Mencintai Tanpa Dicintai

Untuk bisa makan bersama dan menonton bersama, adalah sebuah kemajuan yang cukup baik untuk Aruna. Meski dia juga tahu jika dalam waktu 3 bulan ini suaminya juga tidak akan pernah melihatnya sebagai seorang istri. Tapi setidaknya, dia tidak menyiksanya dan menatapnya penuh kebencina seperti sebelumnya. Meski, setiap tatapan matanya seolah menjadi pengingat bagi Aruna, jika bukan dia yang Johan inginkan.

Malam ini Jesika datang ke rumah mereka, sebenarnya dia tidak datang sendiri. Tapi dia datang bersama Johan. Sebenarnya Aruna ingin sekali marah, ingin menunjukan kecemburannya pada suaminya dan Jesika. Tapi apa bisa? Aruna hanya akan membuat dirinya terluka, Johan pasti akan kembali menyiksanya jika dia melakukan itu.

"Tunggu sebentar disini, aku ganti baju dulu" ucap Johan yang mengelus kepala Jesika, lalu dia berlalu dengan sedikit melirik ke arah Aruna yang berdiri tidak jauh dari mereka.

Aruna hanya menundukan kepalanya melihat Johan yang masih begitu bersikap lembu dan menyayangi Jesika dengan sangat. Seringkali Aruna berharap jika dirinya yang berada di posisi Jesika sekarang. Tapi, itu tidak mungkin.

"Sebenarnya apa yang kamu rencanakan, Aruna?"

Aruna mundur selangkah saat Jesika berjalan mendekat padanya. "Waktu tiga bulan yang kamu mau dari Johan, apa rencana kamu sebenarnya?"

Aruna menggeleng pelan, dia menatap Kakaknya dengan lekat. "Aku hanya ingin berjuang dan berusaha, memanfaatkan harapan rapuh yang aku punya untuk bisa membuat Kak Johan mencintaiku, meski hanya sedikit saja"

Jesika tersenyum tipis, dia menuding bahu Aruna. "Kau begitu tidak ada harga diri ya. Sampai harus mengemis seperti ini untuk mendapatkan cinta dari Johan!"

Aruna tersenyum, menatap Jesika dengan tatapan yang penuh luka. "Karena tidak ada yang mencintaiku selama ini. Dan aku hanya tahu untuk mencintai, tanpa dicintai. Jadi, aku ingin berusaha untuk merasakan dicintai"

Jesika tersenyum sinis, dia menatap Aruna dengan tatapan merendahkan. "Bagaimana bisa ada yang mencintaimu, jika kamu saja hanya terlahir dari seorang selingkuhan! Ibumu adalah seorang ja*lang sepertimu"

"CUKUP KAK!" teriak Aruna, dia paling tidak suka ada yang mengatakan hal tidak baik tentang Ibunya. "Dia Ibuku, dan Ibu bukan wanita seperti itu. Ayah yang salah, karena menghamili Ibu. Bukan salah Ibuku!"

"Haha, kenapa harus membela Ibumu yang jelas hanya wanita mura*han sama sepertimu!"

Plak... Satu tamparan keras yang mendarat di pipi kiri Jesika. Itu berasal dari Aruna, dan dia tidak akan pernah membiarkan orang-orang menghina Ibunya.

"Biarkan aku Kakak hina, tapi jangan pernah menghina Ibuku!" teriak Aruna.

Jesika memegang pipinya yang terasa panas, menatap Aruna dengan kesal. Ketika dia ingin membalas tamparan Aruna, tapi dia melihat ada Johan yang berjalan menuruni anak tangga. Membuat Jesika tidak jadi membalas tamparan Aruna.

"Jesika, apa yang terjadi?" tanya Johan, membuka tangan Jesika yang menutupi sebelah pipinya. Melihat bekas merah disana. Johan langsung menatap tajam pada Aruna. "Apa yang kau lakukan?"

"Sudahlah Jo, dia hanya kesal padaku karena aku datang bersamamu. Dia tidak rela melihat kamu lebih mencintaiku. Jadi, dia menampar aku" ucap Jesika dengan memegang tangan Johan.

Johan menepis tangan Jesika, dia melayangkan tatapan tajam pada Aruna yang menunduk dan perlahan mundur. "Jesika, ke mobil duluan! CEPAT!"

