Bawa Jesika Pulang

Hari yang bahkan tidak pernah baik bagi Aruna sejak dia menikah dengan pria yang dia cintai. Salahkan hati yang memilihnya. Tapi, salahkan takdir yang tidak berpihak padanya.

Aruna keluar dari kamar setelah dua hari ini hanya berada di dalam kamar. Itu karena Evi yang menjadi pelayan disini memintanya untuk tetap di dalam kamar. Kenapa? Karena dia takut Aruna akan kembali di siksa oleh Johan, sementara keadaannya pun masih begitu buruk.

Ketika kakinya menapaki lantai yang terasa dingin, membuat dia langsung memakai sandal rumah. Berjalan ke arah ruang tengah, dan tepat pada saat itu suara langkah kaki terdengar. Aruna menoleh dan melihat suaminya yang berjalan menuruni anak tangga.

Johan hanya menatapnya dengan datar, hal itu yang semakin membuat Aruna begitu terluka. Meski bekas luka di tubuhnya masih terlihat, tapi luka di hatinya yang terlalu menganga lebar dan menyakitkan.

"Mau kemana Kak? Ini sudah malam?" tanya Aruna saat melihat Johan yang sudah rapi dengan pakaian casualnya.

"TIdak perlu mengurus hidupku!" ucapnya dingin, dia melirik Aruna yang berdiri tidak jauh darinya. "Untuk apa menggunakan sandal itu?!"

Aruna menundukan pandangannya, melihat sandal rumah berwarna coklat dengan gambar buah strawberry di atasnya. Apa yang salah? Dia menemukan sandal ini di rak sepatu, dan langsung memakainya. Berpikir jika ini di sediakan memang untuknya, atau mungkin milik pelayan disini.

Aruna terkejut saat tiba-tiba rambutnya tertarik ke belakang hingga kepalanya mendongak. Menatap suaminya dengan mata berkaca-kaca.

"Berani sekali kau menggunakan sandal milik Jesika! Sialan! Apalagi yang akan kau ambil dariku, setelah kebahagiaanku" teriak Johan. Dia menghempaskan tubuh Aruna hingga tersungkur di atas lantai. Kakinya membentur lantai cukup kuat.

Johan membungkukkan tubuhnya di depan Aruna. Tangannya mencengkram kuat rahang Aruna, seolah ingin menghancurkan rahang Aruna sekarang. Tatapan matanya yang penuh dengan kilatan kemarahan.

"Kau hanya orang yang tidak akan pernah bisa masuk dalam hidupku! Kau orang yang paling tidak aku inginkan di dunia ini. Dan sekali aku membenci, maka aku akan terus membencimu!"

Tes.. Air mata kembali menetes untuk kesekian kalinya. Ucapan Johan benar-benar menusuk ke relung hatinya. Tatapan penuh kebencian dari Johan, seolah mengingatkan Aruna jika dia tidak akan pernah bisa mendapatkan hati pria ini. Sebesar apapun perjuangannya.

"Jika membenci dan menyiksaku bisa membuat hatimu lega. Aku tidak papa, lakukan apa yang kamu inginkan dariku. Agar kamu bisa lupa dengan rasa sakit yang pernah aku ciptakan"

Johan tertawa, tawa yang begitu mengerikan. Tatapan matanya yang selalu menunjukan kebencian dan kemarahan pada Aruna.

"Semuanya tidak akan pernah merubah waktu yang sudah terlewat, Aruna! Kau pikir dengan melihatmu tersiksa dan terluka sudah cukup bagiku? Haha... Tidak, aku ingin kau perlahan mati ditanganku!"

Aruna hanya bisa menatap Johan dengan sorot mata yang penuh luka. Jika memang dia inginkan Aruna mati ditangannya, maka Aruna akan lakukan. Lagian, sudah tidak ada yang peduli dengan kehidupan Aruna saat ini.

Johan melepaskan cengkraman tangannya di rahang Aruna, meninggalkan bekas memar disana. Lalu, dia melepas paksa sandal rumah yang di pakai Aruna. Menendang kaki mungil itu dengan keras.

"Jangan sekali-kali menggunakan barang milik Jesika!" tekan Johan yang berlalu dari hadapannya.

Evi kembali datang setelah Johan pergi, terkadang dia juga menyesal pada dirinya sendiri yang tidak bisa memberikan bantuan apapun. Dia juga takut.

