Mengagumi Duchess Jasmine dari Sisi Lain

Jasmine memanggil Lianne. "Anne, tolong ambil dokumen yang sudah kusiapkan."

Anne mengangguk, lalu segera menuju ke tas yang dibawa, untuk mengambil berkas yang dimaksud. Beberapa menit kemudian, ia kembali dengan dokumen tebal yang diikat dengan pita emas. Jasmine mengambilnya dengan tatapan penuh tekad.

"Ayah, Ibu, Kakak," Jasmine berkata sambil menyerahkan dokumen itu kepada Edgar, kepala keluarga D'Orland. "Ini adalah dokumen mahar yang kalian berikan saat aku menikah dengan Duke Louise."

Edgar membuka dokumen itu perlahan, didampingi Elise dan Victor. Matanya menyipit saat membaca daftar harta yang tertera di dalamnya.

"Apa maksudmu, Jasmine?" tanya Edgar dengan nada bingung.

"Aku ingin kalian perhatikan baik-baik," Jasmine menjelaskan sambil menunjuk beberapa bagian dokumen. "Bandingkan apa yang tertulis di dokumen asli dengan dokumen satunya yang berisi mahar yang ada di kediaman Clair. Beberapa barang yang kalian berikan telah hilang, dan bahkan ada yang diganti dengan barang palsu. Aku sudah mengumpulkan bukti-bukti ini selama ini."

Elise menutup mulutnya dengan tangan, terlihat terkejut. "Jasmine, apa kau yakin? Ini tuduhan yang sangat serius."

"Aku yakin, Ibu," Jasmine menjawab tegas. "Barang-barang ini sebagian besar diambil oleh pelayan dan pengawal yang dibawa oleh Lady Cecilia DNA sebagian lainnya adalah pelayan dan pengawal dari kediaman Duke Louise clair. Mereka bukan hanya mengganti barang-barang mahal dengan yang palsu, tetapi juga menjual beberapa dari mereka untuk keuntungan pribadi."

"Beruntung dikehidupan pertamaku, aku telah tahu ini dan belum sempat memberitahu Duke semua ini, aku sudah mati duluan, huft sungguh bodoh." ucap Jasmine dalam hati.

Victor memukul meja kecil di depannya dengan keras, matanya membara. "Kurang ajar! Bagaimana mereka bisa melakukan ini?!"

"Karena mereka tahu aku tidak punya kekuatan di sana," Jasmine menjawab dengan tenang namun penuh emosi. "Tapi sekarang, aku ingin kejahatan ini dibawa ke pengadilan kerajaan. Aku ingin semua yang terlibat dihukum."

Dalam hati Duchess Jasmine, "Dan aku ingin melihat betapa malunya Duke Louise dihadapan raja dan rakyatnya, melihat kejahatan di depan matanya dan ketidakbecusannya menjadi kepala keluarga Clair dan sebagai Duke di Clair."

Edgar mengepalkan tangannya, mencoba menenangkan amarahnya. "Baik, putriku. Aku akan mengurus ini. Dengan bukti ini, kita bisa membawa kasus ini ke hadapan raja."

"Terima kasih, Ayah," kata Jasmine dengan tulus. "Aku ingin tahu bagaimana wajah Duke Louise nanti, saat mengetahui bahwa pelayan dan pengawal di rumahnya sendiri melakukan kecurangan seperti ini. Apalagi sebagian mereka adalah orang-orang yang dibawa oleh Lady Cecilia."

Victor tersenyum sinis. "Duke Louise pasti akan kehilangan muka."

"Itu yang aku inginkan," Jasmine menjawab sambil mengepalkan tangannya. "Aku ingin mereka bertengkar. Aku ingin mereka saling tidak percaya satu sama lain. Meski butuh waktu dan usaha, aku akan memastikan kejahatan mereka terbongkar satu per satu."

Elise menggenggam tangan putrinya dengan lembut. "Kau sangat berani, Jasmine. Tapi bagaimana dengan dirimu di Clair? Kau butuh orang-orang yang mendukungmu di sana."

"Itu sebabnya aku juga ingin meminta bantuan kalian," kata Jasmine sambil menatap ayah dan kakaknya. "Aku membutuhkan beberapa prajurit, pengawal, dan pelayan dari D'Orland untuk mendukungku. Di Clair, hampir tidak ada satu pun orang yang berada di pihakku, hanya Anne yang selalu di pihakku. Mereka semua lebih memilih untuk berpihak pada Lady Cecilia. Yah meskipun beberapa bersikap netral sih."