"I-iya"

Jesika juga takut dengan teriakan Johan itu, membuatnya langsung berlari keluar dan menuju mobil. "Aduh, apa yang akan dia lakukan pada Aruna? Dia tidak akan membunuhnya 'kan? Menyeramkan sekali ketika dia marah, tapi biarlah. Salah Aruna juga berurusan denganku. Kalau saja dia tidak menggagalkan pernikahan aku dan Johan, mungkin semuanya tidak akan seperti ini"

Brak.. Tubuh mungil Aruna terjatuh menimpa meja kaca hingga hancur berantakan. Johan melempar mendorong tubuhnya dengan begitu keras. Aruna meringis sakit saat punggungnya menghantam meja kaca itu, dan mungkin beberapa serpihan kaca melukai punggungnya. Belum lagi bahunya saja belum sepenuhnya sembuh dari luka panas.

Aruna terduduk di lantai, beringsut mundur saat Johan terus mendekat padanya dengan tatapan begitu mengerikan. Bahkan dia sudah membungkukan tubuhnya di depan Aruna.

"Jangan Kak Jo, jangan!" teriak Aruna saat Johan sudah mengangkat tangannya. "Hiks... Sakit Kak Jo, jangan sakiti aku lagi. Tolong jangan... Hiks..."

Johan menatap tangannya yang sudah terangkat dan hampir memukul Aruna. Baru kali ini dia berhenti menyiksa istrinya ini hanya karena mendengar suara isak tangisnya. Johan tertegun, bahkan ada rasa sakit di dadanya saat ini. Dia berdiri dan menatap Aruna yang masih terisak dengan menutup wajahnya.

"Jangan pernah sekali lagi kau menyakiti Jesika. Karena kau akan lebih sakit dari itu. Jika kau berani mencari masalah dengan Jesika, maka waktu tiga bulan itu batal"

Aruna terkejut mendengar itu, dia beringsut ke arah Johan dan memeluk kaki panjang pria itu. Wajahnya mendongak dan menatap Johan dengan tatapan memohon penuh luka.

"Jangan Kak, aku mohon. Hanya meminta waktu 3 bulan saja. Aku janji tidak akan melukai Kak Jesi, aku tidak akan marah jika Kak Johan membawanya ke rumah ini meski setiap hari ... Hiks ... Aku mohon jangan ya Kak"

Johan menggoyangkan kakinya agar Aruna melepaskannya. Melihat tatapan mata Aruna yang basah dan bahkan penuh luka, membuatnya cukup tidak nyaman. Ada debaran menyakitkan dalam hatinya melihat tatapan Aruna itu.

"Lepas! Selama kau bersikap baik dan tidak mengganggu Jesika, maka aku juga tidak akan menyakitimu!"

Akhirnya Johan berhasil melepaskan pelukan Aruna di kakinya. Lalu dia segera pergi dari hadapan istrinya itu. Tidak kuat melihat wajah menyedihkan Aruna. Dia memegang dadanya sendiri.

"Sial, kenapa sakit sekali? Kenapa dia harus terlihat begitu menyedihkan"

Johan berlalu keluar rumah, tapi dia melihat dua pelayan yang bersembunyi di balik dinding. "Urus dia dan obati lukanya"

"Ba-baik Tuan"

Setalah kepergian Johan, Evi dan Mia segera berlari ke arah Aruna. Sudah terlampau sering mereka melihat adegan ini. Tapi tidak ada yang bisa mereka lakukan, selain membantu Aruna saat Johan sudah pergi. Mereka juga takut pada Johan.

"Nona, ayo saya bantu ke kamar. Biar saya obati lukanya"

"Mia, biar aku disini membereskan kekacauan ini" ucap Evi.

Mia mengangguk, dia segera membawa Aruna masuk ke dalam kamar. Membuat Aruna duduk di kursi meja rias. "Sebentar ya Nona, aku ambilkan dulu obat dan air hangat untuk membersihkan luka Nona"

Aruna hanya mengangguk saja, tangannya masih bergetar. Kepalanya begitu pusing. Sampai Aruna merasakan sesuatu keluar dari lubang hidungnya. Sebuah darah segar yang mengalir cukup banyak dari lubang hidungnya.

"Ya ampun Nona, kenapa mimisan. Ini pakai tisu" Mia langsung memberikan beberapa lembar tisu yang dia ambil dari atas nakas. "Apa baik-baik saja Nona? Apa mau ke Dokter?"

Aruna menggeleng pelan, dia terus membersihkan noda darah dari lubang hidungnya. "Tidak usah Mia, ini hanya karena aku kaget saja"

"Benar tidak papa?" tanya Mia dengan khawatir. "Kalau begitu biar saya bantu membersihkan lukanya. Nona buka saja bajunya, itu penuh darah"

Aruna bahkan tidak sadar jika bajunya yang berwarna biru terang itu, sudah berubah warna karena darah yang merembes. Pasti ini berasal dari punggungnya. Tidak mungkin tidak terluka, saat melihat meja kaca itu sampai hancur berantakan.