"Nona" panggilnya lirih, Evi duduk disamping Aruna sekarang.

Aruna menoleh, dan tangisannya pecah. Dia memeluk Evi, pelayan yang sudah seperti tempat pelindung baginya selama tinggal di rumah ini. Evi hanya terus memeluknya tanpa mengatakan apapun, biarkan Aruna mengeluarkan semua rasa sakitnya.

"Kenapa dia benci sekali padaku? Kenapa? Aku melakukan ini hanya karena tidak ingin dia terluka ... Hiks"

"Nona tidak ingin Tuan terluka, sementara Nona selalu terluka. Kenapa Nona harus seperti ini?"

Aruna melerai pelukannya, menatap Evi dengan mata basahnya. "Karena aku mencintainya, Evi. Aku ingin dia bahagia dan tidak kecewa dengan cinta yang dia inginkan"

Evi hanya tersenyum miris, melihat Nonanya ini yang benar-benar memberikan sebuah ketulusan yang sia-sia pada pria yang sama sekali tidak mencintainya. Bahkan tidak menginginkan keberadaannya.

"Bangunlah, biar saya kompres rahangnya. Itu memar"

*

Dua hari Johan tidak kembali ke rumah, membuat Aruna bertaya-tanya. Dia ingin mengirim pesan dan menanyakan keberadaannya. Tapi dia tidak berani, karena Johan akan sangat marah. Jadi, Aruna hanya menunggu saja.

Sampai hari ini dia mendengar suara mobil suaminya, segera dia berlari ke arah jendela untuk melihat. Dan benar itu adalah Johan.

"Ah, dia kembali juga akhirnya"

Aruna berlari ke arah pintu utama, ingin menyambut suaminya. Bodoh! Sudah diperlakukan seperti ini, masih saja dia bersemangat hanya untuk menyambut suaminya yang pergi entah kemana selama dua hari ini.

Langkah kakinya berhenti saat hampir sampai di pintu, ketika pintu terbuka dan menampilkan suaminya. Namun, tidak hanya seorang diri, tapi dengan seseorang di belakangnya.

"Kakak?" lirih Aruna, dia meremas roknya sendiri melihat Jesika yang sekarang berada di depannya bersama Zaidan.

"Hallo Adikku Sayang, kenapa kamu terlihat kaget?" ucap Jesika, dia menghampiri Aruna dan mengelus pipinya, membuat Aruna langsung memalingkan wajahnya. "Adikku yang mengambil sumber kebahagiaan dariku. Menggagalkan pernikahanku. Dan sekarang, aku ingin mengambil kembali apa yang sudah menjadi milikku"

Aruna menunduk dengan air mata menggenang di pelupuk matanya. Dia menatap tangan Zaidan yang merangkul pinggang Kakaknya, tepat di depannya sebagai seorang istri.

"Minggir! Kau menghalangi jalan!" tekan Zaidan yang mendorong tubuh Aruna agar menyingkir dari hadapannya.

Aruna segera berlari mengejar suaminya dan Kakaknya itu. "Kak Johan, kamu tidak bisa membawa Kak Jesika tinggal disini. Kita sudah menikah, dan aku tidak mau Kak Jesika tinggal bersama dengan kita"

Zaidan menghentikan langkah kakinya, menoleh dan menatap Aruna yang berdiri di depannya. "Kau ingin aku menurutimu? Haha... Sadar siapa dirimu disini? Kau hanya wanita mura*han yang menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkanku! Dan yang ingin aku cintai, hanya Jesika, bukan kau wanita mura*han!"

Aruna menunduk dengan dada yang terasa begitu sesak. Bahkan suaminya tega mengatakan itu di depan wanita lain. Sekarang harga diri Aruna bahkan rendah di depan Jesika sebagai mantan kekasih suaminya. Tapi apakah benar menjadi mantan kekasih? Atau mungkin mereka masih berhubungan sampai sekarang.

"Sudahlah Aruna, kenapa kamu melarang? Kan kamu tahu sendiri jika aku yang Johan cintai, bukan kamu!" ucap Jesika penuh penekanan.

"Tapi Kakak hanya ingin menghancurkan Kak Johan. Kak Jesi tidak benar-benar mencintainya. Kakak hanya akan membuatnya kecewa"

Plak

Sebuah tamparan mendarat di pipinya, Jesika yang melakukan. Aruna menatap Kakaknya dengan mata memerah dan berkaca-kaca.