Edgar mengangguk tegas. "Tentu saja, putriku. Aku akan memilih orang-orang terbaik untuk menemanimu kembali ke Clair."

Victor menambahkan, "Aku akan memastikan mereka loyal sepenuhnya padamu. Tidak ada lagi ruang untuk pengkhianatan."

Jasmine menghela napas lega. "Terima kasih, Ayah, Kakak. Dengan dukungan kalian, aku merasa lebih kuat. Aku akan membersihkan namaku dan menghancurkan semua kebohongan mereka. Setelah itu, aku akan menceraikan pria brengsek dan tak tau diri itu, lalu aku akan kembali kesini, bersama kalian dan rakyat D'Orland."

Elise menarik Jasmine ke dalam pelukannya. "Kami selalu ada di pihakmu, sayang. Kau tidak sendiri dalam perjuangan ini."

Jasmine cukup puas mengungkap kebenaran dan ingin merebut kembali martabatnya. Jasmine merasa lebih kuat dari sebelumnya, karena kali ini, ia tidak lagi berjuang sendirian.

📍Gazebo Taman

Sementara di gazebo taman yang teduh, James dan Markus duduk di bangku kayu yang menghadap ke taman bunga yang terawat dengan indah. Di atas meja kecil di hadapan mereka, terhidang makanan ringan berupa kue-kue kecil dan segelas teh hangat. Keduanya baru saja menghela napas lega setelah perjalanan panjang yang penuh ketegangan, terutama dengan pertemuan yang penuh emosi di kediaman D’Orland. Dan sedang menunggu kedatangan temannya, Oliver yang telah melaksanakan perintah dari sang Duchess.

Markus, sang kusir, memandangi taman di sekitarnya, mengagumi keindahan tempat itu. Ia menyesap teh hangatnya pelan-pelan, lalu melirik James yang tampak termenung.

“Apa yang kau pikirkan, James?” tanya Markus, memecah keheningan.

James mengangkat bahu, menyandarkan tubuhnya ke kursi. “Aku hanya merenungkan sesuatu. Kau lihat sendiri bagaimana rakyat di wilayah D’Orland memperlakukan Duchess Jasmine. Mereka menghormatinya seperti seorang pahlawan, seperti keluarga mereka sendiri.”

Markus mengangguk setuju, menaruh cangkir tehnya kembali ke meja. “Ya, aku juga memperhatikan itu. Tidak ada rasa ragu atau cemoohan seperti yang biasa kita dengar di wilayah Clair. Mereka tidak terpengaruh oleh rumor-rumor buruk yang menyebar.”

James melihat ke arah Markus. “Itu memang benar. Rakyat D'Orland lebih bijaksana dalam menilai. Meskipun banyak rumor buruk tentang Duchess, mereka tetap menunjukkan rasa hormat.”

Markus mengangguk pelan, tidak menanggapi langsung, namun pikirannya melayang pada kenyataan yang ada.

“Ya, meskipun rumor buruk tentang Duchess Jasmine tersebar ke seluruh penjuru kerajaan Kingswell, rakyat D'Orland tetap menunjukkan penghormatan yang tulus. Mereka tahu siapa dia sebenarnya. Bahkan meskipun kita bekerja di bawah bendera Duke Clair, kita tidak bisa menutup mata bahwa yang dikatakan sang Duchess tadi itu benar.”

James terdiam, tampaknya tidak bisa menyangkal kenyataan itu. Ia berpikir kembali tentang sikap rakyat D'Orland yang tidak menghakimi Duchess Jasmine, meskipun dia telah lama meninggalkan keluarga dan wilayah ini. Mereka lebih memilih untuk menilai berdasarkan interaksi mereka dengan sang Duchess, bukan berdasarkan gosip yang beredar.

James berbicara dengan suara pelan, hampir seperti bergumam, “Memang, di sini tak ada yang meragukan integritas Duchess Jasmine. Mereka hanya tahu kebaikannya. Tapi, di Clair...”

