Mencintaimu Adalah Luka

Nafasnya terasa sesak, air seolah sudah masuk ke dalam rongga mulut dan hidungnya. Dia tidak bisa melakukan apapun saat tangan kekar suaminya menahan kepalanya agar terus tenggelam di dalam bak mandi yang penuh dengan air. Kemarahan Johan semakin menjadi ketika mereka sampai di rumah, saat Aruna yang mendapat telepon ari Faas. Hal itu membuat Johan semakin marah.

"Kamu cemburu Kak?"

Pertanyaan yang membuat Johan semakin marah. "Aku tidak mungkin cemburu! Memangnya kau siapa? Aku menikahimu bukan karena cinta!"

Sebuah kalimat yang akan selalu tertanam dalam ingatan Aruna sampai dia mati. Dia tidak akan pernah bisa menjadi wanita yang dicintai suaminya. Karena Johan sendiri yang tidak pernah mau membuka hati hanya untuk dirinya.

"Ya, kamu tidak pantas cemburu padaku Kak! Karena apa? Karena kamu hanya sedang merasa tidak percaya sebagai seorang suami. Ketika ada pria lain yang lebih bisa membuat aku tersenyum dan peduli padaku. Sementara kamu sebagai suamiku, tidak pernah bisa memberikan itu. Harga diri kamu sebagai seorang suami sedang terinjak-injak sekarang. Iya 'kan?"

Entah ada keberanian darimana Aruna sampai mengatakan semua itu. Kilat kemarahan di mata Johan semakin terlihat jelas. Dia menarik kasar tangan Aruna dan membawanya ke kamar, membanting tubuh Aruna ke atas lantai. Lututnya terbentur lantai sampai membiru.

"Berani kau mengatakan hal seperti itu! Sepertinya aku terlalu baik selama ini"

Johan menindih tubuh Aruna yang meringkuk di atas lantai. Mencengkram rahangnya dengan kuat. "Kau memang hanya perempuan mura*han!"

"Ya, aku memang hanya perempuan mura*han. Sampai aku rela memurahkan diriku hanya untuk bersamamu. Hanya tidak ingin kamu terjebak dengan orang yang salah. Kak Jesika tidak pernah tulus mencintaimu, Kak"

"Diam!"

Johan menarik tangan Aruna dan membawanya ke kamar mandi, menjatuhkan tubuh Aruna ke dalam bak mandi yang masih kosong. Lalu dia menyalakan keran air untuk mengisi bak mandi itu sampai penuh. Dia berada di depan Aruna, mengukung tubuh gadis lemah itu.

"Kak, hanya aku yang mencintaimu dengan tulus" lirih Aruna dengan tenaganya yang tersisa.

Johan tertawa mengerikan, dia meraih dagu Aruna dan mencengkramnya dengan kuat. "Cinta kau bilang? Kau hanya perempuan penuh obsesi yang menjebakku hingga aku gagal menikahi perempuan yang aku cintai!"

Aruna hanya tersenyum lirih dengan air mata yang sudah tak terhitung berapa banyak dia mengalir. Saat air di bak mandi ini sudah hampir penuh, dengan tega Johan menenggelamkan kepala Aruna ke dalam bak mandi. Aruna benar-benar hampir kehabisan nafas. Dia mengangkat kembali kepala Aruna, segera dia menghirup oksigen sebanyak-banyaknya, tapi itu tidak berarti apa-apa. Karena Johan hanya mengangkat kepalanya beberapa detik saja.

Jika mencintaimu adalah luka, maka aku rela untuk terluka.

Aruna mulai kehilangan kesadarannya, perlahan matanya terpejam. Dan Johan melepaskan tangannya yang menahan kepala Aruna di dalam air. Melihat istrinya yang sudah tidak sadarkan diri sekarang. Dia keluar dari dalam bak mandi, berjalan keluar kamar. Berteriak memanggil pelayan.

"Kau urus dia di dalam, jika perlu memanggil Dokter. Panggil saja"

*

Aruna terbangun di sebuah tempat yang bahkan dia tidak mengenalinya. Ini adalah taman bunga yang jelas sangat indah. Dia terbangun dan melihat sebuah cahaya yang cukup menyilaukan. Sampai perlahan dia melihat sosok yang berjalan ke arahnya dari cahaya putih itu.

