Layani Aku?!

Pagi hari tidak lebih baik untuk Aruna, kepalanya masih terasa pusing. Dan bagian perutnya yang sering sakit, kini malah semakin menjadi. Belum lagi rasa mual yang dia rasakan. Sudah dua kali muntah dia pagi ini. Wajah yang pucat, rambut yang acak-acakan. Sungguh penampilannya ini terlihat sangat memprihatinkan.

Suara ketukan di pintu membuat Aruna menoleh. "Masuk saja, tidak dikunci"

Dan Mia masuk ke dalam kamar, membawa semangkuk bubur untuk Aruna. Menyimpan nampan di atas nakas, lalu dia duduk di pinggir tempat tidur. Menatap Aruna yang duduk bersandar di depannya ini.

"Ya ampun, Nona pucat sekali. Kita pergi saja ke rumah sakit bagaimana? Tadi, Tuan Muda juga bilang untuk membawa anda ke rumah sakit"

Aruna tersenyum lirih dengan bibirnya yang pucat. "Tidak perlu Mia, aku hanya demam biasa. Mungkin efek dari luka di punggung aku juga"

Mia menggeleng pelan, kali ini keadaan Aruna benar-benar cukup parah. "Kita pergi ke rumah sakit ya. Nona tidak bisa membantah sekarang, selain karena Tuan Muda yang mengizinkan, keadaan Nona juga sudah tidak baik-baik saja"

"Tapi May ..."

"Nona, saya mohon untuk saat ini menurut ya. Saya tidak mau keadaan Nona semakin parah"

Dan Aruna benar-benar tidak bisa menolaknya lagi. Mia membawanya ke rumah sakit dengan Pak Sopir di rumah ini. Saat Aruna di bawa ke Dokter umum dan diperiksa, Aruna hanya menunjukan wajah santai dan tenang.

"Saya pasiennya Dokter Viga"

Terlihat Dokter yang sedang memeriksanya terkejut, dia menghentikan pemeriksaan. "Lalu, kenapa anda datang kesini? Jika sudah berurusan dengan Dokter Viga, maka penyakit anda bukan untuk kami. Anda harus segera menindaklanjuti"

Aruna bangun dari berbaringnya di atas ranjang pemeriksaan. "Tidak usah, orang yang mengantarkan aku kesini, tidak tahu apa-apa tentang keadaanku. Aku tidak mau dia khawatir. Terima kasih ya Dok"

Aruna turun dari ranjang pemeriksaan dan membuka tirai yang jadi penghalang ruang pemeriksaan dan meja Dokter. Mia menunggu disana. Saat tahu Aruna sudah keluar, dia segera menghampiri dan menuntun Aruan untuk duduk di depan meja Dokter.

"Bagaimana? Apa ada yang serius?" tanya Mia.

"Tidak papa Mia, sudah aku bilang ini hanya demam biasa"

Dokter segera duduk di kursi kerjanya, menatap pasiennya dan juga Maya secara bergantian. "Maaf, saya tidak bisa membantu kamu Aruna. Tunggu sebentar disini, dan Dokter Viga akan segera datang"

Aruna menghela nafas pelan, menatap Dokter perempuan di depannya dengan tatapan yang sendu. Sebenarnya Aruna hanya tidak ingin orang tahu dengan keadaannya yang sebenarnya.

*

Kembali ke rumah, Aruna hanya terus menenangkan Mia yang terus menangis sejak keluar dari ruangan Dokter Viga dan mendengar semuanya.

"Mia, kamu tidak perlu terus menangis. Aku tidak papa, dan kamu tahu sendiri jika aku kuat"

Mia membawa Aruna untuk duduk di sofa, mengusap air matanya yang terus mengalir. Dia menatap Aruna dengan tatapan penuh kesedihan. "Jadi ini alasan Nona meminta waktu 3 bulan pada Tuan? Nona, kenapa tidak memberitahu Tuan Muda saja"

"Mia" Aruna memegang tangan Mia dan menatapnya dengan lekat. "Tidak akan ada yang berubah meski dia mengetahuinya. Jadi, aku mohon sama kamu untuk tidak memberitahunya apapun. Jika kamu adalah temanku, aku mohon untuk tetap menjaga rahasia aku ini, ya"

Mia kembali terisak, dia langsung memeluk Aruna. Rasanya dia tidak bisa melihat penderitaan lebih besar dari ini pada tubuh mungil Aruna yang pastinya akan semakin rapuh.