James menatap jauh ke depan, seolah melihat masa lalu yang sulit, ketika ia dan Markus bekerja di bawah kekuasaan Duke Clair. Mereka tahu betul bahwa banyak hal yang tidak terlihat seperti yang dikatakan oleh rumor. Tapi, mereka harus menerima kenyataan bahwa Duke Louise Clair adalah penguasa yang memegang kendali wilayah Clair, sementara Duchess Jasmine tidak bisa membela dirinya sendiri, bahkan tidak ada yang dipihaknya.

“Rakyat di Clair hanya mendengarkan satu sisi cerita, Markus,” jawab James, lebih tenang. “Kita tahu apa yang terjadi di balik semua itu. Namun, jika kita kembali pada nilai-nilai yang benar, kita juga tahu siapa yang benar-benar pantas dihormati.”

Markus mengingat kata-kata Duchess Jasmine yang penuh keyakinan. “Tapi, kita hanya seorang kusir dan pengawal yang bekerja disana. Meskipun kita tahu kebenaran, kita tetap terikat pada perintah.”

“Kebenaran tetap kebenaran, Markus. Dan jika sudah waktunya, kita akan tahu apa yang harus kita lakukan,” ujar James dengan suara yang lebih berat, mencerminkan keraguan yang ada dalam hatinya.

Rakyat D'Orland memang berbeda. Mereka lebih memilih untuk menilai langsung berdasarkan perilaku dan kebaikan seseorang daripada membiarkan diri mereka terjerat dalam perangkap rumor. Itu adalah hal yang tak bisa mereka pungkiri, meskipun mereka bekerja di bawah Duke Clair, yang jauh berbeda dalam sikap dan pengaruh politiknya dibandingkan dengan Duke D'Orland.

Markus menghela napas panjang. “Aku setuju. Di Clair, aku merasa tidak ada ikatan yang kuat antara para bangsawan dan rakyatnya. Orang-orang hanya peduli pada status dan keuntungan. Tapi di sini, di D’Orland, aku bisa merasakan hubungan yang berbeda. Rakyatnya benar-benar menghormati keluarga D’Orland, bukan karena takut atau terpaksa, tapi karena cinta dan rasa bangga.”

Keteguhan hati Duchess Jasmine, yang tampak tidak terpengaruh oleh rumor, hanya mempertegas keyakinan bahwa keadilan dan kebenaran suatu saat akan terungkap. Dan rakyat D'Orland, yang sudah mengenalnya lama, adalah bukti bahwa kebaikan selalu lebih diterima daripada kebohongan yang tersebar.

James mengangguk perlahan, pikirannya kembali pada sambutan rakyat D’Orland sepanjang jalan tadi. “Kau tahu, Markus, tadi aku merasa malu. Ketika Duchess berkata bahwa rakyat D’Orland tahu bagaimana membedakan kebenaran dan kebohongan, aku merasa dia sedang menyindir kita. Dan aku rasa dia benar. Kita berasal dari Clair, dan aku akui, aku pernah mempercayai sebagian rumor itu.”

Markus terdiam sejenak, memandangi teh di cangkirnya. “Aku juga, James. Tapi setelah perjalanan ini, aku melihat sisi lain dari Duchess Jasmine. Dia bukan seperti yang selama ini digosipkan. Dia tegas, cerdas, dan penuh keberanian. Aku mengerti sekarang kenapa rakyat D’Orland begitu mencintainya.”

James mengangguk lagi, wajahnya serius. “Ya, aku setuju. Dia memang berbeda. Dan aku rasa, dia akan membawa perubahan besar, baik untuk D’Orland maupun untuk Clair, jika diberi kesempatan. Kita beruntung bisa melayani seseorang seperti Duchess hari ini.”

Markus tersenyum tipis, menyandarkan tubuhnya ke kursi. “Semoga saja rakyat di Clair suatu hari nanti bisa melihat siapa Duchess Jasmine yang sebenarnya, seperti yang kita lihat hari ini.”

Keduanya terdiam sejenak, menikmati suasana taman yang tenang. Percakapan mereka menggambarkan perbedaan mencolok antara dua wilayah itu, namun juga menyiratkan harapan bahwa mungkin suatu hari, keadilan dan kebenaran akan mengubah cara pandang rakyat Clair terhadap Duchess Jasmine.

Angin sepoi-sepoi menghembuskan aroma mawar yang tumbuh di sekitar taman, memberikan suasana tenang di tengah percakapan mereka.