Aku hanya ingin dicintai. Aku ingin mencintai dan dicintai. Tapi kenapa aku hanya bisa mencinta, tanpa dicintai.

Bersambung

Yang nabung bab awas 🔪🔪

Terpopuler

Comments

Riski Saputri

Riski Saputri

kau benar²kejam Jo bahkan kau rela menyakiti istri mu hanya demi membela Jesica perempuan bermuka dua itu . . 😡😡
jangan kau sesali atas apa yang sudah kau perbuat terhadap istri mu nantinya jo karena setelah semua nya terungkap penyesalan mu takan berguna lagi 😭😭

2025-02-02

1

sutiasih kasih

sutiasih kasih

remuk redam... sdh hidup aruna... tak di cintai ayah kndungnya...
skrg pun hidup dlm neraka prnikahan.... /Sob//Sob/

2025-02-09

0

Wuri Wuryati Tie

Wuri Wuryati Tie

sebenci2 nya orang TDK ada yg sekasar Johan,kdrt yg sangat2 kejam

2025-02-02

0

lihat semua
Episodes
1 Pernikahan Yang Kau Inginkan!
2 Bawa Jesika Pulang
3 Aku Yang Harusnya Dipedulikan
4 Kenapa Marah?
5 Mencintaimu Adalah Luka
6 Jangan Menikahinya, Kak!
7 Beri Waktu 3 Bulan
8 Tidak Akan Pernah Tertarik Padamu!
9 Mencintai Tanpa Dicintai
10 Hanya Ingin Dicintai
11 Layani Aku?!
12 Tidak Benar-benar Menjebaknya
13 Apa Waktu 3 Bulan Akan Cukup?
14 Tidur Satu Kamar
15 Hanya Menatapnya Dengan Kebencian
16 Malam Ulang Tahun Yang Gagal
17 Hanya Rasa Bersalah
18 Memakai Hadiah Dari Aruna
19 Mencintaimu, Aku Rela Terluka
20 Apa Hatinya Sudah Berpaling?
21 Sudah Terbiasa Terluka
22 Aku Pergi!
23 Pergi Dan Tak Kembali
24 Surat Terkahir
25 Tidak Punya Rumah Untuk Kembali
26 Biarkan Aku Sakit Karena Kehilangannya
27 Sudah Mencintai Sejak Lama
28 Terasa Berharga Setelah Tiada
29 Izinkan Aku Memperbaiki Semuanya
30 Janji Yang Terucap Dalam Hati
31 Harus Memilih Diantara Dua Nyawa
32 Cukur Saja Rambutku
33 Bertahan Untuk Bahagia Bersamaku
34 Hati Terlalu Besar Mencintainya
35 Aku Ingin Jadi Anak Ayah Juga
36 Jangan Mengorbankan Bayiku!
37 Rumah Tempat Kamu Pulang
38 Kau Milikku Selamanya!
39 Foto Yang Terpajang
40 Sebuah Rekaman
41 Kehangatan Keluarga
42 Cahaya Hidupku
43 Biarkan Dia Kuat Untuk Bersamaku
44 Apa Aku Bisa Bertahan
45 Surat Terakhir Dari Gladys
46 Mengambil Keputusan
47 Dimana Bayiku?
48 Keinginan Ayah?
49 Bukan Tatapan Kebencian Lagi
50 Takut Kehilangan
51 Buah Dari Keikhlasan
52 Memberikan Hak?
53 Bekas Luka
54 Trauma Yang Nyata
55 Pernikahan Tersembunyi
56 Membawa Yulita Pulang
57 Hanya Teman
58 Menjadi Teman
59 Mencintai, Tidak Selalu Dicintai
60 Mencintai Dan Dicintai
61 Jika Itu Aruna, Aku Terima!
62 Mencarikan Istri Lain
63 Mempublikasikan Pernikahan
64 Menunjukan Seberapa Besar Cintanya
65 Bayi Siapa?
66 Ingin Merawatnya
67 Hanya Kecurigaan?
68 Bukan Hanya Bekas Luka
69 Luka Masa Lalu, Biarkan Berlalu
70 Apartemen Faas?
71 Anak Jesika?
72 Anaknya Johan
73 Yakin Bukan Anaknya
74 Tidak Punya Ikatan Batin
75 Bisakah Menerima Kembali?
76 Yang Terakhir Membuatnya Terluka
77 Ikuti Kata Hatimu
78 Apa Dia Juga Lelah?
