Tidak Benar-benar Menjebaknya

Aruna mengerjap pelan, sinar matahari yang masuk ke celah jendela, membuatnya terbangun. Bangun dengan tersentak saat dia sadar berada dimana? Ya Tuhan, dia berada di kamar Johan. Bahkan tubuhnya dalam keadaan polos. Aruna menarik selimut sampai ke dada, tubuhnya terasa begitu sakit dan seolah begitu remuk. Melirik ke sampingnya, dan melihat Johan yang masih terlelap. Sejenak Aruna hanya menatap mata yang terpejam itu. Mata yang biasanya menatap Aruna dengan penuh kebencian dan kemarahan.

"Apa dia akan marah jika tahu kita telah ..." Aruna ingin beranjak turun dari tempat tidur, saat tiba-tiba sebuah tangan menariknya hingga dia kembali terjatuh ke atas tempat tidur. Tubuh Aruna sudah bergetar ketakutan saat melihat Johan yang menatapnya. "Kak Jo, aku bisa jelasin. Aku tidak berniat untuk ... Kak Jo?"

Aruna malah merasa bingung saat Johan malah menariknya ke dalam pelukan. Wajah Aruna tepat berada di dada bidang pria itu sekarang. Aruna bisa menghirup aroma tubuh pria ini, bahkan suara detak jantungnya bisa Aruna rasakan.

"Kak Jo?" Aruna sedikit mendongak dan menatap Johan yang kembali memejamkan matanya. "Tidurlah lagi, aku tidak pergi ke Kantor hari ini"

Aruna mengerjap dengan kaget, apa maksudnya ini? Kenapa Johan tiba-tiba memeluknya seperti ini. Dan sial, itu membuat jantung Aruna berdebar tak karuan.

Apa aku sedang bermimpi? Atau aku sudah mati? Kenapa sikap Kak Jo bisa berubah seperti ini?

Aruna mencoba untuk mencubit pipinya sendiri, dia mengaduh kesakitan. Memastikan jika ini adalah nyata dan bukan mimpi. Aruna menatap dada bidang yang tepat berada beberapa centimeter di depannya sekarang.

"Kak Jo, kenapa Kak Jo mabuk semalam?" tanya Aruna pelan, dia masih cukup takut dengan sikap Johan ini.

"Aku lelah dengan pekerjaan, jadi melampiaskan dengan minum"

Aruna kembali terdiam, dia bingung harus bicara apalagi saat ini. Sikap Johan yang berubah dengan tiba-tiba sungguh masih membuat Aruna sangat terkejut dan takut dalam satu waktu.

"Ak-aku tidak bermaksud menggoda Kak Jo. Tapi semalam ... Kak Jo yang menarik tanganku saat aku membersihkan tubuhmu"

Johan berdecak pelan, membuat Aruna beringsut ketakutan. Johan melerai pelukannya dan menatap Aruna dengan lekat. Tangannya yang terangkat, membuat Aruna langsung memejamkan matanya degan menutup wajah dengan kedua tangannya. Ketakutan.

Johan terdiam, dadanya berdenyut nyeri. Dia menghela nafas pelan, dan mengelus kepala Aruna dengan lembut. "Pergilah mandi dan berganti pakaian. Hari ini orang tuaku ingin kita pergi ke rumahnya"

Aruna membuka perlahan tangan yang menutupi wajahnya sendiri karena takut Johan akan memukulnya. Lalu dia terkejut saat merasakan elusan lembut di kepalanya. Saat membuka mata, Johan sudah bangun dan terduduk disampingnya. Membiarkan dadanya terlihat jelas.

Aruna segera mengambil piyama tidur yang dia pakai semalam, segera memakainya dan pergi dari kamar Johan. Dia mengangguk pelan saat akan keluar dari kamar. Masih begitu takut dengan Johan.

Sementara di dalam kamar, Johan mengusap wajah kasar. Dia melirik seprei putih disampingnya, ada bercak merah disana. Dan itu membuat kepalanya semakin pusing.

"Jika dia masih gadis, kenapa malam itu menjebakku?" Johan sudah tersadar sejak tadi malam ketika dia melihat bercak merah yang menetes pada seprei putih itu. Membuat dia sadar, jika Aruna belum pernah melakukannya, dan ini adalah yang pertama baginya. "Dan malam itu? Apa tidak terjadi apa-apa diantara kita?"