Tak lama kemudian, seorang pengawal D'Orland datang, membawa seorang pria bertubuh tegap dengan pakaian hitam yang berdebu. Pria itu adalah Oliver, salah satu pengawal yang dibawa Duchess Jasmine ke wilayah D'Orland bersama mereka.

"Oliver, kau kembali," sapa James sambil bangkit dari duduknya.

"Ya," jawab Oliver sambil tersenyum tipis. Ia menjabat tangan James, lalu menoleh pada Markus, yang juga menyambutnya hangat. "Bagaimana? Ada kabar lain selama aku pergi?"

"James menggeleng sambil tersenyum kecil, namun Markus yang tampak lebih bersemangat langsung menyahut. "Sebelum kau tanyakan itu, bagaimana hasil tugasmu?"

Oliver membalas dengan tegas, "Sudah, semuanya telah aku lakukan sesuai perintah Duchess. Aku juga sudah menyerahkan laporan lengkap tentang para pembunuh bayaran itu beserta bukti kejahatan mereka. Setelah itu, aku menemani mereka mengambil jasad para pembunuh bayaran itu dan memastikan semuanya selesai tanpa ada masalah. Lalu aku melanjutkan perjalan kesini tanpa hambatan, hingga sampai disini dihadapan kalian. Sekarang, giliran kalian, apa yang terjadi di sini selama aku pergi?"

Markus, yang dikenal lebih suka bercerita, mengambil alih. Wajahnya berseri-seri saat mengingat perjalanan mereka ke wilayah D’Orland. "Oh, perjalanan kami ke D’Orland adalah pengalaman yang menyentuh. Kau harus melihat bagaimana rakyat di sini memperlakukan Duchess Jasmine. Mereka begitu menghormatinya, Oliver. Setiap desa yang kita lewati, selalu ada ucapan doa dan dukungan dari rakyat D'Orland. Banyak yang meneteskan air mata haru saat mereka melihat Duchess kembali ke tanah kelahirannya."

James mengangguk, menambahkan. "Tidak hanya rakyatnya, Oliver. Keluarga D’Orland juga sangat terbuka dan hangat. Saat Duchess datang, semua orang berjejer rapi menyambut nya. Tangis haru menyelimuti kediaman D'Orland, cinta mereka untuk Duchess benar-benar tulus. Aku bahkan tadi ikut meneteskan air mata."

Oliver mendengarkan dengan saksama, ekspresinya berubah menjadi penuh penghormatan. "Aku sudah lama tahu betapa luar biasa Duchess Jasmine sebelum Duchess masuk ke kediaman Clair, tapi mendengar cerita ini membuatku semakin yakin bahwa dia adalah seorang wanita yang kuat dan dihormati di wilayah D'Orland ini."

James berkata dengan bangga, "Kau tau, aku masih teringat peristiwa tadi. Pertarungan kita melawan bandit gunung, namun ternyata mereka adalah pembunuh bayaran. Duchess Jasmine benar-benar mengagumkan saat bertarung dengan mereka."

Markus yang duduk di samping mereka, terlihat penasaran. Sebagai seorang kusir tanpa kemampuan bela diri, ia tidak banyak bicara, hanya mendengarkan saja.

"Duchess ternyata memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa," jawab Oliver sambil mengenang. "Dia begitu cekatan dan penuh perhitungan. Gerakannya cepat, pukulannya kuat, bahkan beberapa pembunuh terjatuh hanya dalam beberapa serangannya. Jika dibandingkan dengan kami, aku yakin dia jauh lebih unggul."

James tertawa kecil. "Aku setuju. Aku sudah bertahun-tahun berlatih bela diri, tapi saat melihat Duchess Jasmine bertarung, aku merasa seperti amatir. Dia bukan hanya tangguh, tapi juga memiliki ketenangan dan strategi yang matang."

Oliver menambahkan, "Aku sendiri tidak pernah menyangka bahwa wanita yang selama ini dianggap lemah di Clair sebenarnya adalah seseorang yang sangat kuat dan berani. Perubahan pandanganku tentang Duchess Jasmine benar-benar terjadi saat itu."

Mereka bertiga asyik mengobrol sambil menunggu kedatangan Duchess Jasmine untuk mengajak mereka pulang ke wilayah Clair kembali.