79 Jangan Berpisah Denganku
80 Memang Bukan Anaknya
81 Haruskah Memberi Kesempatan Lagi?
82 Kesempatan Terakhir
83 Ternyata Di Malam Ulang Tahun Itu
84 Terima Kasih Sudah Bertahan
85 Lima Keinginan Sederhana
86 Jangan Terbebani
87 Jam Tangan Pasangan
88 Cinta Mengalahkan Ego Dan Kebencian
89 Resepsi Pernikahan
90 Final Episode
91 Hanya Wanita Kedua
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Pernikahan Yang Kau Inginkan!
2
Bawa Jesika Pulang
3
Aku Yang Harusnya Dipedulikan
4
Kenapa Marah?
5
Mencintaimu Adalah Luka
6
Jangan Menikahinya, Kak!
7
Beri Waktu 3 Bulan
8
Tidak Akan Pernah Tertarik Padamu!
9
Mencintai Tanpa Dicintai
10
Hanya Ingin Dicintai
11
Layani Aku?!
12
Tidak Benar-benar Menjebaknya
13
Apa Waktu 3 Bulan Akan Cukup?
14
Tidur Satu Kamar
15
Hanya Menatapnya Dengan Kebencian
16
Malam Ulang Tahun Yang Gagal
17
Hanya Rasa Bersalah
18
Memakai Hadiah Dari Aruna
19
Mencintaimu, Aku Rela Terluka
20
Apa Hatinya Sudah Berpaling?
21
Sudah Terbiasa Terluka
22
Aku Pergi!
23
Pergi Dan Tak Kembali
24
Surat Terkahir
25
Tidak Punya Rumah Untuk Kembali
26
Biarkan Aku Sakit Karena Kehilangannya
27
Sudah Mencintai Sejak Lama
28
Terasa Berharga Setelah Tiada
29
Izinkan Aku Memperbaiki Semuanya
30
Janji Yang Terucap Dalam Hati
31
Harus Memilih Diantara Dua Nyawa
32
Cukur Saja Rambutku
33
Bertahan Untuk Bahagia Bersamaku
34
Hati Terlalu Besar Mencintainya
35
Aku Ingin Jadi Anak Ayah Juga
36
Jangan Mengorbankan Bayiku!
37
Rumah Tempat Kamu Pulang
38
Kau Milikku Selamanya!
39
Foto Yang Terpajang
40
Sebuah Rekaman
41
Kehangatan Keluarga
42
Cahaya Hidupku
43
Biarkan Dia Kuat Untuk Bersamaku
44
Apa Aku Bisa Bertahan
45
Surat Terakhir Dari Gladys
46
Mengambil Keputusan
47
Dimana Bayiku?
48
Keinginan Ayah?
49
Bukan Tatapan Kebencian Lagi
50
Takut Kehilangan
51
Buah Dari Keikhlasan
52
Memberikan Hak?
53
Bekas Luka
54
Trauma Yang Nyata
55
Pernikahan Tersembunyi
56
Membawa Yulita Pulang
57
Hanya Teman
58
Menjadi Teman
59
Mencintai, Tidak Selalu Dicintai
60
Mencintai Dan Dicintai
61
Jika Itu Aruna, Aku Terima!
62
Mencarikan Istri Lain
63
Mempublikasikan Pernikahan
64
Menunjukan Seberapa Besar Cintanya
65
Bayi Siapa?
66
Ingin Merawatnya
67
Hanya Kecurigaan?
68
Bukan Hanya Bekas Luka
69
Luka Masa Lalu, Biarkan Berlalu
70
Apartemen Faas?
71
Anak Jesika?
72
Anaknya Johan
73
Yakin Bukan Anaknya
74
Tidak Punya Ikatan Batin
75
Bisakah Menerima Kembali?
76
Yang Terakhir Membuatnya Terluka
77
Ikuti Kata Hatimu
78
Apa Dia Juga Lelah?
79
Jangan Berpisah Denganku
80
Memang Bukan Anaknya
81
Haruskah Memberi Kesempatan Lagi?
82
Kesempatan Terakhir
83
Ternyata Di Malam Ulang Tahun Itu
84
Terima Kasih Sudah Bertahan
85
Lima Keinginan Sederhana
86
Jangan Terbebani
87
Jam Tangan Pasangan
88
Cinta Mengalahkan Ego Dan Kebencian
89
Resepsi Pernikahan
90
Final Episode
91
Hanya Wanita Kedua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!