap Evi.

Aruna tersenyum pada kedua pelayan di rumah ini yang sudah seperti saudara baginya. Keduanya yang begitu baik dan mau menjadi temannya bercerita. "Kalian istirahat duluan saja. Aku akan diam sebentar disini, setelah itu aku akan pergi tidur. Aku tidak akan menunggunya lagi"

"Tapi, Nona ..."

"Sudahlah Mia, kalian juga perlu istirahat. Aku janji akan langsung tidur, aku hanya ingin berdiam sebentar disini"

Akhirnya Mia dan Evi juga tidak bisa menolak. Mereka pergi ke kamar mereka. Sementara Aruna pergi mengambil laptopnya. Merekam dirinya sendiri disana. Melirik ke arah jam yang sudah hampir pukul 12 malam. Aruna menyalakan lilin di atas kue itu.

"Semoga Kak Johan akan bahagia, panjang umur, dan akan selalu memberikan kebaikan untuk semua orang. Selamat ulang tahun Kak, aku hanya ingin menjadi orang pertama yang mengucapkan kalimat ini untuk Kak Jo. Meski tidak bisa langsung mengatakan pada Kak Jo, tapi aku tetap mengatakannya tepat di jam 12 malam ini. Selamat ulang tahun Kak, semoga hal baik selalu menyertaimu. Semoga kamu suka kuenya, Kak. Aku baru pertama kali belajar membuat kue. Kalau kurang enak, maafkan ya. Hehe"

Aruna terus melanjutkan ucapannya pada rekaman itu.

*

Dini hari, Johan baru kembali ke rumahnya. Tadinya dia tidak akan kembali ke rumah, tapi karena Jesika yang tidak bisa tinggal bersamanya, jadi dia memilih pulang saja. Ketika sampai di ruang tengah, dia tertegun melihat kue di atas meja, ada kotak hadiah juga laptop disana. Johan berjalan ke arah sofa dan duduk disana. Menatap kue ulang tahun itu yang jelas tertuju untuknya.

"Apa dia menungguku pulang untuk merayakan ulang tahun ini?" Johan menatap lilin di atas kue itu yang sudah digunakan. "Dia bahkan sudah menyalakan lilin ini"

Johan menatap ke arah pintu kamar yang tertutup disana. Ada sebuah rasa sakit di dadanya, yang dia tidak tahu itu apa. Tapi, Johan seolah tidak rela melihat semua perjuangan Aruna sia-sia seperti ini. Namun, dialah yang menyia-nyiakannya.

"Apa ini juga hadiah untukku?" Johan mengambil kotak disamping kue itu. Membukanya dan melihat sebuah gelang silver disana. Johan mengeluarkannya dari kotak. "Selera dia lumayan juga. Ini bagus, aku akan menyimpannya"

Johan berdiri dari duduknya, menatap kembali kue ulang tahun itu. "Aku akan memakannya besok denganmu" Dia mengambil kue itu dan menyimpannya di lemari es di dapur. Setelahnya langsung berlalu ke kamarnya.

Sudah pasti malam ini Aruna tidak tidur di kamarnya bersamanya. Karena melihat kue ulang tahun tadi, Johan tahu jika dia pasti akan sangat terluka.

Johan tertidur dengan tidak nyaman, terus berpindah posisi tapi tetap tidak bisa tidur. Ketika dia berpindah pada bantal yang biasa dipakai Aruna tidur, dia terdiam. Aroma tubuh gadis itu begitu terasa dan membuatnya tenang. Johan tidak mengerti sejak kapan dia merasa nyaman hanya karena merasakan aroma tubuh istrinya ini. Ternyata waktu kurang dari 2 bulan ini, dia mulai merasa nyaman hanya karena tidur dengan memeluk Aruna.

"Sial, apa begitu nyaman saat aku memeluknya? Kenapa aroma tubuhnya saja bisa membuatku nyaman"

Johan terdiam, menatap langit-langit kamar dengan tatapn menerawang. Hatinya masih mempunyai perasaan marah dan benci pada Aruna. Gadis yang membuat pernikahannya dan Jesika gagal. Tapi, kenapa perlahan sekarang dia malah mulai merasakan kenyamanan berbeda saat bersama dengan Aruna. Seolah memang dirinya yang sudah terbiasa dengan tubuh gadis itu.

"Tidak! Yang aku cintai adalah Jesika, dan aku selalu sepenuh hati dalam mencintai. Aku tidak boleh berkhianat dari Jesika yang masih mau menungguku sampai saat ini"

Johan terus menyangkal tentang perasaannya yang sudah jelas jika dia memang dia mulai terjatuh pada kenyamanan bersama Aruna. Tapi, dia terus menyangkalnya.