Terpopuler

Comments

Restu Apih

Restu Apih

kebanyakan ngawadul..
cerita terlalu rinci dan bertele-tele..
ini mah bakal selesai duluan sebelum tamat..

2025-03-16

1

Ayu Septiani

Ayu Septiani

Jasmin membuat kagum para pengawal yang mengikutinya pulang kampung. kehebatan Jasmin tidak kaleng kaleng.

2025-01-14

0

kaylla salsabella

kaylla salsabella

ayo Markus belajar bela diri biar bisa melindungi diri sendiri

2025-01-14

0

lihat semua
Episodes
1 Latar Belakang Cerita
2 Kesedihan Keluarga D'Orland
3 Kembalinya Sang Duchess
4 Tekad Jasmine D'Orland
5 Perubahan Sang Duchess
6 Duchess Yang Sebenarnya
7 Akan Ku Balas Satu - Persatu
8 Dokumen Mahar Duchess Jasmine
9 Sesuai Keinginan Sang Duchess
10 Kilas Balik Kenangan Menyakitkan
11 Persiapan Ke Kediaman D'Orland
12 Perjalanan Menuju Kediaman D'Orland
13 Pertarungan Yang Mengejutkan
14 Penghormatan Rakyat D'Orland
15 Pulang Kembali Kepelukan D'Orland
16 Kau Memang Bodoh Jasmine
17 Biarkan Aku yang Menghukum Mereka
18 Mengagumi Duchess Jasmine dari Sisi Lain
19 Perpisahan di Kediaman D’Orland
20 Persiapan Penyambutan Duke Louise
21 Semua Bantuan Tak Ada Yang Gratis
22 Memulai Bisnis Dengan Seseorang
23 Tanah Misterius Penghasil Uang
24 Penyambutan Rombongan Duke Louise
25 Duchess Jasmine Bangsawan Kelas Tinggi
26 Kekesalan Duke Louise dan Lady Cecilia
27 Hidangan Utama adalah Kenyataan
28 Kebencian Yang Membara
29 Pesta Penyambutan Penuh Ketengangan
30 Kejahatan Yang Mengguncang Pesta
31 Sudah Tak Tertarik Lagi
32 Membuat Perhiasan Dari Garnet Merah
33 Hari Yang di Tunggu-tunggu
34 Wanita Butuh Waktu Bersiap
35 Kebencian dan Amarah
36 Mulut Tajam dan Menusuk
37 Kemunafikan yang HaQQ
38 Bertemu Seseorang
39 Kedatangan Kaisar Valen Octavius
40 Rumor Duchess Jasmine yang Lain
41 Bertemu Keluarga D'Orland di Pesta
42 Keputusan Final Jasmine
43 Tatapan Kaisar Valen
44 Sebuah Janji Kaisar Valen
45 Meminta Perceraian
46 Kebimbangan dan Keputusan
47 Keputusan Jasmine dan Louise
48 Meminta Keadilan Untuk Putriku
49 Emosi Keluarga D'Orland
50 Sebenarnya, Yang Tak Kau Tahu
51 Mabuk Dalam Kamar
52 Cerdas, Tapi Tidak Dengan Hati
53 Selamat Tinggal Masa Lalu
54 Surat Jasmine D'Orland
55 Kebencian Lady Cecilia Thorne
56 Awal Kebencian...
57 Menjadi Janda Kaya Raya
58 Menemui Pria Berjubah
59 Maju Atau Mundur Sama Saja
60 Kau Milikku...
61 Sorak Sorai Rakyat D'Orland
62 Hari Pertama di D'Orland
63 Bertemu Pria Bertopeng
64 Kehilangan Kesabaran
65 Siapa Pria Bertopeng
66 Makan Malam
67 Sebuah Pedang
68 Pedang Milik Jasmine D'Orland
69 Kemarahan Sang Berkerudung Hitam
70 Surat Lamaran Pernikahan
71 Kekacauan Di Clair
72 Mendapatkan Kekuatan
73 Mengulang Kembali Bersama
74 Sihir Pemikat
75 Situasinya Buruk
76 Dialah Wanita Dalam Ramalan
77 Janji Sang Kaisar
78 Kau Sangat Lucu
79 Menyicil Jadi Suami
80 Jangan Melompat
81 Latihan Pertama
82 Pedang Aethetis dan Tenebris
83 Jasmine! Putriku!
84 Berbicara Takdir Membuat Mual