"Ibu"

Aruna berlari untuk memeluk Ibunya, rasa rindu yang selama ini dia rasakan, bisa terobati karena bertemu dengan Ibunya. Ibu mengelus kepala Aruna dengan lembut.

"Ibu, Aruna lelah disini. Kenapa Ibu tidak bawa Aruna pergi bersama Ibu?"

Ibu tersenyum, wajahnya terlihat cantik. Gaun putih yang dia kenakan juga terlihat semakin memancarkan cahaya penuh kecantikan. "Kamu sudah berjuang sejauh ini. Ibu yakin suatu saat kamu akan menemukan kebahagiaan itu, Nak. Bertahan dan terus kuat untuk menjalani semuanya"

Air mata Aruna mengalir begitu saja, mengingat semua rasa sakit yang dia rasakan. "Seandainya Ibu masih ada, mungkin Aruna tidak akan sendirian"

"Sudah takdir Ibu, lagian menjadi yang kedua itu tidak enak Nak. Jadi, berusahalah untuk kamu bisa menjadi yang pertama. Ibu yakin kamu pasti bisa"

Aruna terdiam, mungkinkah itu bisa? Dia? Menjadi yang pertama untuk Johan? Apa mungkin?

"Ibu harus pergi sekarang, tapi Nak, berhati-hatilah dengan saudara kamu dan Ibunya. Jangan sampai kamu jadi korban seperti Ibu"

Setelah itu, Ibu melangkah pergi meninggalkan Aruna yang terus memanggilnya. Aruna ingin mengejarnya, tapi kakinya seolah tidak bisa bergerak sekarang. Dia hanya terus memanggil Ibunya, tapi tidak dihiraukan sama sekali olehnya.

*

"Ibu, jangan tinggalkan Aruna. Ibu, Ibu, bawa Aruna pergi bersama Ibu"

Keringat memenuhi kening dan tubuhnya, bibirnya terus berkata lirih memanggil Ibunya. Sebuah plaster dingin ada di keningnya, kompres penurun demam.

"Ya ampun Nona, demamnya malah semakin tinggi. Sadar Nona" Evi yang terlihat bingung dan panik dengan keadaan Nona mudanya ini.

Dia sudah memanggil Dokter dan Aruna juga sudah diperiksa, tapi bagaimana mau membaik ketika obat dari Dokter saja belum dia berikan, karena Aruna yang masih belum sadarkan diri sejak tadi.

"Nona, ayo bangun"

Tidak henti Evi mengelap leher Aruna yang berkeringat dengan handuk basah. Sampai perlahan Aruna mulai mendapatkan kesadarannya, dia membuka kelopak matanya sekarang.

"Nona, syukurlah. Ayo minum obat dulu, Nona demam"

Evi membantu Aruna untuk bangun dan bersandar di tempat tidur. Lalu Evi memberikan obat untuknya dan juga minum. Dia kembali mengelap peluh Aruna dengan handuk basah itu.

"Evi, aku bermimpi bertemu Ibu tadi. Dia sangat cantik sekali, tapi kenapa dia tidak mau membawaku pergi ya" lirih Aruna.

Evi ikut merasakan sakit dan sedih yang dirasakan oleh Aruna. Matanya sudah berkaca-kaca. "Mungkin Ibu Nona ingin Nona bertahan dan bisa melewati semua ini"

"Tapi aku lelah sekarang Vi, tidak ada yang peduli padaku"

Evi memegang tangan Aruna, ada bekas memerah di pergelangan tangannya. Bekas cengkraman Johan pastinya. "Ada saya yang selalu peduli pada Nona. Jika besok Nona masih seperti ini, kita ke rumah sakit saja ya"

Aruna menggeleng pelan, dia tersenyum lirih dengan bibir pucatnya. "Pergi ke rumah sakit pun, sudah tidak akan ada harapan untukku Vi"

"Apa maksud Nona?"

Aruna menggeleng pelan, dia menatap kosong ke arah depan. "Bukan apa-apa. Yang diinginkan suamiku adalah kematian. Dan mungkin itu tidak akan lama lagi"

Evi tidak kuasa menahan air matanya lagi sekarang. "Tidak, Nona pasti akan kuat. Jangan berbicara seperti itu. Tuan Johan akan perlahan melihat ketulusan Nona"

Bersambung

Ramaikan ramaikan.. Sebelum aku Hiatus. wkwk. bercanda bercanda..