"Suatu saat semuanya akan terungkap Kak, jika selama ini Kakak tidak pernah tulus mencintai Kak Johan"

Bersambung

Kalo rame aku lanjut ya.. wkwk.. Jan sampai aku tinggal pas lagi sayang-sayangnya.. Hihi

Terpopuler

Comments

ken darsihk

ken darsihk

Sebenar nya apa yng Aruna perjuang kan , apa yng di maksud Aruna dngn melindungi dan tidak ingin melihat Johan terluka

2025-01-24

0

Nanik Arifin

Nanik Arifin

Jesika, Johan, karma kalian sedang otw. jangan nyesal ya saat karma kalian datang 🙂

2025-01-10

0

ken darsihk

ken darsihk

Typho ya thor Johan jadi Zidan 🤭🤭

2025-01-24

0

lihat semua
Episodes
1 Pernikahan Yang Kau Inginkan!
2 Bawa Jesika Pulang
3 Aku Yang Harusnya Dipedulikan
4 Kenapa Marah?
5 Mencintaimu Adalah Luka
6 Jangan Menikahinya, Kak!
7 Beri Waktu 3 Bulan
8 Tidak Akan Pernah Tertarik Padamu!
9 Mencintai Tanpa Dicintai
10 Hanya Ingin Dicintai
11 Layani Aku?!
12 Tidak Benar-benar Menjebaknya
13 Apa Waktu 3 Bulan Akan Cukup?
14 Tidur Satu Kamar
15 Hanya Menatapnya Dengan Kebencian
16 Malam Ulang Tahun Yang Gagal
17 Hanya Rasa Bersalah
18 Memakai Hadiah Dari Aruna
19 Mencintaimu, Aku Rela Terluka
20 Apa Hatinya Sudah Berpaling?
21 Sudah Terbiasa Terluka
22 Aku Pergi!
23 Pergi Dan Tak Kembali
24 Surat Terkahir
25 Tidak Punya Rumah Untuk Kembali
26 Biarkan Aku Sakit Karena Kehilangannya
27 Sudah Mencintai Sejak Lama
28 Terasa Berharga Setelah Tiada
29 Izinkan Aku Memperbaiki Semuanya
30 Janji Yang Terucap Dalam Hati
31 Harus Memilih Diantara Dua Nyawa
32 Cukur Saja Rambutku
33 Bertahan Untuk Bahagia Bersamaku
34 Hati Terlalu Besar Mencintainya
35 Aku Ingin Jadi Anak Ayah Juga
36 Jangan Mengorbankan Bayiku!
37 Rumah Tempat Kamu Pulang
38 Kau Milikku Selamanya!
39 Foto Yang Terpajang
40 Sebuah Rekaman
41 Kehangatan Keluarga
42 Cahaya Hidupku
43 Biarkan Dia Kuat Untuk Bersamaku
44 Apa Aku Bisa Bertahan
45 Surat Terakhir Dari Gladys
46 Mengambil Keputusan
47 Dimana Bayiku?
48 Keinginan Ayah?
49 Bukan Tatapan Kebencian Lagi
50 Takut Kehilangan
51 Buah Dari Keikhlasan
52 Memberikan Hak?
53 Bekas Luka
54 Trauma Yang Nyata
55 Pernikahan Tersembunyi
56 Membawa Yulita Pulang
57 Hanya Teman
58 Menjadi Teman
59 Mencintai, Tidak Selalu Dicintai
60 Mencintai Dan Dicintai
61 Jika Itu Aruna, Aku Terima!
62 Mencarikan Istri Lain
63 Mempublikasikan Pernikahan
64 Menunjukan Seberapa Besar Cintanya
65 Bayi Siapa?
66 Ingin Merawatnya
67 Hanya Kecurigaan?
68 Bukan Hanya Bekas Luka
69 Luka Masa Lalu, Biarkan Berlalu
70 Apartemen Faas?
71 Anak Jesika?
72 Anaknya Johan
73 Yakin Bukan Anaknya
74 Tidak Punya Ikatan Batin
75 Bisakah Menerima Kembali?
76 Yang Terakhir Membuatnya Terluka
77 Ikuti Kata Hatimu
78 Apa Dia Juga Lelah?
79 Jangan Berpisah Denganku
80 Memang Bukan Anaknya
81 Haruskah Memberi Kesempatan Lagi?