85 Kegelapan Mulai Menyebar
86 Kematian Keluarga Thorne
87 Pertempuran Duke Edgar & Victor
88 Musnah nya Iblis Kegelapan
89 Pernikahan Kaisar Valen dan Jasmine
90 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Latar Belakang Cerita
2
Kesedihan Keluarga D'Orland
3
Kembalinya Sang Duchess
4
Tekad Jasmine D'Orland
5
Perubahan Sang Duchess
6
Duchess Yang Sebenarnya
7
Akan Ku Balas Satu - Persatu
8
Dokumen Mahar Duchess Jasmine
9
Sesuai Keinginan Sang Duchess
10
Kilas Balik Kenangan Menyakitkan
11
Persiapan Ke Kediaman D'Orland
12
Perjalanan Menuju Kediaman D'Orland
13
Pertarungan Yang Mengejutkan
14
Penghormatan Rakyat D'Orland
15
Pulang Kembali Kepelukan D'Orland
16
Kau Memang Bodoh Jasmine
17
Biarkan Aku yang Menghukum Mereka
18
Mengagumi Duchess Jasmine dari Sisi Lain
19
Perpisahan di Kediaman D’Orland
20
Persiapan Penyambutan Duke Louise
21
Semua Bantuan Tak Ada Yang Gratis
22
Memulai Bisnis Dengan Seseorang
23
Tanah Misterius Penghasil Uang
24
Penyambutan Rombongan Duke Louise
25
Duchess Jasmine Bangsawan Kelas Tinggi
26
Kekesalan Duke Louise dan Lady Cecilia
27
Hidangan Utama adalah Kenyataan
28
Kebencian Yang Membara
29
Pesta Penyambutan Penuh Ketengangan
30
Kejahatan Yang Mengguncang Pesta
31
Sudah Tak Tertarik Lagi
32
Membuat Perhiasan Dari Garnet Merah
33
Hari Yang di Tunggu-tunggu
34
Wanita Butuh Waktu Bersiap
35
Kebencian dan Amarah
36
Mulut Tajam dan Menusuk
37
Kemunafikan yang HaQQ
38
Bertemu Seseorang
39
Kedatangan Kaisar Valen Octavius
40
Rumor Duchess Jasmine yang Lain
41
Bertemu Keluarga D'Orland di Pesta
42
Keputusan Final Jasmine
43
Tatapan Kaisar Valen
44
Sebuah Janji Kaisar Valen
45
Meminta Perceraian
46
Kebimbangan dan Keputusan
47
Keputusan Jasmine dan Louise
48
Meminta Keadilan Untuk Putriku
49
Emosi Keluarga D'Orland
50
Sebenarnya, Yang Tak Kau Tahu
51
Mabuk Dalam Kamar
52
Cerdas, Tapi Tidak Dengan Hati
53
Selamat Tinggal Masa Lalu
54
Surat Jasmine D'Orland
55
Kebencian Lady Cecilia Thorne
56
Awal Kebencian...
57
Menjadi Janda Kaya Raya
58
Menemui Pria Berjubah
59
Maju Atau Mundur Sama Saja
60
Kau Milikku...
61
Sorak Sorai Rakyat D'Orland
62
Hari Pertama di D'Orland
63
Bertemu Pria Bertopeng
64
Kehilangan Kesabaran
65
Siapa Pria Bertopeng
66
Makan Malam
67
Sebuah Pedang
68
Pedang Milik Jasmine D'Orland
69
Kemarahan Sang Berkerudung Hitam
70
Surat Lamaran Pernikahan
71
Kekacauan Di Clair
72
Mendapatkan Kekuatan
73
Mengulang Kembali Bersama
74
Sihir Pemikat
75
Situasinya Buruk
76
Dialah Wanita Dalam Ramalan
77
Janji Sang Kaisar
78
Kau Sangat Lucu
79
Menyicil Jadi Suami
80
Jangan Melompat
81
Latihan Pertama
82
Pedang Aethetis dan Tenebris
83
Jasmine! Putriku!
84
Berbicara Takdir Membuat Mual
85
Kegelapan Mulai Menyebar
86
Kematian Keluarga Thorne
87
Pertempuran Duke Edgar & Victor
88
Musnah nya Iblis Kegelapan
89
Pernikahan Kaisar Valen dan Jasmine
90
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!