Marah dan benci, telah hampir menutup seluruh mata hatinya. Dan Johan tidak akan pernah menyadari perasaan lain yang tersembunyi di balik rasa benci dan marahnya pada Aruna.

"Hanya perlu bertahan satu bulan lagi, dan aku bisa menikahi Jesika. Aku tidak perlu merasa bimbang seperti ini lagi. Aku hanya ingin menikah dengan wanita yang aku cintai"

Lakukanlah Jo, karena mungkin pada saat itu Aruna sudah tidak akan mengganggu kehidupanmu lagi. Dia akan benar-benar pergi.

Bersambung

Terpopuler

Comments

AlmiraAzniAdzkia🥰🌺

AlmiraAzniAdzkia🥰🌺

thor kenpa sekarang up cuma satu bab siihhh,,masih kurang lohh

2025-01-19

0

mbok Darmi

mbok Darmi

jgn pernah menyesal johan saat aruna pergi dari hidupmu dan saat itu semoga aruna hamil anak johan

2025-01-19

0

Yulianti Arif

Yulianti Arif

buat Aruna pergi secepat nya Thor gak usah nunggu 3 bulan Thor

2025-01-19

0

lihat semua
Episodes
1 Pernikahan Yang Kau Inginkan!
2 Bawa Jesika Pulang
3 Aku Yang Harusnya Dipedulikan
4 Kenapa Marah?
5 Mencintaimu Adalah Luka
6 Jangan Menikahinya, Kak!
7 Beri Waktu 3 Bulan
8 Tidak Akan Pernah Tertarik Padamu!
9 Mencintai Tanpa Dicintai
10 Hanya Ingin Dicintai
11 Layani Aku?!
12 Tidak Benar-benar Menjebaknya
13 Apa Waktu 3 Bulan Akan Cukup?
14 Tidur Satu Kamar
15 Hanya Menatapnya Dengan Kebencian
16 Malam Ulang Tahun Yang Gagal
17 Hanya Rasa Bersalah
18 Memakai Hadiah Dari Aruna
19 Mencintaimu, Aku Rela Terluka
20 Apa Hatinya Sudah Berpaling?
21 Sudah Terbiasa Terluka
22 Aku Pergi!
23 Pergi Dan Tak Kembali
24 Surat Terkahir
25 Tidak Punya Rumah Untuk Kembali
26 Biarkan Aku Sakit Karena Kehilangannya
27 Sudah Mencintai Sejak Lama
28 Terasa Berharga Setelah Tiada
29 Izinkan Aku Memperbaiki Semuanya
30 Janji Yang Terucap Dalam Hati
31 Harus Memilih Diantara Dua Nyawa
32 Cukur Saja Rambutku
33 Bertahan Untuk Bahagia Bersamaku
34 Hati Terlalu Besar Mencintainya
35 Aku Ingin Jadi Anak Ayah Juga
36 Jangan Mengorbankan Bayiku!
37 Rumah Tempat Kamu Pulang
38 Kau Milikku Selamanya!
39 Foto Yang Terpajang
40 Sebuah Rekaman
41 Kehangatan Keluarga
42 Cahaya Hidupku
43 Biarkan Dia Kuat Untuk Bersamaku
44 Apa Aku Bisa Bertahan
45 Surat Terakhir Dari Gladys
46 Mengambil Keputusan
47 Dimana Bayiku?
48 Keinginan Ayah?
49 Bukan Tatapan Kebencian Lagi
50 Takut Kehilangan
51 Buah Dari Keikhlasan
52 Memberikan Hak?
53 Bekas Luka
54 Trauma Yang Nyata
55 Pernikahan Tersembunyi
56 Membawa Yulita Pulang
57 Hanya Teman
58 Menjadi Teman
59 Mencintai, Tidak Selalu Dicintai
60 Mencintai Dan Dicintai
61 Jika Itu Aruna, Aku Terima!
62 Mencarikan Istri Lain
63 Mempublikasikan Pernikahan
64 Menunjukan Seberapa Besar Cintanya
65 Bayi Siapa?
66 Ingin Merawatnya
67 Hanya Kecurigaan?
68 Bukan Hanya Bekas Luka
69 Luka Masa Lalu, Biarkan Berlalu
70 Apartemen Faas?
71 Anak Jesika?
72 Anaknya Johan
73 Yakin Bukan Anaknya
74 Tidak Punya Ikatan Batin
75 Bisakah Menerima Kembali?
76 Yang Terakhir Membuatnya Terluka