Terpopuler

Comments

Ma Em

Ma Em

Aruna kenapa kamu pertahankan pernikahan yg hanya dipenuhi dgn siksaan dan penderitaan tinggalkan Johan untuk apa kamu bertahan hanya untuk menderita carilah kebahagiaanmu sendiri pasti ditempat lain msh ada lelaki yg baik untuk kamu Aruna

2025-01-18

0

ken darsihk

ken darsihk

Penasaran sebenar nya apa misi mu Aruna , sampai sebegitu nya mempertahankan suami toxic nu itu

2025-01-24

0

Rarik Srihastuty

Rarik Srihastuty

lanjut thor

2025-01-12

0

lihat semua
Episodes
1 Pernikahan Yang Kau Inginkan!
2 Bawa Jesika Pulang
3 Aku Yang Harusnya Dipedulikan
4 Kenapa Marah?
5 Mencintaimu Adalah Luka
6 Jangan Menikahinya, Kak!
7 Beri Waktu 3 Bulan
8 Tidak Akan Pernah Tertarik Padamu!
9 Mencintai Tanpa Dicintai
10 Hanya Ingin Dicintai
11 Layani Aku?!
12 Tidak Benar-benar Menjebaknya
13 Apa Waktu 3 Bulan Akan Cukup?
14 Tidur Satu Kamar
15 Hanya Menatapnya Dengan Kebencian
16 Malam Ulang Tahun Yang Gagal
17 Hanya Rasa Bersalah
18 Memakai Hadiah Dari Aruna
19 Mencintaimu, Aku Rela Terluka
20 Apa Hatinya Sudah Berpaling?
21 Sudah Terbiasa Terluka
22 Aku Pergi!
23 Pergi Dan Tak Kembali
24 Surat Terkahir
25 Tidak Punya Rumah Untuk Kembali
26 Biarkan Aku Sakit Karena Kehilangannya
27 Sudah Mencintai Sejak Lama
28 Terasa Berharga Setelah Tiada
29 Izinkan Aku Memperbaiki Semuanya
30 Janji Yang Terucap Dalam Hati
31 Harus Memilih Diantara Dua Nyawa
32 Cukur Saja Rambutku
33 Bertahan Untuk Bahagia Bersamaku
34 Hati Terlalu Besar Mencintainya
35 Aku Ingin Jadi Anak Ayah Juga
36 Jangan Mengorbankan Bayiku!
37 Rumah Tempat Kamu Pulang
38 Kau Milikku Selamanya!
39 Foto Yang Terpajang
40 Sebuah Rekaman
41 Kehangatan Keluarga
42 Cahaya Hidupku
43 Biarkan Dia Kuat Untuk Bersamaku
44 Apa Aku Bisa Bertahan
45 Surat Terakhir Dari Gladys
46 Mengambil Keputusan
47 Dimana Bayiku?
48 Keinginan Ayah?
49 Bukan Tatapan Kebencian Lagi
50 Takut Kehilangan
51 Buah Dari Keikhlasan
52 Memberikan Hak?
53 Bekas Luka
54 Trauma Yang Nyata
55 Pernikahan Tersembunyi
56 Membawa Yulita Pulang
57 Hanya Teman
58 Menjadi Teman
59 Mencintai, Tidak Selalu Dicintai
60 Mencintai Dan Dicintai
61 Jika Itu Aruna, Aku Terima!
62 Mencarikan Istri Lain
63 Mempublikasikan Pernikahan
64 Menunjukan Seberapa Besar Cintanya
65 Bayi Siapa?
66 Ingin Merawatnya
67 Hanya Kecurigaan?
68 Bukan Hanya Bekas Luka
69 Luka Masa Lalu, Biarkan Berlalu
70 Apartemen Faas?
71 Anak Jesika?
72 Anaknya Johan
73 Yakin Bukan Anaknya
74 Tidak Punya Ikatan Batin
75 Bisakah Menerima Kembali?
76 Yang Terakhir Membuatnya Terluka
77 Ikuti Kata Hatimu
78 Apa Dia Juga Lelah?
79 Jangan Berpisah Denganku
80 Memang Bukan Anaknya
81 Haruskah Memberi Kesempatan Lagi?
82 Kesempatan Terakhir
83 Ternyata Di Malam Ulang Tahun Itu