82 Kesempatan Terakhir
83 Ternyata Di Malam Ulang Tahun Itu
84 Terima Kasih Sudah Bertahan
85 Lima Keinginan Sederhana
86 Jangan Terbebani
87 Jam Tangan Pasangan
88 Cinta Mengalahkan Ego Dan Kebencian
89 Resepsi Pernikahan
90 Final Episode
91 Hanya Wanita Kedua
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Pernikahan Yang Kau Inginkan!
2
Bawa Jesika Pulang
3
Aku Yang Harusnya Dipedulikan
4
Kenapa Marah?
5
Mencintaimu Adalah Luka
6
Jangan Menikahinya, Kak!
7
Beri Waktu 3 Bulan
8
Tidak Akan Pernah Tertarik Padamu!
9
Mencintai Tanpa Dicintai
10
Hanya Ingin Dicintai
11
Layani Aku?!
12
Tidak Benar-benar Menjebaknya
13
Apa Waktu 3 Bulan Akan Cukup?
14
Tidur Satu Kamar
15
Hanya Menatapnya Dengan Kebencian
16
Malam Ulang Tahun Yang Gagal
17
Hanya Rasa Bersalah
18
Memakai Hadiah Dari Aruna
19
Mencintaimu, Aku Rela Terluka
20
Apa Hatinya Sudah Berpaling?
21
Sudah Terbiasa Terluka
22
Aku Pergi!
23
Pergi Dan Tak Kembali
24
Surat Terkahir
25
Tidak Punya Rumah Untuk Kembali
26
Biarkan Aku Sakit Karena Kehilangannya
27
Sudah Mencintai Sejak Lama
28
Terasa Berharga Setelah Tiada
29
Izinkan Aku Memperbaiki Semuanya
30
Janji Yang Terucap Dalam Hati
31
Harus Memilih Diantara Dua Nyawa
32
Cukur Saja Rambutku
33
Bertahan Untuk Bahagia Bersamaku
34
Hati Terlalu Besar Mencintainya
35
Aku Ingin Jadi Anak Ayah Juga
36
Jangan Mengorbankan Bayiku!
37
Rumah Tempat Kamu Pulang
38
Kau Milikku Selamanya!
39
Foto Yang Terpajang
40
Sebuah Rekaman
41
Kehangatan Keluarga
42
Cahaya Hidupku
43
Biarkan Dia Kuat Untuk Bersamaku
44
Apa Aku Bisa Bertahan
45
Surat Terakhir Dari Gladys
46
Mengambil Keputusan
47
Dimana Bayiku?
48
Keinginan Ayah?
49
Bukan Tatapan Kebencian Lagi
50
Takut Kehilangan
51
Buah Dari Keikhlasan
52
Memberikan Hak?
53
Bekas Luka
54
Trauma Yang Nyata
55
Pernikahan Tersembunyi
56
Membawa Yulita Pulang
57
Hanya Teman
58
Menjadi Teman
59
Mencintai, Tidak Selalu Dicintai
60
Mencintai Dan Dicintai
61
Jika Itu Aruna, Aku Terima!
62
Mencarikan Istri Lain
63
Mempublikasikan Pernikahan
64
Menunjukan Seberapa Besar Cintanya
65
Bayi Siapa?
66
Ingin Merawatnya
67
Hanya Kecurigaan?
68
Bukan Hanya Bekas Luka
69
Luka Masa Lalu, Biarkan Berlalu
70
Apartemen Faas?
71
Anak Jesika?
72
Anaknya Johan
73
Yakin Bukan Anaknya
74
Tidak Punya Ikatan Batin
75
Bisakah Menerima Kembali?
76
Yang Terakhir Membuatnya Terluka
77
Ikuti Kata Hatimu
78
Apa Dia Juga Lelah?
79
Jangan Berpisah Denganku
80
Memang Bukan Anaknya
81
Haruskah Memberi Kesempatan Lagi?
82
Kesempatan Terakhir
83
Ternyata Di Malam Ulang Tahun Itu
84
Terima Kasih Sudah Bertahan
85
Lima Keinginan Sederhana
86
Jangan Terbebani
87
Jam Tangan Pasangan
88
Cinta Mengalahkan Ego Dan Kebencian
89
Resepsi Pernikahan
90
Final Episode
91
Hanya Wanita Kedua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!