Seharian Aruna hanya berada di dalam kamar, setelah meminum obat dan keadaannya mulai membaik. Aruna melihat ke arah jendela dan diluar sudah gelap. Sinar matahari sudah menghilang dan digantikan oleh cahaya rembulan yang menerangi malam ini.

"Sepertinya aku harus mandi dan menyambut kedatangan Kak Johan"

Selalu ada semangat untuknya bisa mendapatkan sedikit saja simpati dan perhatian Johan, suami yang tidak menginginkan dirinya ada.

Aruan selesai mandi dan merias tipis wajahnya sebelum keluar rumah. Menunggu di sofa depan televisi sambil menyalakan televisi dan menonton serial drama. Meski tidak terlalu paham dengan cerita di serial itu, tapi Aruna hanya menikmati saja, sambil menunggu Johan pulang.

Satu jam berlalu, Johan belum juga kembali. Aruna terus melirik jam dinding dan menghela nafas setiap saat dia melihat ke arah pintu dan belum ada tanda-tanda Johan kembali.

Hingga setengah jam kemudian, dia mendengar suara pintu yang terbuka. Itu Johan, dan pria itu berjalan sempoyongan. Aruna langsung berlari ke arahnya, menahan tubuh besar itu yang hampir saja terjatuh ke atas lantai.

"Kak Jo, kenapa mabuk begini? Apa yang terjadi sebenarnya?"

Johan menatap Aruna dengan matanya yang sayu, pipinya memerah. Bau alkohol menyeruak dari tubuhnya. "Jadi, ini yang kau bilang padaku cinta? Kau tidak mencintaiku Aruna, kau hanya berbohong sama seperti yang kebanyakan orang lakukan"

Aruna menggeleng pelan, dia tidak mengerti dengan ucapan Johan barusan. "Kak, ayo aku bawa ke kamar. Kenapa bisa mabuk seperti ini"

Aruna berteriak memanggil Mia, untuk membantunya membawa Johan ke kamar. Tentu tubuhnya yang mungil dan lemah ini, tidak mungkin bisa membawa tubuh tinggi tegap Johan sendirian.

Bruk.. Tubuh Johan akhirnya ambruk di atas tempat tidur. Aruna dan Mia sampai terengah-engah saat membawa tubuh tegap suaminya ini. Aruna menata Johan dengan tatapan khawatir.

"Sebenarnya apa yang terjadi, kenapa dia sampai mabuk seperti ini?"

"Entahlah Nona, mungkin ada masalah di pekerjaan"

Aruna melihat Johan yang membuka kancing kemeja dan dasinya. Terlihat dia yang seperti kepanasan. Aruna melirik Mia yang masih berada disana.

"Mia, ambilkan handuk dan air hangat ya. Aku akan membersihkan tubuhnya dan menggantikan pakaiannya"

"Nona yakin?"

"Iya, kenapa? Dia adalah suamiku, dan aku tidak akan mengizinkan kamu yang melakukannya"

"Haha, baiklah baiklah"

Setelah Mia mengambilkan air hangat dalam wadah dan juga handuk kecil. Aruna naik ke atas tempat tidur, mulai membuka kemeja yang dipakai suaminya ini. Bohong, jika dia tidak berdebar sekarang. Jantungnya sudah meronta-ronta sejak awal.

"Tenang Aruna, kamu hanya membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaiannya. Setelah itu segera pergi"

Aruna mulai mengelap bagian tubuh Johan, mulai dari wajah, leher dan bagian dada juga perutnya. Aruna segera mengambil kaos polos yang sudah disiapkan oleh Mia tadi, ingin memakaikannya pada Johan, tapi tangan pria itu yang tiba-tiba menarik tangannya. Tubuh Aruna terjatuh tepat di atas dadanya, menatap mata Johan yang sayu terbuka.

"Kau ingin menjadi istriku yang sebenarnya 'kan? Maka layani aku, agar kau bisa merasa puas telah memiliki aku sebelum bercerai denganku"

Deg ... Tubuh Aruna membeku, apalagi saat Johan yang menarik tangannya dan menjadikan Aruna berada di bawahnya sekarang.