Pertanyaan yang membuat kepalanya mulai berdenyut sakit. Memikirkan apa yang sebenarnya terjadi dan yang tidak dia ketahui tentang itu.

*

Aruna merias dirinya untuk pergi ke rumah mertuanya itu. Setidaknya Aruna tahu jika orang tua Johan tidak membencinya, mereka sayang pada Aruna dan tidak benci atas apa yang pernah Aruna lakukan. Menjebak Johan di malam pernikahannya dengan Jesika.

Berada dalam perjalanan dengan Asisten Johan yang menjemput mereka. Aruna memang baru beberapa kali saja bertemu dengan Asisten Johan yang bernama Arvin. Dia terlihat baik, berwajah ramah dengan kacamata yang selalu dia gunakan.

"Kak Arvin, bisa mampir dulu ke toko kue itu?" ucap Aruna menunjuk toko kue di depannya. "Ibu suka kue dari toko itu, aku ingin membelinya"

"Ah, baiklah"

Arvin menghentikan mobil di depan toko kue itu, dan Aruna segera turun. Namun sebelum turun, Johan menahan tangannya. Memberinya uang untuk membeli kue di toko itu.

"Ah, aku ada uang kok"

"Ambil saja, dan simpan uangmu"

Aruna hanya mengangguk dan segera masuk ke dalam toko.

"Jo, apa kau masih ingin menyiksanya? Lihatlah, dia bahkan begitu perhatian pada Ibumu. Kau mana tahu jika toko kue ini adalah langganan Ibumu"

"Sudah kau cari tahu?"

Arvin menghela nafas pelan, Johan memang tetap Johan. Tidak akan mendengarkan ucapan orang lain atau saran orang lain. "Sudah, dan aku mengecek cctv di hotel itu. Dan kau akan terkejut jika melihatnya. Aku sudah mengirimkan ke ponselmu"

Dan tepat pada saat itu ponselnya berbunyi, itu notifikasi pesan. Dan dia melihat rekaman cctv yang Arvin dapatkan dari pihak keamanan hotel. Atas nama Johan dan dirinya, tentu hal itu tidak cukup sulit.

"Jadi dia ..."

"Ya, dia hanya berpura-pura menjebakmu saja. Tapi, apa tujuannya aku tidak tahu. Selain dia yang ingin menikah denganmu, aku rasa dia punya alasan lain untuk itu" jelas Arvin, dia tersenyum tipis melihat wajah Johan yang terlihat terkejut dan kebingungan dari kaca spion di atasnya

"Jika kau ingin lebih tahu, sebaiknya coba tanyakan saja. Tapi, aku merasa memang dia menyembunyikan banyak hal. Karena aku sempat mencoba menanyakan tentang dia pada Dosen di Kampus dia dulu, dan Aruna dikenal dengan sosok gadis pendiam dan tidak banyak bergaul. Entah kenapa dia seperti itu. Pantas saja selama ini seperti tidak punya teman dekat"

Johan terdiam, dia memutar kembali rekaman cctv itu. Terlihat Aruna yang membawa Johan masuk ke dalam kamar hotel, dan setelah itu terlihat Aruna yang sengaja membuka pakaian Johan yang tidak sadarkan diri, lalu dia membuka pakaiannya sendiri, meski tidak semuanya. Hanya menyisakan pakaian dalam saja. Naik ke atas tempat tidur dan Aruna tidur dengan memeluk Johan. Benar-benar tidak ada yang terjadi lagi setelah itu.

"Jadi, apa yang dia rencanakan sebenarnya?"

"Aku tidak tahu, tapi coba kau jangan bersikap sangat kejam padanya. Coba untuk bersikap baik dan kau bisa bertanya dengan perlahan"

Mereka berhenti membahas hal itu, saat Aruna sudah keluar dari toko dengan membawa paper bag ditangannya. Kembali masuk ke dalam mobil.

"Ini kembaliannya Kak, uangnya kebanyakan" ucap Aruna dengan memberikan dua lembar uang pada Johan.

Johan menatap uang itu dengan kening mengernyit dalam. "Kenapa kau kembalikan padaku? Ambil saja, lagian aku ... Sudahlah, ambil saja uangnya"

Arvin hanya tersenyum melihat sikap Johan. Dia tahu apa yang akan dikatakan oleh Johan barusan. Namun dia tidak jadi mengatakannya.