84 Terima Kasih Sudah Bertahan
85 Lima Keinginan Sederhana
86 Jangan Terbebani
87 Jam Tangan Pasangan
88 Cinta Mengalahkan Ego Dan Kebencian
89 Resepsi Pernikahan
90 Final Episode
91 Hanya Wanita Kedua
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Pernikahan Yang Kau Inginkan!
2
Bawa Jesika Pulang
3
Aku Yang Harusnya Dipedulikan
4
Kenapa Marah?
5
Mencintaimu Adalah Luka
6
Jangan Menikahinya, Kak!
7
Beri Waktu 3 Bulan
8
Tidak Akan Pernah Tertarik Padamu!
9
Mencintai Tanpa Dicintai
10
Hanya Ingin Dicintai
11
Layani Aku?!
12
Tidak Benar-benar Menjebaknya
13
Apa Waktu 3 Bulan Akan Cukup?
14
Tidur Satu Kamar
15
Hanya Menatapnya Dengan Kebencian
16
Malam Ulang Tahun Yang Gagal
17
Hanya Rasa Bersalah
18
Memakai Hadiah Dari Aruna
19
Mencintaimu, Aku Rela Terluka
20
Apa Hatinya Sudah Berpaling?
21
Sudah Terbiasa Terluka
22
Aku Pergi!
23
Pergi Dan Tak Kembali
24
Surat Terkahir
25
Tidak Punya Rumah Untuk Kembali
26
Biarkan Aku Sakit Karena Kehilangannya
27
Sudah Mencintai Sejak Lama
28
Terasa Berharga Setelah Tiada
29
Izinkan Aku Memperbaiki Semuanya
30
Janji Yang Terucap Dalam Hati
31
Harus Memilih Diantara Dua Nyawa
32
Cukur Saja Rambutku
33
Bertahan Untuk Bahagia Bersamaku
34
Hati Terlalu Besar Mencintainya
35
Aku Ingin Jadi Anak Ayah Juga
36
Jangan Mengorbankan Bayiku!
37
Rumah Tempat Kamu Pulang
38
Kau Milikku Selamanya!
39
Foto Yang Terpajang
40
Sebuah Rekaman
41
Kehangatan Keluarga
42
Cahaya Hidupku
43
Biarkan Dia Kuat Untuk Bersamaku
44
Apa Aku Bisa Bertahan
45
Surat Terakhir Dari Gladys
46
Mengambil Keputusan
47
Dimana Bayiku?
48
Keinginan Ayah?
49
Bukan Tatapan Kebencian Lagi
50
Takut Kehilangan
51
Buah Dari Keikhlasan
52
Memberikan Hak?
53
Bekas Luka
54
Trauma Yang Nyata
55
Pernikahan Tersembunyi
56
Membawa Yulita Pulang
57
Hanya Teman
58
Menjadi Teman
59
Mencintai, Tidak Selalu Dicintai
60
Mencintai Dan Dicintai
61
Jika Itu Aruna, Aku Terima!
62
Mencarikan Istri Lain
63
Mempublikasikan Pernikahan
64
Menunjukan Seberapa Besar Cintanya
65
Bayi Siapa?
66
Ingin Merawatnya
67
Hanya Kecurigaan?
68
Bukan Hanya Bekas Luka
69
Luka Masa Lalu, Biarkan Berlalu
70
Apartemen Faas?
71
Anak Jesika?
72
Anaknya Johan
73
Yakin Bukan Anaknya
74
Tidak Punya Ikatan Batin
75
Bisakah Menerima Kembali?
76
Yang Terakhir Membuatnya Terluka
77
Ikuti Kata Hatimu
78
Apa Dia Juga Lelah?
79
Jangan Berpisah Denganku
80
Memang Bukan Anaknya
81
Haruskah Memberi Kesempatan Lagi?
82
Kesempatan Terakhir
83
Ternyata Di Malam Ulang Tahun Itu
84
Terima Kasih Sudah Bertahan
85
Lima Keinginan Sederhana
86
Jangan Terbebani
87
Jam Tangan Pasangan
88
Cinta Mengalahkan Ego Dan Kebencian
89
Resepsi Pernikahan
90
Final Episode
91
Hanya Wanita Kedua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!