"Aku akan menuruti keinginanmu untuk menjadi istriku selama 3 bulan ini"

Bersambung

Satu bab aja dulu, aku lagi marahan sama NT. Dahlah, males cerita. Gue lanjutin juga masih untung. Tadinya mau pindah lapak aja. Hiks🤧

Terpopuler

Comments

Yulianti Arif

Yulianti Arif

jgn pindah lapak dong Thor..soalx critanya bagus nanti penasaran donk klu tdk dilanjut up nya

2025-01-15

0

mbok Darmi

mbok Darmi

aruna sebenarnya sakit apa kasihan bgt apakah nanti dia akan hamil saat hbs disentuh johan

2025-01-15

0

Aras Diana

Aras Diana

jangan dong thor pindah lapak entar berhenti di tengah jalan novelnya thor,lanjut upnya

2025-01-15

0

lihat semua
Episodes
1 Pernikahan Yang Kau Inginkan!
2 Bawa Jesika Pulang
3 Aku Yang Harusnya Dipedulikan
4 Kenapa Marah?
5 Mencintaimu Adalah Luka
6 Jangan Menikahinya, Kak!
7 Beri Waktu 3 Bulan
8 Tidak Akan Pernah Tertarik Padamu!
9 Mencintai Tanpa Dicintai
10 Hanya Ingin Dicintai
11 Layani Aku?!
12 Tidak Benar-benar Menjebaknya
13 Apa Waktu 3 Bulan Akan Cukup?
14 Tidur Satu Kamar
15 Hanya Menatapnya Dengan Kebencian
16 Malam Ulang Tahun Yang Gagal
17 Hanya Rasa Bersalah
18 Memakai Hadiah Dari Aruna
19 Mencintaimu, Aku Rela Terluka
20 Apa Hatinya Sudah Berpaling?
21 Sudah Terbiasa Terluka
22 Aku Pergi!
23 Pergi Dan Tak Kembali
24 Surat Terkahir
25 Tidak Punya Rumah Untuk Kembali
26 Biarkan Aku Sakit Karena Kehilangannya
27 Sudah Mencintai Sejak Lama
28 Terasa Berharga Setelah Tiada
29 Izinkan Aku Memperbaiki Semuanya
30 Janji Yang Terucap Dalam Hati
31 Harus Memilih Diantara Dua Nyawa
32 Cukur Saja Rambutku
33 Bertahan Untuk Bahagia Bersamaku
34 Hati Terlalu Besar Mencintainya
35 Aku Ingin Jadi Anak Ayah Juga
36 Jangan Mengorbankan Bayiku!
37 Rumah Tempat Kamu Pulang
38 Kau Milikku Selamanya!
39 Foto Yang Terpajang
40 Sebuah Rekaman
41 Kehangatan Keluarga
42 Cahaya Hidupku
43 Biarkan Dia Kuat Untuk Bersamaku
44 Apa Aku Bisa Bertahan
45 Surat Terakhir Dari Gladys
46 Mengambil Keputusan
47 Dimana Bayiku?
48 Keinginan Ayah?
49 Bukan Tatapan Kebencian Lagi
50 Takut Kehilangan
51 Buah Dari Keikhlasan
52 Memberikan Hak?
53 Bekas Luka
54 Trauma Yang Nyata
55 Pernikahan Tersembunyi
56 Membawa Yulita Pulang
57 Hanya Teman
58 Menjadi Teman
59 Mencintai, Tidak Selalu Dicintai
60 Mencintai Dan Dicintai
61 Jika Itu Aruna, Aku Terima!
62 Mencarikan Istri Lain
63 Mempublikasikan Pernikahan
64 Menunjukan Seberapa Besar Cintanya
65 Bayi Siapa?
66 Ingin Merawatnya
67 Hanya Kecurigaan?
68 Bukan Hanya Bekas Luka
69 Luka Masa Lalu, Biarkan Berlalu
70 Apartemen Faas?
71 Anak Jesika?
72 Anaknya Johan
73 Yakin Bukan Anaknya
74 Tidak Punya Ikatan Batin
75 Bisakah Menerima Kembali?
76 Yang Terakhir Membuatnya Terluka
77 Ikuti Kata Hatimu
78 Apa Dia Juga Lelah?
79 Jangan Berpisah Denganku
80 Memang Bukan Anaknya
81 Haruskah Memberi Kesempatan Lagi?