Kau bahkan tidak pernah memberikannya uang 'kan? Memang sialan kau, Jo!

Mobil kembali melaju meninggalkan toko kue itu.

Aruna mengangguk pelan, dia memasukan uang itu ke dalam tasnya. "Terima kasih, Kak"

Bersambung

Karena aku baik, aku kasih satu bab lagi. Awas gak kalian baca!

Terpopuler

Comments

Riski Saputri

Riski Saputri

kenapa rasanya se sesak ini thor aku hampir tak bisa bernafas karena menangisi nasib Aruna 😭😭😭😭

2025-02-02

1

Ma Em

Ma Em

Biarkan Aruna pergi dulu setelah itu baru Johan tau kebenarannya agar penyesalan Johan sampai mati

2025-01-18

0

Indah Darma Indah

Indah Darma Indah

semoga Johan bisa menemukan bukti kalau Aruna itu untuk menolong diri perbuatan jahat dari Jessica

2025-01-16

0

lihat semua
Episodes
1 Pernikahan Yang Kau Inginkan!
2 Bawa Jesika Pulang
3 Aku Yang Harusnya Dipedulikan
4 Kenapa Marah?
5 Mencintaimu Adalah Luka
6 Jangan Menikahinya, Kak!
7 Beri Waktu 3 Bulan
8 Tidak Akan Pernah Tertarik Padamu!
9 Mencintai Tanpa Dicintai
10 Hanya Ingin Dicintai
11 Layani Aku?!
12 Tidak Benar-benar Menjebaknya
13 Apa Waktu 3 Bulan Akan Cukup?
14 Tidur Satu Kamar
15 Hanya Menatapnya Dengan Kebencian
16 Malam Ulang Tahun Yang Gagal
17 Hanya Rasa Bersalah
18 Memakai Hadiah Dari Aruna
19 Mencintaimu, Aku Rela Terluka
20 Apa Hatinya Sudah Berpaling?
21 Sudah Terbiasa Terluka
22 Aku Pergi!
23 Pergi Dan Tak Kembali
24 Surat Terkahir
25 Tidak Punya Rumah Untuk Kembali
26 Biarkan Aku Sakit Karena Kehilangannya
27 Sudah Mencintai Sejak Lama
28 Terasa Berharga Setelah Tiada
29 Izinkan Aku Memperbaiki Semuanya
30 Janji Yang Terucap Dalam Hati
31 Harus Memilih Diantara Dua Nyawa
32 Cukur Saja Rambutku
33 Bertahan Untuk Bahagia Bersamaku
34 Hati Terlalu Besar Mencintainya
35 Aku Ingin Jadi Anak Ayah Juga
36 Jangan Mengorbankan Bayiku!
37 Rumah Tempat Kamu Pulang
38 Kau Milikku Selamanya!
39 Foto Yang Terpajang
40 Sebuah Rekaman
41 Kehangatan Keluarga
42 Cahaya Hidupku
43 Biarkan Dia Kuat Untuk Bersamaku
44 Apa Aku Bisa Bertahan
45 Surat Terakhir Dari Gladys
46 Mengambil Keputusan
47 Dimana Bayiku?
48 Keinginan Ayah?
49 Bukan Tatapan Kebencian Lagi
50 Takut Kehilangan
51 Buah Dari Keikhlasan
52 Memberikan Hak?
53 Bekas Luka
54 Trauma Yang Nyata
55 Pernikahan Tersembunyi
56 Membawa Yulita Pulang
57 Hanya Teman
58 Menjadi Teman
59 Mencintai, Tidak Selalu Dicintai
60 Mencintai Dan Dicintai
61 Jika Itu Aruna, Aku Terima!
62 Mencarikan Istri Lain
63 Mempublikasikan Pernikahan
64 Menunjukan Seberapa Besar Cintanya
65 Bayi Siapa?
66 Ingin Merawatnya
67 Hanya Kecurigaan?
68 Bukan Hanya Bekas Luka
69 Luka Masa Lalu, Biarkan Berlalu
70 Apartemen Faas?
71 Anak Jesika?
72 Anaknya Johan
73 Yakin Bukan Anaknya
74 Tidak Punya Ikatan Batin
75 Bisakah Menerima Kembali?
76 Yang Terakhir Membuatnya Terluka
77 Ikuti Kata Hatimu
78 Apa Dia Juga Lelah?
79 Jangan Berpisah Denganku