77 Ikuti Kata Hatimu
78 Apa Dia Juga Lelah?
79 Jangan Berpisah Denganku
80 Memang Bukan Anaknya
81 Haruskah Memberi Kesempatan Lagi?
82 Kesempatan Terakhir
83 Ternyata Di Malam Ulang Tahun Itu
84 Terima Kasih Sudah Bertahan
85 Lima Keinginan Sederhana
86 Jangan Terbebani
87 Jam Tangan Pasangan
88 Cinta Mengalahkan Ego Dan Kebencian
89 Resepsi Pernikahan
90 Final Episode
91 Hanya Wanita Kedua
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Pernikahan Yang Kau Inginkan!
2
Bawa Jesika Pulang
3
Aku Yang Harusnya Dipedulikan
4
Kenapa Marah?
5
Mencintaimu Adalah Luka
6
Jangan Menikahinya, Kak!
7
Beri Waktu 3 Bulan
8
Tidak Akan Pernah Tertarik Padamu!
9
Mencintai Tanpa Dicintai
10
Hanya Ingin Dicintai
11
Layani Aku?!
12
Tidak Benar-benar Menjebaknya
13
Apa Waktu 3 Bulan Akan Cukup?
14
Tidur Satu Kamar
15
Hanya Menatapnya Dengan Kebencian
16
Malam Ulang Tahun Yang Gagal
17
Hanya Rasa Bersalah
18
Memakai Hadiah Dari Aruna
19
Mencintaimu, Aku Rela Terluka
20
Apa Hatinya Sudah Berpaling?
21
Sudah Terbiasa Terluka
22
Aku Pergi!
23
Pergi Dan Tak Kembali
24
Surat Terkahir
25
Tidak Punya Rumah Untuk Kembali
26
Biarkan Aku Sakit Karena Kehilangannya
27
Sudah Mencintai Sejak Lama
28
Terasa Berharga Setelah Tiada
29
Izinkan Aku Memperbaiki Semuanya
30
Janji Yang Terucap Dalam Hati
31
Harus Memilih Diantara Dua Nyawa
32
Cukur Saja Rambutku
33
Bertahan Untuk Bahagia Bersamaku
34
Hati Terlalu Besar Mencintainya
35
Aku Ingin Jadi Anak Ayah Juga
36
Jangan Mengorbankan Bayiku!
37
Rumah Tempat Kamu Pulang
38
Kau Milikku Selamanya!
39
Foto Yang Terpajang
40
Sebuah Rekaman
41
Kehangatan Keluarga
42
Cahaya Hidupku
43
Biarkan Dia Kuat Untuk Bersamaku
44
Apa Aku Bisa Bertahan
45
Surat Terakhir Dari Gladys
46
Mengambil Keputusan
47
Dimana Bayiku?
48
Keinginan Ayah?
49
Bukan Tatapan Kebencian Lagi
50
Takut Kehilangan
51
Buah Dari Keikhlasan
52
Memberikan Hak?
53
Bekas Luka
54
Trauma Yang Nyata
55
Pernikahan Tersembunyi
56
Membawa Yulita Pulang
57
Hanya Teman
58
Menjadi Teman
59
Mencintai, Tidak Selalu Dicintai
60
Mencintai Dan Dicintai
61
Jika Itu Aruna, Aku Terima!
62
Mencarikan Istri Lain
63
Mempublikasikan Pernikahan
64
Menunjukan Seberapa Besar Cintanya
65
Bayi Siapa?
66
Ingin Merawatnya
67
Hanya Kecurigaan?
68
Bukan Hanya Bekas Luka
69
Luka Masa Lalu, Biarkan Berlalu
70
Apartemen Faas?
71
Anak Jesika?
72
Anaknya Johan
73
Yakin Bukan Anaknya
74
Tidak Punya Ikatan Batin
75
Bisakah Menerima Kembali?
76
Yang Terakhir Membuatnya Terluka
77
Ikuti Kata Hatimu
78
Apa Dia Juga Lelah?
79
Jangan Berpisah Denganku
80
Memang Bukan Anaknya
81
Haruskah Memberi Kesempatan Lagi?
82
Kesempatan Terakhir
83
Ternyata Di Malam Ulang Tahun Itu
84
Terima Kasih Sudah Bertahan
85
Lima Keinginan Sederhana
86
Jangan Terbebani
87
Jam Tangan Pasangan
88
Cinta Mengalahkan Ego Dan Kebencian
89
Resepsi Pernikahan
90
Final Episode
91
Hanya Wanita Kedua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!