82 Kesempatan Terakhir
83 Ternyata Di Malam Ulang Tahun Itu
84 Terima Kasih Sudah Bertahan
85 Lima Keinginan Sederhana
86 Jangan Terbebani
87 Jam Tangan Pasangan
88 Cinta Mengalahkan Ego Dan Kebencian
89 Resepsi Pernikahan
90 Final Episode
91 Hanya Wanita Kedua
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Pernikahan Yang Kau Inginkan!
2
Bawa Jesika Pulang
3
Aku Yang Harusnya Dipedulikan
4
Kenapa Marah?
5
Mencintaimu Adalah Luka
6
Jangan Menikahinya, Kak!
7
Beri Waktu 3 Bulan
8
Tidak Akan Pernah Tertarik Padamu!
9
Mencintai Tanpa Dicintai
10
Hanya Ingin Dicintai
11
Layani Aku?!
12
Tidak Benar-benar Menjebaknya
13
Apa Waktu 3 Bulan Akan Cukup?
14
Tidur Satu Kamar
15
Hanya Menatapnya Dengan Kebencian
16
Malam Ulang Tahun Yang Gagal
17
Hanya Rasa Bersalah
18
Memakai Hadiah Dari Aruna
19
Mencintaimu, Aku Rela Terluka
20
Apa Hatinya Sudah Berpaling?
21
Sudah Terbiasa Terluka
22
Aku Pergi!
23
Pergi Dan Tak Kembali
24
Surat Terkahir
25
Tidak Punya Rumah Untuk Kembali
26
Biarkan Aku Sakit Karena Kehilangannya
27
Sudah Mencintai Sejak Lama
28
Terasa Berharga Setelah Tiada
29
Izinkan Aku Memperbaiki Semuanya
30
Janji Yang Terucap Dalam Hati
31
Harus Memilih Diantara Dua Nyawa
32
Cukur Saja Rambutku
33
Bertahan Untuk Bahagia Bersamaku
34
Hati Terlalu Besar Mencintainya
35
Aku Ingin Jadi Anak Ayah Juga
36
Jangan Mengorbankan Bayiku!
37
Rumah Tempat Kamu Pulang
38
Kau Milikku Selamanya!
39
Foto Yang Terpajang
40
Sebuah Rekaman
41
Kehangatan Keluarga
42
Cahaya Hidupku
43
Biarkan Dia Kuat Untuk Bersamaku
44
Apa Aku Bisa Bertahan
45
Surat Terakhir Dari Gladys
46
Mengambil Keputusan
47
Dimana Bayiku?
48
Keinginan Ayah?
49
Bukan Tatapan Kebencian Lagi
50
Takut Kehilangan
51
Buah Dari Keikhlasan
52
Memberikan Hak?
53
Bekas Luka
54
Trauma Yang Nyata
55
Pernikahan Tersembunyi
56
Membawa Yulita Pulang
57
Hanya Teman
58
Menjadi Teman
59
Mencintai, Tidak Selalu Dicintai
60
Mencintai Dan Dicintai
61
Jika Itu Aruna, Aku Terima!
62
Mencarikan Istri Lain
63
Mempublikasikan Pernikahan
64
Menunjukan Seberapa Besar Cintanya
65
Bayi Siapa?
66
Ingin Merawatnya
67
Hanya Kecurigaan?
68
Bukan Hanya Bekas Luka
69
Luka Masa Lalu, Biarkan Berlalu
70
Apartemen Faas?
71
Anak Jesika?
72
Anaknya Johan
73
Yakin Bukan Anaknya
74
Tidak Punya Ikatan Batin
75
Bisakah Menerima Kembali?
76
Yang Terakhir Membuatnya Terluka
77
Ikuti Kata Hatimu
78
Apa Dia Juga Lelah?
79
Jangan Berpisah Denganku
80
Memang Bukan Anaknya
81
Haruskah Memberi Kesempatan Lagi?
82
Kesempatan Terakhir
83
Ternyata Di Malam Ulang Tahun Itu
84
Terima Kasih Sudah Bertahan
85
Lima Keinginan Sederhana
86
Jangan Terbebani
87
Jam Tangan Pasangan
88
Cinta Mengalahkan Ego Dan Kebencian
89
Resepsi Pernikahan
90
Final Episode
91
Hanya Wanita Kedua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!