80 Memang Bukan Anaknya
81 Haruskah Memberi Kesempatan Lagi?
82 Kesempatan Terakhir
83 Ternyata Di Malam Ulang Tahun Itu
84 Terima Kasih Sudah Bertahan
85 Lima Keinginan Sederhana
86 Jangan Terbebani
87 Jam Tangan Pasangan
88 Cinta Mengalahkan Ego Dan Kebencian
89 Resepsi Pernikahan
90 Final Episode
91 Hanya Wanita Kedua
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Pernikahan Yang Kau Inginkan!
2
Bawa Jesika Pulang
3
Aku Yang Harusnya Dipedulikan
4
Kenapa Marah?
5
Mencintaimu Adalah Luka
6
Jangan Menikahinya, Kak!
7
Beri Waktu 3 Bulan
8
Tidak Akan Pernah Tertarik Padamu!
9
Mencintai Tanpa Dicintai
10
Hanya Ingin Dicintai
11
Layani Aku?!
12
Tidak Benar-benar Menjebaknya
13
Apa Waktu 3 Bulan Akan Cukup?
14
Tidur Satu Kamar
15
Hanya Menatapnya Dengan Kebencian
16
Malam Ulang Tahun Yang Gagal
17
Hanya Rasa Bersalah
18
Memakai Hadiah Dari Aruna
19
Mencintaimu, Aku Rela Terluka
20
Apa Hatinya Sudah Berpaling?
21
Sudah Terbiasa Terluka
22
Aku Pergi!
23
Pergi Dan Tak Kembali
24
Surat Terkahir
25
Tidak Punya Rumah Untuk Kembali
26
Biarkan Aku Sakit Karena Kehilangannya
27
Sudah Mencintai Sejak Lama
28
Terasa Berharga Setelah Tiada
29
Izinkan Aku Memperbaiki Semuanya
30
Janji Yang Terucap Dalam Hati
31
Harus Memilih Diantara Dua Nyawa
32
Cukur Saja Rambutku
33
Bertahan Untuk Bahagia Bersamaku
34
Hati Terlalu Besar Mencintainya
35
Aku Ingin Jadi Anak Ayah Juga
36
Jangan Mengorbankan Bayiku!
37
Rumah Tempat Kamu Pulang
38
Kau Milikku Selamanya!
39
Foto Yang Terpajang
40
Sebuah Rekaman
41
Kehangatan Keluarga
42
Cahaya Hidupku
43
Biarkan Dia Kuat Untuk Bersamaku
44
Apa Aku Bisa Bertahan
45
Surat Terakhir Dari Gladys
46
Mengambil Keputusan
47
Dimana Bayiku?
48
Keinginan Ayah?
49
Bukan Tatapan Kebencian Lagi
50
Takut Kehilangan
51
Buah Dari Keikhlasan
52
Memberikan Hak?
53
Bekas Luka
54
Trauma Yang Nyata
55
Pernikahan Tersembunyi
56
Membawa Yulita Pulang
57
Hanya Teman
58
Menjadi Teman
59
Mencintai, Tidak Selalu Dicintai
60
Mencintai Dan Dicintai
61
Jika Itu Aruna, Aku Terima!
62
Mencarikan Istri Lain
63
Mempublikasikan Pernikahan
64
Menunjukan Seberapa Besar Cintanya
65
Bayi Siapa?
66
Ingin Merawatnya
67
Hanya Kecurigaan?
68
Bukan Hanya Bekas Luka
69
Luka Masa Lalu, Biarkan Berlalu
70
Apartemen Faas?
71
Anak Jesika?
72
Anaknya Johan
73
Yakin Bukan Anaknya
74
Tidak Punya Ikatan Batin
75
Bisakah Menerima Kembali?
76
Yang Terakhir Membuatnya Terluka
77
Ikuti Kata Hatimu
78
Apa Dia Juga Lelah?
79
Jangan Berpisah Denganku
80
Memang Bukan Anaknya
81
Haruskah Memberi Kesempatan Lagi?
82
Kesempatan Terakhir
83
Ternyata Di Malam Ulang Tahun Itu
84
Terima Kasih Sudah Bertahan
85
Lima Keinginan Sederhana
86
Jangan Terbebani
87
Jam Tangan Pasangan
88
Cinta Mengalahkan Ego Dan Kebencian
89
Resepsi Pernikahan
90
Final Episode
91
Hanya Wanita Kedua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!